Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 4: 8-10
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "
Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah adadan yang adadan yang akan datang."
4:9. Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
4:10. maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan
mereka menyembah Diayang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

Ada dua aktifitas utama di takhta TUHAN--harus merupakan kegiatan kita di dunia sampai satu waktu kita bisa berada di takhta sorga--:

  1. [ayat 8] Aktifitas penyucian ('Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah') (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 31 Juli 2016).
  2. [ayat 9-11] Aktifitas penyembahan--berdoa menyembah TUHAN.

AKTIFITAS PENYUCIAN

Wahyu 4: 8b

4:8b. mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah adadan yang adadan yang akan datang."

Kegiatan penyucian di takhta sorga dikaitkan dengan pribadi TUHAN yang sudah ada, dan yang ada dan yang akan datang. Pada ibadah hari Minggukita sudah mendengar: 'yang sudah ada' ('yang sudah sedia ada' dalam terjemahan lama) menunjuk pada penyucian masa lalu, 'yang ada' menunjuk pada penyucian masa sekarang, 'yang kaan datang' menunjuk pada penyucian masa yang akan datang. Ini sama dengan penyucian seluruh hidup kita--masa lalu, sekarang dan masa depan.

Malam ini dikaitkan dengan pribadi Yesus, Yaitu:

  1. Pribadi Yesus 'yang sudah ada'= 'yang sudah sedia ada'
    Yohanes 1: 1, 14
    1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
    1:14. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.


    'Firman' = logos = firman pengajaran.
    'sebagai Anak Tunggal Bapa' = Yesus.
    'Yang sudah sedia ada' sama dengan pada mulanya, yaitu logos--firman pengajaran yang benar.

    Jadi, 'yang sudah sedia ada' adalah pribadi Yesus sebagai firman pengajaran yang benar, yaitu firman pengajaran yang lahir menjadi manusia; mendarah daging dalam pribadi Yesus.

    Kita harus disucikan dengan ini. Kita harus disucikan yang dikaitkan dengan Yesus 'yang sudah sedia ada'; sama dengan penyucian oleh firman pengajaran yang benar, yang mendarah daging; yang menjadi tabiat.

    Bagaimana caranya supaya firman pengajaran mendarah daging/menjadi tabiat dalam hidup kita? Lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci--meja roti sajian.

    Jika kita tekun dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita akan mendapatkan dua hal, yaitu:

    • Mempercepat proses firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam hidup kita. Saat kita makan firman dan perjamuan suci, akan mempercepat firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam hidup kita. Itu gunanya perjamuan suci.

    • Kita mengalami PENYUCIAN TABIATdaging, sehingga tabiat Yesus menjadi tabiat kita.

    Inilah kegiatan di sorga, yaitu kegiatan penyucian. Mulai dengan penyucian yang dikaitkan dengan 'yang sudah sedia ada'; penyucian oleh firman pengajaran yang menjadi tabiat/mendarah daging dalam hidup kita.

    Contoh tabiat Yesus adalah diam dan tenang; seperti Yesus tidur di tengah angin ribut dan gelombang. Dalam injil Markus dan Matius, saat murid-murid menyeberang danau, mereka ditimbus angin gelombang, tetapi Yesus tidur. Begitu Yesus dibangunkan, Yesus berkata: Diam! Tenang! Dan danau menjadi teduh.

    Lewat kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita akan mengalami penyucian oleh firman pengajaran yang benar, yang mendarah daging; yang menjadi tabiat dalam hidup kita--tabiat kita disucikan--sampai tabiat Yesus menjadi tabiat kita.

    Karena itu kita harus tekun dalam ibadah pendalaman alkitab--kita makan firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci. Tugas kita hanya makan, dan firman yang menyucikan kita sampai tabiat Yesus menjadi tabiat kita.
    Di akhir zaman kita menghadapi angin ribut dan gelombang. Mari, miliki tabiat Yesus, yaitu DIAM DAN TENANG.

    Inilah suasana takhta sorga, sementara dunia ribut, tetapi Yesus tidur. Di tengah dunia yang sudah mau hancur, kita bisa diam dan tenang.

    Diam= koreksi diri lewat ketajaman pedang firman--firman pengajaran yang benar. Kalau ditemukan dosa, kita harus akui kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi--bertobat.
    Bertobat, inilah yang merupakan suasana takhta sorga; kalau tidak, akan bersuasana kutukan.
    Kalau sudah koreksi diri, tetapi tidak ditemukan kesalahan, berdiam diri. Jangan melawan!

    Tenangartinya

    • Tergembala dengan benar dan baik; tidak beredar-edar; selalu berada di kandang penggembalaan. Perhatikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok!
    • Kalau sudah ada di kandang, daging ini dibendung, sehingga kita bisa menguasai diri.
      Jadi tenang juga berarti kita bisa menguasai diri, sehingga kita tidak berharap orang lain, tetapi hanya percaya dan berharap pada Yesus, dan kita bisa berdoa.

    Tenang, dimulai dengan tergembala dulu. Seperti Yakub, tenang di kemah, sedangkan Esau ke sana ke mari, akhirnya Yakub mendapatkan semuanya.

    Diam dan tenang= bertobat dan berdoa. Sama seperti Yesus yang tidur dibangunkan dan Ia berkata: Diam! Tenang! Sekarang, apapun yang kita hadapi, cukup dengan bertobat--diam--dan berdoa--tenang--, dan semuanya akan menjadi teduh. Diam dan tenang sama dengan teduh, artinya: damai sejahtera, semua enak dan ringan; semua selesai pada waktunya.

    Inilah suasana takhta sorga--suasana Firdaus--, yaitu damai sejahtera, tidak ada lagi letih lesu dan beban berat; semua masalah selesai. Karena itu kita harus disucikan oleh penampilan TUHAN sebagai 'yang sudah sedia ada'--pada mulanya adalah logos. Kita disucikan oleh firman pengajaran yang sudah lahir menjadi mansuia; mendarah daging dalam pribadi Yesus lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Tabiat daging harus disucikan. Murid-murid menggunakan kekuatan dan pengalaman sendiri, malah hampir tenggelam, dan akhirnya tertuju pada Yesus yang sedang tidur.

    Kalau belajar dari sini, suasana Firdaus/takhta sorga atau suasana kutukan--angin ribut dan gelombang--bergantung pada makanan rohaninya. Mau pilih mana? Mau pilih Firdaus--diam dan tenang--atau suasana dunia--kutukan, angin ribut-gelombang, letih lesu, beban berat--? Kalau kita makan firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci, kita disucikan dan akan dibawa pada suasana Firdaus--suasana takhta sorga. Tetapi kalau makanannya salah--ajaran yang tidak benar, gosip--, akan bersuasana kutukan.

    Contohnya adalah Hawa. Kalau Hawa makan yang benar dari TUHAN, dia bersuasana Firdaus. Tetapi begitu beralih makanan, sekalipun terlihat hebat, tetapi dilarang TUHAN--memakan satu buah yang dilarang TUHAN--, langsung bersuasana kutukan. Kita sungguh-sungguh malam ini. Mau suasana Firdaus atau kutukan bergantung pada makanannya. Mari makan firman pengajaran yang benar! Jangan makan ajaran yang tidak benar atau gosip-gosip! Diam dan tenang hari-hari ini!

  2. Pribadi TUHAN 'yang ada' (Wahyu 4: 8b).
    Keluaran 3: 1-5, 13-14
    3:1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
    3:2. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
    3:3. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
    3:4. Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
    3:5. Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat:
    tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
    3:13. Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
    3:14. Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."

    (terjemahan lama)
    3:14. Maka firman Allah kepada Musa: AKU AKAN ADA,
    YANG AKU ADA. Dan lagi firman-Nya: Demikian hendaklah kaukatakan kepada bani Israel: Bahwa AKU ADA telah menyuruhkan daku mendapatkan kamu.

    'YANG AKU ADA' = 'yang ada'.

    Musa disuruh TUHAN untuk melepaskan kasutnya, setelah itu ia diutus oleh TUHAN untuk mengeluarkan Israel dari Mesir. Musa berkata kepada TUHAN: 'Kalau mereka bertanya: Siapakah yang mengutus kamu?' (TUHAN menjawab pada ayat 14).

    Jadi, TUHAN tampil sebagai 'yang ada' dikaitkan dengan PANGGILAN TUHANkepada Musa dan Musa menjawab 'Ya Allah'--menerima panggilan dan menanggalkan kasut.

    Bagi kita sekarang artinya, penyucian yang dikaitkan dengan pribadi TUHAN 'yang ada' adalah penyucian kepada kita yang menerima panggilan TUHAN atau penyucian sampai melepaskan kasut.
    Orang yang menerima panggilan, ia mengalami penyucian.

    Kasut ini ada dua--kiri kanan atau sepasang--, artinya penyucian lahir batin.
    Tadi, penyucian dikaitkan dengan pribadi Yesus sebagai 'yang sudah sedia ada' adalah penyucian tabiat daging oleh firman pengajaran, sampai kita menjadi diam dan tenang.
    Sekarang, penyucian dikaitkan dengan pribadi Yesus sebagai 'yang ada' adalah penyucian kepada kita yang menerima panggilan TUHAN (imam-imam); penyucian lahir dan batin, sehingga kita menjadi seperti bayi yang baru lahir--bayi lahir tanpa kasut.

    Tanda bayi baru lahir:
    1 Petrus 2: 1-3
    2:1. Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
    2:2. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang
    selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
    2:3. jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.


    • Ayat 1= membuang lima dosa utama, yaitu:

      1. Segala kejahatan. Akar kejahatan= cinta akan uang yang membuat kikir dan serakah.
        Kikir= tidak bisa memberi.
        Serakah= merampas milik orang lain: milik TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus) dan sesama (hutang tidak bayar, korupsi).
        Orang yang mau menjadi imam-imam harus mengalami penyucian sampai menjadi seperti bayi.

        "Dua Minggu lagi (sesudah ibadah persekutuan di jakarta) ada penataran calon imam dan imam-imam. Ibadah malam ini merupakan pendahuluan."

        Akar kejahatan ini satu dengan akar kenajisan, yaitu dosa makan minum--merokok, mabuk, narkoba--dan kawin mengawinkan--percabulan dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks, nikah yang salah.
        Kalau ada lima dosa ini, tidak boleh melayani TUHAN--seperti Musa melepaskan kasutnya terlebih dahulu.

        Tidak mudah melayani TUHAN. Untuk jadi pegawai saja susah setengah mati, apalagi melayani takhta sorga, harus sungguh-sungguh.

        Apa yang salah harus diperbaiki dulu. Nikah yang salah harus diperbaiki dulu, supaya bisa melayani TUHAN. Tujuan pelayanan kita adalah sampai masuk perjamuan kawin Anak Domba; pelayanan mempelai--kita sebagai mempelai wanita melayani Yesus sebagai mempelai pria untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba. Kalau nikah kita amburadul, bagaimana? Harus diperbaiki sesuai dengan kebenaran firman.

      2. Tipu muslihat= dusta. Tidak boleh ada lagi.
      3. Kemunafikan = pura-pura. Seperti Yudas berpura-pura.
      4. Kedengkian= kebencian tanpa alasan.
      5. Fitnah= akan sampai hujat. Hati-hati dengan mulut!

      Harus membuang lima dosa! Kalau ada dosa di antara lima dosa ini, tidak boleh jadi pelayan TUHAN. Harus dilepas dulu kasutnya dan menjadi seperti bayi. Bayi itu tidak mengerti uang--hanya ingin susu--, tidak menipu, tidak munafik--tidak berpura-pura menangis--, tidak ada dengki, dan tidak memfitnah.

    • Ayat 2= hanya satu kerinduannya yaitu selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani--air susu ibu rohani--= rindu menikmati firman penggembalaan. Kalau gembala dibilang seperti ibu, bukan berarti gembala seorang wanita. Gembala itu bisa jadi ibu yang memberikan air susu--makanan firman yang menumbuhkan--, tetapi juga bisa jadi ayah--mendidik dengan keras lewat firman yang keras.

      Murni= benar, tidak dicampur apapun.
      Jangan campur-campur firman! Kita sering berkata: Cuma beda sedikit. Justru yang sedikit, itulah racun. Di sini kita banyak salah dan itu yang mematikan rohani kita--kerohanian tidak bisa tumbuh.

      Rohani= dalam urapan Roh Kudus, sehingga disampaikan dengan teratur, tertib, berkesinambungan--seperti air susu ibu yang berkesinambungan.
      Ini sama dengan kita bisa tergembala dengan benar dan baik.

      Di dalam kandang penggembalaan, kita mengalami penyucian terus menerus--mengalami pertumbuhan yang rohani--, sampai kedewasaan rohani, sampai suci seperti Yesus suci--MEWARISI KESUCIAN TUHAN.

      Tadi yang pertama, kita mewarisi tabiat Yesus.

      Penyucian yang dikaitkan dengan panggilan TUHAN--dipanggil TUHAN menjadi imam-imam--harus suci terlebih dahulu (mewarisi kesucian TUHAN), seperti bayi yang tidak pernah berbuat dosa. Karena firman penggembalaan itu berkesinambungan atau terus menerus, maka penyucian juga terus menerus sampai suci seperti Yesus suci.

    • Ayat 3= bayi hanya bergantung sepenuh pada kemurahan dan kebaikan TUHAN. Musa melepaskan semuanya--kekayaan di Mesir, kedudukan sebagai anak raja, ijazah dilepaskan. Kalau kita masih bergantung pada kekayaaan, ijazah dan lain-lain, kita tidak bisa dipakai oleh TUHAN.

      Di dalam TUHAN dibutuhkan 'S' (suci). Untuk melayani TUHAN, kita hanya mengandalkan kemurahan dan kebaikan TUHAN. Sudah tidak ingat lagi pada yang dulu-dulu.

    Inilah ciri orang yang dipakai oleh TUHAN, yaitu membuang lima dosa, minum air susu--tergembala dengan baik--; kita disucikan terus menerus sampai suci seperti Yesus suci, dan bergantung pada kemurahan kebaikan TUHAN.
    Sesudah dilepas kasutnya, Musa diutus oleh TUHAN.

    "Yang mau melayani; menerima panggilan TUHAN, harus siap melepaskan kasut."

    Tinggalkan semua hidup lama, minum air susu yang murni dan rohani, kita disucikan terus menerus dan kita akan diutus oleh TUHAN.

    Keluaran 3: 10
    3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkaukepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

    Setelah disucikan sampai menjadi seperti bayi, barulah Musa diutus oleh TUHAN untuk melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, sehingga bangsa Israel bisa beribadah kepada TUHAN di padang gurun.

    Bagi kita sekarang, mungkin kita sudah digerakkan oleh TUHAN, tetapi masih belum mau. Sudah mengikuti penataran calon imam beberapa tahun, dianggap angin lalu terus. Siapa tahu, saat firman datang sekarang kita bisa berkata: Ya Allah ('Ya, sekarang saya mau melayani'). Syaratnya: lepas dulu kasutnya--jadi seperti bayi-setelah itu baru diutus.

    Sesudah dilepas kasutnya--disucikan--, baru TUHAN berikan jabatan--jubahnya Yesus, jubah yang indah. Miliki KESUCIAN DAN JUBAH YESUS!

    Efesus 4: 11-12
    4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
    4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus
    bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

    Ayat 11= lima jabatan pokok, termasuk jabatan pemain musik dan sebagainya. Ini sama dengan jubah Yesus yang dilepaskan di kayu salib untuk diberikan kepada kita.

    Dulu Musa dipakai untuk melepaskan Isrel dari Mesir. Sudah dahsyat. Tetapi kita sekarang lebih dahsyat lagi, yaitu dipakai untuk melayani pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--melepaskan gereja TUHAN dari dunia ini untuk bertemu dengan Yesus di awan-awan yang permai.

    Jika kita disucikan sampai menjadi seperti bayi, kita akan diperlengkapi dengan jabatan pelayanan. Sama dengan diangkat menjadi imam dan raja--diberi jubah Yesus yang indah.
    Di kayu salib, Dia ditelanjangi dan jubah-Nya diberikan kepdaa kita. Kalau pakaian-Nya dibagi menjadi empat--pakaian keselamatan. Tetapi jubah hanya diberikan kepada siapa yang kena undi. Artinya: hanya yang mendapat kepercayaan dan kemurahan TUHAN yang bisa menjadi imam dan rajauntuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita-- yang siap terlepas dari dunia ini dan bertemu dengan Yesus di awan-awan yang permai. Luar biasa! Jumlahnya jauh dibanding Israel yang keluar dari Mesir--603.550 orang laki-laki belum termasuk wanita.

    Inilah suasana takhta sorga. Kalau kita sudah mewarisi kesucian dan jubah Yesus, itu sudah bersuasana takhta sorga. Bukan disiksa, tetapi suasana yang indah--jubah yang indah. Dunia ini sudah tua dan tidak indah lagi; sedang hancur, tetapi kalau memiliki jubah indah, itulah suasana takhta sorga.

    "Yang belum melayani, biar TUHAN yang menggerakan. TUHAN tolong kita semua. Kita mendapatkan jubah indah dan semua menjadi indah pada waktunya."

    Dia 'yang sudah sedia ada' adalah logos--firman pengajaran yang benar, yang sudah lahir menjadi manusia; mendarah daging. Kita disucikan oleh firman pengajaran yang mendarah daging lewat ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Tabiat daging disucikan sampai punya tabiat Yesus, yaitu diam dan tenang saat menghadapi dunia yang sudah goncang. Semua jadi teduh, enak dan ringan, semua selesai pada waktunya, dan ada damai sejahtera.

    Belum cukup, kalau sudah enak, lanjut pada penyucian kedua--dikaitkan pribadi TUHAN 'yang ada'--, yaitu dipanggil oleh TUHAN untuk melayani TUHAN. Lepas kasut--penyucian sampai menjadi bayi! Baru diberi jubah oleh TUHAN. Kita punya kesucian TUHAN dan jubah indah. Itulah suasana takhta sorga dan semuanya menjadi indah.

  3. Pribadi Yesus 'yang akan datang' (Wahyu 4:8b).
    Kisah Rasul 1: 11
    1:11. dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datangkembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

    'yang akan datang' dikaitkan dengan pribadi Yesus yang akan datang kembali kedua kali di awan-awan.
    'yang sudah sedia ada'= pribadi Yesus sebagai logos (firman pengajaran yang lahir menjadi manusia).
    'yang ada'= pribadi Yesus yang memanggil kita menjadi pelayan TUHAN. Hidup kita mau diperindah, bukan telanjang/carut marut.
    Jangan takut melayani TUHAN! Tetap sungguh-sungguh dalam penyucian dan tetap pertahankan seperti bayi, dan TUHAN yang menentukan semuanya menjadi indah.

    Wahyu 22: 12-14
    22:12. "Sesungguhnya Aku datang segeradan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
    22:13. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
    22:14.
    Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kotaitu.

    'Sesungguhnya Aku datang segera' = dikaitkan dengan pribadi TUHAN 'yang akan datang'.
    Ayat 14= sudah menerima jubah, masih harus dibasuh. Inilah penyucian terakhir.
    'kota'= Yerusalem baru--takhta kerajaan sorga.

    Jadi, penyucian yang dikaitkan dengan pribadi Yesus 'yang akan datang' kedua kali adalah PEMBASUHAN JUBAH. Sama dengan jubah dicelup dalam darah; percikan darah; sengsara daging karena Yesus/bersama Yesus (karena pelayanan). Sengsara daging bersama Yesus--bukan sengsara daging seperti Yesus. Tentu Yesus lebih berat dari kita, tetapi kita mengalami percikan darah bersama Dia; Dia yang menguatkan kita.

    Apa yang disucikan?
    'Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya'= berbahagia mereka yang sengsara dagingnya.
    Ayat 14= yang harus disucikan adalah pikiran dan perasaan daging, supaya kita memiliki PIKIRAN DAN PERASAAN YESUS.

    Filipi 2: 5-8
    2:5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
    2:6. yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
    2:7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
    2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

    Penyucian terakhir adalah pikiran dan perasaan daging disucikan menjadi tujuh pikiran perasaan Yesus, yaitu:

    • Penyerahan diri sepenuh.
    • Tidak mempertahankan hak--sorga Dia tinggalkan--dan reputasi/nama baik--Dia diolok-olok, dihina padahal Dia Raja segala raja.
    • Mengosongkan diri; ada tetapi merasa tiada. Jangan dibalik! Kalau tidak ada tetapi merasa ada, itu sombong.
    • Mengambil rupa hamba; mau melayani--Dia Raja tetapi mau menjadi hamba--, bukan dilayani.
      Jangan mau menjadi raja dalam rumah tangga--mau dilayani terus, tetapi tidak mau melayani. Apalagi yang gadis-gadis. Di dalam rumah TUHAN, mari melayani juga. Ini panggilan TUHAN kepada kita.

      Mari layani apa yang TUHAN gerakan. Jangan terlambat. TUHAN datang baru mau melayani, tidak bisa.

    • Menjadi sama dengan manusia.
    • Merendahkan diri--mau mengakui dan menanggung dosa-dosa kita sampai mati di kayu salib. Dia tidak berbuat dosa, tetapi mengakui dosa kita. Kalau dosa kita tidak diakui--tidak ditanggung oleh Yesus--, mati kita.
      Kita yang berbuat dosa, harus mengakui juga. Itulah kerendahan hati--kemampuan untuk mengakui dosa-dosa.

    • Taat sampai mati di kayu salib; kalau kita, taat sampai daging tidak bersuara.

    Inilah yang harus disucikan. Karena Yesus punya tujuh pikiran perasaan yang rohani, sampai puncaknya yaitu taat sampai mati di kayu salib, maka Dia mendapatkan nama di atas segala nama.
    Filipi 2: 9
    2:9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama

    Demikian juga kita. Kalau kita memiliki pikiran perasaan Yesus, sampai kita taat sampai daging tidak bersuara, maka kita mendapatkan nama Yesus yang berkuasa--nama Yesus dimeteraikan di dahi kita.

    Kalau nama Yesus dimeteraikan di dahi kita--nama Yesus menjadi milik kita--, hasilnya:

    • Filipi 2: 10
      2:10. supaya dalam nama Yesus bertekuk lututsegala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

      Hasil pertama: kuasa kemenanganatas setan tritunggal:

      1. Sumbernya pencobaan atau masalah dikalahkan, berarti semua masalah diselesaikan sampai masalah yang mustahil.
      2. Sumbernya kegagalan dikalahkan, berarti gagal menjadi berhasil.
      3. Sumbernya keburukan, kehancuran, kebusukan dikalahkan, berarti buruk jadi baik; hancur jadi baik. Kehancuran apa saja--ekonomi, rumah tangga--, jadi baik semua dan berhasil.

      4. Sumber air mata dikalahkan, berarti wajah kita berseri dan bahagia, bahkan berbahagia di tengah penderitaan karena Yesus. Benar-benar ada cap nama Yesus di dahi kita.

      5. Sumber kebinasaan dikalahkan, berati kita hidup kekal.

      Kalau ada tujuh pikiran dan perasaan Yesus, ada kuasa kemenangan atas setan tritunggal.

    • Filipi 2: 11
      2:11. dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

      Hasil kedua: kuasa pembaharuan--mujizat terbesar--dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Setan tidak bisa meniru, tidak bisa mengalami pembaharuan--dia dusta, tetap dusta.

      Pembaharuan dimulai dari lidah (ayat 11), yaitu

      1. Berkata benar dan baik; berkata jujur--ya katakan: ya, tidak katakan: tidak. Ini memuliakan TUHAN.
      2. Lidah digunakan bersaksi untuk menguatkan dan menjadi berkat bagi orang lain, bukan bergosip.
      3. Lidah juga untuk menyembah TUHAN hari-hari ini.

    Inilah penyucian oleh 'yang akan datang'--Yesus yang akan datang kembali kedua kali--, yaitu penyucian pikiran perasaan sampai taat sampai daging tak bersuara--ada cap nama Yesus. Malam ini, nama Yesus dimeteraikan.
    Apapun yang kita hadapi, menyeru nama Yesus--kita menjadi rumah doa. Lidah digunakan untuk menyeru nama Yesus--menyembah--dan mujizat jasmani juga akan terjadi.

    Jika Yesus datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan. Dengan sorak sorai 'Haleluya' kita akan terangkat di awan-awan, ini suatu gerakan yang besar. Israel keluar dari Mesir sudah luar biasa--sementara di Mesir terjadi tangisan yang tidak pernah terdengar dan mengerikan. Tetapi nanti kita bersorak sorai dengan dahsyat dan luar biasa, sedangkan di dunia menangis semua. Kita bersama TUHAN untuk selamanya, duduk di takhta bersama Dia dan nama-Nya tetap tertulis di dahi kita.

    Wahyu 22: 3-4
    22:3. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
    22:4. dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan
    nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

    'hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya' = dulu Israel dibawa ke luar dari Mesir untuk beribadah. Kita juga, kita dibawa ke luar dari dunia ke awan-awan yang permai sampai ke takhta untuk beribadah.

    "Malam ini, tidak salah kalau waktu ibadah diperpanjang. Ini untuk latihan berada di takhta. Kalau ada yang marah-marah, saya minta ampun. Saya tidak mau marah-marah juga karena pesawat, saya belajar diam. Tetapi TUHAN tolong saya, kalau tidak ditolong tidak bisa berangkat. Banyak yang mengamuk, karena pesawatnya tidak berangkat. Untunglah TUHAN gerakkan saya, lalu saya datangi petugasnya: 'Pak, tadi pesawatnya untuk Surabaya. Tadi sebenarnya tidak boleh turun, sebab untuk Surabaya.' Akhirnya dicek lagi dan bisa boarding ke Surabaya. Kalau saya tidak menghadap petugas, dipindah ke lain, mungkin belum datang sampai sekarang."

    Ayat 4= kalau ada nama Yesus, kita jadi milik TUHAN selamanya--ada cap dari TUHAN yang tidak bisa dihapus. Kita berada di takhta, tidak ada lagi air mata--'di takhta sorga, tidak ada air mata lagi'--, berarti tidak ada kutuk. Yang membuat air mata adalah kutuk. Dulu di dalam Firdaus, tidak ada air mata. Tetapi setelah manusia dibuang ke bumi, ada air mata. TUHAN beserta kita.

Apapun yang kita hadapi, serukan nama Yesus! Suasana kutukan, pahit atau gagal, najis dan kotor, berseru kepada TUHAN! Ada penyakit apapun, serukan nama Yesus dan bisa disembuhkan. Yang sudah berhasil, ingat untuk selalu mengucap syukur pada TUHAN. Yang masih gagal, jangan kecewa, tetapi serukan nama Yesus!

Kuasa nama Yesus mampu memberikan semuanya kepada kita sampai memberikan kebahagiaan sorga. Tanpa nama Yesus, kita akan dipermainkan oleh setan. Dia rela mati untuk bisa memberikan kuasa nama-Nya dan memiliki kita; ada kepastian di dalam nama Yesus!

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 24 Januari 2018 (Rabu Sore)
    ... dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sama dengan tawanan Roh--Yesus sudah turun ke alam maut untuk membebaskan kita dari tawanan maut dan memberikan jabatan pelayanan supaya kita dipakai oleh Dia. Kalau tidak mau akan menjadi tawanan maut kehidupan yang tidak mau dipakai angin tidak bertiup akan menjadi tawanan maut dan binasa. Praktik ...
  • Ibadah Doa Malang, 04 Oktober 2018 (Kamis Sore)
    ... mati rohani enjoy dalam dosa . Akibat terpisah dari Tuhan adalah Tuhan tidak bisa melakukan apa pun untuk hidup kita. Tuhan tidak bisa menjawab doa kita. Tuhan tidak bisa mengulurkan tangan kasihNya untuk menolong kita. Tuhan tidak bisa menjangkau kehidupan kita sama dengan sudah berada di tangan setan. Jika dilanjutkan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Juli 2015 (Senin Sore)
    ... Tabernakel. Roma . Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Iman yang benar berasal dari mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus. Pintu gerbang terletak pada lebar Tabernakel-- hasta. Angka menunjuk angka Pentakosta--kepenuhan Roh Kudus. Angka Pentakosta ini memegang peranan penting Jadi untuk masuk pintu gerbang harus ditolong Roh Kudus--bergantung ...
  • Ibadah Doa Malang, 18 Juli 2019 (Kamis Sore)
    ... pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula lalu katanya kepada mereka Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari katanya Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Bekerja ...
  • Ibadah Raya Malang, 07 Juni 2009 (Minggu Pagi)
    ... satu keluarga menjadi pelayan Tuhan. Hasil menjadi pelayan yang memuliakan Tuhan Yesaya hak dan upah terjamin di tangan Tuhan Mazmur kebahagiaan sampai menjadi milik pusaka Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga. IBADAH RAYAMatius - adalah nubuat keenam yaitu NUBUAT TENTANG ISRAEL POHON ARA . Pohon ara ini ditampilkan dari zaman ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 November 2017 (Selasa Sore)
    ... langit Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Pembangunan tubuh Kristus sudah selesai artinya terbentuk mempelai wanita. Gereja Tuhan yang sempurna ditampilkan sebagai terang dunia dengan berselubungkan matahari bulan di bawah kaki dan mahkota dua belas bintang di atas ...
  • Ibadah Raya Malang, 28 Februari 2016 (Minggu Pagi)
    ... tetap terikat pada pinggang. Artinya kita beribadah melayani Tuhan dengan setia dan hidup dalam kebenaran. Semua harus benar pelayanan harus benar sekolah harus benar pekerjaan harus benar nikah harus benar. Kita juga berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar. Beribadah melayani dengan setia dan benar sama dengan memakai ikat pinggang sehingga ...
  • Ibadah Persekutuan Malaka III, 04 Mei 2023 (Kamis Sore)
    ... Tuhan menikmati ibadah pelayanan menikmati firman Allah. Kenyataannya Lewi imam dan raja hamba Tuhan pelayan Tuhan duduk di rumah cukai melekat kepada uang sehingga terpisah dari Tuhan. Ini yang melanda imam-imam dan raja-raja hamba Tuhan pelayan Tuhan di akhir zaman. Sehingga tidak menikmati ibadah pelayanan tidak menikmati firman Allah tetapi ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 17 September 2014 (Rabu Malam)
    ... tersandung di ayat ini ada orang yang tersandung soal makanan dan kecewa hanya karena masalah-masalah jasmani sehingga meninggalkan perkara yang rohani. Akibatnya hancur dan dalam tangisan seperti Esau. hati nurani yang bimbang karena diombang ambingkan angin pengajaran palsu termasuk gosip-gosip yang tidak benar sehingga meninggalkan Firman pengajaran yang benar angin pencobaan ...
  • Ibadah Raya Malang, 13 Desember 2015 (Minggu Pagi)
    ... dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api agar engkau menjadi kaya dan juga pakaian putih supaya engkau memakainya agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan dan lagi minyak untuk melumas matamu supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi ia Kutegor dan Kuhajar sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah Keadaan jemaat Laodikia ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.