Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.

Wahyu 3: 21-22
3:21.
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."


JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang, yaitu duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorgaselama-lamanya. Sekali lagi, ini merupakan tujuan utamakita mengikut dan melayani Yesus hari-hari ini; yaitu sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga selama-lamanya. Pengikutan kita kepada Yesus bukan hanya sampai menjadi pandai, kaya dan lain-lain, tetapi sampai kita duduk di takhta sorga bersama dengan Dia selamanya.

Kita sudah mempelajari syaratuntuk menang: 'barangsiapa menang'; yaitu kita harus menang bersama Yesus(diterangkan mulai Ibadah Raya Surabaya, 18 Oktober 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 25 Oktober 2015).

Sekarang kita akan mempelajari, kita menang terhadap apa?
Kita sudah belajar tentang keadaan rohani sidang jemaat di Laodikia yang suam-suam kuku. Jadi, kita harus menang terhadap keadaan rohani yang suam-suam kuku.

Wahyu 3: 15-16
3:15. Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16. Jadi karena engkau
suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Sudah diterangkan, bahwa suam-suam kuku adalah tidak dingin tidak panas.
Dulu, ketika bangsa Israel berada di kaki gunung Sinai--sementara Musa di atas gunung Sinai menerima 2 loh batu dan Tabernakel--, saat itu bangsa Israel menyembah lembu emas--tidak kalah tidak menang.

Jadi, keadaan jemaat Laodikia yang tidak dingin dan tidak panas, sama seperti keadaan bangsa Israel yang tidak kalah, dan tidak menang.

Keluaran 32: 17-18
32:17. Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
32:18. Tetapi jawab Musa: "
Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Di akhir zaman, kita harus menang terhadap kondisi rohani yang suam-suam kuku--tidak dingin tidak panas. Jangan ada suam-suam kuku! Jika suam-suam kuku, akibatnya terjadi penyembahan berhala.
Ketika bangsa Israel suam-suam kuku--tidak panas tidak dingin; tidak kalah tidak menang--, akibatnya terjadi penyembahan kepada lembu emas.

Penyembahan berhala = penyembahan kepada lembu emas. Mungkin sekarang tidak membuat lembu emas--karena tahu bahwa patung merupakan berhala. Sekarang dalam arti yang rohani.

Keluaran 32: 9, 7
32:9. Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
32:7. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir
telah rusak lakunya.

Setelah TUHAN melihat bangsa Israel menyembah lembu emas, maka TUHAN berkata: 'Sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk'.
Penyembahan berhala artinya tegar tengkuk/keras hati, sehingga rusak lakunya; kembali seperti zaman Nuh.

Inilah keadaan rohani yang suam-suam kuku. Mulai dari zaman bangsa Israel, yaitu tidak kalah tidak menang. Kemudian zaman jemaat di Laodikia--gereja hujan awal--, yaitu tidak panas tidak dingin. Sekarang di zaman kita, akan terjadi kedua-duanya--tidak kalah tidak menang; tidak dingin tidak panas--, yaitu masuk dalam penyembahan berhala.

Kejadian 6: 2, 11-12
6:2. maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
6:11. Adapun
bumi itu telah rusakdi hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua
manusia menjalankan hidup yang rusakdi bumi.

Ayat 2 = anak-anak Allah melihat anak-anak manusia, lalu kawin dengan mereka--kawin campur. Ini rusak lakunya.

Rusak laku= manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi; mulai dari zaman Nuh sampai akhir zaman. Kita harus berhati-hati!

Ada 3 macam rusak laku:

  1. Rusak laku yang pertama: rusak laku dalam nikah = merusak nikah.
    Praktiknya:

    1. Praktik pertama: kawin campur, yaitu anak TUHAN menikah dengan anak manusia--tidak seiman (Kejadian 6:2, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka); merusak kebenarannikah.

      Mengapa terjadi demikian?Sebab menikah hanya berdasarkan keinginan mata, keinginan daging dan selera daging; tidak ada pertimbangan rohani sama sekali. Kaum muda, perhatikan!

      Akibatnya: kawin-cerai, sampai kawin-mengawinkan; seperti zaman Nuh.
      Sesudah bercerai, menikah lagi dengan yang lain, bercerai lagi lalu menikah lagi dengan yang lain; sampai akhirnya menjadi kawin-mengawinkan.

    2. Praktik kedua merusak nikah: merusak kesuciannikah lewat percabulan/perzinahan.
      1 Tesalonika 4: 3-5
      4:3. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
      4:4. supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
      4:5. bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,


      Kehendak TUHANyaitu kita harus menjaga kesucian nikah; mulai dari awal nikah--jangan ada kejatuhan-kejatuhan--, perjalanan nikah--jangan ada perselingkuhan, dan lain-lain--, sampai akhir nikah--mencapai nikah yang suci dan sempurna untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan masuk perjamuan kawin Anak Domba.

      Dengan apa menjaga kesucian nikah--mulai dari awal nikah, perjalanan nikah sampai akhir nikah?:
      Mazmur 119: 9 =>perjanjian lama.
      119:9. Dengan apakah seorang mudamempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

      'seorang muda' = menunjuk pada puncaknya keinginan dan hawa nafsu daging, yang membawa pada puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan yang menghancurkan nikah. Harus dijaga dengan firman!

      Yohanes 15: 3 =>perjanjian baru.
      15:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakankepadamu.

      Kita menjaga kesucian nikah dengan firman yang dikatakan oleh Yesus sendiri= firman yang dibukakan rahasianya--diwahyukan oleh TUHAN--, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Itulah yang kita kenal dengan firman pengajaran benaryang lebih tajam dari pedang bermata dua.

      Di luar firman pengajaran benar/pedang firman, tidak ada jaminan kepastian tentang kesucian nikah. Sekalipun hamba TUHAN, tidak ada jaminan. Yang di dalam saja, masih bisa terkecoh kalau tidak sungguh-sungguh. Apalagi yang di luar!
      Sedangkan kita yang di dalam pedang firman, harus hati-hati! Kita harus tegas. Jangan memberi kesempatan kepada setan!

      Untuk menghadapi dosa perzinahan dan percabulan, kita harus tegas. Jangan memberi kesempatan sedikitpun kepada setan! Termasuk kami, para hamba TUHAN.

    3. Amsal 28: 24
      28:24. Siapa merampasi ayah dan ibunyadan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak.

      Praktik ketiga merusak nikah: seorang anak yang tidak taat dengar-dengarankepada orang tua--melawan orang tua.
      Dalam Efesus 6, anak yang taatdengar-dengaran membuat nikah menjadi indah; menghiasi nikah.
      Tetapi anak yang tidak taatdengar-dengaran dan melawan orang tua, akan merusak nikahorang tua dan hidupnya juga rusak.


    Inilah rusak laku yang pertama, yaitu rusak laku dalam nikah.

  2. Keluaran 32: 4-6
    32:4. Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
    32:5. Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
    32:6. Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.


    Ayat 4 = lembu emas dikatakan: Allah, ini sudah rusak lakunya.

    Rusak laku yang kedua: rusak laku dalam ibadah= merusak ibadah--ada penyembahan berhala; bukan menyembah TUHAN lagi; sekalipun mengatakan: 'Saya melayani dan menyembah TUHAN', tetapi sebenarnya menyembah berhala.

    Praktiknya:

    1. Praktik pertama: beribadah melayani TUHAN, tetapi hanya untuk mencari berkat/perkara jasmani; tidak mengutamakan lagi pribadi TUHAN--firman pengajaran benar.

      "Sekarang, ibadah-ibadah kaum muda sudah mulai dihilangkan, karena dianggap sudah bosan dengar firman terus. Minggu, senin, dan rabu sudah mendengar firman. sabtu masih firman lagi, bosan. Kemarin saya terangkan bahwa kekuatan kaum muda adalah firman. itu sebabnya ada ibadah kaum muda. Malah sekarang dihapus; ibadah kaum muda tidak ada firmannya, tetapi hanya sharing-sharing. Ini pintarnya setan. Biar kaum muda datang, tetapi kalau tidak ada firman, kaum muda akan menjadi lemah, karena tidak ada lagi kekuatannya. Kekuatannya yang dicopot. Nanti di 2 Timotius 3, mereka egois, melawan orang tua, padahal mereka beribadah. Mengapa? Karena menolak kekuatan ibadah; dicopot kekuatannya, sehingga menyembah lembu emas dan tidak menyembah TUHAN lagi. Hati-hati!"

      Lembu emas dikatakan: TUHAN; pengajaran tidak benar dikatakan: Benar; yang penting mendapat yang jasmani--keuangan, kedudukan, jodoh, pujian, dan lain-lain.

      Bangsa Israel sudah tahu dengan jelas, bahwa anak lembu merupakan berhala orang Mesir, tetapi mereka menutup mata--tidak peduli lagi pengajarannya--, yang penting mendapatkan perkara jasmani.

    2. Praktik kedua merusak ibadah: beribadah dan melayani TUHAN dengan cara-cara dunia, yaitu:

      • mulai dari tempat ibadah yang dibuat/ditata seperti tempat-tempat di dunia yang disukai orang banyak/anak muda, supaya orang mau datang--mungkin didesain seperti diskotik, supaya kaum muda senang dan mau datang.

      • kesukaan dunia dimasukkan ke dalam gereja. Dulu, bangsa Israel menari-nari, menyanyi berbalas-balasan--, sehingga tidak tertib.
        Sama seperti orang sedang menonton pertandingan sepak bola, yang penting ramai-ramai.

        “Coba bandingkan, ketika kita menyanyi untuk menghormati negara, harus dengan sikap hormat. Ada yang sambil mengenakan masker, langsung heboh di koran, di mana-mana. Ini gambaran bagaimana sikap terhadap TUHAN. Kalau TUHAN-nya benar, pasti ada kharisma/kemuliaan TUHAN. Tetapi karena TUHAN-nya lembu emas--pengajarannya tidak benar--, maka tidak ada lagi kharisma/kemuliaan TUHAN.”

        Kesaksian:
        “Satu waktu, saya diundang ke suatu daerah; bukan di Jawa. Di situ ada sekitar 300 orang hamba TUHAN dari berbagai gereja. Saya sampaikan firman pengajaran dengan waktu yang agak lama. Sesudah selesai, ada kesaksian: 'Kali ini diam semua,Om. Padahal biasanya menyahut-nyahut.' Ada pendeta lain yang menyampaikan pengajaran juga, tetapi disahut-sahuti. Kali itu, diam semua. Lalu, biasanya ada istirahat 1 jam, tetapi pendetanya mendekati: 'Pak, jangan 1 jam, setengah jam saja kita istirahat, lalu langsung firman lagi.' Saya heran juga. Setelah kesaksian, baru tahu. Biasanya tidak begini. Semua menyahut dan tertawa-tawa. Itu karena TUHAN-nya lembu emas; bukan TUHAN, sehingga berani. Tetapi kalau TUHAN yang ditampilkan, tidak akan berani. Terhadap presiden saja kita tidak berani, terlebih lagi kepada TUHAN.”

      Semua cara dunia ini tanpa penyucian, sehingga mengarah kepada Babel--dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan.

      Kalau ada hadirat TUHAN, pasti ada penyucian.
      Mari, jaga penampilan!Terutama penampilan saat-saat dalam ibadah. Bukan dilarang menggunakan mode dan lain-lain; boleh ada mode, tetapi jangan membangkitkan gairah daging. 'menyanyi berbalas-balasan; mereka makan dan minum', ini gairah daging. Cara kita berpakaian dan menyanyi, jangan membangkitkan gairah daging! Tetapi harus dengan penyucian.

      Kalau kita beribadah melayani TUHAN dengan penyucian--mengutamakan pedang firman--pasti ada urapan Roh Kudusyang membuat ibadah pelayanan kita--mulai dari berdoa, menyanyi, dan menyampaikan firman--menjadi tertib dan teratur. Tetap ada sukacita dari sorga, tetapi tertib dan teratur. Bukan menyanyi berbalas-balasan seperti bangsa Israel pada waktu itu.
      Menyanyi berbalas-balasan = beramai-ramai, tidak tertib dan tidak teratur sama sekali.

      Itulah cirinya, menyembah TUHAN atau menyembah lembu emas. Bisa dilihat dari: cara berpakaian, tempatnya, cara ibadahnya, kesukaannya, ada penyucian dan urapan Roh Kudus atau tidak. Kalau ada penyucian dan urapan Roh Kudus, maka tertib dan teratur; ada rasa hormat kepada TUHAN untuk mengagungkan Dia. Tidak sembarangan. Kecuali orang keras hati, mau TUHAN atau lembu, terserah; yang penting mendapat yang jasmani.

      Cara kita berpakaian saat mau ibadah, harus dilihat; tidak bisa sembarangan seperti mau ke mall. Tentu tertib dan teratur. Dari ujung rambut sampai ujung kaki para imam-imam, harus diperhatikan!Semua harus tertib dan teratur. Kita menghormati TUHAN, bukan menghormati pendeta.

    3. Amsal 18: 9
      18:9. Orang yang bermalas-malasdalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

      Praktik ketiga merusak ibadah: 'bermalas-malas', artinya tidak setia dalam ibadah pelayanan; menjadi teman dari si perusak/setan.

      Ingat baik-baik!
      Kalau tidak setia dalam ibadah pelayanan dan jabatan pelayanan--mulai dari gembala--, itu bukan membangun, tetapi merusak tubuh Kristus.

      “Saya sudah memberikan contoh. Kita adalah tubuh. Saat ingin minum tetapi tangan malas untuk mengambil gelas berisi air, maka susah jadinya. Semua menjadi rusak. Mulai dari jabatan gembala, pemain musik dan lain-lain; harus setia.”

      Kalau meninggalkan ibadah pelayanan dan jabatan pelayanan, berarti menjadi sama dengan si perusak--menjadi sama dengan setan.

      “Saya selalu mencatat moto Lempin-El di hati saya: Lebih baik seorang pengerja yang setia, dari pada gembala yang tidak setia. Mungkin mengepel lantai gereja sehari 3 kali, tetapi dia lebih baik dari pada gembala yang tidak setia.”

      Mari, kita semua harus bersungguh-sungguh!

    4. Roma 14: 20
      14:20. Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allaholeh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!

      Praktik keempat merusak ibadah: menjadi batu sandungan.
      Artinya: menjadi sandungan bagi orang lain dan mudah tersandung--mudah tersinggung.

      Orang lain tersandung karena melihat kelakuan kita. Tetapi, hati-hati! Sebab seringkali banyak gosip-gosip yang tidak benar, yang membuat kita tersandung. Itu artinya kita tersandung dengan diri sendiri.
      Mudah tersandung, artinya sedikit-sedikit mau berhenti melayani.

    Ini rusak laku dalam ibadah; sama dengan penyembahan berhala. Mari, perhatikan hari-hari ini! Nikah dan ibadah adalah 2 rahasia besar. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Harus dijaga, jangan keras hati! Jangan suam-suam rohani, sehingga terjadi penyembahan berhala!

  3. Rusak laku yang ketiga: merusak diri sendiri.
    Praktiknya:

    1. Pengkhotbah 7: 7
      7:7. Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.

      Praktik pertama: 'uang suap' = keinginan akan uang/keinginan jahat, yang merusak hati.

      Keinginan akan uang/cinta akan uang membuat kita menjadi kikir dan serakah; orang kikir dan serakah sudah rusak hatinya.

      Kikir: tidak bisa memberi kepada sesama yang membutuhkan.
      Apalagi di dalam rumah tangga, kalau kita tidak mau tahu, itu sudah rusak hatinya.

      Serakah: merampas hak orang lain--menerima uang suap, korupsi--; dan merampas hak milik TUHAN--persepuluhan dan persembahan khusus.

      Kikir dan serakah ini sama dengan penyembahan berhala.

    2. Amsal 6: 32
      6:32. Siapa melakukan zinahtidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.

      Praktik kedua merusak diri sendiri: berzinah; keinginan najis.

      Berzinah adalah hubungan antara laki-laki dengan wanita yang bukan suami isteri sah; laki-laki dengan laki-laki; perempuan dengan perempuan; perzinahan dengan diri sendiri; nikah yang salah.

      1 Korintus 3: 16-17
      3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allahdan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
      3:17. Jika ada orang yang
      membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

      Setiap pribadi kita adalah bait Allah yang suci. Siapa yang merusak bait Allah--lewat merusak nikah, merusak ibadah dan merusak diri--, maka dia akan dirusak dan dibinasakan.

      TUHAN sangat membela bait suci-Nya--kehidupan kitayang sudah ditebus oleh darah Yesus yang mahal dan suci. Kalau ada tanda-tanda merusak bait Allah lewat keinginan jahat dan najis, maka TUHAN akan membinasakan dia--akan dirusak dan dibinasakan oleh TUHAN; dimurkai oleh TUHAN (Keluaran 32:10).
      Contoh: orang yang mabuk, merokok, atau naik sepeda motor untuk ngebut/balapan liar; itu sudah merusak diri sendiri, sampai binasa.

Keluaran 32: 10
32:10. Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap merekadan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."

Jika merusak nikah, ibadah dan diri sendiri, maka kita akan dimurkai dan dibinasakan oleh TUHAN.

Itu sebabnya, kita harus menang atas keadaan suam-suam rohani, yaitu kekerasan hati/hidup yang rusak lakunya.

Yesaya 30: 14
30:14. seperti kehancuran tempayan tukang periukyang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpunyang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."

Keadaanorang yang rusak lakunya adalah seperti tempayan yang rusak, hancur berkeping-keping. Sehebat apapun kita, kita hanya bejana tanah liat. Begitu rusak laku dalam nikah, bejana seperti dipecahkan; rusak laku dalam ibadah, bejana diambil, lalu dipecahkan lagi; rusak laku terhadap diri sendiri, bejana diambil lagi, lalu dipecahkan lagi; begitu seterusnya sampai hancur berkeping-keping. Tidak bisa lagi digunakan untuk mengambil air atau api.

“Dulu, zaman saya masih kecil di desa, orang masih menggunakan belanga dari tanah liat. Kalau tempayannya pecah, sisa pecahannya yang masih besar-besar bisa digunakan untuk mencedok air. Lalu di dapur, kami menggunakan kayu bakar untuk membuat bara api; sisa pecahan tanah liatnya masih bisa digunakan untuk mengambil api. Tetapi kalau pecahannya kecil-kecil, tidak berguna. Jadi, saya dan kaum muda harus ingat! Begitu kita berbuat dosa, sama seperti tempayan yang dipecahkan; kalau berbuat dosa lagi, tempayan yang pecah diambil lagi lalu dipecahkan lagi. Rusak laku dalam nikah, ibadah dan diri sendiri, bejana dipecahkan lagi sampai menjadi pecahan kecil-kecil. Sekalipun hebat, pintar, tidak ada gunanya.”

Siapapun manusia di dunia--hebat atau tidak hebat, bodoh atau pandai--, jika menjalankan hidup yang rusak, maka ia menjadi tidak berguna, tidak berharga, tidak berarti; hanya untuk dimurkai dan dibinasakan oleh TUHAN.

“Begitu juga dengan hamba TUHAN. Kalau seorang hamba TUHAN menjadi jahat, maka pekerjaannya akan hancur. Saya paling takut jika kering rohani. Saya tidak takut lapar dan lain-lain, karena sudah merasakan; bukan menantang TUHAN. Kalau kering, itu sudah hancur. Kalau sudah kering dan hancur, mau apa kita jadi hamba TUHAN? Kalau lapar, tidak apa-apa, bisa sekalian berpuasa. Nanti saat memberitakan firman bisa diurapi dan jemaat dipuaskan. Tetapi kalau kering, sekalipun kita baru saja makan makanan yang mahal, tetapi hanya bisa melawak di depan jemaat. Jemaat pulang hanya begitu saja, seperti sehabis menonton lawak.”

Kita harus menjaga, supaya jangan menjalankan hidup yang rusak--rusak laku dalam nikah, ibadah dan diri sendiri.
Tetapi bersyukur, di dalam tangan TUHAN, sekalipun sudah rusak dan hancur berkeping-keping, tetapi TUHAN masih bisa menciptakan kembali menjadi bejana baru. Itu yang penting. Kalau kita punya Yesus dan sudah ditebus oleh Yesus, kita masih bisa ditolong.

Dalam Yeremia 18: 1-6, ada TUHAN sebagai pencipta/penjunan.
Mungkin malam hari ini keadaan kita sudah hancur; nikah hancur, ekonomi hancur dan lain-lain. Masih ada Sang Penjunan, Sang Penebus kita, yaitu TUHAN Yesus Kristus.

Yeremia 18: 1-6
18:1. Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
18:2. "Pergilah dengan segera ke rumah
tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
18:3. Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
18:4. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu
mengerjakannya kembali menjadi bejana lainmenurut apa yang baik pada pemandangannya.
18:5. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
18:6. "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh,
seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

'tukang periuk' = penjunan.

Saat-saat dalam ibadah--terutama saat pemberitaan firman dan perjamuan suci--, bejana tanah liat yang hancur berkeping-keping ada di dalam tangan TUHAN. TUHAN sebagai penjunan masih memberi kesempatanuntuk membentuk kita kembali menjadi bejana yang baru; yaitu lewat pemberitaan firman pengajaran benar dan perjamuan suci. Jangan putus asa! Masih ada kesempatan dari TUHAN untuk membentuk kita!

Roma 9: 20-24
9:20. Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
9:21. Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
9:22. Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap
benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--
9:23. justru untuk
menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nyayang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
9:24. yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,


'benda-benda kemurkaan-Nya' = bejana tanah liat yang hancur lebur; rusak dalam nikah, ibadah, dan diri sendiri; hanya disiapkan untuk dimurkai dan dibinasakan.

Kita dibentuk menjadi bejana baru, yaitu bejana kemurahan belas kasih TUHAN; bejana kemuliaan TUHAN--hanya untuk memuliakan dan mengagungkan nama TUHAN. Hanya oleh karena kemurahan dan belas kasih TUHAN, tidak ada yang lain--bukan karena kita pandai, bodoh, kaya, miskin.

Seharusnya bejana yang hancur/rusak--apalagi bangsa kafir--hanya untuk dibuang. Tetapi masih bisa dibentuk menjadi bejana baru/bejana kemuliaan TUHAN untuk memuliakan dan mengagungkan nama TUHAN.

Prosesmembentuk bejana tanah liat yang sudah rusak dan hancur berkeping-keping menjadi bejana kemuliaan TUHAN:

  1. Dari pihak TUHAN:

    1. Yesaya 52: 13-14
      52:13. Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.
      52:14. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--
      begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--

      'hamba-Ku akan berhasil'= Yesus
      Yang pertama: harus ada kemurahan TUHAN.

      Kalau tidak ada kemurahan TUHAN, maka kita semua akan dihukum.
      Kemurahan TUHANadalah Yesus yang begitu mulia, rela menjadi hancur dan buruk di kayu salib. Tidak lagi seperti manusia, tetapi seperti anjing, babi bahkan seperti setan--Petrus sempat menjadi setan--untuk menanggung segala kehancuran, kepahitan dan dosa kita, sehingga kita yang hancur dan buruk mendapat kesempatan untuk diciptakan kembali menjadi baik; menjadi bejana kemuliaan TUHAN--dipakai oleh TUHAN--, bahkan satu waktu menjadi sama mulia dengan TUHAN.

      Di luar Yesus, tidak bisa. Bejana yang hancur akan tetap hancur selamanya. Tetapi di dalam Yesus, masih ada kemurahan.
      Kita bangsa kafir banyak kali seperti anjing dan babi.
      Petrus yang adalah bangsa Israel, malah sudah menjadi seperti setan; ketika ia menolak salib, TUHAN katakan: 'Enyahlah, iblis!'

    2. Yang kedua: harus ada panjang sabar TUHAN.
      Roma 9: 22
      9:22. Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besarterhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan--

      Panjang sabar TUHAN, yaitu selalu memberi kesempatankepada kita untuk bisa bertobat--jangan merusak nikah, ibadah dan diri sendiri; baik lewat perkataan dan perbuatan--dan dibentuk menjadi bejana kemuliaan TUHAN.
      Perkataan sia-sia dan dusta, sama dengan merusak diri sendiri.

      Bentuk panjang sabar TUHAN yaitu:

      • TUHAN belum datang kembali sampai hari ini.
        Jangan berpikir TUHAN lalai! Kalau TUHAN masih belum datang sampai saat ini, berarti ini panjang sabar TUHAN. Kalau TUHAN datang malam ini, kita semua akan hancur, sebab belum sempurna.

      • Kita masih hidup; masih diberi panjang umur.

      Bukan tidak menyetujui orang yang bekerja atau kuliah. Kalau TUHAN masih belum datang kedua kali dan kita masih diberi perpanjangan umur, maksudnya bukan untuk bekerja, sekolah atau menikah, tetapi tujuan utama kita hidup di duniaadalah supaya kita bertobat.

      Kalau hanya untuk berkerja, kuliah dan lain-lain, lebih baik TUHAN panggil saja, semua masuk sorga; lebih enak.
      Kuliah, bekerja atau menikah dan sebagainya, jika tanpa pertobatan, akan sia-sia! Harus bertobat dahulu, maka semua akan menjadi berarti.

      Sehancur apapun bejana tanah liat masih bisa dibentuk menjadi bejana kemuliaan.

  2. Yesaya 30: 14-15a
    30:14. seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
    30:15a. Sebab beginilah firman TUHAN ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
    bertobat dan tinggal diamkamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percayaterletak kekuatanmu."

    Dari pihak kita: melembut = diam dan tenang.
    Jangan lagi keras hati! Kita harus melembut! Kalau keras hati, kita akan hancur.

    DIAM: berdiam diri, artinya koreksi diri lewat ketajaman pedang firmanyang menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi.
    Kalau hidup kita sedang hancur-hancuran, ini merupakan kesempatan untuk berdiam diri--mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman!

    Seringkali kita salah: 'Aduh Om, saya tidak bisa beribadah dulu karena pencobaan yang hancur-hancuran.' Itu salah! Kapan mau ditolong oleh TUHAN? Tidak bisa!

    Harus koreksi diri lewat ketajaman firman yang menusuk-nusuk sampai kedalaman hati, supaya kita sadar akan dosa kita. Jika ditemukan dosa, kita harus mengaku kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi dan kembali kepada TUHAN; bertobat.

    Tadi, kalau berbuat dosa, kita seperti bejana tanah liat yang dipecahkan. Tetapi kalau kita tidak berbuat dosa lagi, maka bejana tanah liat tidak dipecahkan lagi; kehancuran akan berhenti.

    TENANG: menguasai diri.
    1 Petrus 4: 7
    4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

    Kita harus tenang/menguasai diri supaya:

    1. Bisa tergembala dengan benar dan baik.
      Yakub tenang dan tinggal di kemah, sedangkan Esau sibuk berburu daging--beredar-edar. Esau terlihat berhasil, bisa mendapatkan semuanya, tetapi akhirnya letih lesu dan beban berat.

      Menguasai diri = menguasai daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya.

    2. Tidak berharap kepada orang lain, tetapi hanya percaya dan berharap kepada TUHAN.
      Jangan berharap manusia, sebab akan semakin hancur! Banyak kali, setiap ada masalah, kita ingat orang tua, dan lain-lain.

      Biarlah hari-hari ini kita hanya ingat TUHAN! Hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN, sehingga kita bisa berdoamenyembah TUHAN.

    Bertobat dan berdoa= mengulurkan 2 tangan kepada TUHAN dan tangan TUHAN diulurkan untuk membentuk kita menjadi bejana kemuliaan.

Salah satu contoh bejana yang hancur berkeping-keping tetapi bisa dibentuk menjadi bejana kemuliaan adalah Maria Magdalena.

Lukas 8: 2-3
8:2. dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
8:3. Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.


Maria Magdalena dikuasai 7 roh jahat; angka 7 menunjuk pada sempurna dalam kejahatan, kenajisan dan kehancuran; harus dimurkai TUHAN/binasa selamanya. Tetapi oleh belas kasih kemurahan TUHAN, bisa dibentuk menjadi bejana kemuliaan--untuk kemuliaan dan keagungan nama TUHAN--, karena dia melembut--diam dan tenang.

Jangan keras hati seperti Yudas!Justru saat perjamuan suci, Yudas menjadi keras hati. Akibatnya betul-betul hancur, perutnya pecah, isi perutnya terburai dan binasa selamanya. Yudas sebenarnya bejana kemuliaan--dia adalah rasul, bendahara kepercayaan TUHAN--, tetapi karena keras hati, maka dia menjadi bejana yang hancur berkeping-keping.

Mari, apapun keadaan kita malam ini, TUHAN menolong kita semua. Biarlah lewat perjamuan suci, kita bisa melembut. Diam dan tenang--percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN--; seperti rasul Yohanes yang bersandar di dada TUHAN.

Yohanes 13: 23-27
13:23. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
13:24. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"
13:25. Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "TUHAN, siapakah itu?"
13:26. Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
13:27. Dan sesudah Yudas menerima roti itu,
ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

'bersandar dekat kepada-Nya'= bersandar di dada Yesus.
Hati-hati!Tadi, Maria Magdalena bisa ditolong, tetapi sebaliknya, Yudas Iskariot tetap keras hati, sehingga kerasukan setan, hidupnya hancur dan binasa.

Sikap yang benaradalah seperti rasul Yohanes bersandar di dada Yesus.

Dada Yesus adalah tempat kemurahan dan belas kasih TUHAN. Bagi kita, bersandar di dada Yesus adalah

  • tempat mengaku segala kekurangan dan kelemahan kita dengan hancur hati; baik secara jasmani--ekonomi, studi dan masa depan yang hancur--dan rohani--dosa-dosa.

  • tempat bergumul, supaya kita bisa terlepas dari segala kelemahan dan kehancuran kita.

Dada TUHAN adalah tempat kemurahan dan belas kasih TUHAN untuk menolong kita di dalam segala pergumulan kita. TUHAN memeluk kita, bagaikan bayi yang berada di dalam tangan kemurahan TUHAN. Yang penting, kita mau menangis sungguh-sungguh dan bergumul kepada TUHAN untuk lepas dari segala kelemahan dan kehancuran kita.

Yesaya 46: 4
46:4. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamuterus; Aku mau memikul kamudan menyelamatkan kamu.

Hasilnya:

  1. TUHAN menggendong kita, artinya tangan kemurahan TUHAN sanggup membentuk kita menjadi bejana kemuliaan TUHAN.
    Kalau tidak mengagungkan nama TUHAN, maka kita seperti bejana yang dibanting.

    Bejana kemuliaan = hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang dipakai untuk memuliakan nama TUHAN; tadinya memalukan nama TUHAN, tetapi sekarang memuliakan nama TUHAN.

  2. TUHAN menanggung kita, artinya Ia bertanggung jawab atas mati dan hidup kita.
    Artinya:

    • Tangan TUHAN sanggup memeliharakehidupan kita di tengah kesulitan dunia, sampai saat antikris berkuasa di bumi.
    • Tangan TUHAN sanggup menolonguntuk menyelesaikan segala masalah kita, sampai yang mustahil.

  3. TUHAN memikul kita, artinya tangan kemurahan TUHAN memikul segala letih lesu dan beban berat kita, sehingga kita mengalami damai sejahtera; semua menjadi enak dan ringan.
  4. TUHAN menyelamatkan kita, artinya tangan kemurahan TUHAN sanggup menyucikan dan mengubahkan kita, sampai sempurna seperti Dia. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai dan kita duduk bersanding dengan TUHANdi takhta sorga selama-lamanya.

Mari, serahkan hidup ini kepada TUHAN. Kita tanah liat yang tidak berdaya, lemah, banyak kekurangan baik secara jasmani maupun rohani. Serahkan dalam tangan kemurahan TUHAN; Dia yang menggendong, menanggung, memikul dan menyelamatkan kita; sampai kita duduk bersanding dengan Dia selama-lamanya.

Kita tidak bisa apa-apa. Kita hanya bersandar di dada Yesus; tempat untuk mengaku kelemahan-kekurangan kita dan bergumul. Biar TUHAN bergumul juga bagi kita sampai menyelematkan kita.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 10 Desember 2020 (Kamis Sore)
    ... lari ke padang gurun di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Mulut naga menelan Anak laki-laki yang dilahirkan oleh perempuan ini. Anak laki-laki di sini sama dengan pelepas kelepasan dari naga . Di dalam Alkitab ada tiga pribadi pelepas ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 10 Agustus 2019 (Sabtu Sore)
    ... dengan sedih sebab banyak hartanya. Dalam cerita ini Yesus diperhadapkan pada seorang kaum muda yang kaya--berhasil dalam kuliah dan usaha pekerjaannya-- ditambah baik karena ia menuruti enam hukum Tuhan dari sepuluh hukum. Kaum muda ini tidak seperti kaum muda pada umumnya yang berkeliaran sana sini gagal brutal dan najis. Pada pemandangan manusia baik ...
  • Ibadah Doa Puasa Session I Malang, 21 Juli 2015 (Selasa Pagi)
    ... sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu. Dalam Perjanjian Lama angka terdapat pada mata air terjadi pada awal perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan menunjuk rasul hujan awal. Yosua dan perintahkanlah kepada mereka demikian Angkatlah dua ...
  • Ibadah Raya Malang, 27 Mei 2018 (Minggu Pagi)
    ... tidak bercacat cela sempurna seperti Dia. Jika Yesus datang kedua kali kita diubahkan menjadi tubuh Kristus yang sempurna masuk takhta Sorga kandang penggembalaan terakhir selama-lamanya. Tuhan memberkati. IBADAH RAYA Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus. Wahyu Kemudian dari pada itu aku melihat sesungguhnya suatu kumpulan besar orang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 17 November 2024 (Minggu Siang)
    ... hati perbuatan perkataan disucikan sampai seluruh hidupnya disucikan sehingga bisa hidup dalam kesucian. Ayat 'disebut-Nya rasul' diangkat oleh Tuhan menjadi imam dan raja dengan jabatan pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan. Sekarang ada gembala pemain musik tim doa penerima tamu tim besuk zangkoor grup koor dan sebagainya. Jadi pelayan Tuhan yang diutus ...
  • Ibadah Raya Malang, 22 April 2018 (Minggu Pagi)
    ... persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini ia menjadikan dirinya musuh Allah. Yaitu terikat oleh perkara-perkara dunia kesibukan dunia kesukaan dunia kesusahan dunia kesukaran dunia sehingga tidak setia dalam ibadah pelayanan. Bukti tidak terikat pada dunia adalah tetap setia dalam ibadah pelayanan kepada ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 30 April 2016 (Sabtu Sore)
    ... yaitu mau mengikuti proses besar menjadi kecil. Artinya kita menjadi anak kecil merendahkan diri serendah-rendahnya. Hasilnya adalah ditinggikan setinggi-tingginya sampai di tahta Tuhan. Proses besar menjadi kecil kita harus belajar pada Yesus di kayu salib sudah diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja Malang April . Tempat mengalami proses besar menjadi kecil kita ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 April 2010 (Rabu Sore)
    ... Hubungan antara Mempelai Pria dengan mempelai wanita sama dengan hubungan Kepala dengan tubuh itulah leher. 'leher' doa penyembahan yang merupakan hubungan paling erat. Menyongsong kedatangan Tuhan itu bukan nanti tapi sudah dimulai dari sekarang lewat menjadi imam dan raja sudah dijelaskan pada ibadah hari Senin . Malam ini kita pelajari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 27 April 2017 (Kamis Sore)
    ... layak membuka gulungan kitab yang termaterai Yesus sebagai singa dari suku Yehuda yaitu tunas Daud yang telah menang. Yesus sebagai Anak Domba yang telah disembelih sama dengan Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dan untuk melepaskan kita dari dosa-dosa. Jadi pembukaan firman yang dikaitkan dengan Yesus sebagai ...
  • Ibadah Doa Malang, 03 Agustus 2010 (Selasa Sore)
    ... berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Pada saat kedatangan Yesus kedua kali akan terjadi perpisahan untuk selama-lamanya antara gadis yang bodoh dan bijaksana sekalipun saat ini dalam satu rumah satu gereja dll. Gadis bodoh adalah gereja Tuhan yang lengah tidak berjaga-jaga pelitanya hampir padam bahkan padam ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.