Wahyu 19:9,adalah tentang
KEBAHAGIAAN.Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat mutlak dibutuhkan, didambakan, dan dicari manusia di dunia, termasuk anak-anak Tuhan dan hamba Tuhan. Tetapi seringkali kita salah dalam mengartikan kebahagiaan, sehingga malah terjerumus dalam penderitaan.
Ada 2 kesalahan pokok tentang kebahagiaan, yaitu:- Anak Tuhan dan hamba Tuhan merasa tidak bahagia jika belum mendapatkan sesuatu di dunia ini, contohnya kebahagiaan, kepandaian, jemaat banyak, dll, sehingga merasa kecewa dan putus asa, sehingga meninggalkan ibadah pelayanan.
Padahal dengan meninggalkan ibadah pelayanan, justru akan makin menderita.
Bukan tidak boleh mencari sesuatu di dunia, tetapi jangan sampai meninggalkan ibadah pelayanan, jangan sampai menghalalkan segala cara. Bahkan seringkali mencari kebahagiaan sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan.
- Anak Tuhan dan hamba Tuhan mencari kebahagiaan lewat perkara-perkara di dunia, dan tidak dikaitkan dengan perkara-perkara rohani.
Kalau mencari kebahagiaan di luar Tuhan, hanya akan berakhir pada kebinasaan. Tetapi lewat tema dalam Wahyu 19:9 ini, Tuhan mau menawarkan kebahagiaan Sorga, kebahagiaan sejati yang tidak dipengaruhi oleh perkara-perkara dunia.
Bagaimana Tuhan memberikan kebahagiaan Sorga kepada kita?Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memerintahkan Musa untuk naik ke Gunung Sinai, untuk melihat Kerajaan Sorga. Di atas Gunung Sinai ini, Musa menerima 2 hal:
- Dua loh batu yang berisi 10 hukum Allah = kasih.
Inilah kebahagiaan Sorga. Sebagai contoh, perintah 'jangan berzinah'; mungkin suami istri miskin, tetapi jika tidak berzinah, pasti ada kebahagiaan Sorga.
Dua loh batu ini secara fisik sudah hancur, tetapi secara rohani menunjuk pada inti pengajaran Mempelai, yaitu kasih Allah.
- Petunjuk untuk membangun Tabernakel/Kemah Suci sesuai contoh Kerajaan Sorga.
Jadi Tabernakel ini adalah miniatur Kerajaan Sorga di bumi, inilah yang memberikan kebahagiaan Sorga kepada kita.
Dalam Tabernakel ini ada 3 ruangan, yaitu Halaman, Ruangan Suci, dan Ruangan Maha Suci.
Tabernakel yang jasmani ini sudah hancur, yang ada sekarang adalah Pengajaran Tabernakel.
Jadi, Tuhan mau memberikan kebahagiaan Sorga lewat Pengajaran Tabernakel dan Mempelai, atau Kabar Mempelai.Inilah sumbernya kebahagiaan Sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh keadaan apapun di bumi.
Ada 3 tingkatan kebahagiaan Sorga seperti 3 ruangan dalam Tabernakel, yaitu:- Mazmur 32:1,kebahagiaan karena dosa diampuni / dibenarkan oleh darah Yesus, kebahagiaan karena diselamatkan -->Halaman.
Sebab dosa adalah beban terberat yang membebani hidup manusia, mulai di dunia sampai di neraka, atau membuat manusia menderita sampai di neraka untuk selama-lamanya.
1 Korintus 5:7,Yesus adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa = Anak Domba Allah yang tidak bercela, harus rela disembelih, mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita.
Proses menerima keselamatan:
- Roma 10:10,percaya, iman kepada Yesus dan mengaku dosa -->masuk Pintu Gerbang.
Yohanes 20:29,percaya adalah lewat mendengar firman, sehingga apapun yang kita hadapi kita akan tetap bahagia.
Mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama adalah lewat dorongan firman.
- Bertobat -->Medzbah Korban Bakaran.
Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan. Jangan mengulang-ulang dosa, suatu saat akan tidak terampunkan lagi.
- Baptisan air -->Kolam Basuhan, dan baptisan Roh Kudus -->Pintu Kemah.
Baptisan air dan baptisan Roh Kudus = lahir baru, hidup baru.
1 Korintus 5:8,hidup baru adalah hidup dalam kebenaran dan kemurnian, itulah kebahagiaan Sorga.
Orang murni = tidak memihak siapapun, hanya memihak Tuhan, hanya memihak firman pengajaran yang benar.
Kebenaran dan kemurnian adalah tudung keselamatan,yang melindungi kita dari pencobaan, dari dosa-dosa, dari maut, bahkan dari penghukuman Tuhan. Tidak benar dan tidak murni = membuka tudung, sehingga setan datang.
- Matius 5:8,kebahagiaan karena hidup dalam kesucian -->Ruangan Suci.
Hidup dalam kesucian, itulah kebahagiaan Sorga.
Di mana kita bisa hidup suci? Yaitu di tempat kudus, Ruangan Suci. Di situ ada 3 macam alat yang sekarang menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok (Kisah Rasul 2:41-42), yaitu:
- Pelita Emas -->ketekunan dalam Ibadah Raya.
- Meja Roti Sajian -->ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
- Medzbah Dupa Emas -->ketekunan dalam Ibadah Doa.
Kisah Rasul 2:46, Wahyu 22:3.
Tiga kali seminggu ini belum cukup, nanti saat kegerakan hujan akhir kita akan beribadah tiap-tiap hari. Tuhan tidak melihat siapa orangnya, tetapi Tuhan melihat ketekunan kita.
Ketekunan dalam 3 macam ibadah = tergembala pada pokok anggur yang benar, pada firman pengajaran yang benar.
Yohanes 15:3,hasil tergembala seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar adalah disucikan oleh pedang firman pengajaran yang benar, dimulai dari hati dan pikiran disucikan(Markus 7:21-23).
Mulai dari seorang gembala, harus tergembala pada firman pengajaran yang benar.
Tergembala = disucikan, maka pasti akan bahagia. Tidak tergembala = tidak bahagia.
Keinginan dalam hati dan pikiran ini kalau dikelompokkan hanya ada 2, yaitu:
- Keinginan najis: dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan.
- Keinginan jahat: ikatan akan uang.
Kalau hati disucikan, maka hasilnya:
- Mata akan bisa melihat Tuhan.
Kalau hati tidak disucikan, mata akan buta = mata gelap, perbuatannya membabi buta, hanya mengarah pada penderitaan dan kebinasaan.
- Kisah Rasul 20:28,32-33,35, lebih bahagia memberi daripada menerima.
Mulai dari mengembalikan perpuluhan milik Tuhan.
Perlu dikoreksi: Apakah kita bahagia saat memberi perpuluhan? Kalau tidak berbahagia, kalau terpaksa, lebih baik tidak memberi perpuluhan. Tuhan tidak lihat uangnya, tetapi Tuhan mau memberi kebahagiaan Sorga.
Lanjut memberi persembahan khusus untuk pembangunan tubuh Kristus, juga sedekah untuk sesama yang membutuhkan.
Memberi perpuluhan ini adalah yang paling kecil. Lanjut mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran, sampai mempersembahkan seluruh hidup kepada Tuhan, seperti seorang istri mempersembahkan seluruh hidupnya kepada suami, Mempelai Wanita pada Mempelai Pria.
Kalau belum bahagia saat memberi, lebih baik jangan memberi.
Kalau kita sudah disucikan sampai punya tabiat lebih bahagia memberi daripada menerima, berarti mata hanya memandang Tuhan, 'Bapakulah pengusahanya', Tuhan yang sanggup memelihara dan membahagiakan hidup kita.
- 1 Petrus 4:12-14,kebahagiaan karena penderitaan tanpa dosa -->Ruangan Maha Suci.
Kebahagiaan Sorga adalah kebahagiaan orang yang menderita karena Yesus.
Saat kita menderita tanpa dosa / percikan darah, maka akan ada kemuliaan Allah, Shekinah Glory.
Saat kita menderita karena Yesus, saat itu Roh Kudus, Roh Kemuliaan dicurahkan kepada kita. Makin besar penderitaannya, makin besar urapannya, makin besar kemuliaannya.
Roh Kudus adalah Roh Penghibur, yang akan menghiburkan kita dalam penderitaan,sehingga tidak kecewa dan tidak putus asa, tidak bersungut malah mengucap syukur kepada Tuhan.
Roh Kudus juga adalah Roh Penolong (Roma 8:26), yang akan menolong kita untuk bisa menyembah Tuhan senantiasa dalam penderitaan,untuk bisa percaya dan mempercayakan seluruh hidup kita sepenuh kepada Tuhan.
Daniel 3:16-18,orang yang percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan, akan tetap menyembah Tuhan apapun yang terjadi, entah ditolong atau tidak.
Daniel 3:24-25, kalau dalam penderitaan, kemustahilan, jalan buntu, kita bisa menyembah Tuhan, bisa mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan, maka Roh Kudus akan turun sebagai Roh Kemuliaan, untuk:
- Melindungi kita dari segala pencobaan/krisis di dunia sampai pencobaan di zaman antikris.
Kalau saat ini kita berada dalam penderitaan, biar kita bertanya: 'Mana lebih berat penderitaan kita dengan penderitaan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dimasukkan dalam api yang dipanaskan 7 kali?' - Memberikan jalan keluar, menyelesaikan segala masalah tepat pada waktuNya.
- Daniel 3:30, memberi kemuliaan, memberi keberhasilan di dunia, tapi lebih dari itu memberikan keubahan hidup sedikit demi sedikit, sampai menghasilkan wajah kemuliaan seperti Yesus, Mempelai Wanita yang siap menyambut kedatangan Mempelai Wanita.
Tuhan memberkati.