Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Tema Ibadah Persekutuan di Medan:
Wahyu 19: 919:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Perjamuan kawin Anak Domba, artinya:
- pertemuan antara Yesus yang datang kembali kedua kali dalam kemuliaan--bukan bayi lagi--sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat yang sempurna--mempelai wanita Sorga--di awan-awan yang permai.
Yesus= kepala= Mempelai Pria Sorga.
Mempelai wanita= tubuh.
Sesudah itu, kita masuk kerajaan 1000 Tahun Damai--Firdaus yang akan datang (Wahyu 20) dan Yerusalem baru--kerajaan Sorga yang kekal (Wahyu 21-22); kita duduk bersanding dengan Yesus di takhta Kerajaan Sorga selama-lamanya.
- Nikah yang rohani--nikah yang sempurna--antara Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita Sorga.
Sekali lagi diingatkan!Nikah orang kristen bukan hanya sampai di bumi saja--di liang kubur--, tetapi sampai nikah yang rohani--nikah yang sempurna--di awan-awan yang permai. Biar kita jaga nikah yang jasmani, yaitu menjaga kebenaran, kesucian, dan kesatuannya; mulai dari awal nikah--perkenalan, pacaran--, pertunangan, perjalanan nikah sampai akhir nikah.
Jadi,
hubungan nikahadalah hubungan kepala--suami--dengan tubuh--isteri; sama dengan
hubungan kasihyang kekal dan tidak terpisahkan oleh apapun sampai selama-lamanya.
Sebab itu, kita
mutlakmemiliki kasih Allah untuk bisa menjadi mempelai wanita Sorga, sehingga kita bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba--nikah yang rohani--sampai masuk Firdaus dan kerajaan sorga yang kekal.
Dalam perjanjian lama, digambarkan dengan
2 loh batu. Ini kasih Allah yang harus kita miliki hari-hari ini. Jadi kasih Allah sama dengan dua loh batu, yang terdiri dari:
- Loh batu kedua: berisi 6 hukum= mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi musuh; kalau tidak ada musuh, berarti sudah satu tubuh--menjadi mempelai wanita. Kalau kita periksa, dari ujung rambut sampai ujung kaki, tidak ada yang bermusuhan. Contoh: kalau gigi tidak sengaja menggigit bibir sampai berdarah, gigi tidak akan dicopot.
Jika bisa mengasihi sesama sampai bisa mengasihi musuh, setelah itu baru bisa mengasihi TUHAN.
- Loh batu pertama: berisi 4 hukum= mengasihi TUHAN lebih dari semua--tubuh dengan kepala menjadi satu dan tidak terpisahkan lagi.
Musa menerima dua loh batu sebanyak 2 kali.
Ada 2 macam 2 loh batu yang dikaitkan dengan 2 macam kegerakan rohani:
- 2 loh batu yang mula-mula; batunya dari TUHAN, semua dari TUHAN. Ini menunjuk pada kasih yang mula-mula lewat kurban Kristus--kegerakan Roh Kudus hujan awal= pemecahan roti yang mula-mula. Tetapi ini dipecahkan saat Musa turun dari gunung.
Keluaran 31: 18
31:18. Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.
- 2 loh batu yang kedua--Musa naik ke gunung lagi dan menerima 2 loh batu yang baru.
Keluaran 34: 1
34:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan
Ini menunjuk pada kegerakan Roh Kudus hujan akhir= pemecahan roti kedua.
2 LOH BATU YANG MULA-MULAMatius 14: 17-2114:17. Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
14:18. Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
14:19. Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikanitu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
14:20. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
14:21. Yang ikut makan kira-kira lima ribulaki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
2 loh batu yang mula-mula sama dengan pemecahan roti yang pertama, yaitu
5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang.
Roti= firman Allah.
Ikan= Roh Kudus.
Angka 5 (‘
lima roti’)= 5 luka utama Yesus di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Jika digabungkan, 5 roti adalah firman Allah--Injil--yang
memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kalike dunia untuk mati di kayu salib--dengan 5 luka utama--untuk
MENYELAMATKANmanusia berdosa. Kalau mendengar firman harus ada Roh Kudus, supaya kita enak--gemar--mendengarkan firman; kalau makan roti ditambah dengan ikan--lima roti dan dua ikan--rasanya akan lebih enak dan sedap.
Ini disebut dengan
Injil keselamatan.
Efesus 1: 131:13. Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
Injil keselamatan= firman penginjilan= kabar baik; menunjuk pada 2 loh batu mula-mula yang dipecahkan--kasih mula-mula.
Waktu Musa turun dari gunung, ia melihat bangsa Israel menari-nari dengan lembu emas, sehingga 2 loh batu dipecahkan oleh Musa.
Jadi,
kegerakan Roh Kudus hujan awaladalah kegerakan dalam injil keselamatan--kabar baik atau firman penginjilan--untuk
MEMANGGILorang-orang berdosa, supaya percaya Yesus dan diselamatkan; kegerakan Roh Kudus hujan awal sudah mencapai kita semua.
Seharusnya Injil keselamatan hanya untuk bangsa Israel--Yerusalem--, tetapi karena ditolak, akhirnya dibawa ke Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi--kita bisa mengenal Yesus sebagai Juruselamat.
Proses keselamatan:
- ‘ketika kamu percaya’ = percaya--iman--kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat lewat mendengar firman Allah--injil keselamatan--yang diurapi Roh Kudus.
Tanpa Roh Kudus, kita tidak bisa percaya Yesus. Roh Kuduslah yang menolong kita untuk percaya Yesus. Dalam Tabernakel, ini menunjuk pada masuk pintu gerbang.
- Bertobat--mezbah korban bakaran--; berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
- Baptisan air--kolam pembasuhan--dan baptisan Roh Kudus--pintu kemah--; lahir dari air dan Roh, sehingga kita mendapatkan hidup baru--hidup surgawi--, yaitu hidup dalam kebenaran dan menjadi senjata kebenaran. Inilah kehidupan yang selamat dan diberkati oleh TUHAN.
Menjadi senjata kebenaran= kehidupan yang beribadah dan melayani TUHAN dengan setia dan benar.
Amsal 12: 2612:26. Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
‘
jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri’= kalau tidak tergembala, pasti tersesat.
Kalau kita sudah menjadi orang benar--orang selamat, hidup dalam kebenaran dan menjadi senjata kebenaran--, maka mau tidak mau, kita akan
tergembala dengan benar dan baik.
Tadi, percaya, bertobat, baptisan air dan Roh Kudus--selamat dan diberkati oleh Tuhan--sama dengan masuk halaman tabernakel. Sesudah itu tergembala dengan benar dan baik; masuk ruangan suci Tabernakel--kandang penggembalaan; di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat, sekarang menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
- pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya; ada yang bersaksi, menyanyi, main music, berkhotbah--semua akan ditambahkan karunianya.
- meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus,
- mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, sedangkan Allah adalah Tritunggal. Petrus ditanya oleh Yesus sebanyak tiga kali: “
adakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku”, ini menunjuk pada penggembalaan yang benar.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa dan roh kita melekat kepada Allah Tritunggal, sehingga setan tidak bisa menjamah, menyesatkan dan menjatuhkan kita dalam dosa; kita mantap dalam kebenaran; mantap dalam keselamatan.
Jadi,
kandang penggembalaan adalah tempat pemantapan kebenaran dan keselamatan. Itu artinya, berkat TUHAN juga mantap. Tidak usah takut, sekalipun dunia goncang, TUHAN sanggup memberkati kita; tidak terpengaruh situasi kondisi apapun di dunia ini.
Jangan ragu-ragu!"
Kalau itu hanya tipuan TUHAN, sayalah yang pertama tidak akan datang, untuk apa capek-capek, baru datang dari Medan. Kalau di dalam penggembalaan tidak ada janji TUHAN, saya suruh orang lain saja untuk menggantikan. Tetapi di dalam penggembalaan yang benar dan baik, gembala harus memberi makan."
Sekarang masih banyak orang di luar TUHAN dan menjadi tugas kita untuk memberitakan kabar baik, sehingga orang berdosa yang seharusnya dihukum, bisa diselamatkan, diberkati, sampai masuk dalam penggembalaan.
Kalau
tidaktergembala, pasti akan terhilang dan tersesat.
Amsal 12: 2612:26. Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
Hamba TUHAN, pelayan TUHAN dan domba-domba yang tidak tergembala dengan benar dan baik, sama dengan orang fasik--orang jahat--, sehingga
pastiterhilang dan tersesat selama-lamanya. Bagi bangsa Mesir, penggembalaan adalah kekejian (‘
orang keji’ dalam Kitab Kejadian). Tetapi, biarlah kita mantap menerima keselamatan dari TUHAN.
2 LOH BATU YANG KEDUA--BARUIni sama dengan pemecahan roti yang kedua.
Matius 15: 36, 3815:36. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh rotidan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
15:38. Yang ikut makan ialah empat ribulaki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
2 loh batu yang baru= pemecahan roti kedua, yaitu
7 roti untuk 4000 orang.
Roti= firman Allah.
Angka 7 (‘
ketujuh roti’)= kesempurnaan.
Jadi, 7 roti adalah firman Allah--Injil--yang
memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kalidalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga untuk
MENYUCIKAN DAN MENYEMPURNAKANkehidupan yang sudah selamat, menjadi mempelai wanita Sorga. Inilah firman Allah yang membawa kepada kesempurnaan, bukan hanya diselamatkan saja.
2 Korintus 4: 3-44:3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Injil ini disebut juga dengan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus atau firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--
kabar mempelai.
Matius 25: 625:6. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!Songsonglah dia!
= kabar mempelai. Ini adalah
kasih Mempelai--puncaknya kasih.
Tadi, Yesus mati di kayu salib, menunjuk pada kasih mula-mula. Nanti Dia datang kembali kedua kali dengan membawa puncaknya kasih. Jadi kasih mula-mula meningkat sampai kepada puncaknya kasih.
Jadi,
kegerakan Roh Kudus hujan akhiradalah kegerakan dalam cahaya injil kemuliaan Kristus--kabar mempelai--untuk
MEMILIHorang-orang yang sudah selamat, untuk disucikan sampai sempurna seperti Yesus--menjadi mempelai wanita Sorga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Sesudah dipanggil, kita dipilih.
Kasih mempelai mau membentuk kita menjadi mempelai. 2 loh batu yang baru ini batunya dari gunung Sinai yang dipahat. Inilah gambaran dari kehidupan kita sebagai manusia yang keras hati dan berdosa, tetapi
dipahat lewat pedang firman, sampai sama mulia seperti Yesus. Kalau bukan pedang firman, tidak akan bisa.
Kita sudah selamat--sudah menerima kasih mula-mula--, tetapi kita terus disucikan--kasihnya terus bertambah, sampai menerima kasih Mempelai (puncaknya kasih)--dan kita menjadi mempelai wanita TUHAN yang siap menyambut kedatangan-Nya kembali di awan-awan yang permai.
Waspada!Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Tadi, 5 roti untuk 5000 orang, tetapi yang kedua, 7 roti untuk 4000 orang; rotinya bertambah banyak, tetapi orangnya bertambah sedikit. Ini yang ngeri!
Pada kegerakan pertama--penginjilan--, banyak yang selamat dan diberkati. Tetapi, sayangnya berhenti dan terpaku pada berkat jasmani, sehingga hal itu dijadikan ukuran keberhasilan dalam mengikut Yesus--ibadah hanya untuk mencari berkat jasmani.
Ini kesalahan yang sering kali terjadi. Harus dilanjutkan pada pedang firman untuk menyempurnakan kita semua, supaya kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Setelah memberi makan 5000 orang, dan Yesus mengeluarkan perkataan yang keras, banyak yang lari dan sisa 12 murid, tetapi 1 murid juga terhilang--Yudas Iskariot.
Banyak dipanggil, sedikit dipilih, karena
banyak yang terjun ke lembah--tidak mau sempurna.
Di antara kegerakan Roh Kudus hujan awal dan kegerakan Roh Kudus hujan akhir terjadi 2 lembah. Sudah selamat dan diberkati, merasa sudah cukup, sehingga tidak mau masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir--tidak mau sempurna. Nanti kalau TUHAN datang kembali, ia akan ketinggalan--banyak yang terjun ke lembah. Ini seperti bangsa Israel dahulu.
Kalau belajar dari banga Israel, Musa naik ke gunung dan menerima 2 loh batu, kemudian turun dan menemukan penyembahan lembu emas--
lembah--, sehingga 2 loh batu yang mula-mula dipecahkan, setelah itu Musa naik lagi untuk mendapatkan 2 loh batu yang baru; terbentuk lembah di antara 2 loh batu mula-mula dan 2 loh batu yang baru.
Sekarang terjadi pada kita. Sudah menerima Yesus, percaya, bertobat sampai selamat, tetapi banyak yang tidak tergembala, sehingga hilang duluan. Yang sudah tergembala juga hati-hati, jangan masuk ke dalam lembah, sebab masih ada kegerakan yang kedua.
Sekarang kita harus menantikan kedatangan TUHAN yang kedua kali; masuk dalam kegerakan yang kedua.
Di antara kegerakan Roh Kudus hujan awal dan hujan akhir
terjadi 2 lembah:
- lembah kekerasan hati= penyembahan berhala (penyembahan lembu emas).
Keluaran 32: 9
32:9. Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Praktik kekerasan hati:
- Keluaran 32: 17-18
32:17. Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
32:18. Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
"Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan"= kalau peperangan, berarti ada yang kalah dan ada yang menang.
Praktik kekerasan hati yang pertama: 'tidak kalah, tidak menang', artinya:
- tidak dingin, tidak panas--suam-suam--seperti jemaat Laodikia.
Tidak dingin= tidak ada damai sejahtera--tidak ada ketenangan--; hanya ada iri hati, benci, dendam, kepahitan, kekuatiran, ketakutan dan sebagainya, sehingga membuat letih lesu dan berbeban berat.
Tidak panas= tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, bahkan tinggalkan ibadah pelayanan. Apalagi seorang gembala, kalau tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, berarti ia sudah berada di lembah--jemaat dibawa ke lembah.
Hati-hati! Kalau kita sudah tidak setia berkobar-kobar, berarti kita sudah ada di lembah kekerasan hati--lembah maut.
Kita jaga hati!Kalau ada iri hati atau kepahitan, selesaikan! Kalau tidak tenang, cari penyebabnya dan harus diselesaikan. Kalau tidak, kita akan berada di lembah.
Inilah kegunaannya penataran imam-imam, kalau sudah ada di lembah, cepat naik. Yang sudah naik, semakin naik ke awan-awan.
- tidak mati, tidak bangkit= tidak mengalami keubahan hidup--tidak mengalami pembaharuan--; tetap manusia darah daging yang keras hati.
Keluaran 32: 4
32:4. Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
= Lembu disebutkan ‘inilah Allahmu’, inilah manusia daging yang hanya mencari kebutuhan daging--yang penting ada keuntungan, kedudukan dan sebagainya.
Bukti kekerasan hati dari bangsa Israel, yaitu lembu disebut: inilah Allahmu--yang salah dikatakan benar--; sama dengan dusta --tidak jujur--terutama soal TUHAN.
Kalau tidak jujur soal TUHAN--soal pengajaran yang benar--, berarti hidupnya tidak berubah.
Nanti TUHAN malah dikatakan: lembu--pengajaran yang benar malah dikatakan salah. Inilah orang yang tidak berubah!
Murid-murid juga mengalami hal ini. Waktu Yesus datang di atas gelombang, murid-murid menyebut: hantu. TUHAN dikira hantu, hantu dikira TUHAN. Inilah manusia darah daging yang dicap 666 oleh antikris--tubuh, jiwa dan rohnya daging. Ia hanya melihat yang jasmani--melihat orang, kedudukan, kekayaan--, sampai tidak jujur.
Kita harus tegas!
Harun--hamba TUHAN--berdusta. Pengajaran benar ia abaikan dan caci maki, tetapi pengajaran yang tidak benar, ia dukung. Ia menyesatkan banyak orang dan menjadi antikris.
- Lembu emas menunjuk pada kekayaan.
Praktik kekerasan hati yang kedua: menyembah lembu emas= penyembahan mamon= terikat oleh keinginan akan uang, sehingga menjadi:
- Kikir= tidak bisa memberi, bahkan hanya meminta-minta, seperti Bartimeus yang buta--tidak tahu jalan ke Yerusalem, sehingga tidak bisa mengikut Yesus ke Yerusalem.
Ibadah yang benar, bukan meminta dan mencari, tetapi mempersembahkan semua, sampai bisa mempersembahkan tubuh kepada TUHAN.
- Serakah= merampas hak orang lain, terutama haknya TUHAN, yaitu persepuluhan dan persembahan khusus--menjadi pencuri seperti Yudas.
Ini banyak menimpa pada hamba TUHAN. Sebab itu kita harus hati-hati, sebab iblis bisa menyambar sebagai malaikat terang.
Kalau pencuri berkhotbah, nanti jemaat bisa menjadi pencuri. Kalau pencuri menumpangi tangan, nanti semuanya bisa gawat. Kalau ada roh pencuri, maka di situ juga ada roh jual beli, roh antikris.
- Keluaran 32: 7
32:7. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
Praktik kekerasan hati yang ketiga: 'rusak lakunya'=
- rusak ibadahnya;
- tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar dan tahbisan yang benar. Ibadah hanya mencari keuntungan jasmani--tanpa firman dan penyucian--rumah TUHAN dijadikan pasar, sehingga rumah TUHAN menjadi sarang penyamun (‘rumah-Ku adalah rumah doa, tetapi kamu jadikan sarang penyamun’).
- Termasuk, tidak mau tergembala, keluar dari kandang dan menjadi kuda. Jika gembala dan domba tidak tergembala--keluar dari kandang--, maka akan menjadi kuda yang mengikuti hawa nafsu daging.
Keluaran 32: 25
32:25. Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka--
- Rusak nikahnya; mulai kawin campur dan kawin cerai.
"Sekarang, kawin cerai sudah diberkati dan didoakan. Malah, homoseks dan lesbian minta dibawa kepada hamba TUHAN, sampai nanti yang terakhir kawin mengawinkan--seks bebas. Kalau ini sudah diakui, berarti sudah selesai. Sekarang, modelnya sudah bermacam-macam; mulai kawin campur, kawin cerai sudah didoakan, disetujui dan diberkati.
Sekarang, di antara kawin cerai dan kawin mengawinkan ini macam-macam; homoseks, lesbian, ada dengan binatang juga, bahkan ada perkumpulannya. Kemudian ada kawin antar saudara dan orang tua. Adik saya berbincang dengan iparnya yang menjadi pendeta di Amerika. Ia ketakutan dan mau pulang, karena kalau sudah jadi undang-undang, ia bisa dihukum kalau tidak mau memberkati. Kalau yang saya tahu, ada pernikahan binatang dengan binatang yang diberkati di gereja. Tetapi yang lebih maju, manusia dengan binatang, tetapi saya tidak tahu apakah diberkati di gereja atau tidak.
Hati-hati! Gunakan media internet untuk menyaksikan firman. Kalau kita tulis status 'galau' di internet, kemudian ada tetangganya yang melihat ‘orang ini kan setiap hari sudah ke gereja, kalau ke gereja galau, buat apa ke gereja?’ Jika demikian, secara tidak sadar kita sudah menyangkal TUHAN."
- rusak diri sendiri:
- Amsal 6: 32
6:32. Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.
‘tidak berakal budi’= menjadi seperti binatang.
Jadi merusak diri sama dengan berzinah.
- Amsal 21: 23
21:23. Siapa memelihara mulutdan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.
Kalau tidak memelihara berarti merusak.
Kalau lidahnya rusak, berarti juga merusak diri.
Kalau lidahnya baik, berarti memelihara diri.
Lidahnya rusak: kata-kata sia-sia, dusta, gosip dan sebagainya.
Kalau diri sendiri dirusak, pasti nikah dan ibadahnya juga dirusak.
Keluaran 32: 19
32:19. Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
Dalam keadaan keras hati--suam-suam, menyembah berhala dan rusak lakunya--, maka keadaan Israel bertentangan dengan 2 loh batu yang dibawa oleh Musa. Berarti umat Israel harus dimurkai dan dibinasakan.
Tetapi, syukur kepada TUHAN--ini adalah tabiat TUHAN: lebih baik satu orang yang mati (Yesus yang mati) dari pada satu bangsa mati--2 loh batu dipecahkan, supaya Israel selamat. Ini menunjuk kasih Allah lewat kurban Kristus dengan 5 luka utama untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Kalau Musa membawa 2 loh batu sampai ke bawah, maka seluruh umat Israel harus binasa.
Inilah tabiat TUHAN, yaitu lebih baik ditebus dari pada dibinasakan.
"Doakan kami gembala-gembala. Harus memiliki tabiat Yesus, yaitu lebih baik jemaat diselamatkan--ditebus--dari pada dihukum. Kecuali kalau jemaat mau memilih sendiri. Kalau mau, ayo diselamatkan. Kalau tidak mau, ya terserah. Ini sama dengan Yesus yang tidak memaksa. Untuk bisa menyelamatkan, Yesus sampai berkorban. Kita gembala memang harus korban perasaan untuk bisa menyelamatkan. Tetapi kalau dia tidak mau, terserah."
Kita jangan terjun ke lembah, tetapi menyeberang kepada kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Terimalah pedang firman--kabar mempelai--, sebab inilah nanti pelopornya!
Sebab itu yang berbahaya, yang sudah ada di dalam pengajaran, kalau sampai kita tinggalkan, sulit untuk kembali. Tetapi orang yang belum pernah mendengar, begitu mendengar sekali, langsung menerima pengajaran.
"Ada yang sekolah di UI dan sudah lulus, kemudian dia mau mengambil S2 di Inggris. Sementara menganggur, dia diajak ibadah PA di Medan. Begitu sekali mendengar, dia katakan: ‘sebelum ke Malang, saya tidak mau ke Inggris, saya takut sebab keadaan di Inggris kacau, najis dan lain-lain. Saya ingin terlebih dahulu diisi dengan firman’. Ini orang baru. Bagaimana dengan kita yang sudah bertahun-tahun? Bahaya, bisa terjun bebas ke lembah. Biar TUHAN tolong kita semua."
- lembah kebimbangan.
Antara pemecahan roti pertama (Matius 14: 13)--2 loh batu mula-mula--dengan pemecahan roti kedua (Matius 15: 22)--2 loh batu yang baru--, terjadi lembah kebimbangan. Ini diwakili oleh Petrus; Petrus bimbang dan tenggelam. Lembah yang pertama di wakili oleh Harun; Harun tidak tegas dan keras hati, sehingga semuanya menjadi seperti kuda.
Petrus bimbang; mendua hati. Kesalahan kita adalah selalu mendua. Akibatnya, tidak bisa maju dan tenggelam. Kalau sudah bimbang, pastitenggelam. Pelayanan kita tidak mungkin maju. Jangan ada kebimbangan dan harus satu! Kalau bimbang, semua tidak maju, tetapi tenggelam.
Matius 14: 28-31
14:28. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
14:29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
'Datanglah!'= inilah pengajaran yang keras! Saat itu di tengah gelombang yang keras, Petrus disuruh datang. Inilah firman pengajaran yang mampu menghapus kemustahilan dan kuasanya luar biasa.
Kalau kita berani menerima firman yang tidak masuk akal--menerima dengan iman--, kita juga menerima mujizat yang tidak masuk akal.
‘Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus’= Petrus bisa berjalan di atas air--sudah merasakan kuasa firman pengajaran.
“Maaf saya tidak mengecilkan hamba TUHAN yang lainnya. Saya sudah merasakan kuasa firman pengajaran, sejak zaman Bpk Pdt In Juwono dan Bpk Pdt Pong Dongalemba, bahkan sampai dengan sekarang. Kalau sampai bimbang, maka akan seperti Petrus.”
'dirasanya tiupan angin'= Petrus sudah merasakan kuasa firman pengajaran--sudah disucikan, diberkati, disembuhkan dan sebagainya--, tetapi mendadak sontak mendengar suara dari luar.
Contoh: seperti Eutikhus duduk di jendela, satu telinganya mendengarkan Paulus dan satu telinganya lagi mendengarkan yang lainnya. Akhirnya Eutikhus jatuh keluar. Sejak kitab Kejadian sampai Wahyu, kalau mendengarkan dua, nanti pasti memilih yang salahdan tidak mungkin memilih yang benar. Hawa (perempuan) dan Salomo (laki-laki) juga sudah mengalaminya.
Sebab itu, sebelum masuk pacaran, harus dipastikan, mau pilih TUHAN--pengajaran yang benar--atau orang. Kalau pilih orang, selamanya kita ada di lembah kebimbangan.
Petrus sudah mendengar, menikmati, mengalami dan merasakan kuasa firman pengajaran yang keras--kabar mempelai--, bahkan sudah bisa berjalan di atas gelombang. Tetapi sayang, ia masih bisa ditiup angin pengajaran lain--pengajaran palsu--, sehingga ia bimbang. Ini yang bahaya!
Contoh firman pengajaran yang keras: Abraham diperintahkan untuk menyembelih anaknya, Petrus diperintahkan datang di tengah gelombang. Kabar mempelai tidak bisa diterima dengan logika, tetapi dengan iman.
Keadaan orang bimbang sama dengan orang yang keras hati, yaitu tidak tenang.
Yakobus 1: 6-8
1:6. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Keadaan orang yang bimbang adalah
- 'tidak tenang'= tidak damai: tidak enak dan ringan, tetapi letih lesu dan berbeban berat.
- 'tidak mendapat apa-apa'= tidak puas, tetapi kosong, lapar dan bisa rebah sampai tidak bisa bangkit-bangkit.
- ‘tenggelam’= sampai tenggelamdi lautan api belerang--neraka--untuk selama-lamanya.
Untuk menghalangi pekerjaan TUHAN, sering kali banyak gosip-gosip dan ajaran yang tidak benar.
Kita juga berhati-hati dengan angin pencobaan. Jangan mundur! Kalau bimbang, kita akan rebah sampai tenggelam di lautan api dan belerang.
TUHAN izinkan Petrus hampir tenggelam, supaya ia bisa mengulurkan 2 tangan. Orang yang tenggelam, maka akan otomatis mengulurkan kedua tangannya. Mengulurkan tangan kepada siapa? Lihat seruannya. Di sana ada teman-temannya 11 orang.
Kalau Petrus memanggil nama teman-temannya--ingat teman-temannya--, berarti ia mengulurkan tangan kepada temannya dan ia tidak akan tertolong. Tetapi untunglah ia memanggil nama TUHAN, berarti ia mengulurkan tangan kepada TUHAN.
Inilah yang TUHAN tunggu dari kita, yaitu supaya kita bisa mengulurkan tangan kepada TUHAN; artinya kembali kepada firman pengajaran yang benar. Itu saja!
Kalau ada ketenggelaman di bidang jasmani dan rohani, mari ulurkan tangan memegang Yesus; PEGANG PENGAJARAN YANG BENAR, JANGAN PEGANG YANG LAIN!
Yang sudah kuat dalam pengajaran, tetap pegang yang kuat dan jangan lepaskan! Kita berseru dan berserah kepada TUHAN--percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN. Ini maksud TUHAN!
TUHAN tidak bermaksud menyiksa kita, tetapi Ia bermaksud baik. Apa gunanya kita diberkati di dunia ini, tetapi tenggelam di neraka?
Lebih baik kita sekarang dilatih tenggelam di lautan dunia--ekonomi, pelayanan--, supaya kita kembali berpegang pada pengajaan yang benar.
Kalau kita berseru dan berserah pada TUHAN--percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN--, maka TUHAN mengulurkan tangan-Nya untuk:
- mengangkat Petrus--kita--dari ketenggelaman, artinya semua dipulihkan oleh TUHAN; semua masalah, bahkan masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN tepat pada waktu-Nya, sehingga semuanya menjadi teduh--enak dan ringan--, hati damai sejahtera, tenang.
- bukan hanya mengangkat Petrus dari ketenggelaman, tetapi kerohanian Petrus--kita--juga diangkat oleh TUHAN.
Tadinya Petrus mengangkat tangan karena terjepit--karena kebutuhan--, tetapi pengangkatan TUHAN bukan hanya sampai di situ saja. TUHAN angkat lagi kerohaniannya, sampai Petrus berani mengangkat tangan untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada TUHAN--ia rela mati untuk TUHAN.
Kita banyak mengangkat tangan karena kebutuhan, silahkan saja! Kita boleh berseru ‘Yesus tolong’.
Tadi Petrus mengangkat tangannya karena ia takut mati, tetapi setelah Petrus mengenal penggembalaan--menerima kasih Allah yang benar, maka Petrus mengangkat tangannyakarena ia rela mati untuk TUHAN--mengasihi TUHAN lebih dari semuanya.
Yohanes 21: 15-19
21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Tadi Petrus mengangkat tangan karena tenggelam--karena terjepit dan takut mati--dan itupun ditolong oleh TUHAN. Tetapi pengangkatan TUHAN adalah sampai Petrus menemukan penggembalaan yang benar dan baik(ketekunan dalam 3 macam ibadah)--Petrus ditanya 3 kali oleh TUHAN--, sampai mengalami kasih TUHANdan mengasihi TUHAN lebih dari semua.
Petrus bisa mengangkat 2 tangan karena mengasihi TUHAN lebih dari semua dan TUHAN ulurkan tangan kepada Petrus, sehingga ia bisa mengikut Yesus di lembah salib--lembah sengsara--bersama Yesus' bukan lembah kekerasan dan kebimbangan. Ia rela berkorban apa saja, sampai berkorban nyawa.
Mengikut Yesus di lembah sengsara--lembah salib--bagi kita sekarang, artinya
- kita tetap setia berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN datang; Petrus tidak pernah menyangkal TUHAN lagi setelah menemukan penggembalaan yang benar.
- kita mengikut Yesus sampai penggembalaan yang terakhir--Yerusalem baru. Buktinya: kita mengalami pembaharuan, yaitu taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara--hanya mengulurkan tangan dan tidak melawan sedikitpun.
Perjalanan ke Yerusalem baru adalah taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara. Abraham taat dengar-dengaran sampai rela mengorbankan anaknya, Petrus taat dengar-dengaran sampai rela mengorbankan nyawanya untuk TUHAN; ada langkah-langkah ketaataan-langkah mujizat.
Kalau kita mengalami pembaharuan, maka semakin kita taat, hidup kita semakin indah--langkah-langkah yang indah.
Dalam mengikut Yesus kita akan dibaharui, sehingga kita semakin taat, hidup kita makin indah, sampai nanti yang terindah, saat Yesus datang kedua kali, kita menjadi sama mulia dengan Dia. Kita diangkat untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, Firdaus sampai Yerusalem baru selama-lamanya.
Di lembah manapun kita malam ini, TUHAN mengulurkan tangan kemurahan dan kebajikan-Nya untuk mengangkat kita dari ketenggelaman, menuju ke penggembalaan yang benar, sampai ke penggembalaan terakhir--Yerusalem baru.
TUHAN memberkati.