Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita sudah berada dalam kitab Wahyu 3.
Wahyu 2-3,dalam susunan Tabernakel, menunjuk tentang tujuh kali percikan darah di depanTabut Perjanjian.
Ini sama dengan tujuh suratyang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir = penyucian terakhiryang dilakukan oleh Tuhan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir(sidang jemaat akhir zaman), supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Yesus dan menjadi tubuh Kristus yang sempurna/mempelai wanita Sorga yang siap untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dan bersama Tuhan selamanya.

Sehebat apapun kehidupan Kristen/sidang jemaat (gereja besar, gaji besar dan sebagainya), banyak kelebihan-kelebihan, tetapi kalau ada satu sajacacat-cela/kekurangan, maka tidak bisamenyambut kedatangan Yesus kedua kali, sehingga tertinggal saat Yesus datang, dan binasa selamanya.

Kalau disebut tidak bercacat-cela, bukan berarti kesombongan atau kebanggaan, tetapi suatu KEHARUSAN.
Kemarin, kita sudah mendengar, 'banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih' (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 01 Februari 2015). Sudah banyak yang menjadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan, diselamatkan, diberkati dan dipakai oleh Tuhan, tetapi kalau tidak sempurna, maka tidak ada artinya. Hanya sedikit yang sempurna.

Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikkan darah adalah:

  1. sidang jemaat EFESUS(Wahyu 2: 1-7) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 07 September 2014). Sidang jemaat Efesus harus kembali pada kasih mula-mulasupaya bisa kembali ke Firdaus.

  2. sidang jemaat di SMIRNA(Wahyu 2: 8-11) yang mengalami penderitaan, tetapi Tuhan katakan untuk tidak takut dalam penderitaan dan setia sampai mati(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 September 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 09 November 2014).


  3. sidang jemaat di PERGAMUS(Wahyu 2: 12-17) yang harus meninggalkan ajaran-ajaran sesat(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 November 2014sampai Ibadah Raya Surabaya, 28 Desember 2014).

  4. sidang jemaat di TIATIRA(Wahyu 2: 18-29) yang harus mengalami penyucian hati dan pikiran sampai pikiran yang terdalam(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 04 Januari 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 18 Januari 2015).

  5. sidang jemaat di SARDIS(Wahyu 3: 1-6) yang mengalami kebangunan rohanidan kuat rohaninya= berjaga-jaga(diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 21 Januari 2015).

Kita sudah berada pada jemaat yang kelima, yaitu jemaat di SARDIS.
Wahyu 3: 1
3: 1. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yangmemiliki ketujuh Roh Allahdanketujuh bintangitu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati

kita sudah mempelajari, kepada sidang jemaat Sardis, Yesus tampil dalam 2 hal:

  1. 'yang memiliki ketujuh bintang' =>supaya sidang jemaat menjadi hak milik Tuhanselama-lamanya (diterangkan pada Ibadah Doa Surabaya, 21 Januari 2015).

  2. 'yang memiliki ketujuh Roh Allah' =>untuk membangunkansidang jemaat Sardis yang kelihatan hidup tetapi sungguhnya mati (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 25 Januari 2015).

Wahyu 3: 2-3
3:2 Bangunlah, dan kuatkanlahapa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurnadi hadapan Allah-Ku.
3:3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuridan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

PENYUCIAN TERAKHIRkepada sidang jemaat di Sardis adalah 'Bangunlah, dan kuatkanlah', artinya supaya jemaat Sardis mengalami kebangunan rohanidan kuat rohaninya(mengalami kekuatan ekstra), SUPAYATETAP BERJAGA-JAGA.
'hampir mati'= kalau sampai mati, berarti habis.

Ada 2 hal yang harus dijaga oleh sidang jemaat di Sardis:

  1. 'sebab tidak satu pun dari pekerjaanmuAku dapati sempurnadi hadapan Allah-Ku'.
    Hal pertama yang harus dijaga: berjaga-jaga dalam ibadah pelayanan (tahbisan).

  2. Ayat 3 = 'Aku akan datangseperti pencuri'= hal kedua yang harus dijaga: berjaga-jaga dikaitkan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali.

Malam ini kita belajar tentang BERJAGA-JAGA DALAM IBADAH PELAYANAN/TAHBISAN.
Lukas 12: 35-36
12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikatdan pelitamu tetap menyala.
12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.


Perikop: Kewaspadaan, artinya berjaga-jaga, jangan tidur, jangan lengah, tetapi mengalami kebangunan rohani dan kekuatan ekstra untuk tetap berjaga-jaga!

Tadi disebutkan, 'tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna', bahkan 'hampir mati' = tahbisan sidang jemaat di Sardis tidak ada yang sempurnabahkan sekalipun kelihatan hidup, tetapi sesungguhnya hampir mati. Ini yang harus dijaga.

Ada 3 macam berjaga-jaga dalam ibadah pelayanan:

  1. Berjaga-jaga dalam tahbisan yang pertama: 'Hendaklah pinggangmu tetap berikat' = tetap berikat pinggang.
    Efesus 6: 14
    6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenarandan berbajuzirahkan keadilan,

    Ikat pinggang = kebenaran.
    Yohanes 17: 17
    17:17 Kuduskanlahmereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

    Apa itu kebenaran?
    Kebenaran adalah sesuatu yang menguduskan/menyucikan; kebenaran adalah firman.
    Kalau digabung, kebenaranadalah firman yang menyucikan/menguduskan kita = firman pengajaran yang benar. Inilah arti dari ikat pinggang kebenaran.
    Firman pengajaran yang benar yaitu:

    • tertulis di Alkitab,
    • diwahyukan/dibukakan rahasianya oleh Tuhan, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab = firman yang merupakan perkataan Yesus.

    Firman pengajaran yang benar, bagaikan nyala api.
    Tahbisan sidang jemaat Sardis tidak sempurna, bahkan hampir mati, artinya tidak ada apinya lagi.
    Ibadah pelayanan/tahbisan kita diperiksa, seringkali tidak sempurna dan hampir mati (tidak ada apinya lagi). Jangankan sempurna, tahbisan kita seringkali tidak benar, tidak suci, bahkan hampir mati/tidak ada apinya lagi. Masih melayani, tetapi tidak ada apinya lagi.

    Yeremia 23: 29
    23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

    Firman penyucian = nyala api. Ini yang harus dipertahankan. Dalam pelayanan kita harus ada nyala api, yaitu nyala api firman.

    Jadi, tetap berikat pinggang = berjaga-jaga dalam firman pengajaran benar(NYALA API FIRMAN ALLAH).
    Setiap hamba Tuhan atau pelayan Tuhan HARUS berpegang teguhdan taat dengar-dengaranpada firman pengajaran yang benar, sehingga mengalami PENYUCIANoleh nyala api firman Allah.

    Firman Allah disebutkan seperti sabun tukang penatu dan nyala api tukang pemurni logam, untuk menyucikan sampai ke bagian dalam. Seperti nyala api tukang las, mungkin dari luar, mobilnya terlihat catnya terkelupas sedikit, tetapi begitu dilas, ternyata bagian dalamnya keropos/berkarat. Seringkali kita, pelayan Tuhan terlihat baik di luar, tetapi begitu diteropong oleh firman Allah, ternyata keropos, berkarat di dalam. Oleh sebab itu, harus selalu berjaga-jaga dalam nyala api firman Allah.
    Tidak bisa kita mengatakan 'Tidak apa-apa, yang penting melayani, tidak usah firman'. Tidak bisa. Sekalipun pelayanan hebat, tetapi kalau tidak ada nyala api Firman (kesucian), maka pelayanan itu mati, tidak berkenan kepada Tuhan dan tidak sempurna.


    Mengapa hamba Tuhan/pelayan Tuhan harus mengalami penyucian oleh nyala api Firman Allah?:
    Maleakhi 3: 1-3
    3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
    3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logamdan seperti sabun tukang penatu.
    3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan
    orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

    Ayat 2 = 'siapakah yang dapat tetap berdiri?'= banyak yang roboh dan binasa, hanya sedikityang bisa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, bertemu Tuhan di awan-awan permai. Yang lain banyak yang binasa/tidak tahan ('banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih').
    'orang Lewi'= pelayan Tuhan.

    Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan harus mengalami penyucian oleh nyala api Firman, supaya ibadah pelayanan kita berkenan pada Tuhan('mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar', bukan sekedar melayani), menyenangkandan memuaskan hati Tuhan.

    Kalau kita melayani dengan berikat pinggang/melayani dalam kesucian, maka kita memuaskan hati Tuhan. Hasilnya, Tuhan juga mengikat pinggang-Nyauntuk melayani, memelihara dan memuaskan kehidupan kita (termasuk nikah rumah tangga dipuaskan). Tuhan tidak menipu kita!

    Lukas 12: 37
    12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnyadan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

    'Sesungguhnya ia'= 'ia' di sini menunjuk pada tuannya atau Yesus.

    Maleakhi 3: 3
    3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikanmereka seperti emasdan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

    Kalau pelayanan kita benar, maka bisa menuju kesempurnaan. Harus benar dahulu, baru bisa sempurna.
    Penyucian dengan nyala api firman pengajaran benar akan menghasilkan hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang murniseperti emas dan perak yang murni; murni sampai kedalaman hati.

    PERAK
    Amsal 10: 20a
    10:20 Lidahorang benar seperti perakpilihan,

    Perak adalah kehidupan yang mengalami kelepasan dari dosa, sampai lidahnya berkata benar, tidak ada dusta = JUJUR; ya katakan "ya", tidak katakan "tidak".
    Inilah hamba Tuhan yang betul-betul berjaga-jaga, yaitu melayani dengan tetap berikat pinggang, artinya tetap berpegang teguh dan taat dengar-dengaran pada firman pengajaran benar (nyala api firman).

    Sulit kalau mau mencari orang seperti itu. Ya katakan “ya”, tidak katakan “tidak”. Selalu “ya, tetapi....”, “tidak, tetapi...”. Seringkali, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan sulit untuk berkata: ya katakan "ya", tidak katakan "tidak", tetapi masih mau menggunakan kebijaksanaan dan pertimbangan sendiri. Ini berarti tidak murni. Kalau murni, pasti berkata ya di atas ya, tidak di atas tidak. Tidak ada pertimbangan manusia. Kalau firman mengatakan “ya”, maka berkata “ya”, tetapi kalau firman bilang 'tidak”, maka katakan 'tidak”. Itu justru yang murni, sekalipun terlihat jahat. Tetapi kalau banyak pertimbangan manusia, maka tidak murni, pelayanannya hampir mati, tidak berkenan kepada Tuhan dan tidak sempurna.

    EMAS
    Alat-alat dalam Tabernakel terbuat dari kayu yang disalut emas murni. Kayu adalah manusia yang rapuh, tetapi disalut dengan emas murni, yaitu tabiat ilahiyang puncaknya adalah TAAT DENGAR-DENGARANsampai daging tidak bersuara lagi.
    Kalau Yesus, taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib. Kalau kita, taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.

    Taat jangan pilih-pilih! Banyak kali kita mau taat masih pilih-pilih. Seperti Abraham yang disuruh meninggalkan negerinya, masih mau. Tetapi, saat disuruh mempersembahkan anaknya, seringkali kita masih menggunakan logika, 'ini anak, bukan mainan, masa disembelih?'. Tetapi kalau betul-betul ada nyala api, ada ikat pinggang, pelayanan kita tidak mati, maka kita bisa jujur dan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Memang beresiko. Orang yang berkata jujur, ya katakan “ya”, tidak katakan “tidak” (yang sesuai firman), seringkali jemaat marah, dikatakan sebagai gembala tidak ada kasih. Tidak apa-apa. Kita harus mempertahankan kemurnian.

    Kalau kita tampil seperti perak dan emas (jujur dan taat dengar-dengaran), maka kita dipercaya kuasa nama Yesus.
    Jangan takut kalau kita mau jujur! 'Wah, nanti saya dibenci'. Tidak apa-apa. Ada kuasa nama Yesus.

    Kisah Para Rasul 3: 5-6
    3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
    3:6 Tetapi Petrus berkata: "
    Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"

    'Emas dan perak tidak ada padaku' = Petrus tidak memiliki emas dan perak secara jasmani.

    Kalau kita hamba Tuhan, pelayan Tuhan tampil seperti emas dan perak, yaitu berkata benar dan jujur, memiliki tabiat taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, maka hasilnya: kita memiliki kuasa kebangkitan dalam nama Yesusuntuk mengalahkan kelumpuhan-kelumpuhan, yaitu:

    • kelumpuhan dalam ibadah pelayanan (sudah loyo, bosan, tidak ada kemajuan dalam ibadah pelayanan, malah mundur),
    • kelumpuhan dalam nikah rumah tangga (hubungan tidak baik, tidak bisa saling melayani),
    • kelumpuhan dalam keuangan.

    Mungkin banyak usaha untuk mengatasi kelumpuhan dalam keuangan, suntik dana sana-sini, atau menambah usaha ini-itu. Silakan. Tetapi yang paling penting, kembalilah berikat pinggang; tetap berpegang teguh dan taat dengar-dengaran pada firman pengajaran benar, sehingga kita mengalami penyucian sampai tampil seperti emas dan perak murni. Maka, segala kelumpuhan kita akan dipulihkan oleh Tuhan.

    Tidak lumpuhartinya tahan berdiri; sampai tahan berdiri jika Yesus datang kembali kedua kali.

  2. Lukas 12: 35
    12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

    Berjaga-jaga dalam tahbisan yang kedua: pelita tetap menyala.
    Pelita tetap menyala berarti selalu ada minyak, ini menunjukkan bahwa hamba Tuhan/pelayan Tuhan harus selalu dalam urapan Roh Kudus, bahkan meluap-luap dalam Roh Kudus = memiliki NYALA API ROH KUDUS.
    Di loteng Yerusalem, Tuhan mengirimkan Roh Kudus bagaikan lidah-lidah api, itulah nyala api Roh Kudus.

    Pelita tetap menyala = berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus.

    Yang belum kepenuhan, mohon kepada Tuhan. Yang sudah kepenuhan, harus selalu dalam urapan Roh Kudus sampai meluap-luap dalam Roh Kudus.

    Imamat 21: 12
    21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

    Perikop: Kudusnya Para Imam.

    Supaya hamba Tuhan/pelayan Tuhan tetap dalam urapan Roh Kudus, meluap-luap dalam Roh Kudus dan memiliki nyala api Roh Kudus, maka hamba Tuhan/pelayan Tuhan HARUSselalu berada dalam Ruangan Suci/kandang penggembalaan = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

    • Pelita emas = ketekunan dalam Ibadah Raya.
    • Meja Roti Sajian = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
    • Mezbah Dupa Emas = ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

    Di sinilah ada jaminan nyala api Roh Kudus selalu ada. Kalau kita lihat, 3 macam alat ini semua mengandung nyala api.

    • Pelita Emas, ada lampunya yang mengandung api.
    • Meja Roti Sajian, di atas roti terdapat dupa yang dibakar (mengandung api).
    • Mezbah Dupa Emas, ada dupa yang dibakar (mengandung api).

    Berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus = selalu berada dalam kandang penggembalaan (TERGEMBALA). Tidak bisa tidak.

    Sehebat apapun pelayan Tuhan, kalau di luar Ruangan Suci/kandang penggembalaan maka:

    • dia akan melanggar kesucian,
    • kehilangan urapan Roh Kudus = kering rohani dan pelayanannya mati (padam).

    Roma 12: 11
    12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

    Tandapelayan Tuhan yang berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus/memiliki api Roh Kudus, yaitu SETIA DAN BERKOBAR-KOBAR/menyala-nyala dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
    Hasilnya: hamba Tuhan/pelayan Tuhan mampu menembusi kegelapan dunia akhir zamandengan puncaknya dosa(dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan).

    Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
    Dosa kawin-mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, penyimpangan-penyimpangan seks dan nikah yang salah.

    Kita bisa menembusi itu semua, kita tidak jatuh dalam puncak dosa, tetapi selalu ada terang.

    Tetapi, kalau sudah kendor dalam ibadah pelayanan, maka berbahaya.
    'Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor' = kalau kendor dalam ibadah pelayanan, sudah tidak menyala-nyala lagi, maka pasti menyala-nyala yang negatif.

    Roma 1: 26-27
    1:26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
    1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
    menyala-nyala dalam berahimereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

    Kalau kerajinan kita kendor/tidak menyala-nyala lagi/tidak setia lagi, bahkan pelita padam, maka pastimenyala-nyala dalam birahi, jatuh dalam puncaknya dosa, ditelan oleh kegelapan malam.
    Mari, kita harus saling menasihati. Justru, menjelang kedatangan Tuhan kedua kali, hal ini banyak terjadi.

    Kalau suami mulai kendor, isteri jangan mendukung suami tidak ke gereja. Sebab, nanti akan menuai. Yang benar, harus saling menguatkan. Anak-anak muda juga, silakan didorong untuk kuliah dan lain-lain. Tetapi jangan lupa, jangan kendor! Kalau kendor dalam ibadah pelayanan, tidak menyala-nyala lagi, maka pasti menyala-nyala yang negatif. Pasti, tidak mungkin tidak.

    Seperti anak bungsu yang meninggalkan ladang bapa, sekalipun dia kaya-raya, hebat, berhasil, mendapat warisan, tetapi lama-lama sampai pada ladang babi, tidak bisa ke mana-mana. Hanya tinggal tunggu waktu saja, pasti ada di ladang babi. Kita semua harus berhati-hati.

    Ibrani 10: 25-26
    10:25 Janganlah kita menjauhkan diridari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakanoleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
    10:26 Sebab jika kita
    sengajaberbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

    'dibiasakan' = dosa kebiasaan, tidak merasa bersalah, malah merasa bangga.

    Menjelang kedatangan Tuhan kedua kali, justru banyak orangyang tidak setia dalam ibadah pelayanan. Mereka jatuh dalam dosa kebiasaan dan dosa sengaja.

    • Dosa kebiasaan= tidak merasa berdosa saat tidak setia dalam ibadah pelayanan.
      Kalau dulu, saat tidak bisa datang beribadah, merasa bersalah. Tetapi sekarang, tidak merasa apa-apa lagi.

      Seseorang berdialog dengan saya, "Dulu waktu saya masih di Solo, saya mengejar untuk bisa ikut kebaktian pendalaman alkitab. Saya harus tiba di sini. Biar telat, yang penting harus. Tetapi sekarang kok saya malas, kok tidak rasa apa-apa?" Saya nasihati, 'Hati-hati, itu sudah dosa kebiasaan, sebentar lagi akan jadi dosa sengaja'. Misalnya, Solo-Surabaya 4 jam, jam 10 pagi sudah pulang, ibadahnya jam 6, sekalipun ada waktu, tapi dia sengaja tidak mau beribadah. Ini bahaya besar, sudah benar-benar hampir padam.


    • Dosa sengaja= sengaja tidak beribadah melayani Tuhan, akibatnya jatuh dalam puncak dosa sampai kebinasaan selamanya.

    Nasihat tertinggi di akhir zaman adalah saling menasihati untuk tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan= berjaga-jaga dalam nyala api Roh Kudus.
    Kita boleh menasihati siapapun juga, anak kita dan lain-lain, tetapi jangan lupa satu hal! Yaitu, nasihat untuk setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Kalau tidak, percuma. Sekalipun dia berhasil dan hebat seperti si bungsu, tapi tahu-tahu sudah di ladang babi, kita cuma menangis, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kalau bukan karena kemurahan Tuhan, si bungsu tidak bisa kembali. Kalau dulu dia betul-betul tergembala, maka masih bisa kembali, karena masih ingat makanan firman penggembalaan. Ini pentingnya tergembala. Kalau kita bisa makan firman penggembalaan, satu waktu misalnya kita ke mana-mana, kita masih bisa ingat bahwa dulu kita bisa makan firman dan sekarang tidak bisa, sehingga kita masih bisa kembali.

  3. Lukas 12: 36
    12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikantuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

    Berjaga-jaga dalam tahbisan yang ketiga: berjaga-jaga dalam suasana pesta nikah.

    Ada 2 hal yang menunjukkan suasana pesta nikah:

    • Hal yang pertama: kebahagiaan/suka cita sorga.
      Jadi, melayani jangan terpaksa, dipaksa atau memaksa.

      Ini ajaran dari guru saya. Kita beribadah melayani Tuhan jangan dengan terpaksa, dipaksa atau memaksa orang! Yang wajar saja. Kita tidak usah membicarakan orang yang tidak datang beribadah. Kalau kita membicarakan orang yang tidak datang, berarti mau memaksa supaya orang itu datang. Kemanapun saya diutus, Bapak Pendeta Pong mengatakan pada saya, 'Kamu jangan telepon minta khotbah, atau meminta/memaksa orang datang (fellowship). Yang wajar saja'. Kalau saya datang ke daerah lalu membicarakan orang yang tidak datang, ini artinya memaksa. Tidak usah. Sabar saja.

      Jadi, melayani Tuhan harus dengan sukarela/kerelaan hati; kalau sukarela, pasti ada kebahagiaan/sukacita Sorga.
      Kalau melayani dengan terpaksa, dipaksa atau memaksa, maka tidak ada sukacita Sorga. Apalagi kalau mengancam. Ibadah kita percuma, tidak ada suasana pesta nikah. Berarti, kalau Tuhan datang, tidak bisa masuk dalam perjamuan nikah Anak Domba.

    • Hal yang kedua: dasar dari nikah yang benar adalah NYALA API KASIH ALLAH.

    Suasana pesta nikah, bisa kita dapatkan dalam DOA PENYEMBAHAN.
    Di atas gunung yang tinggi, Yesus mengajak 3 muridnya: Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kemudian mereka berkata, “Tuhan, betapa bahagianyakami. Kami akan mendirikan 3 kemah.” Mereka tidak mau turun lagi.
    Di dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, disebutkan Petrus ikut dalam pemecahan roti, lima roti dan dua ikan untuk memberi makan 5000 orang, mujizat membangkitkan orang mati, tetapi tidak pernah mengatakan “betapa bahagianya kami”. Tetapi di gunung penyembahan, dia berkata “betapa bahagianya kami”.

    Doa penyembahan adalah hubungan antara kepala dengan tubuh = hubungan leher. Kepala adalah suami, tubuh adalah isteri = hubungan nikah.
    Doa penyembahan adalah puncak ibadah pelayanankita kepada Tuhan.

    Matius 17: 2, 4
    17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
    17:4 Kata Petrus kepada Yesus: "
    Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

    Biarlah hari-hari ini, kita gemar menyembah Tuhan sebagai puncak ibadah pelayanan/tahbisan kita kepada Tuhan.

    Jadi, suasana pesta nikah = berjaga-jaga dalam doa penyembahan = berjaga-jaga dalam nyala api kasih Allah.

    Hasildoa penyembahan adalah kebahagiaandan kita mengalami keubahan hidup(wajah Yesus tiba-tiba berubah, di situ ada Musa dan Elia); keubahan dimulai dari wajah/hati diubahkan.

    MUSA
    Di akhir hidupnya, Musa tidak taat/keras hati. Tuhan perintahkan untuk berkatapada gunung batu supaya mengeluarkan air, tetapi karena Musa jengkel terhadap orang Israel, maka Musa memukulgunung batu; keluar air, tetapi Tuhan mengatakan bahwa Musa, 'kamu ke kuburan, tidak bisa menginjakkan kaki ke Kanaan'.

    Bilangan 20: 7-8, 11-12
    20:7 TUHAN berfirman kepada Musa:
    20:8 "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul;
    katakanlahdi depan mata mereka kepada bukit batuitu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
    20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu
    memukulbukit batuitu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
    20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya
    kamu tidak akan membawa jemaah inimasuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

    Keubahan hidup belajar dari Musa; Musa adalah orang yang lembut hatinya, tetapi menghadapi orang Israel, ia bisa menjadi keras hati/tidak dengar-dengaran. Akibatnya, tidak bisa masuk ke Kanaan. Tetapi, lewat doa penyembahan, hati yang keras diubahkan menjadi hati yang lembut/taat dengar-dengaran(kembali menjadi seperti bayi), sehingga bisa menginjakkan kaki di Kanaan.

    ELIA
    Sekalipun Elia membunuh 450 nabi-nabi baal, tetapi saat menghadapi Izebel, Elia menjadi putus asa, bimbang, kecewa dan tawar hati= hati yang keras.

    1 Raja-raja 19: 2, 4
    19:2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
    19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian
    ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

    Ayat 2 = Elia mau dibunuh oleh Izebel.

    Tetapi di gunung penyembahan, putus asa, kecewa, tawar hati diubahkan menjadi hati yang percaya dan mempercayakan diri pada Tuhan.

    Kalau keras hati (tidak taat, bimbang, mudah putus asa dan kecewa), maka semua menjadi berat, letih lesu dan beban berat.
    Hidup kita tergantung dari hati, bukan dari otak.
    Kalau kita keras hati seperti Musa (tidak taat) dan Elia (tawar hati, putus asa, kecewa), itu yang membuat hidup kita letih lesu dan beban berat.

    Tetapi kalau kita rendah hati, lemah lembut, sehingga bisa taat dan percaya/berserah pada Tuhan, maka kita mengalamiDAMAI SEJAHTERA, semua menjadi enak dan ringan.

    Matius 11: 28-30
    11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaankepadamu.
    11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hatidan jiwamu akan mendapat ketenangan.
    11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enakdan beban-Ku pun ringan."

    Saat kita taat, percaya dan berharap Tuhan (menyerah sepenuh pada Tuhan), maka kita mengalami ketenangan, semua menjadi enak dan ringan, baik dalam nikah, pelayanan dan seluruh hidup kita.

    Ingat, pertolongan Tuhan harus diinventaris. Jangan kita keras hati. Kalau dulu sudah ditolong Tuhan, dan bisa, mari sekarang lebih lagi.

    Kita hanya rendah hati, lemah lembut, taat dengar-dengaran apapun resikonya, percaya dan berserah sepenuh kepada Tuhan. Jangan putus asa seperti Elia, yang minta mati dan sebagainya. Tetapi biarlah kita percaya, berharap dan berserah sepenuh pada Tuhan.
    Maka, kita mengalami ketenangandan damai sejahteradi tengah lautan dunia yang terkena badai, seperti Yesus tidur di perahu. Tetap tenang dan damai, semua menjadi enak dan ringan.

    Kalau kita mau bersuasana pesta nikah dalam nikah rumah tangga dan ibadah pelayanan, maka kita harus banyak menyembah Tuhan.

    Kalau mau main musik, menyembah dulu. Saya selalu nasihati anak saya, 'kamu boleh les dan sebagainya, tetapi kalau kamu tidak menyembah, tidak bisa'. Kami yang sudah jadi hamba Tuhan berpuluh-puluh tahun, harus menyembah Tuhan, supaya turun suasana pesta/suasana Sorga.

Kesimpulan:
Berjaga-jaga dalam ibadah pelayanan/tahbisan adalah:

  • berjaga-jaga dalam api firman Allah = kesucian,
  • berjaga-jaga dalam api Roh Kudus= setia dan berkobar-kobar,
  • berjaga-jaga dalam api kasih Allah = damai sejahtera.

Kita sebagai pelayan Tuhan, harus menjaga ini. Jangan tidur! Tetapi harus mengalami kebangunan rohani.

Ibrani 1: 7
1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."

Hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang suci, setia berkobar-kobar dan damai sejahtera, itu sama dengan pelayan Tuhan bagaikan nyala api.

Daniel 7: 9
7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala apidengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

Takhta Tuhan dari nyala api.
Pelayan Tuhan yang suci, setia berkobar-kobar dan damai sejahtera = nyala api.

Jadi, pelayan Tuhan yang suci, setia berkobar-kobar dan damai sejahtera = takhta Tuhan di bumi. Ini adalah tugas kita sebagai pelayan Tuhan, yaitu menurunkan takhta Tuhan di bumi, sehingga di mana kita melayani, di situ ada suasana takhta Tuhan.

Hati-hati!Kalau tidak suci, tidak setia berkobar-kobar, tidak damai, berarti menjadi takhta iblis.

Mazmur 11: 4
11:4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nyadi sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

Kalau pelayan Tuhan menjadi takhta Tuhan, maka dari takhta Sorga, Tuhan sedang mengamat-amati kita= memandang dengan pandangan belas kasihan= Tuhan mengerti keadaan kita, memperhatikan, mempedulikan dan bergumul untuk kita.
Yang penting hari-hari ini, kita bangun, kuatkan. Mungkin sudah hampir padam, tidak berkenan, tidak ada satupun yang sempurna, mari kuatkan lagi, berjaga-jaga lagi, minta nyala api dari Tuhan. Sekalipun mungkin ada gangguan sedikit, tetap setia.

"Saya permudah. Tadi saya membesuk orang yang patah tulang dan sebagainya. Dia katakan, 'saya tidak bisa duduk lama, Om.' Saya katakan, 'oh terserah, mau minta kursi seperti apapun, saya sediakan. Mau duduk atau berdiri, atau kalau tidak lagi, mau tidur, saya sediakan kamar, yang penting bisa ibadah.'"

Ini yang penting, yaitu suci, setia dan damai sejahtera.

Kalau ada pandangan belas kasih Tuhan, hasilnya:

  1. Markus 6: 34-37
    6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihankepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
    6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
    6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
    6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"


    Hasil pertama: kita mengalami kuasa pemeliharaanTuhan secara ajaib.
    Kalau murid-murid, tidak mampu menolong. Tetapi, Tuhan bertanggung jawab. Banyak kali, hamba-hamba Tuhan tidak bertanggung jawab dan tidak memikirkan domba-domba.

    Lima roti dan dua ikan bisa untuk memberi makan 5000 orang, bahkan sisa 12 bakul = suatu keajaiban. Kita mengalami kuasa pemeliharaan Tuhan di dalam sistem penggembalaan.
    Jadi, hati Tuhan merindu untuk memelihara kita secara ajaib, sama dengan Ia merindu untuk menggembalakan kita dengan benar dan baik.

    Ada 2 macam kuasa pemeliharaan:

    • secara jasmani: tangan belas kasih Tuhan sanggup memelihara hidup kita secara jasmani di tengah dunia yang sulit bahkan mustahil.

      Sekalipun gaji kita hanya 5 roti dan 2 ikan, mustahil untuk memberi makan 5000 orang. Tetapi justru di situlah Tuhan tunjukkan kepada kita, bahwa gaji dan lain-lain hanya sarana. Tapi yang menentukan adalah tangan Tuhan, seperti lima roti dua ikan untuk 5000 orang. Kalau tangan kita yang menentukan, berarti setidaknya harus ada 10000 roti untuk 5000 orang supaya kenyang.

    • secara rohani: tangan belas kasih Tuhan sanggup memelihara hidup rohani kita supaya tidak mengalami kelaparan rohani = tidak lapar rohani, tidak kering rohani, tidak jatuh/rebah dalam dosa dan puncaknya dosa. Tetapi, kita mengalami kepuasan dan hidup dalam kebenaran.

  2. Markus 1: 40-42
    1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
    1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
    1:42 Seketika itu juga
    lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.

    Hasil kedua: kita mengalami kuasa kesembuhanyang ajaib.
    Dulu, penyakit kusta betul-betul penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Contoh: Naaman, seorang panglima yang sakit kusta. Pada waktu perang, ada budak kecil dari Israel yang ditawan dan ikut Namaan, berkata bahwa di Israel ada nabi yang bisa menyembuhkan sakit kusta. Lalu Raja Aram mengirim surat kepada Raja Israel. Tetapi saat Raja Israel membaca surat dari Raja Aram, dia berpikir Raja Aram mencari gara-gara, karena menyembuhkan penyakit kusta sama dengan membangkitan orang mati; suatu kemustahilan.

    2 Raja-raja 5: 7
    5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."

    Penyakit kusta = mustahil bagi manusia, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

    Kusta adalah:

    • secara jasmani= penyakit secara jasmani yang sudah mustahil.
      Jangan karena ada penyakit, lalu kita mundur. Tetapi saat ada penyakit, apalagi sudah mustahil, kita justru maju. Kita hidup suci, setia dan berkobar-kobar, damai sejahtera, banyak menyembah Tuhan. Itu saja yang kita lakukan. Kalau mau berobat, silakan. Tetapi yang menentukan adalah tangan Tuhan. Kalau kita menjadi takhta Tuhan, maka Tuhan memperhatikan dan mempedulikan kita, sehingga terjadi kesembuhan yang ajaib.

    • secara rohani= kenajisan (dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan), kebenaran diri sendiri dan penyakit dalam nikah rumah tangga.

      Dosa adalah sesuatu yang mustahil, apalagi kalau sudah melawan Firman. Ada seseorang, sudah dari dulu sering mendengar firman tentang jangan merokok, mabuk. Tetapi , ia menolak firman. Akhirnya dia keluar dan sampai hari ini merokok. Saya lihat sendiri, saat dia lewat, masih merokok. Tadi juga bertemu. Saat dia jalan, saya jabat tangannya, siapa tahu dia kembali.

      Kebenaran diri sendiri membuat nikah rumah tangga pecah. Mari kita doakan, supaya kebenaran diri sendiri bisa disembuhkan.

  3. Lukas 7: 13-15
    7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
    7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu,
    bangkitlah!"
    7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.


    Hasil ketiga: kita mengalami kuasa kebangkitan:

    • Kuasa kebangkitan mampu menghapus segala kemustahilanyang ada, untuk memulihkanapa yang sudah mati.
      Mungkin ibadah pelayanan sudah mati, bisa dibangkitkan; nikah dan buah nikah yang hampir mati bahkan sudah mati dalam dosa, bisa dipulihkan/dibangkitkan; ekonomi yang sudah mati akan dipulihkan, semua dipulihkan oleh Tuhan.

    • Kuasa kebangkitan adalah pembaharuan= mati terhadap hidup lama, bangkit dalam hidup baru; mulai dari baptisan air.
      Kita diubahkan dari manusia daging menjadi manusia baru seperti Yesus.
      Kuasa pembaharuan menuju Yerusalem baru, mulai dari tidak ada dusta.
      Kalau sudah tidak berdusta, maka air mata kita dihapuskan (Tuhan berkata, 'Jangan menangis!', artinya tidak ada lagi air mata).

      Dusta inilah yang merupakan sumber air mata dan masalah. Orang yang mencintai dusta, tidak dapat masuk ke Yerusalem baru. Biarlah malam ini kita bisa mengaku apa adanya, kita berkata benar, kita mengaku dosa dan segala kegagalan kita. Jangan ada dusta!

      Kalau tidak ada dusta, maka air mata kita dihapuskan, kita terus diubahkan; semakin diubahkan, air mata semakin dihapus, sampai saat Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna, kita masuk Yerusalem baru, tidak ada setetespun air mata lagi ('Jangan menangis!').

      Mungkin banyak penderitaan kita hari-hari ini, berubah! Berkata benar, jangan berdusta, mengaku apa adanya malam ini. Kalau kita yang salah, kita mengaku pada Tuhan, jangan menyalahkan orang lain, supaya Tuhan mulai menghapus air mata kita sedikit demi sedikit dan masalah diselesaikan. Sampai pada satu titik, tidak ada lagi air mata. Kita bersama Dia selama-lamanya.

Tuhan memperdulikan, bergumul dan memperhatikan kita. Ada kuasa pemeliharaan, kuasa kesembuhan dan kuasa kebangkitan untuk menghapus kemustahilan dan air mata kita hari-hari ini. Jaga pelayanan kita, kita menjadi takhta Tuhan, maka ada pandangan belas kasih Tuhan pada kita. Sekalipun sudah gagal dan hancur, tetapi Tuhan tidak menghukum kita. Kalau tidak ada yang mau menolong kita, kesempatan, hanya Tuhan yang memperhatikan kita.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 22 September 2012 (Sabtu Sore)
    ... gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Gembala-gembala mendengar dan melihat segala sesuatu sesuai dengan apa yang diberitakan oleh malaikat. Sekarang artinya kehidupan yang tergembala dapat mendengar dan melihat firman penggembalaan malaikat adalah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 01 April 2013 (Senin Sore)
    ... disalib kegerakan Roh Kudus hujan awal. Markus - . Yesus bertanya kepada mereka Berapa roti ada padamu Jawab mereka Tujuh. pemecahan roti kedua yaitu roti untuk orang. ' ' kesempurnaan. ' roti' Firman yang membawa pada kesempurnaan kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Tadi roti untuk orang. Tetapi yang roti untuk orang. Artinya rotinya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Agustus 2018 (Selasa Sore)
    ... dan tidak binasa Percaya Yesus. Bertobat berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan mati terhadap dosa. Baptisan air yang benar. Kehidupan yang sudah bertobat harus dikuburkan dalam air bersama Yesus untuk bangkit bersama Yesus dalam hidup baru. Hidup baru adalah hidup Sorgawi yaitu hidup dalam urapan dan kepenuhan Roh Kudus. Kita ...
  • Ibadah Raya Malang, 23 September 2018 (Minggu Pagi)
    ... di situ Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu Sebab Aku berkata kepadamu Banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata Tuan bukakanlah kami pintu dan Ia akan ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 12 Oktober 2010 (Selasa Pagi)
    ... mempelai dalam terang Tabernakel yang diihamkan Tuhan pada alm. Pdt. van Gessels sesuai yang dilihat oleh Musa di Gunung Sinai. Angka adalah angka perobekan daging. Untuk bisa mengerti meyakini sampai mempraktekkan pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel maka kita harus mengalami perobekan penyaliban daging. hari tidak makan dan tidak minum artinya Tidak ...
  • Ibadah Raya Malang, 16 Oktober 2022 (Minggu Pagi)
    ... melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya aku sangat heran. Oleh sebab itu rasul Yohanes sangat heran sebab akal pikirannya tidak bisa menjangkau firman nubuat. Wahyu Lalu kata malaikat itu kepadaku Mengapa engkau heran Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Oktober 2023 (Minggu Siang)
    ... firman pengajaran. Memperhatikan firman pengajaran yang benar sama dengan memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap. Kenapa butuh pelita--firman pengajaran yang benar-- Karena dunia akhir zaman sudah dalam kegelapan yaitu kesulitan yang bertambah-tambah dosa-dosa dan puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan-- ajaran palsu--gosip-gosip-- ancaman dan aniaya. Yang paling dibutuhkan dalam ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 April 2016 (Minggu Pagi)
    ... Abraham. Contohnya adalah Sara istri Abraham. Kejadian - Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham Mengapakah Sara tertawa dan berkata Sungguhkah aku akan melahirkan anak sedangkan aku telah tua Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN Pada waktu ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 26 Juli 2012 (Kamis Sore)
    ... Praktek memikul salib dalam kehidupan sehari-hari Daging harus dipaksa mengalami sengsara untuk bertobat dan hidup benar. Dalam tabernakel menunjuk halaman. Petrus - . Jadi karena Kristus telah menderita penderitaan badani kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani ia telah berhenti berbuat dosa-- ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 02 April 2014 (Rabu Malam)
    ... Demikian juga malam ini kita naik ke bukit Golgota untuk mengalami salib Tuhan sengsara daging bersama Yesus yaitu untuk berdoa menyembah kepada Tuhan dan menyerahkan semuanya kedalam tangan Tuhan. Semestinya saat ini kita sudah pulang dan beristirahat tetapi kita memilih naik ke bukit Golgota. Ada hal yang bisa kita terima ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.