Pembicara: Pdt. DadangMazmur 103:8-10103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
Tuhan itu panjang sabar dan murah hati kepada kita (manusia berdosa), namun
bukan berarti manusia berdosa tidak dihukum.
II Petrus 3:93:9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Maksud panjang sabar Tuhanadalah Tuhan menghendaki
supaya semua orang bisa berbalik dan bertobatsehingga tidak dihukum dan binasa.
Bukti panjang sabar Tuhan:
Amos 3:73:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. Sebelum menghukum, Tuhan selalu menyatakan keputusanNya lewat
Firman Nubuat, yakni
Firman yang dibukakan rahasianya, menyatakan kesalahan, menegor, dan menasihati/mendidik kita, sehingga
kita bisa dibenarkan, disucikan, dan disempurnakan sampai sama mulia seperti Yesus.
Selama kita masih menerima peringatan, tegoran, serta nasihat/didikan Firman, itu artinya panjang sabar dan kemurahan Tuhan masih berlaku atas kita.
Ibrani 12:5-812:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Tegoran Tuhan= kemurahan, panjang sabar, kasih Tuhan kepada kita.
Contoh:
Yunus 1:1-21:1. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." Yunus 3:3-93:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
3:5. Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasadan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." Niniwe mendapat panjang sabar dan kemurahan Tuhan.
Tuhan menyatakan panjang sabar dan kemurahanNya lewat Yunus.
Yunus harus berseru kepada Niniwe dengan suara yang keras, yakni suara Firman.
Apa yang diserukan Yunus?Matius 25:625:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Kabar Mempelai= Firman Pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun.
Kegunaan Firman:
- Mengerem laju dosa.
- Menyucikan dan menyempurnakan kita sampai sama mulia seperti Yesus, sehingga kita bisa menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.
Dosa Niniwe: Tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri= tidak bisa membedakan yang benar/baik dari yang jahat.
Prakteknya:
- Menganggap semua "sama saja" (tidak bisa membedakan), baik dalam perkara jasmani maupun rohani.
- Hidupnya pasti "asal saja".
Contoh:
- Bekerja asal sajabisa mendapat uang dan kedudukan, tidak peduli halal atau tidak, sehingga menipu, korupsi, dsb.
- Bersekolah asal saja, yang penting mendapat nilai dan prestasi baik, sehingga mencontek, dsb.
- Menikah asal saja, tidak peduli sesuai dengan Firman atau tidak, sehingga masuk dalam kawin-campur, kawin-cerai, dan kawin-mengawinkan.
Mulai dari awal nikah harus diperhatikan supaya jangan asal saja (asal cantik, pandai, kaya, dsb.)!
Sebab nikah Kristen bukan hanya sampai di dunia ini saja, nikah jasmani menentukan apakah kita mengarah pada nikah yang rohani (pesta nikah Anak Domba Allah) atau tidak.
Ciri nikah yang dari Tuhan (nikah yang benar): pasti sejodoh= mulai dari satu iman, dilanjutkan satu Firman Pengajaran benar.
- Beribadah dengan asal saja.
Ingat Kain dan Habel! Jangan kita asal saja dalam beribadah dan melayani Tuhan!
Tidak semua pelayanan diterima Tuhan, ada pelayanan yang diterima Tuhan dan ada yang ditolak.
Kalau asal saja dalam beribadah, semua menjadi percuma, semua pengorbanan untuk ibadah dan pelayanan menjadi sia-sia saja.
Kita harus setia, tanggung jawab, melayani sesuai dengan Firman Tuhan.
- Pengajaran dan persekutuan rohani asal saja= tidak mengutamakan Firman Pengajaran benar.
Persekutuan tanpa Firman Pengajaran benar= racun, labu liar dalam persekutuan nabi-nabi.
Kehidupan semacam ini mendatangkan hukuman Tuhan.
Saat Yunus datang dengan Firman Tuhan, Niniwe memiliki
SIKAP POSITIF terhadap panjang sabar dan kemurahan Tuhan, yakni mau menghargai panjang sabar dan kemurahan Tuhan.
- PERCAYA kepada ALLAH(Ayat 5).
Artinya: mau menanggapi Firman Tuhan sekalipun Firman datang dengan keras menunjuk dosa kita, menegor, dan menasihati/mendidik.
Prakteknya:
- Mendengar Firman dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan akan Firman.
- Mengerti Firman.
- Percaya Firman.
- Praktek Firman.
- Berbalik dari tingkah laku yang jahat dan keras= BERTOBAT(Ayat 8).
Artinya:berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
- Duduk di atas abu (Ayat 6)= MERENDAHKAN DIRI serendah-rendahnya.
Teladan Yesus sendiri: Yesus turun dari tempat yang tertinggi ke tempat rendah, bahkan sampai ke tempat terendah (perut bumi).
Panjang sabar Tuhan diberikan dengan tidak pandang bulu (raja ataupun rakyat), namun penghukuman Tuhan juga tidak pandang bulu.
Filipi 2:8
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati.
Praktek merendahkan diri bagi kita:
TAAT sampai daging tidak bersuara lagi= tidak punya kehendak diri lagi, yang ada hanya kehendak Tuhan.
Kisah Para Rasul 19:3-4
19:3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
Permulaan ketaatan adalah dalam BAPTISAN AIR.
Baptisan air= baptisan untuk orang berdosa yang telah bertobat.
Matius 3:13-17
3:13. Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Yesus tidak berdosa, sebenarnya tidak perlu dibaptis dengan air.
Mengapa Yesus mau dibaptis?
- Karena Yesus mau merendahkan diri dan taat melakukan kehendak Bapa.
- Untuk memberi teladan baptisan air yang benar kepada kita.
Baptisan air yang benar= baptisan air seperti Yesus dibaptis dan sesuai dengan Alkitab.
Kalau ada syarat (bertobat) dan pelaksanaan baptisan air yang benar, pasti ada kuasa kebangkitan.
Baptisan air menghasilkan hidup baru, kehidupan yang diurapi dan dipenuhi Roh Kudus (kehidupan Surgawi), tandanya:
- Hidup dalam damai sejahtera.
- Hidup dalam kebenaran.
I Petrus 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Kenyataannya, di zaman Nuh hanya 8 orang yang taat dan bisa diselamatkan.
Hanya sedikit kehidupan yang taat dan lebih banyak yang tidak taat!
Lewat Baptisan air, kita bisa mendapat hati nurani yang baik= hati yang taat kepada Tuhan.
Hasil ketaatan:
- Kalau tidak taat, hidup ini menjadi semakin berat dan tenggelam. Sebaliknya, kalau kita taat, hidup kita semakin ringan.
- Sekalipun air bah meninggi namun bahtera Nuh juga semakin tinggi, lebih tinggi dari air bah, artinya: sekalipun menderita, dalam ketaatan ada kebahagiaan.
- BERPUASA(Ayat 5, 7).
Keadaan berpuasa secara jasmani: tidak makan dan tidak minum= memutus hubungan dengan kebutuhan/keinginan daging.
Namun, kalau kita berpuasa hanya sekedar menahan lapar dan haus, itu tidak ada bedanya dengan orang yang bertapa di dunia ini.
Ada perkara rohani yang harus kita kejar dalam berpuasa.
Matius 6:16-17
6:16. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
Sikap berpuasa yang benar:
- Meminyaki kepala= mengalami penyucian pikiran oleh kuasa Roh Kudus.
- Mencuci muka dengan air= mengalami penyucian hati oleh kuasa Firman Pengajaran benar.
(Muka= hati).
Jadi, berpuasa= kesempatan luas untuk kita mengalami penyucian hati dan pikiran oleh kuasa Firman Pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus.
Terutama, kita harus mengalami penyucian hati (gudang dosa).
Isi hati manusia tidak bisa diketahui sesama, hanya Tuhan yang tahu isi hati manusia.
Apa yang ada dalam hati muncul terlihat di wajah, tidak bisa ditutup-tutupi.
Hati harus disucikan, maka perbuatan dan perkataan juga akan disucikan.
Matius 15:19
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat (1), pembunuhan (2), perzinahan (3), percabulan (4), pencurian (5), sumpah palsu (6) dan hujat (7).
Ada tujuh perkara dosa yang tersembunyi dalam hati manusia dan harus disucikan:
- Pikiran jahat:prasangka buruk, rencana-rencana jahat terhadap sesama, termasuk pikiran/rencana untuk tidak beribadah dan melayani Tuhan (dosa sengaja).
- Pembunuhan:mulai dari rasa tidak suka/kebencian yang tidak terselesaikan, meningkat menjadi pahit hati, dendam, sampai terwujud menjadi perselisihan, perkataan kotor, perbuatan (memukul, dsb.), sampai pembunuhan.
- Perzinahan dan percabulan:mulai dari keinginan najis dalam hati, keinginan mata, sampai perbuatan kenajisan.
- Pencurian:keinginan jahat, cinta akan uang.
- Sumpah palsu.
- Hujat.
Kalau hati diisi 7 hal positif= pelita yang menyala, terang.
Sebaliknya, hati yang diisi 7 perkara dosa= pelita yang padam, gelap, hanya menghasilkan perbuatan dan perkataan dosa.
Hasil penyucian:
Matius 5:85:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Orang yang suci hatinya
bisa melihat Tuhansecara nyata, yakni lewat wujud/praktek dalam kehidupan sehari-hari:
- Mazmur 16:8
16:8. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Tidak goyah= kuat dan teguh hati.
Contoh: Yosua.
Bukti kuat dan teguh hati:
- Saat menghadapi Sungai Yordan dan Tembok Yerikho (masalah, pencobaan, kemustahilan), Yosuatetap melihat dan mengikuti Tabut Perjanjian, tidak melihat yang lain.
Artinya:
Tetap BERPEGANG dan TAAT DENGAR-DENGARAN PADA FIRMAN, apapun resikonya.
Memang di mata manusia kelihatannya seperti cara yang konyol dan tidak masuk akal, namun tidak sia-sia di dalam Tuhan.
Hasilnya:
Pertolongan Tuhan dinyatakan tepat pada waktuNya.
Kita menang bersama Tuhan.
Jangan berhenti melihat dan mengikut Tabut Perjanjian sebelum tembok Yerikho dirobohkan!
Jangan tergiur dengan tawaran-tawaran palsu yang enak bagi daging namun tidak sesuai Firman!
Jangan mencari jalan sendiri ataupun berusaha dengan kekuatan sendiri! Kita tidak akan mampu.
- Saat menghadapi dosa (Akhan) dan kepalsuan-kepalsuan (akal orang Gibeon), Yosua tetap TEGAS berpegang pada satu Firman Pengajaran benar dan menolak segala dosa dan kepalsuan.
Kalau masih ada rasa sungkan= tidak tegas, goyah, bimbang.
Tanda kehidupan yang bimbang:
Saat menghadapi banyak pilihan di dunia ini, merasa serba salah.
Contoh: Herodes bimbang memilih antara Herodias atau Yohanes Pembaptis.
Akibatnya: Herodes memenggal kepala Yohanes Pembaptis.
Sebaliknya, Yohanes Pembaptis tegas dalam Firman, sekalipun memang resikonya harus dibelenggu bahkan dipenggal.
Hasil yang diterima kehidupan yang TEGAS:
Kita bisa menantikan Tuhan sampai masuk Yerusalem Baru(Yosua bisa masuk Kanaan).
Mazmur 27:14
27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
- II Tawarikh 20:12, 24
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:24 Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput.
Raja Yosafat menghadapi bani Amon dan Moab (dosa-dosa). Ia tidak mampu dan tidak tahu harus berbuat apa.
Praktek memandang Tuhan: Percaya dan berharap sepenuh hanya kepada Tuhan=mengulurkan kedua tangan kita kepada Tuhan.
Hasilnya:
Tuhan turun tangan untuk menolong kita.
- Laskar yang besar menjadi bangkai= apa yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!
- Sebaliknya, bangkai Lazarus (kehidupan yang sudah hancur dalam dosa, ekonomi atau kesehatan yang sudah hancur) bisa dipulihkan Tuhan.
- Mengalami keubahan hidup, mujizat terbesar yang mutlak harus kita alami, yakni terutama keubahan wajah(gambaran hati).
Apa yang harus diubahkan?
- Wajah muram seperti Ibu Hanna, karena ada iri hati dan benci terhadap Penina.
- Wajah pucat karena banyak ketakutan dan kekuatiran.
- Wajah buruk seperti anjing dan babi, karena sering jatuh-bangun dalam dosa.
Untuk mengubahkan wajah kita, Yesus rela wajahNya yang mulia dijadikan buruk di atas kayu salib, sampai seburuk anjing dan babi.
Yesaya 52:13-14
52:13. Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.
52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--
Wahyu 1:16
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Hasilnya:
Kita menerima wajah yang berseri-seri dalam kemuliaan, bisa memandang Yesus muka dengan muka saat kedatanganNya kedua kali.
Kita masuk dalam kebahagiaan bersama Tuhan selama-lamanya.
Tuhan memberkati.