Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 6: 7-8
6:7. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempatberkata: "Mari!"
6:8. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor
kuda hijau kuningdan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan mautmengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparandan sampar, dan dengan binatang-binatang buasyang di bumi.

Ini adalah pembukaan METERAI yang KEEMPAT; penghukuman yang keempat dari Allah Roh Kudus atas dunia, yaitu terjadi kegerakan kuda hijau kuning/kuda kelabu, yang mengakibatkan MAUT DAN KERAJAAN MAUTmenguasai seperempat bagian dari bumi untuk membunuh penduduk bumi dengan pedang, kelaparan, sampar dan binatang buas (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 16 Juli 2017).

Ada tiga macam maut:

  1. Maut secara tubuh/jasmani.
  2. Maut/kematian rohani= berbuat dosa sampai puncaknya dosa; enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa; tidak bisa bertobat.
  3. Maut/kematian yang kedua; kematian di lautan api dan belerang; neraka selamanya.

Inilah yang mengancam kita baik secara tubuh, rohani sampai neraka selamannya.
Tadi disebutkan, makhluk yang keempat berseru: 'Mari!'

Wahyu 4: 7
4:7. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Makhluk keempat adalah sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
'Burung nasar' gambaran kehidupan yang menantikan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Jadi, JALAN KELUAR/CARAsupaya terlepas dari maut dan kerajaan maut adalah kita harus menantikan kedatangan Yesus kedua kalidi awan-awan yang permai.

Wahyu 22: 18-21
22:18. Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
22:19. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
22:20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "
Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

Di sini terdengar suara: Ya, Aku datang segera!Ini menunjuk pada kesiapan Tuhan Yesusuntuk segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai.
Kemudian ada jawaban: Amin, datanglah, Tuhan Yesus!Ini adalah kesiapan gereja Tuhan untuk menjadi mempelai wanita sorgayang siap menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai; kita bebas dari maut apapun, kemudian masuk Firdaus dan Yerusalem baru selamanya.

Lalu, apa persiapan gereja Tuhan untuk menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali?
Ayat 18-19: dikaitkan dengan firman nubuat. Ayat 21: dikaitkan dengan kasih karunia.
Ayat 20--kesiapan kita--diapit oleh ayat 18-19 dan 21.

Jadi, kesiapan gereja Tuhan untuk menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai harus dikaitkan dengan dua hal: (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 23 Juli 2017)

  1. Gereja Tuhan harus menerima dan mengalami pekerjaan firman nubuat; mengalami penyucian oleh firman nubuat/firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua/kabar mempelai (ayat 18-19) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 23 Juli 2017sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Juli 2017).

  2. Gereja Tuhan harus menerima dan mengalami kasih karunia Tuhan Yesus Kristus (ayat 21) (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 30 Juli 2017).

AD. 2. KASIH KARUNIA TUHAN
Pada hari Minggukita mempelajari kasih karunia Tuhan adalah:

  1. Zaman permulaan: kasih karunia adalah masuk bahtera Nuh, artinya sekarang: masuk baptisan air yang benar, sehingga kita bisa hidup benar seperti Nuh sekeluarga--keselamatan mempelai.

  2. Zaman pertengahan: kasih karunia adalah Maria mengandung bayi Yesus, artinya sekarang: kita mengandung firman pengajaran; mendengar dan dengar-dengaran pada firman--kesucian mempelai.

  3. Zaman akhir: kasih karunia adalah salib, sengsara daging bersama Yesus supaya kita diubahkan menjadi manusia rohani seperti Yesus sampai sempurna seperti Dia, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai.

Sekarang kita belajar SIKAP KITA TERHADAP KASIH KARUNIA. Kita harus hati-hati, sementara ada firman nubuat yang menolong kita, ada kasih karunia untuk mempersiapkan kita untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali, bebas dari maut tubuh--yang sudah meninggal akan dibangkitkan dan diangkat oleh Tuhan ke awan-awan--, maut rohani--tidak ada lagi dosa-dosa--, dan neraka--kita bersama Tuhan selamanya.
Tuhan sudah memberikan sarananya yaitu firman nubuat dan kasih karunia.

Kita sudah mempelajari tentang firman nubuat, sekarang sikap terhadap kasih karunia, karena ada sikap yang salah.
2 Korintus 6: 1-3
6:1.Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
6:2.
Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
6:3.
Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.

Sikap yang negatifadalah membuat sia-sia kasih karunia Allah.
Sikap yang benar adalah jangan menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan.

Praktik menyia-nyiakan kasih karunia--sudah menerima tetapi disia-siakan--yaitu menjadi batu sandungan(ayat 3: 'Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung'). Kalau tidak menyia-nyiakan kasih karunia, tidak akan jadi batu sandungan. Kalau menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan, ia akan menjadi batu sandungan.
Artinya:

  • Gampang tersandungpada dosa--ada dosa sedikit sudah jatuh--, tersandung pada orang lain--melihat salah orang lain sudah tersandung.

  • Dan juga menjadi sandunganbagi orang lain dan pekerjaan Tuhan; orang lain tidak mau datang pada Tuhan, tidak mau menerima pengajaran: Ah, dia dalam pengajaran saja seperti itu. Dia tidak jujur, percuma.

Bahaya! Batu sandungan ini bahaya. Karena itu jangan gampang tersandung dan jadi sandungan!
Matius 18: 6
18:6."Tetapi barangsiapa menyesatkansalah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernyalalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

'menyesatkan'= menjadi batu sandungan (dalam bahasa aslinya).
Kita harus hati-hati, orang yang menjadi batu sandungan, akibatnya: lehernya akan dikalungkan batu kilangan. Dalam pekerjaan, nikah, jangan sampai orang lain tersandung. Dijaga benar-benar, apalagi kami hamba Tuhan.

Dikalungkan batu kilangan, artinya: hidupnya selalu letih lesu, berbeban berat, tidak indah, tidak ada masa depan yang indah, dan ditenggelamkan ke dalam laut--tenggelam dalam dosa Babel. Ini bahaya! Kalau gampang tersandung dan menjadi sandungan, akan masuk pada dosa Babel.

Wahyu 18: 21
18:21.Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

Dosa Babel adalah dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Kita harus hati-hati!
Kalau menjadi batu sandungan, ia akan tenggelam--jatuh dalam dosa Babel--, hidupnya tidak pernah terangkat secara jasmani dan rohani, tetapi terus merosot sampai tenggelam dalam lautan api dan belerang--kematian yang kedua, binasa selamanya.

Inilah kehidupan yang menyia-nyiakan kasih karunia, yaitu ia menjadi batu sandungan. Ini yang harus dijaga.
Kita sudah menerima kasih karunia dari Tuhan, mari kita jaga. Kalau menyia-nyiakan, kita akan menjadi batu sandungan, hidupnya benar-benar ngeri, lehernya dikalungkan batu kilangan, dan dilemparkan ke laut, sampai tenggelam selamanya di neraka.

Waspada! Batu sandungan--menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan--ini melanda hamba/pelayan Tuhan yang dipakai Tuhan. Ini yang harus diwaspadai hari-hari ini.

Contoh: Petrus. Petrus hebat tetapi bisa menjadi batu sandungan. Hati-hati!
Matius 16: 18, 21-23
16:18.Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karangini Aku akan mendirikan jemaat-Kudan alam maut tidak akan menguasainya.
16:21.
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23.
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandunganbagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Pada mulanya, Petrus adalah batu karang. Kemudian Yesus memberitakan tentang salib--Dia harus ke Yerusalem untuk disiksa dan dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga--, sekejap saja ia jadi batu sandungan.
Batu karang itu kuat/teguh, tetapi sebentar lagi menjadi batu sandungan.

"Banyak orang menerangkan: Kita harus lebih hebat dari Petrus, tidak akan jatuh. Kalau seperti itu, akan jatuh. Kalau kami menerangkan: Petrus hebat bisa jatuh, apalagi saya, karena itu harus lebih hati-hati."

Baru saja Petrus dipuji oleh Tuhan--bukan oleh manusia--sebagai batu karang untuk dibangun jemaat Tuhan--dasar pembangunan tubuh Kristus; dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus--, tetapi begitu cepat berubah menjadi batu sandungan. 

Mengapa begitu?Di ayat 23: 'engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia' => karena Petrus menggunakan PIKIRAN DAGING.

Pikiran daging itu keras kepala; keras hati; kebenaran diri sendiri; egois.
Bukan berarti dia membela Yesus saat itu, tetapi dia takut, kalau Tuhan disalib ia ikut disalib--ini egois. Itu pikiran daging/logika daging.

Sekalipun kelihatan logis dan benar secara pikiran, tetapi kehilangan arti rohani dan penyelamatannya; kehilangan keselamatan. Secara logika Petrus benar, tetapi kalau Yesus tidak disalib, hilang semua arti rohani dan keselamatan; tidak ada keselamatan.

Seringkali kita memakai pikiran daging, secara jasmani baik, tetapi yang rohani hilang dan keselamatan juga hilang. Hati-hati, dalam pekerjaan jangan pakai pikiran daging--kebenaran sendiri, egois, kepentingan diri sendiri, kehendak diri sendiri yang sama dengan keras kepala--! Akibatnya kehilangan nilai rohani terutama keselamatan.

"Saya sudah bersaksi, seorang murid saya telepon saya: 'Om, ada laki-laki dan perempuan, anaknya sudah tiga, ternyata suaminya sudah pernah menikah, isterinya juga. Bagaimana ini, Om?' Ketika saya menyampaikan firman: tidak boleh kawin cerai, isterinya berkata: Aduh, saya salah, bagaimana saya ini? Lalu dia coba menawarkan: 'Mestinya begini om, kita perbaiki mereka berdua ini karena anaknya sudah tiga.' Secara pikiran daging, benar. Tetapi saya katakan: 'Jangan melanggar firman! Kalau mau menolong orang jangan melanggar firman!Kalau melanggar firman, sekalipun kelihatan baik, itu sama seperti Hawa makan buah yang dilarang oleh Tuhan, kelihatan baik, tetapi karena melanggar firman, habis.' Mari kembali pada firman! 'Bagaimana om, anaknya sudah tiga, kalau diceraikan, kasihan.' Saya jawab: 'Yang tidak boleh kan hanya tidak boleh jadi suami isteri, kalau jadi 'kakak adik', boleh, silahkan, untuk merawat anaknya, itu kewajiban dia.' Baru mengerti dia."

Jadi menolong orang harus sesuai firman! Kalau tidak sesuai firman, kelihatannya baik, disatukan, didoakan, tetapi menyalahi firman. Itulah pikiran Petrus yaitu pikiran daging.
Kehendak Allah adalah Yesus harus disalib. Petrus menawarkan sesuatu yang brilian--'jangan disalib!' Orang lain mungkin berkata: Petrus hebat, tetapi bertentangan dengan kehendak Tuhan sehingga hilang keselamatan.

Jangan pakai logika! Hanya kelihatan benar, tetapi kehilangan nilai rohani dan keselamatan karena tidak sesuai dengan firman. Hanya baik, tetapi tidak selamat. Itulah kebenaran sendiri; hanya benar menurut pikiran, tetapi tidak selamat.

Praktik pikiran daging/keras kepala:

  1. Praktik pertamapikiran daging: menolak salib--Petrus menarik Yesus ke samping--= MENOLAK PENGALAMAN KEMATIAN DAN KEBANGKITAN BERSAMA YESUS.
    Kalau tidak mau mati--sengsara--bersama Yesus, dia tidak akan bisa bangkit juga.

    Akibatnya: tidak mati dan tidak bangkit; TIDAK MENGALAMI PEMBAHARUANatau keubahan hidup, tetapi tetap manusia darah daging.

    Permulaanpengalaman mati dan bangkit bersama Yesus adalah masuk baptisan air yang benar.
    Roma 6: 4
    6:4.Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

    Kolose 2: 12
    2:12.karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkanjuga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

    Baptisan air yang benar adalah orang sudah bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga ia bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi.

    Ini mati dan bangkit. Kalau baptisannya salah berarti tidak mati dan bangkit. Jangan pakai pikiran daging, tetapi firman! Kalau pikiran daging, kelihatan bagus, tetapi tetap menjadi manusia daging.
    Masuk dalam baptisan air yang benar merupakan kasih karunia Tuhan.

    Kalau tidak mati dan bangkit--tidak ada kuburannya--, tidak akan bisa hidup baru. Kalau Yesus tidak mati--dikubur--, Ia juga tidak mengalami hidup baru, dan Ia tidak bisa naik ke sorga.
    Kalau tidak mengikuti firman, nilai pembaharuannya--nilai rohani dan keselamatan--ini yang hilang. Percuma, tetap jadi manusia darah daging. Sungguh-sungguh!

    Kalau baptisan kita syaratnya salah--tidak bertobat tetapi dibaptis, tidak mengerti tetapi dibaptis--, pelaksanaannya salah--tidak dikubur dalam air--, itu sebenarnya belum dibaptis; tidak mengalami pembaharuan.

    Efesus 4: 24-26
    4:24.dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
    4:25.
    Karena itu buanglah dustadan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
    4:26.
    Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu

    Ciri manusia baru--ikut pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus mulai dari baptisan air--:

    • Tidak berdusta.
    • Marah dengan kasih untuk menolong orang yang bersalah atau jatuh. Kalau marah dengan emosi sampai kebencian, berarti ia masih manusia lama.

    Petrus tetap manusia lama/manusia daging karena menolak salib--pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus--, buktinya:

    • Petrus berdusta; menyangkal Yesus tiga kali.
      Pengalaman kematian dan kebangkitan mulai dari baptisan air. Ini dasarnya!Kalau salah, tidak akan bisa lanjut.

      "Seperti membangun rumah, kalau tidak ada dasarnya, mau bagaimana? Tambah hebat bangunannya, akan tambah cepat roboh dan tidak bisa dibangun lagi."

    • Petrus memotong telinga Malkus--marah dengan kebencian.

    Inilah ciri manusia lama.
    Petrus, hamba Tuhan yang hebat, tetapi masih manusia lama karena menggunakan pikiran daging. Ngeri sekali! Di injil Matius orang berkata: Aku bernubuat, aku mengusir setan,tetapi Tuhan jawab: Enyahlah engkau!--karena menggunakan pikiran daging, bukan kehendak Tuhan.
    Pikiran daging adalah kepentingan sendiri, kebenaran sendiri, kehendak sendiri, bukan kehendak Tuhan. Ini yang membuat orang keras.

    Coba kaum muda dalam soal apa, kalau sudah ada kepentingan sendiri, kebenaran sendiri dan kehendak sendiri, orang tua akan dilawan.
    Harus disesuaikan dengan firman--pikiran dan perasaan Tuhan--sekalipun sakit/bertentangan dengan kehendak daging, tetapi itu yang menyelamatkan.
    Kalau pikiran sendiri, nilai rohani akan hilang.

    Petrus masih manusia lama--ditandai dengan dusta dan kebencian--sehingga ia menjadi sama dengan iblis--iblis adalah bapa pendusta dan pembunuh; membunuh itu berarti ada kebencian di dalamnya. Karena itu Yesus katakan kepada Petrus: Enyahlah iblis! Bukan ngawur, tetapi bisa diterangkan.

    Yohanes 8: 44
    8:44.Iblislahyang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuhmanusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendustadan bapa segala dusta.

    Inilah pikiran daging yaitu menolak salib.
    Karena itu sulit kalau ibadah kita ditandai dengan salib, sebab sekarang ini orang ingin yang sesuai dengan logika; kelihatan baik, efisien, tetapi hilang nilai rohaninya, tidak ada pembaharuan di sana; kalau tidak ada pengalaman kematian dan kebangkitan, tidak akan ada pembaharuan, tetapi tetap manusia daging yang akan binasa; jadi sama dengan iblis, bukan Tuhan.

  2. Praktik pikiran daging yang kedua: menjadi seteru salib.
    Filipi 3: 18-19
    3:18.Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakankepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
    3:19.
    Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

    Kerap kali= diulang-ulang. Sudah diulang-ulang, masih banyak yang tidak mengerti, bayangkan kalau tidak diulang. Ini gunanya firman diulang.
    'sambil menangis'= sudah puncaknya, rasul Paulus sudah tidak kuat lagi. Sudah diulang-ulang, tetapi masih banyak yang menjadi seteru salib.

    Seteru salib adalah hamba/pelayan Tuhan yang PIKIRANNYA HANYA TERTUJU PADA PERKARA-PERKARA JASMANI.
    Tadi menolak salib karena pikirannya adalah pikiran daging: egois, kebenaran sendiri, kehendak sendiri. Sekarang pikiran tertuju pada perkara daging/jasmani.

    Yohanes 21: 3
    21:3.Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

    (terjemahan lama)
    21:3. Maka kata Simon Petrus kepada mereka itu, "Aku hendak
    pergi menangkap ikan." Maka sahut mereka itu kepadanya, "Kami pun hendakpergi besertamu." Maka pergilah mereka itu berperahu; maka pada malam itu suatu pun tiada yang didapatinya.

    Contoh: Petrus. Ia kembali menjadi penjala ikan; ia sudah diangkat dari penjala ikan menjadi penjala mansuia--melayani Tuhan. Tetapi pikiran daging muncul sekalipun bertentangan dengan kehendak Tuhan: Kalau Yesus masih hidup, enak, lima roti untuk lima ribu orang, tetapi setelah Yesus mati--di cerita ini mereka tidak tahu kalau Yesus sudah bangkit--, kalau menjala manusia, makan dari mana?Cocok pikirannya dari penjala manusia kembali jadi penjala ikan, karena dorongan untuk memenuhi perkara-perkara jasmani--menjala ikan, dijual dapat perkara jasmani.

    Kemudian murid-muird yang lain berkata: Kami pergi juga dengan engkau.--dalam terjemahan lama: Kami pun hendakpergi besertamu--fellowship. Ini artinya KEHENDAK DIRI SENDIRI.

    Karena itu fellowshipharus hati-hati. Persekutuan dimulai dari nikah, kalau tidak hati-hati, akan ikut-ikutan. Hawa makan buah yang dilarang oleh Tuhan lalu memberikannya pada Adam, dan Adam ikut makan--berfellowship.

    Di cerita ini persekutuan yang lebih besar lagi, yaitu antar hamba Tuhan, tetapi tanpa firman. Kalau tidak ada firman, semua akan melanggar. Mau ke mana fellowship itu?
    Menikah tanpa firman, mau ke mana? Nanti akan telanjang. Begitu juga dengan ibadah penggembalaan dan fellowship. Hanya ikut-ikut saja, tetapi tidak tahu ke mana arahnya. Yang penting dapat banyak ikan, tetapi kehilangan keselamatan.; meninggalkan pelayanan sehingga ia kehilangan keselamatan.

    Hati-hati! Persekutuan adalah makan bersama. Kalau tanpafirman pengajaran yang benar--makanan yang benar--kita akan ikut-ikutan pada yang salah, ikut-ikutan jadi seteru salib; pikiran hanya tertuju pada perkara jasmani.

    Persekutuan tanpa firman pengajaran yang benar, murid-murid berkata: Aku hendak menangkap ikan--kehendak sendiri sebab kehendak Tuhan adalah menjadi penjala manusia. Dan di situ sudah langsung ikut semua karena cocok dengan pikiran daging. Orang bilang: hebat, padahal salah. Tetapi persekutuan yang benar malah dicaci maki.
    Menikah juga hanya untuk perkara jasmani, tidak ada pengajaran. Akibatnya: berat, tanpa arah dan menjadi seteru salib.

    Praktik seteru salib:

    • Tidak setia.
      Mulai dari nikah hati-hati! Dulu setia, tetapi setelah punya isteri/suami, mulai tidak setia, bahkan sampai meninggalkan ibadah pelayanan karena perkara-perkara jasmani.

      Bukan tidak boleh mencari perkara jasmani, kita harus bekerja, tetapi jangan korbankan ibadah pelayanan! Berdoa kepada Tuhan! Tuhan tolong.

    • Beribadah melayani tetapi hanya untuk mencari perkara daging; bukan Tuhan/firman pengajaran yang dicari.
      Fellowshipharus diperiksa! Yang diutamakan adalah makanan firman pengajaran yang benar--pokok anggur yang benar. Mau menikah juga, yang diutamakan adalah makanannya--pengajarannya; pokok anggur yang benar. Begitu juga dengan penggembalaan dan fellowship.

      Jangan salah! Fellowshipadalah makan bersama, bukan bertemu bersama. Kalau bertemu bersama tidak perlu dalam ibadah.

      "Kalau nikah kita tanpa firman pengajaran yang benar, lama-lama tidak setia. Kalau tidak ada makanan, orang disuruh kerja, pasti akan loyo. Kalau penggembalaan ini tidak ada makanan, lama-lama akan lemah; tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan atau beribadah melayani hanya untuk mencari perkara jasmani; bagaimana melayani, sudah terserah, yang penting melayani dan dapat perkara jasmani--tidak ada lagi tahbisan yang benar."

    Akibat menjadi seteru salib:

    • Yohanes 21: 3
      21:3.Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

      Akibat pertama: tidak menangkap apa-apa= tidak bisa berbuat apa-apa; gagal total.

      Tanpa pengajaran benar, fellowshipakan berdampak pada nikahyaitu tidak dapat apa-apa, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak berbuah apa-apa--ranting harus tinggal pada pokok anggur, di luar pokok, tidak bisa berbuah apa-apa. Gagal total! Tanpa pengajaran yang benar, nikah, penggembalaan, fellowshipakan gagal. Semakin hari semakin gagal dan hancur sampai kebinasaan. Di luar kehendak Tuhan yang ada hanya kebinasaan.

      "Dulu saya di Malang, saya ingat betul jemaat menangis untuk mengadu: 'Gereja ini mau hancur, om.': 'Tidak apa-apa, saya mawas diri, kalau pengajaran yang saya bawa salah, akan hancur, kalau benar, tidak hancur.' Tuhan tolong, malah membangun lantai tiga. Fellowship di Medan juga ramai, bahkan di mimbar: Paling lama satu tahun, itu sudah hebat. Saya mawas diri, tidak marah, kalau saya ke Medan memang cari uang, bukan pengajaran yang benar, tidak usah satu tahun, satu bulan akan hancur; tidak ada kekuatan tanpa pengajaran. Tetapi puji Tuhan satu tahun bisa empat kali, sudah dua belas tahun lebih sampai sekarang. Semua karena kemurahan Tuhan; karena pengajaran yang benar--mendapatkan kasih karunia seperti Maria mengandung bayi Yesus."

      Pertahankan kandungan firman ini!--'pada mulanya adalah firman pengajaran'--. Tidak usah takut! Nikah-nikah kembalilah pada pengajaran yang benar, tidak akan gagal kalau ada pokok yang benar. Tetapi kalau tidak ada pokok, mau dikemas seperti apapun nikah itu, pasti gagal. Penggembalaan mau diapakan juga, akan gagal total, fellowshipmau diberi uangpun akan gagal total karena tidak ada pokok. 

      Ranting tanpa pokok mau melekat pada apa? Bisa ditali, tetapi sebentar lagi akan putus. Mari sungguh-sungguh, jangan jadi seteru salib! Kalau tidak ada firman pengajaran yang benar, dampaknya luar biasa: nikah gagal, fellowshipgagal; semakin hari semakin gagal, dan menuju kebinasaan. Kembali pada firman pengajaran yang benar!Itu saja.

    • Yohanes 21: 7
      21:7.Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

      Akibat kedua: telanjang= jatuh dalam dosa.

      Fellowshiptanpa pengajaran yang benar, yang digembar-gemborkan pasti perkara jasmani; yang diupayakan perkara jasmani. Baru soal dana sudah cari sponsor dan lain-lain, segala cara dipakai. Itu kalau tanpa firman.

      Kalau nikah tanpa firman, akan gembar-gembor perkara jasmani, tetapi sebentar lagi kalang kabut soal jasmani.

      "Bayangkan, untuk KKR mengadakan basar--cara dunia--, fellowshipnya jadi pasar. Mohon maaf. Untung saya dididik di kabar mempelai, tidak ada yang seperti itu. Itu bukti kalau tidak ada firman, yang digembar-gemborkan dan kalang kabut adalah perkara jasmani."

      Tetapi kalau ada pengajaran yang benardalam nikah, penggembalaan dan fellowshipkita, hal jasmani tidak merepotkan kita sama sekali; tidak mempengaruhi kita.

      "Bukan sombong. Minggu depan ke Toraja, berapa itu? Setelah itu ada lagi ke Lumajang, Semarang, Malang. Bagaimana itu? Saya tidak berpikir. Di Jakarta saya kaget. Kita hanya beberapa orang di Jakarta--50-60 orang--, saya tanya bendahara, belum dari Malang dan Surabaya sudah surplus. Luar biasa. Dari mana semua itu? Kalau ada firman pengajaran, yang jasmani tidak merepotkan dan membanggakan, tetapi biasa saja.
      Kalau tidak ada firman, akan kalang kabut, dan kalau ada kelebihan, akan bangga. Itu tanda tidak ada firman pengajaran/perkara rohani yang ditampilkan.
      "

      Hati-hati soal nikah, penggembalaan dan fellowship!Kalau sudah menonjolkan yang jasmani dan repot dengan perkara jasmani, itu tanda rohani sudah kering. Tetapi kalau yang jasmani tidak berpengaruh apa-apa, berarti pribadi Tuhan/firman pengajaran sedang ditonjolkan di tengah-tengah kita.

      Semoga jadi pengalaman dalam hidup sehari-hari, tidak repot soal yang jasmani. Mari dengar firman dan praktikkan, sungguh-sungguh tidak akan repot yang jasmani. Firman menjadikan langit dan bumi serta segala isinya, masa merepotkan kita? Tidak mungkin repot. Tuhan tolong kita semuanya.

      Jangan sampai telanjang--jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa--!

    Yohanes 6: 15
    6:15.Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

    Pikiran daging ini terlalu sekali! Begitu Yesus memecah-mecahkan roti di Yohanes 6, Yesus mau dijadikan raja dunia, bukan Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga, karena pikirannya: Enak ya, nanti semua jadi roti, tidak usah kerja. Hanya dijadikan raja dunia untuk kebutuhan-kebutuhan jasmani.

    Siapa yang mengangkat Yesus jadi raja dunia? Iblis--seteru salib sama dengan menjadi sama lagi dengan iblis.
    Banyak hamba/pelayan Tuhan menjadikan Yesus sebagai raja, tetapi bukan Raja segala raja dan Mempelai Pria yang akan datang untuk menyucikan dan menyempurnakan.

    Matius 4: 8-10
    4:8.Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan duniadengan kemegahannya,
    4:9.
    dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
    4:10. Maka berkatalah Yesus kepadanya: "
    Enyahlah, Iblis!Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

    'Enyahlah, Iblis!'= sama dengan yang Tuhan katakan pada Petrus.
    Ini kurang ajarnya hamba/pelayan Tuhan, termasuk saya, kalau mau menjadikan Yesus hanya sebagai raja dunia; hanya untuk perkara jasmani. Itu sama dengan iblis!

    Mari, kita jadikan Yesus sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga! Pandangan kita bukan soal banyak atau sedikit, besar atau kecil. 
    Pandangan rohani adalah soal benar atau tidak. Tempatkan Dia dengan benar! Sekalipun kita mungkin sederhana di dunia, tetapi kita punya Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga. Nanti kita bersama Dia dalam kerajaan sorga selamanya. Mau miskin atau kaya, terserah, yang penting kita punya Yesus Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga yang menyucikan kita sampai nanti benar-benar bertakhta di kerajaan sorga.

    Jangan mengorbankan yang rohani! Itu iblis!

    Praktik pertama pikiran daging: menolak salib; menolak pengalaman kematian dan kebangkitan. Mulai baptisan yang benar ditolak, hati-hati. Tidak akan bisa jadi manusia rohani, tetapi tetap manusia daging; hidupnya tidak bisa berubah, tetap ada dusta, emosi, kebencian. Dan itu berarti sama dengan iblis.

    Yang kedua: menjadi seteru salib. Hanya pikiran daging, tidak mau firman; tidak mengutamakan firman pengajaran. Akibatnya: hidupnya gagal total dan telanjang, sampai menjadi sama dengan iblis.

  3. Praktik pikiran daging yang ketiga: sombong.
    Petrus tadi menarik Yesus ke samping. Artinya: tidak mau salib (karena Yesus mau ke depan, menuju ke Yerusalem untuk disalibkan. Lalu ditarik ke samping oleh Petrus. Ini berarti Petrus menolak salib).
    Tetapi menarik ke samping juga berarti sombong--TIDAK MAU TERGEMBALA, karena di dalam penggembalaan gembala berada di depan dan kita mengikuti dari belakang.

    Yohanes 10: 4
    10:4.Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan merekadan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

    Posisi penggembalaan yang benaradalah Yesus Gembala Agung di depan dan kita domba-domba di belakang mengikuti suara dan jejak-Nya.
    Suara-Nyaadalah firman pengajaran yang benar; firman penggembalaan yang diulang-ulang.
    Jejak-Nyaadalah salib-Nya.

    Siapayang harus tergembala? Semua harus tergembala, mulai dari gembala, lalu domba-domba. Semua jabatan pelayanan harus tergembala (termasuk rasul, nabi, guru, penginjil, pemain musik dan sebagainya), supaya mengarah pada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, di mana Yesus ditempatkan sebagai Kepala--Dia kepala dan kita tubuh-Nya. Arahnya jelas, yaitu kepada Yesus sebagai Kepala--pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
    Kalau tidak tergembala, diri sendiri atau serigala dan burung yang akan menjadi kepala.

    Karena itu banyak hal terjadi, penginjil-penginjil hebat lalu hilang karena tidak tergembala. Gembala-gembala yang dipakai Tuhan tahu-tahu hilang, karena tidak tergembala. Harus tergembala!

    Syarattergembala dengan benar dan baik:

    • Harus selalu berada di kandang penggembalaan--ruangan suci; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Mutlak! Harus ada kandangnya! Namanya tergembala, berarti harus ada kandangnya:.

      1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus.
      2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab; persekutuan dengan Anak Allah dalam firman.
      3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasih-Nya.

      Di dalam kandang penggembalaan tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga setan tritunggal--tiga binatang buas--tidak bisa menjamah/menerkam kita; hidup kita mulai tenang, damai sejahtera; mulai enak dan ringan. Tadi saat di halaman, ada gerimis masih ribut. Begitu masuk di kandang, mau gerimis, hujan lebat, terserah.

      Dalam penggembalaan, mulai enak dan ringan, ada yang memberi makan. Memang berat secara daging untuk masuk kandang karena lewat pintu sempit--perobekan daging--, tetapi enak dan ringan bagi hidup kitasampai kekal selamanya.

    • Syarat kedua tergembala dengan benar dan baik: kita harus melakukan tugas-tugas dalam penggembalaan:


      1. Gembalamakan firman penggembalaan (firman pengajaran yang benar), lalu memberi makan sidang jemaat dengan firman penggembalaan.
        Gembala makan lewat banyak berada di bawah kaki Tuhan, banyak baca alkitab, berdoa, supaya manna turun dari sorga, dan juga lewat fellowshipdengan hamba Tuhan yang dipakai dalam pengajaran yang benar--satu sumur; satu pengajaran yang benar.

        Kalau dua sumur--berbeda--, akan bingung. Bukan dilarang fellowship, tetapi harus fellowship, namun syaratnya harus satu pokok, di situ iman akan bertambah kuat. Kalau tidak satu pokok (tidak satu pengajaran yang benar), akan bingung, rugi, dan jadi carang yang kering.

        "Saya bertanya kepada Lempin-EL: Lempin-El boleh berfellowship? Jawabannya: Boleh. Salah! Yang benar: 'Harus berfellowship!' tetapi dalam satu pokok anggur yang benar; satu pengajaran yang benar."

        Kalau dalam satu pengajaran--pengajaran itu sebagai kepala/pokok--, maka tata cara ibadah akan satu, pelayanannya satu, penyembahannya juga satu. Kalau pengajarannya beda (kepalanya beda), akan berbeda-beda.

        "Saya juga membaca catatan dari almarhum. Ada yang menegor saya lewat seorang hamba Tuhan: 'Kasetnya orang mati didengar, catatannya dibaca, apa itu?' Saya bilang: 'Sampaikan salam hormat kepada beliau dan sampaikan: Berikan saja alkitabnyakepada saya, jangan baca lagi.Karena yang menulis alkitab,orangnya lebih dulu mati dari pada Om Pong dan Om Yo."

        Kalau tidak ada ayat-ayat, bukan pengajaran namanya, bisa dibantah. Kalau pengajaran (ada ayat-ayat), tidak akan bisa dibantah, profesorpun tidak bisa membantah.

      2. Tugas dombaadalah makan firman pengajaran yang benar--mendengar dan taat dengar-dengaran. Itu saja.

      Kalau gembala berani beli kandang, tidak mungkin meracun. Karena itu paling murni adalah penggembalaan. Kalau orang lain tidak peduli.

    Kalau tidak memenuhi tugas yang benar di dalam pengembalaan, itu sama dengan sombong dan egois.
    Kalau gembala tidak mau memberi makan domba-domba, itu seperti ibu tidak mau menyusui bayinya, supaya dia cantik seumur hidup. Domba tidak mau makan padahal sudah disediakan, itu juga sombong dan egois.

    Contoh: Yudas Iskariot. Sudah disediakan makanan, tetapi mencari yang lain pada ahli Taurat dan sekaligus dapat uang.
    Matius 26: 24-25
    26:24.Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
    26:25.
    Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

    Diberi firman yang keras, Yudas tidak mau makan; tidak mau dikoreksi, tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain dan Tuhan ("Bukan aku, ya Rabi?"). Dan biasanya mencari keuntungan.

    Markus 14: 10-11
    14:10.Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
    14:11. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan
    mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

    Ayat 10 = Yudas berfellowshipdengan imam kepala yang ajarannya jelas bertentangan dengan ajaran Yesus.
    Yudas tidak mau menerima firman pengajaran yang keras karena:

    • Tidak mau dikoreksi; tetap mempertahankan dosa sampai puncaknya dosa.
    • Mau mencari keuntungan daging.

    Yudas tidak mau makan firman penggembalaan, malah berfellowshipdengan orang yang bertentangan dengan ajaran Yesus, hanya untuk dapat perkara jasmani. Yudas mengorbankan yang rohani.

    Banyak hamba Tuhan membela ajaran salah, karena dibaliknya untuk mendapatkan perkara jasmani. Dia tahu kalau benar, tetapi tidak mau karena tidak dapat yang jasmani. Padahal kalau kita melekat pada pokok(menerima pengajaran yang benar), kita sendiri akan berbuah,tidakusah dikasih orang. Banyak yang suka dikasih-kasih, tetapi dia sendiri tidak berbuah (menjadi ranting kering). Dari pokok, kita akan mendapatkan segala-galanya. Pilih pengajaran benar!Sekalipun tidak dikasih-kasih, nanti Tuhan yang memberi--Bapa-Kulah pengusahanya. Pengusaha itu memberi keuntungan. Dia berikan keuntungan besar sampai sayap burung nasar yang besar.

    Yudas cari yang jasmani akhirnya kehilangan keuntungan besar.
    Yohanes 6: 70-71
    6:70.Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."
    6:71. Yang dimaksudkan-Nya ialah
    Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.

    Akhirnya, Yudas juga menjadi sama denganiblis.

    Menolak salib (tidak mau mati-bangkit, tidak mau berubah), menjadi seteru salib (pikiran daging, hanya mencari perkara daging), dan sombong (tidak mau tergembala), akan membuat manusia menjadi sama dengan iblis.

Jalan keluarnya: masuk penggembalaan yang benar; ketekunan dalam tiga macam ibadah. Nikmati firman penggembalaan lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah!--seperti tiga kali pertanyaan Yesus kepada Petrus. Petrus sudah jadi iblis, tetapi mau masuk kandang (menerima firman penggembalaan lewat tiga macam ibadah), dan dia tertolong.

Yohanes 21: 15-17
21:15.Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16.
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17.
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petruskarena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Ayat 15= satu kali ibadah masih sombong: Jelas, luar biasa Tuhan.
Ayat 16= kedua kali mulai menurun, mulai ragu dia.
Ayat 17= ketiga kali, menangis (sedih hati Petrus).

Inilah gunanya firman diulang-ulang, yaitu sampai menyentuh/menusukkedalaman hati kita.

"Tidak usah bingung! Mengajak orang pertama kali datang, mungkin belum bisa, tetapi satu waktu kalau sudah disentuh hatinya, dia tidak akan pergi lagi, dia digembalakan oleh Tuhan."

Penggembalaan ini bukan ke plasa (boleh ke sana-ke mari), tetapi benar-benar di kandang. Sasarannya adalah hati.

Hasilnya:

  1. Hasil pertama: 'sedih hati Petrus'= hatinya menjadi lembut, tidak keras hati/keras kepala lagi.
    Hati lembut= hati nurani yang baik, yaitu

    1. Bisamembedakan antara yang benar dan tidak benar. Hati nurani yang baik bukan membedakan kaya/miskin atau banyak/sedikit. Perkara sorga kalau dibedakan kaya/miskinnya, banyak/sedikitnya, itu hati nurani yang tidak baik--dunia. Tetapi di dalam kerajaan sorga yang dibedakan adalah benar atau tidak benar.

      "Seorang bertanya pada saya: 'Bagaimanaorang tuaku mengajak begini?'Saya jawab: 'Benar tidak? Kalau tidak benar, biar itu orang tua, jangan!'Kita pandangan rohani,bukan soal hutang budi. 'Nanti kalau kamu sudah diberkati, balas hutang budimu pada orang tua!' Jangan balas dengan mengikuti yang tidak benar, itu manusia duniawi. Bukan mengajarkan untuk melawan orang tua,tetap hormat pada orang tua,tetapi masalah ibadah(pengajaran)harus dengan hati nurani yang baik. Bukan berarti di sini yang paling benar, tetapi cocokkan saja dengan alkitab; bagaimanaajaran imannya, baptisan, penyembahan, cocokkandengan alkitab. Kalau ada satu saja yang tidak sama, berarti sudah menyimpang. Seperti rel kereta api, tidak cocok satu saja, tidak akan bertemu lagi. Harus sama persis! Seperti matematika,rumusdari awal benar, tetapi yang terakhir rumusnya salah, dapat 0 juga. Sama dengan pengajaran, malah lebih parah lagi, salah sedikitsaja, habis!"

    2. Hati nurani yang baik bisa menyadari ada sesuatu yang tidak beressehingga mendorong kita untuk bisa mengaku dosa pada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.

    Kalau hati nurani baik--berani memilih yang benar, dan bisa mengaku dosa--kita tidak akan pernah tersandung dan tidak akanpernah menjadi sandungan. Kalau seperti Yudas: 'Bukan aku...' Itu akan menjadi sandungan dan tersandung.

  2. Yohanes 21: 18-19
    21:18.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
    21:19.
    Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

    'jika engkau sudah menjadi tua'= dewasa rohani.

    Hasil kedua: dewasa rohani. Dulu dia takut mati, sekarang dia rela mati untuk Tuhan.

    Sasaran dalam penggembalaan adalah hati. Hati disucikan sampai sedih hati; bisa membedakan benar dan tidak benar. Kerajaan sorga bukan soal makan minum atau kaya miskin, tetapi benar atau tidak.
    Lalu bisa koreksi diri; mengaku; sadar ada yang tidak beres--hati dibentuk dalam penggembalaan.

    Kemudian hasil kedua: kedewasaan rohani. Dulu Petrus berkata: Aku hendak menangkap ikan.Ini namanya tidak dewasa rohani. Setelah dewasa rohani, Petrus hanya mengulurkan dua tangan pada Tuhan; menyerah sepenuh; taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara; menyembah Tuhan apapun resiko yang dihadapi; berserah dan berseru pada Tuhan; hanya mengandalkan Tuhan.

    "Saat kita bisa berserah dan berseruapapun keadaan kita, itu paling nikmat.Saya juga banyak menerima keluhan jemaat, tetapi saat doa semalam, doa puasa, saya serahkankepada Tuhan--berserah dan berseru--, hati saya lega."

    Dan Tuhan akan mengulurkan tangan kasih karunia-Nya--anugerah Tuhan--yang besar untuk membereskan segala sesuatu dalam hidup kita. Kalau hati nurani beres, Dia bisa membereskan segalanya.

    Jaminannya yaitu di kayu salib Dia berteriak: Sudah selesai!Dan sesudah itu Ia mati, tidak bisa diganggu gugat lagi. Selama hati nurani kita baik dan kita bisa mengangkat tangan--berserah dan berseru--, Dia harus mengulurkan tangan kasih karunia-Nya untuk menyelesaikan semua masalah kita sampai yang mustahil. Jaminannya adalah kurban Kristus di kayu salib. Dia tidak pernah menipu kita.

Mari, masalah apa saja, selesai. Bukan hanya itu. Hati nurani yang baik itu bagaikan mercusuar, artinya: kita dituntun ke pelabuhan damai sejahtera, Yerusalem baru.
Wahyu 7: 17
7:17.Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

Dituntun ke Yerusalem baru artinya dituntun ke masa depan yang berhasil dan indah--semakin dekat Yerusalem baru, semakin indah--, disucikan dan diubahkansedikit demi sedikit sampai sempurna seperti Yesus. Jika Yesus datang kembali kedua kali kita menjadi sempurna seperti Dia. 

Diubahkan mulai dari tidak ada dusta lagi--jujur--sampai kalau Yesus datang kedua kali kita diubahkan jadi sempurna untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai, masuk Firdaus--kerajaan Seribu Tahun Damai--, masuk Yerusalem baru, dan menjadi batu dasar di Yerusalem baru.

Petrus tadinya batu karang--dasar di dunia untuk pembangunan tubuh Kristus--tetapi berubah jadi batu sandungan. Namun lewat penggembalaan, dia bisa menjadi batu dasar di Yerusalem baru, tidak keluar lagi dari sana.
Wahyu 21: 14
21:14.Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasardan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Dombaitu.

'kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba'= termasuk nama Petrus menjadi batu dasar di Yerusalem baru.
Ini yang paling indah.

Mungkin kita sudah menjadi batu sandungan, jangan putus asa dan kecewa! Mungkin batu karang, jangan sombong! Petrus hanya sekejap dari batu karang menjadi batu sandungan. Paling enak adalah tetap tergembala, kita bisa mengangkat tangan. Kita memelihara hati nurani yang baik. Beres semua, jangan ada yang ditutup-tutupi!

Kita berserah dan berseru pada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan kepada kita. Semua beres, berhasil dan indah, sampai sempurna--menjadi batu dasar.
Siapapun kita, serahkan semua pada Dia! Kita tidak bergantung pada yang lain. Kita hanya bergantung pada kasih karunia yang besar, anugerah yang besar dari Tuhan.

Mungkin dalam kegagalan atau keputusasaan, datang pada Dia! Yang berhasil jangan sombong! Mungkin tidak ada damai hari-hari ini, tidak tenang, dalam ketakutan, kemarahan, kekecewaan, keputusasaan dan lain-lain. Periksa hati! Hati nurani harus beres. Biar Tuhan menusuk hati kita dan membereskan kita, supaya kita bisa berserah dan berseru kepada-Nya.

Soal hati, itu pribadi dengan Tuhan, orang lain tidak bisa ikut campur. Biar darah dan firman-Nya menyucikan hati kita sampai hati nurani menjadi baik, semua beres.

Ada kenajisan, kejahatan, kekuatiran, ketakutan, kemarahan, kebencian, kekecewaan, keputusasaan dan lain-lain, lepaskan semua! Akui dulu, dan kita bisa berserah dan berseru kepada Dia. Tangan-Nya diulurkan dan semua sudah beres.

Hati adalah sumbernya: kita bisa berserah dan berseru atau berdusta atau memaki. Tidak ada yang tahu, hanya Tuhan yang tahu. Ini yang menentukan, kalau hati beres, kita bisa berserah dan berseru pada Tuhan; kalau tidak beres, hanya akan memaki, menyalahkan orang lain, berdusta, bergosip dan lain-lain. Mari pilih untuk berserah dan berseru pada Tuhan!
Uluran tangan Tuhan bukan hanya mampu menyembuhkan, tetapi membereskan semua sampai menyempurnakan kita semua.

Bukan hanya sampai di dunia, tetapi sampai di awan-awan dan menjadi batu dasar di Yerusalem baru, bukan batu sandungan lagi. Ingatlah keluarga kita, tidak ada yang ketinggalan, tetapi bersama-sama semua, juga dengan orang yang sudah mendahului kita. Terjadi pengangkatan-pengangkatan mulai sekarang, sampai nanti di awan-awan yang permai, bukan batu kilangan yang tenggelam .

Tuhan memberkati. 

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 Juli 2015 (Sabtu Sore)
    ... kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini. Ciri khusus penggembalaan adalah memberi makan domba-domba. Dalam penggembalaan tugas domba-domba adalah makan dan tugas gembala adalah menyediakan makanan bagi domba-dombanya. Sehebat apa pun kaum muda di dunia kita hanya seperti seseorang yang memiliki lima roti dan dua ikan dan ...
  • Ibadah Persekutuan Malang I, 08 November 2022 (Selasa Sore)
    ... Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah. Yaitu Injil firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali di awan permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja Mempelai Pria Surga Kepala untuk menyucikan mendewasakan kehidupan yang sudah selamat sampai sempurna seperti Yesus mempelai wanita Surga yang siap menyambut kedatangan-Nya kedua ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 Februari 2015 (Kamis Sore)
    ... iman yang teguh tidak menyangkal iman saat menghadapi kesulitan penderitaan aniaya sampai pembunuhan. Tetapi Tuhan mencela sidang jemaat Pergamus sebab ada yang gugur dari iman saat menghadapi ajaran palsu sesat. Mengapa bisa demikian Sebab tidak memiliki ketegasan hati untuk berpegang pada satu pengajaran yang benar dan untuk menolak ajaran lain. ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session II, 14 September 2010 (Selasa Tengah Malam)
    ... kasih Allah Api kasih Allah memberi panas menghangatkan kehidupan rohani kita sehingga kita selalu setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Orang yang malas sama dengan dingin rohani. Kalau api kasih Allah padam maka kehidupan itu akan menjadi dingin rohani seperti Petrus. Prakteknya adalah Mengikut Tuhan dari jauh artinya tidak setia ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 02 Desember 2013 (Senin Sore)
    ... telah memegang tanganmu Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia menjadi terang untuk bangsa-bangsa Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul Aku mengabarkannya kepadamu. Kitab nabi Yesaya merupakan salah satu kitab yang memuat nubuat tentang pribadi ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 September 2010 (Sabtu Sore)
    ... percaya Yesus karena 'sesuatu'. 'Sesuatu' ini bisa karena jodoh karena pekerjaan karena pencobaan. Tidak bertobat tetap hidup dalam dosa. Orang yang tetap hidup dalam dosa akibatnya adalah masuk dalam kebinasaan. Tertawa dalam dosa menangis dalam neraka. Petrus menyangkal Yesus sebagai Guru. Markus - a Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi berkatalah ia pula ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 04 Februari 2018 (Minggu Siang)
    ... berbuat dosa lagi kita mengalami kelepasan dari dosa. Dulu bangsa Israel membawa binatang korban untuk pengampunan dosa sekarang dalam bentuk mengaku dosa kita tidak usah lagi membawa binatang ke gereja karena sudah digenapkan oleh darah Yesus. Inilah proses mendapatkan meterai darah Yesus--ada meterai di dahi dan tangan 'Hal itu harus menjadi tanda ...
  • Ibadah Natal di Square Ballroom Surabaya, 25 Desember 2017 (Senin Sore)
    ... di dunia yang dikuasai setan dan sedang menuju kebinasaan. Praktik angin sorga Yohanes - . Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 31 Maret 2020 (Selasa Sore)
    ... akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Kuasa Roh Kudus adalah kekuatan untuk bersaksi. Tanpa Roh Kudus pelita akan padam tidak bisa bersaksi. Manusia daging hanya menjadi sandungan tidak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 April 2011 (Kamis Sore)
    ... mati itu menjadi busuk karena melanggar hukum Allah. Jadi selama tahun ini manusia menjadi mati dan busuk dalam dosa. Kalau dibiarkan manusia akan berulat dan binasa di neraka seperti buli-buli tanah liat yang hancur lebur. Oleh sebab itu tepat tahun setelah Adam dan Hawa berbuat dosa maka Yesus datang ke dunia ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.