Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.
Wahyu 5: 1-45:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.
5:2. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
5:3. Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorgaatau yang di bumiatau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
5:4. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
'
gulungan kitab yang ada di dalam tangan kanan TUHAN yang duduk di takhta sorga, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya' adalah firman Allah yang tertulis di dalam alkitab (diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 11 September 2016sampai
Ibadah Doa Surabaya, 07 Desember 2016).
Ada
dua hal tentang gulungan kitab:
- 'ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya'. Artinya: firman Allah sanggup menyucikan lahir dan batin kita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 November 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 07 Desember 2016).
- 'dimeterai dengan tujuh meterai'.
Artinya: firman Allah tidak dibukakan rahasianya; firman Allah tidak diwahyukan/diilhamkan--tetap tertutup atau termeterai (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 11 Desember 2016).
AD. 2: 'dimeterai dengan tujuh meterai'Ayat 2-3= tidak ada yang bisa membuka ketujuh meterai dari gulungan kitab:
- 'di sorga' menunjuk pada malaikat yang gagah perkasa.
- 'di bumi' menunjuk pada manusia yang lemah.
- 'di bawah bumi' menunjuk pada setan yang berkuasa atas alam maut.
Jalan keluarnya adalah (ayat 4) rasul Yohanes di pulau Patmos menangis dengan amat sedihnya, itu menunjuk pada suatu kerinduan yang mendalam dan kebutuhan akan pembukaan rahasia firman Allah (wahyu dari TUHAN), supaya terjadi pembukaan pintu sorga dan pintu-pintu di dunia. Ini juga diikuti oleh rasul Paulus.
Kolose 2: 1-32:1. Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuanganyang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,
2:2. supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,
2:3. sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
'
rahasia Allah'= pembukaan firman.
Rasul Paulus juga berjuang untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman Allah.
Kegunaan pembukaan rahasia firman Allah (wahyu dari TUHAN):
- Kolose 2: 4
2:4. Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah.
Yang pertama: supaya kita tidak disesatkanoleh ajaran sesat atau gosip-gosip dan lain-lain (sudah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 18 Desember 2016).
- Kolose 2: 5
2:5. Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus.
Yang kedua: supaya memiliki keteguhan imandi dalam Kristus--kita tetap berpegang teguh pada firman seperti menyandang pedang, sehingga terjadi penyucian dengan angka 3000 sampai sempurna.
Angka 3000= ruangan suci--2000--dan ruangan maha suci--1000 (sampai sempurna) (sudah diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 21 Desember 2016).
- Kolose 2: 6
2:6. Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Yang ketiga: supaya kita tetap hidup di dalam Yesus.
AD. 3. Supaya kita tetap hidup di dalam Yesus'
Tetap hidup', istilah 'tetap' berarti suatu posisi yang permanen,
tidak berubah selamanya. Banyak orang yang berubah, bahkan yang sudah jadi hamba TUHAN sepenuh, tahu-tahu berhenti--tidak tetap posisinya; tidak tetap di dalam TUHAN. Banyak kali berhenti dan kerja lagi di dunia atau pensiun. Mengapa? Karena tidak ada wahyu dari TUHAN (tidak ada pembukaan firman). Tidak kuat kalau kena situasi dunia. Anak-anak TUHAN, mungkin pekerjaan dan studinya maju, lalu tinggalkan TUHAN, apalagi kalau gagal, akan jadi malas.
Tetapi mari malam ini kita mohon pembukaan firman Allah supaya kita tetap tinggal di dalam Yesus.
Praktik tetap tinggal di dalam Yesus:
- 1 Yohanes 3: 6
3:6. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
Praktik pertamatetap tinggal di dalam Yesus: tidak berbuat dosa lagi.
Mari, di tahun 2016 mungkin kita sudah berkecimpung dalam dosa, dengan adanya pembukaan firman sekarang, berhentilah. Tidak berbuat dosa lagi sama dengan kita mengalami kelepasan dari dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (dosa percabulan dengan berbagai ragamnya). Stop semua! Mari tetap tinggal di dalam Yesus hari-hari ini.
Kalau kehidupan Kristen--hamba TUHAN, pelayan TUHAN--tetap berbuat dosa, ia tetap di luar Yesus selamanya; binasa selamanya (1 Yohanes 3:6: 'setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia').
Bagaimana kita bisa terlepas dari dosa?Ini berkaitan dengan pembukaan rahasia firman Allah.
Mazmur 119: 11
119:11. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
'janji-Mu'= firman-Mu; pembukaan Firman.
Manusia yang sudah berkecimpung atau berkubang dalam dosa sampai puncaknya dosa--seperti anjing babi--, bisa terlepas dari dosa, kalau menyimpan wahyu/firman TUHAN di dalam hati.
Prosesnya:
Yakobus 1: 19-21
1:19. Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20. sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1:21. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
- Mulai dari cepat untuk mendengarfirman TUHAN (wahyu dari TUHAN)= ada gairah. Dalam ibadah itu selain menyanyi, juga ada gairah untuk mendengar firman pengajaran (wahyu dari TUHAN) dengan sungguh-sungguh sampai mengerti.
Itu istilah 'cepat mendengar' firman.
Buktikalau mengerti firman (ayat 19): lambat untuk berkata-kata, lambat untuk marah. Artinya: banyak berdiam diri.
Bukan berarti tidak boleh marah, silahkan kalau ada alasannya atau marah dengan kasih untuk menolong. Tetapi jangan marah dengan emosi atau marah dengan kebencian. Tidak boleh!
- Ayat 21: 'terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu'= menerima firman yang dibukakan rahasianya (wahyu dari TUHAN; firman pengajaran yang benar) dengan lemah lembut sampai tertanam di hati--berakar di hati.
Artinya: percayaatau yakin pada firman yang dibukakan rahasianya, sehingga firman yang dibukakan rahasianya (firman pengajaran yang benar) menjadi imandi dalam hati--tertulis di dalam hati; tersimpan di dalam hati; berakar di dalam hati.
Kalau firman menjadi iman di dalam hati (firman berakar dalam hati), maka:
- Firman menjadi rembagi kita untuk tidak berbuat dosa.
- Akar itu kuat sekali--seperti rem. Kalau sudah berakar, nanti akan berbuah, yaitu buah keselamatan--' yang berkuasa menyelamatkan jiwamu(ayat 21)'.
Inilah praktik pertama tetap tinggal di dalam TUHAN. Kalau ada pembukaan rahasia firman, kita bisa tetap tinggal di dalam TUHAN, yaitu tidak berbuat dosa.
Caranya: harus menyimpan firman di dalam hati.
Prosesnya: mendengar firman dengan sungguh-sungguh sampai mengerti dan percaya, sehingga firman menjadi iman dalam hati--berakar di dalam hati.
Ada rem dan berbuah keselamatan jiwa--kalau sudah berakar, akan bertumbuh, bertunas, dan berbuah.
- 1 Yohanes 2: 5
2:5. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
'menurutifirman-Nya'=> tadi 'menyimpanfirman dalam hati', sekarang lebih lanjut lagi.
'ada di dalam Dia'= tinggal di dalam Yesus.
Praktik keduatetap tinggal di dalam Yesus: menuruti firmanyang dibukakan rahasianya--taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar.
Kalau diterangkan dari tadi: mendengar, mengerti, dan percaya atau yakin, sehingga firman menjadi rem--kita tidak berbuat dosa lagi sampai selamat; tidak dihukum. Tetapi dilanjutkan lagi: kita praktikfirman.
Kalau sudah yakin, kita akan bisa mempraktikkan firman.
Abraham yakin pada firman TUHAN. Saat diperintahkan TUHAN untuk mempersembahkan anaknya, Abraham tidak menawar: 'Ganti lembu saja.' Abraham mendengar firman, mengerti, percaya/yakin, dan bisa praktik firman.
Kalau taat dengar-dengaran maka resiko ditanggung oleh yang menyuruh. Kalau taat pada TUHAN, Ia yang menanggung resikonya. Karena itu bapa Abraham sangat paham, kalau ia taat kepada TUHAN untuk mempersembahkan anaknya, TUHAN yang menanggung resikonya. Tetapi kalau ia tidak mau mempersembahkan anaknya--lebih sayang anaknya dari pada TUHAN--, ia yang menanggung resikonya.
Memang, untuk taat pada firman itu seperti habis atau hancur, tetapi sebenarnya TUHAN yang menanggung resikonya. Kalau tidak taat, sepertinya baik semua, tetapi sebenarnya kehancuran untuk selamanya. Lebih baik taat dengar-dengaran pada firman yang dibukakan rahasianya apapun resikonya, sebab resikonya ditanggung oleh TUHAN yang menyuruh.
Yakobus 1: 22
1:22. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firmandan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
'pelaku firman'= praktik firman.
Mendengar tetapi tidak praktik sama dengan menipu diri sendiri. Harus sampai praktik!
Jadi orang yang mendengar firman pengajaran yang benar tetapi tidak melakukannya---tidak praktik; tidak taat dengar-dengaran--ia sama dengan:
- Orang yang menipu dirinya sendiri. Ini orang yang paling jahat. Menipu orang lain, jahat, menipu TUHAN, sangat jahat, tetapi menipu diri sendiri, paling jahat; apalagi kalau yang menyampaikan firman tetapi ia sendiri tidak melakukannya.
Penipu dan pendusta itu berada di luar TUHAN.
- Sudah mendengar, mengerti sampai percaya firman, tetapi tidak dipraktikkan--iman tanpa perbuatan iman sama dengan mati; tidak menyelamatkan apalagi menyucikan.
Perbuatan iman = praktik firman.
Biar kita bilang: Saya percaya Yesus dan firman pengajaran, tetapi praktiknya menipu orang, itu iman tanpa perbuatan iman.
Jadi iman tanpa perbuatan iman sama dengan iman yang kosong/iman yang mati--tidak menyelamatkan.
Mari, kesempatan ini, sampai kita bisa praktik firman.
Jika kita praktik firman yang dibukakan rahasianya--firman pengajaran yang benar--, hasilnya:
- Mazmur 119: 105
119:105. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Hasil pertama: firman menjadi pelita bagi kaki kita.
Artinya:
- Kita tidak tersandungdengan dosa-dosa yang menjerat di depan kita.
Setan memasang jerat dosa di tempat-tempat atau di jalan yang biasa kita jalani.
Mungkin hamba TUHAN dipakai TUHAN lalu sombong, itu berarti jerat dipasang di jalan itu, akhirnya jatuh.
"Saya seringkali katakan kalau direktur jeratnya dipasang di meja sekretaris. Direkturnya lewat situ terus, lama-lama bisa terjerat."
Karena itu perlu wahyu (pembukaan rahasia firman)--ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab. Penting! Semua ada tertulis di dalam alkitab--berdasarkan ayat--, itu ada kuasanya untuk melawan pencobaan.
Kalau tidak tertulis di dalam alkitab--hanya pendapat orang, hanya pengetahuan--, tidak ada kuasanya sekalipun kelihatannya lebih menarik.
- 1 Petrus 1: 22
1:22. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
'kebenaran' = firman pengajaran yang benar; wahyu dari TUHAN; pembukaan rahasia firman.
Yang kedua: firman menjadi pelita bagi kaki kita artinya firman yang dibukakan rahasianya menyucikankehidupan kita--firman penyucian yang menyucikan hidup kita.
Firman menjadi pelita bagi kaki memberi terang, supaya kita tidak tersandung dan ada kuasa penyucian.
Kita disucikan mulai dari dalam hati. Hati adalah sumbernya dosa dan sumbernya sandungan atau jerat yang terbesar.
Kalau tersandung, jangan salahkan orang dulu, tetapi periksa hati kita! Kalau hati kita tidak ada masalah, mau disandung atau ditabrakpun, tidak masalah. Tetapi kalau hati bermasalah, orang itu tidak bermaksud menyandung, tetapi kita sudah tersandung.
"Satu contoh: kalau selesai ibadah, saya biasa bersalaman. Satu waktu ada orang yang tidak mau datang lagi. Saya tanya: kenapa? Apa karena tersandung karena saya? Lalu saya datangi. Ternyata, ia merasa saya tidak bersalaman karena ia miskin--saat bersalaman ia tidak saya lihat. Padahal karena saya dibisiki orang di sebelah, saya sudah pegangi tangannya tapi dia lepaskan. Saya tidak sengaja. Akhirnya saya minta maaf dan menjelaskan kalau tidak bermaksud begitu, masa hamba TUHAN pilih kaya atau miskin. Setelah itu baru dia mengerti."
Hati-hati! Sandungan terbesar di dalam hati kita masing-masing. Kalau hati disucikan tidak ada masalah. Jangankan disandung, ditabrakpun tidak apa-apa.
Karena itu penyucian mulai dari dalam hati.
Hati manusia berisi tiga kelompok keinginan--ini akar semua. Ini melawan firman. Tadi firman berakar di hati, kalau tidak, akan memilih tiga keinginan dosa ini yang berakar di dalam hati:
- Keinginan jahat= akar kejahatan, yaitu cinta akan uang; terikat akan uang; mengasihi uang lebih dari TUHAN sehingga membuat kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN.
Serakah= merampas milik orang lain terutama milik TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Ini yang membuat pelitanya padam--terangnya hilang. Yudas Iskariot tersandung oleh hatinya sendiri. Dia dipercaya sebagai bendahara--lebih dari yang lainnya--, tetapi ia tersandung pada hatinya sendiri, yaitu keinginan jahat--akar kejahatan.
- Keinginan najis= akar kenajisan, yaitu kecemaran dunia--pergaulan dunia yang mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Hati-hati kaum muda, kecemaran dunia ini sekarang lewat segala bidang, mungkin kelompok belajar. Tadinya baik, tetapi lama-lama disusupi akar kenajisan, hati-hati! Bisa terjadi.
Misalnya: belajar merokok, awalnya hanya tontonan ringan lama-lama tontontan yang tidak baik. Ini bisa terjadi di manapun.
Sekarang dunia sudah tercemar secara jasmani. Secara rohani juga.
"Desa saya dulu tidak ada listrik, tetapi sekarang ada narkoba. Saya kagum juga dengan desaku yang tercinta. Padahal dulu main di sungai, sekarang sudah ada narkoba."
Ini gambaran kalau dunia sudah tercemar di mana-mana. Karena itu perlu wahyu/terang.
Kalau dipraktikkan, firman akan jadi terang dan penyucian (melepaskan kita dari jerat). Firman penyucian sama dengan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Firman penyucian diperlukan. Harus ada di dalam kita. Jangan mundur! Dulu kita penginjilan--percaya Yesus, bertobat--, sekarang tingkatkan pada pengajaran (wahyu dari TUHAN).
Jangan mundur lagi ke penginjilan--yang terdahulu bisa menjadi yang terkemudian. Harus maju untuk menghadapi kecemaran-kecemaran.
- Kepahitan= akar yang pahit; seperti Esau dendam pada Yakub. Apa salahnya Yakub? Karena Yakub diberkati dan dipakai. Lalu Esau dendam, iri hati, benci tanpa alasan.
Kain terhadap Habel, ini terjadi lagi, justru di dalam rumah TUHAN.
Mungkin sekarang tidak lewat membunuh secara tubuh, tetapi lewat gosip--pembunuhan karakter. Terjadi sungguh-sungguh baik lewat lisan maupun media sosial.
"Sekali lagi, jangan ikut-ikut! Dibacapun jangan! Firman bukan untuk diperdebatkan atau didiskusikan, tetapi diyakini dan dipraktikkan. Kalau masih berdebat mana yang benar, kita akan tertinggal saat TUHAN datang. Sekarang sudah harus praktik;--mendarah daging dalam hidup kita."
Hati-hati dengan akar kepahitan--iri hati, kebencian tanpa alasan--! TUHAN tolong kita semua.
Inilah sandungan-sandungan.
Kalau hati kita disucikan dari akar kejahatan, kenajisan dan kepahitan, maka:
- Kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semua. Buktinya: bisa mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus milik TUHAN; kita bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN.
- Kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri dengan kasih yang tulus ikhlas, bahkan mengasihi musuh.
1 Petrus 1: 22
1:22. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Apa yang kita kehendaki orang lain lakukan pada kita, kita lakukan dulu. Saat kita mau bicara tentang orang lain, dibalik dulu, kalau aku yang dibicarakan bagaimana?
Inilah orang yang tinggal di dalam TUHAN. Yang pertama: tidak berbuat dosa.
Caranya: firman harus ada di dalam hati. Prosesnya: mendengar firman, mengerti, percaya/yakin--firman berakar--, sehingga firman menjadi rem dan berbuah keselamatan.
Yang kedua: menuruti firman. Kalau tidak, berarti kita menipu diri sendiri.
Maka, firman akan menjadi pelita bagi kaki kita. Kita tidak tersandung, bahkan firman menyucikan dari akar-akar dosa--keinginan najis, jahat, dan pahit, sehingga kita bisa mengasihi TUHAN lebih dari semua.
Buktinya: jangan korupsi!
"Mulai dari saya (hamba TUHAN). Mari kembalikan persepuluhan dan persembahan khusus!"
Perhatikan pekerjaan TUHAN--memberi untuk pekerjaan TUHAN--, dan bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri dengan kasih tulus ikhlas, bahkan mengasihi musuh--membalas kejahatan dengan kebaikan.
- Hasil kedua: firman pengajaran yang benar menjadi hikmatdalam hidup kita.
Pengkhotbah 10: 2
10:2. Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.
Kita menerima hikmat dari TUHAN. Apa buktinya kita mendapatkan hikmat dari TUHAN--bukan dari dunia--?
Silahkan mencari hikmat dari dunia--S1, S2, S3--, tetapi jangan lupa, cari hikmat dari TUHAN.
Untuk melayani TUHAN, tidak bisa kalau hanya dengan S1, S2,S3, pandai main musik dan sebagainya, tetapi harus ditambah hikmat dari TUHAN.
"Kalau hamba TUHAN sepenuhnya--Lempin-El "Kristus Ajaib"--mendapatkan kesempatan untuk mencari hikmat dari TUHAN sepenuhnya."
Kita yang masih kerja di dunia, mari ditambah untuk mencari hikmat dari TUHAN.
Dari kesucian/terang, kita mendapatkan hikmat TUHAN. Orang yang memiliki hikmat TUHAN adalah orang yang ada di sebelah kanan TUHAN--ingat pemisahan: kambing di sebelah kiri dan domba di sebelah kanan--, yaitu kehidupan yang menjadi domba yang tergembala dengan benar dan baik; selalu berada di kandang penggembalaan--ruangan suci.
Tadi taat dengar-dengaran ditambah dengan selalu berada di kandang penggembalaan.
Keselamatan menunjuk pada halaman Tabernakel--dengar firman, percaya, bertobat, baptis air dan Roh Kudus; selamat. Tetapi sesudah itu kita praktik firman, kita naik kelas. Kita memiliki hikmat TUHAN dan ada di sebelah kanan TUHAN, yaitu domba-domba yang digembalakan dengan benar dan baik; selalu berada di dalam ruangan suci.
Dulu tiga macam alat, sekarang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya; domba diberi minum.
Kita tetap segar di padang gurun dunia ini yang panas dan tandus.
Mulai dari gembalanya yang harus segar. Kalau gembalanya loyo, domba-dombanya pingsan; setengah mati.
Hari-hari ini, ini yang dihantam oleh setan yaitu sistem penggembalaan, karena sudah terbukti ampuh dari dulu. Yesus katakan: Gembala dibunuh, domba tercerai-berai. Gembalanya dulu yang dipegang. Kalau gembalanya sudah tidak aktif/tidak segar, dombanya tinggal diseret sana-sini.
"Doakan saya sebagai gembala, supaya diberikan kekuatan. Mohon maaf kalau masih sering terlambat.
Memang besok saya ada tugas di Poso, saya akan berangkat. Jam 2-4 sampai di tempat saya langsung khotbah. Nanti malam saya sudah berangkat, mungkin bisa tidur di Makassar sebentar. Besok ke Poso, sampai sana saya khotbah. Saya sudah persiapan terus dari pagi tadi. Tetapi tidak boleh ada alasan untuk terlambat, saya minta maaf."
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus; domba diberi makan supaya tidak lapar.
Kalau makan, ada kekuatan untuk beribadah melayani TUHAN--lebih berkobar-kobar.
Tadi, dalam ibadah raya bagaikan diberi minum, supaya tidak dehidasi. Biar makannya banyak kalau dehidrasi, tidak kuat juga. Minum penting, makan juga penting. Lebih banyak makan, kita lebih kuat untuk beribadah melayani TUHAN.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; domba bisa bernafas--nafas hidup, supaya kita tetap hidup sampai hidup kekal. Kasih itu kekal, kita bernafas sampai hidup kekal selamanya.
Kalau domba berada di kandang penggembalaan, maka:
- Domba bertumbuhke arah kedewasaan rohani--ada makan, minum, dan bernafas--, sehingga menghasilkan anak-anak domba--jemaat bertambah.
Kalau kualitas bertambah, kuantitas pasti bertambah. Yakinlah!
Demikian hidup kita. Kalau kualitas rohani kita bertambah, yang jasmani juga bertambah. Tidak usah bingung.
"Waktu kami di Malang pertama kali, saya lihat-lihat kok tidak bertambah jiwa-jiwa. Apa bukan panggilan saya ini? Sudah dihantam orang sini-sana, tetapi jiwa-jiwa tidak bertambah hampir delapan bulan. Ini masih memperbaiki kualitas dan memperbaiki kandangnya. Di Jalan Simpang Borobudur masih melanjutkan pembangunan; kandangnya belum selesai. Nanti kalau beranak tidak ada kandangnya, susah juga. Nomor satu adalah perbaikan kualitas. Saya lupa kalau ibadah doa dan pendalaman alkitab bertambah, tetapi ibadah raya tetap saja. Sampai hampir setara, lalu kami pindah ke Simpang Borobudur, jiwa bertambah. Sebab itu saya yakin, bapak ibu bertambah secara kualitas, maka kuantitas itu urusan TUHAN; hanya bonus dari TUHAN. Yakinlah! Kalau kualitas bertambah, yang kuantitas bonus dari TUHAN."
- Domba mengalami penyuciantubuh, jiwa, roh secara intensif sampai tabiat egois disucikan--tabiat kambing. Kambing itu egois, kalau domba ingat orang lain. Mengapa kambing egois? TUHAN katakan: ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum.
Kalau sudah disucikan dari tabiat egois, kita bisa memberi dan mengunjungi sesama anggota tubuh Kristus yang membutuhkan.
"Besok saya bukan pesiar, tetapi untuk memberi dan mengunjungi. Mohon maaf kalau dianggap sombong. Kalau mau egois, Surabaya, Malang, dan Medan sudah cukup. Tetapi saya takut: Ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan. Jadi, tolong jemaat juga mendukung. Caranya mendukung dengan berdoa, apapun yang TUHAN gerakkan. Biarpun saya tidak ada di sini, kita tetap datang beribadah. Kita satu tim. Karena bahaya, satu kegerakan dan ada satu gerakan lain, bahaya. Mari, sedapat-dapatnya tetap jadi satu baik yang berangkat maupun yang tinggal."
Menjaga dari kecemaran, kita disucikan dan memberi-mengunjungi sesama. Ini adalah ibadah yang murni.
Yakobus 1: 27
1:27. Ibadah yang murnidan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungiyatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Memberi mengunjungi sesama yang membutuhkan, itu adalah pembangunan tubuh Kristus. Kita memberi dan mengunjungi mulai dari dalam nikah rumah tangga. Mungkin ada orang tua, saudara kita yang membutuhkan secara jasmani-rohani, kita memberi dan mengunjungi sebisa mungkin sesuai dengan gerakan dari TUHAN.
Terutama untuk yang rohani, mari bersaksi. Lalu dalam penggembalaan kita perhatikan. Juga antar penggembalaan.
"Antar penggembalaan ini seperti nanti di Poso. Juga masih ada sisa ibadah natal di Tuban dan Tamban (Malang selatan). Masih ada di Nias juga."
- Mazmur 119: 105b
119:105. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Hasil ketiga: firman menjadi terang bagi jalan kita.
Artinya: menuntunkehidupan kita ke masa depan yang terang, bukan gelap, yaitu masa depan yang berhasil dan indah sampai kota terang--Yerusalem baru; kandang penggembalaan terakhir; kota terang selamanya.
Inilah kegunaan pembukaan firman. Dengar firman, mengerti, percaya/yakin--firman sudah jadi akar/rem. Kita diselamatkan sekeluarga.
Belum cukup, lanjutkan dengan praktik firman. Firman menjadi pelita bagi kaki, kita tidak tersandung, tetapi disucikan. Firman menjadi hikmat, kita digembalakan, sehingga bertumbuh secara rohani dan jasmani--kita dipelihara oleh TUHAN. Kita disucikan sampai tidak egois--bisa memberi dan mengunjungi sesama. Itulah ibadah yang sejati--berkenan kepada TUHAN--, dan kita dituntun ke masa depan yang berhasil dan indah sampai ke kota terang--Yerusalem baru.
Kalau tidak ada wahyu, bangsa Israel (umat pilihan TUHAN) seperti kuda terlepas dari kandang, benar-benar ngeri. Lepas dari TUHAN dan penggembalaan--cerai-berai. Sungguh-sungguh!
"Yang paling saya takutkan adalah jangan sampai kering dan tercerai-berai."
Sekalipun kita seherhana, mari menjadi satu, jangan kering, jangan tercerai-berai. Biar kita disatukan oleh wahyu dari TUHAN (pembukaan firman dari TUHAN). Itu yang harus kita junjung. Rumah tangga dan penggembalaan jangan tercerai-berai sampai nanti kita benar-benar menjadi satu tubuh.
- 1 Yohanes 2: 6
2:6. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Praktik ketigatetap tinggal di dalam Yesus: kita harus hidup seperti Yesus hidup.
Bagaimana caranya, kita manusia darah daging dan Dia manusia sempurna--berada di sebelah kanan takhta Allah Bapa--?
- Dari pihak TUHAN: lewat natal.
Supaya manusia bisa berubah, TUHAN berubah terlebih dahulu. Dari Allah yang mulia, menjadi sama dengan manusia. Ia lahir menjadi sama dengan kita, supaya manusia bisa menjadi sama seperti Dia--lahir baru.
- Dari pihak kita:
Mazmur 119: 18
119:18. Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
'Taurat-Mu' = firman-Mu.
Tadi, sudah mendengar, mengerti, percaya firman (menjadi iman), firman menjadi akar/rem. Kemudian praktik firman, kita mengalami penyucian, terang, dan tuntunan sampai ke Yerusalem baru.
Jika sudah praktik firman, kita akan melihat firman--keajaiban firman.
Jadi kita bisa hidup seperti Yesus hidup kalau kita bisa melihat keajaiban-keajaiban dari firmanyang dibukakan rahasianya--wahyu dari TUHAN; firman pengajaran yang benar:
- Keajaiban yang pertama: Allah lahir menjadi sama dengan manusia. Ini keajaiban terbesar menuruti firman-Nya yang pertama dan sudah terjadi 2000 tahun yang lalu---natal.
- Keajaiban yang kedua: manusia berdosa (manusia daging) sedang dilahirkan baru--diubahkan--dengan kekuatan firman (wahyu dari TUHAN).
Artinya: firman pengajaran yang benar sanggup membaharui kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Ini mujizat terbesar kedua yang sedang terjadi. Setan tidak bisa meniru.
Kalau sakit menjadi sembuh, setan ahli. Tetapi kalau manusia daging menjadi manusia rohani, setan tidak bisa.
Sampai di situ pekerjaan firman. Sebab itu firman jangan didiskusikan atau diperdebatkan, tetapi didengar, dibaca, sampai mengertidan yakin. Itu sudah bermanfaat jadi rem--tidak berbuat dosa lagi--dan berbuah keselamatan.
Semoga satu keluarga bisa selamat--seperti Nuh sekeluarga. Kalau sudah ada satu akar, semoga bisa merambat ke keluarga--keluarga diselamatkan. Mari bersaksi.
Belum cukup, firman harus dipraktikkan--firman jadi terang, tidak tersandung. Kita mengalami penyucian. Firman juga menjadi hikmat sehingga kita tergembala, sampai dituntun ke penggembalaan terakhir--masa depan yang berhasil dan indah, sampai ke Yerusalem baru.
Belum cukup, mata harus bisa melihat keajaiban--firman menjadi wujud--, yaitu keubahan hidup. Tidak disadari, mungkin dulu mudah marah, sekarang tidak mudah marah.
Yakobus 1: 26
1:26. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Keajaiban besar adalah kalau kita bisa mengekang lidah kita. Dikekang= dibatasi.
Mari, batasi!
Jangan sembarangan menggunakan lidah! Binatang buas sudah ditaklukkan (dalam Yakobus), tetapi lidah tidak bisa ditaklukkan. Hati-hati!
Tetapi waktu Yesus taat sampai mati di kayu salib, semua lidah mengaku Yesus Kristus adalah TUHAN. Semuanya bertekuk lutut--tiga binatang buas dikalahkan--, baru segala lidah bisa mengaku.
Filipi 2: 8-11
2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10. supaya dalam nama Yesus bertekuk lututsegala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11. dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
'bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi'= setan, nabi palsu, antikris dikalahkan. Tiga binatang buas yang menguasai lidah manusia sudah dikalahkan, sehingga kita bisa mengaku Yesus.
Ayat 10= tiga binatang buas dikalahkan.
Ayat 11= lidah bisa mengaku Yesus.
Dari pihak TUHANsupaya lidah bisa dikekang: Ia harus taat sampai mati di kayu salib--perjamuan suci--, sehingga lidah bisa mengaku Yesus.
Apapun keadaan kita, pembaharuan dimulai dari lidah.
Lidah buas adalah berdusta. Berdusta itu sangat buas. Bayangkan, iya jadi tidak. Tidak boleh ada dusta lagi.
Batasi lidah dengan perkataan benar--sesuai firman--, dan baik---menjadi berkat bagi orang lain. Tidak boleh ada lagi dusta, gosip, fitnah, hujat.
Menghujat adalah menyalahkan firman pengajaran yang benar dan menghalangi, tetapi membenarkan ajaran yang salah dan mendukung.
Mari, jujur: benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar.
Kita gunakan lidah untuk berkata benar, baik, jujur, bersaksi sampai menyembah TUHAN. Ini sudah hidup seperti Yesus hidup.
Bilangan 23: 19
23:19. Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdustabukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
Allah tidak berdusta. Kalau kita tidak berdusta, berarti kita hidup seperti Yesus hidup. Gunakan lidah untuk berkata benar, baik, jujur, bersaksi sampai menyembah TUHAN! Kalau ya ...tetapi, ... tidak, ... namun, itu ular.
Kalau sudah tidak berdusta--tidak kenal fitnah, hujat--, dan hanya menyembah TUHAN---memuji dan memuliakan TUHAN--, itu seperti bayi yang menangis dalam gendongan tangan TUHAN.
Matius 21: 16
21:16. lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayidan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"
Kalau kita mengekang lidah sehingga tidak berdusta lagi, tetapi berkata benar, bersaksi, memuji dan menyembah TUHAN, kita sama seperti bayi-bayi dalam gendongan tangan TUHAN. Itulah hidup seperti Yesus hidup, yaitu jadi seperti bayi.
Waktu bayi-bayi datang, diusir oleh murid-murid--merasa besar--, tetapi TUHAN katakan: Jangan! orang seperti inilah yang empunya kerajaan sorga. Yesus yang empunya kerajaan sorga. Bayi juga yang empunya kerajaan sorga. Yesus sama dengan bayi.
Jadi kalau mau hidup seperti Yesus, kita harus jadi seperti bayi!
Biarpun hebat, kalau tidak jujur--berdusta--, itu bukan Yesus, tetapi ular.
Mari, bayi yang menangis berada di dalam gendongan tangan TUHAN. Artinya: hanya mengakui kekurangan kita pada TUHAN. Bayi menangis karena lapar, gatal, sakit, tidak nyaman dan sebagainya. Serahkan kekurangan-kekurangan kita pada TUHAN! Biar TUHAN mengulurkan tangan-Nya untuk mengadakan keajaiban--melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan malam ini--:
- Tinggal menangis dan TUHAN sanggup memelihara dan melindungi kitadi tengah ketidakberdayaan, kesulitan dunia sampai zaman antikris.
- Dia sanggup melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan; yang tidak bisa kita pikirkan. Menangis pada TUHAN! Yang penting sudah menerima firman, jangan berbuat dosa lagi--selamat--, lalu praktik firman--tergembala sungguh-sungguh, dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus--, hidup dalam terang/kesucian. Kita menjadi seperti bayi yang hanya menangis pada TUHAN dan Dia ulurkan tangan anugerah yang besar.
"Waktu malam tahun baru ada kesaksian-kesaksian, kita memang beda-beda ujiannya. Suaminya punya perusahaan di tengah kota, besar sekali. Dulu pernah kena bom saat perang dunia II di Jerman. Kalau uang, tidak kurang. Tetapi baru menghadapi ujian skripsi sudah bingung; tidak kuat. Saya katakan: 'Aduh...hanya perkara dunia, masa mau hilang perkara sorga.' Dia tersentak. Tinggal lima belas menit bisa jawab soal. Kenapa harus dipikir? Serahkan pada TUHAN!. Bayi hanya menangis kepada TUHAN."
- Tangan anugerah TUHAN memandikanbayi yang kotor--disucikan dan diubahkan terus menerus sampai sempurna seperti Dia. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Kaum muda tidak usah takut! Yang penting ada wahyu dari TUHAN, doa kepada TUHAN--menangis. Tangisan kita sekarang adalah semoga gembala diberikan pembukaan firman dan kita mau sungguh-sungguh dengar pembukaan firman.
- Biasanya mengantuk, bosan, sekarang mau sungguh-sungguh dengar firman, sampai mengerti dan percaya. Firman sudah berakar dan selamat.
- Lalu praktikkan firman--sudah tergembala.
- Lanjut lagi seperti bayi yang melihat keajaiban-keajaiban. Bayi itu ajaib. Bayi menangis dapat susu, uang dan sebagainya. Bahkan kalau ibunya lupa sekalipun, kalau bayi menangis, masih ada orang yang ingat. TUHAN lebih ingat pada kita.
Tidak tahu apa yang terjadi, tidak bisa dipikir, serahkan pada TUHAN!
TUHAN memberkati.