Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita masih membahas Wahyu 1:17-20.
Wahyu 1:17
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Rasul Yohanes dibuang ke Pulau Patmos bukan karena berbuat dosa, tetapi karena firman Allah dan kesaksian Yesus, sehingga rasul Yohanes bisa tersungkur di depan kaki Yesus, menyembah dengan hancur hati, menyembah sampai daging tidak bersuara lagi. Saat itu, rasul Yohanes mengalami jamahan tangan kanan Tuhan, sehingga mengalami 3 hal:
- Jangan takut!
- Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
- Aku adalah Yang Hidup.
ad. 1. Jangan takut!
Jangan takut sama dengan pembaharuan perasaan, sehingga tidak ada ketakutan lagi.
Lukas 21:25-26
21:25 “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Pada akhir jaman akan terjadi kegoncangan darat, laut, dan udara, sehingga manusia ketakutan dan stres berat, sampai meninggal dunia. Ketakutan adalah pembunuh utama di akhir jaman, bukan hanya membunuh tubuh, tetapi juga membunuh jiwa, kering rohani sampai mati rohani, bahkan binasa selamanya.
Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.”Gejala kering rohani bahkan sampai mati rohani adalah tidak bisa bergairah dalam perkara rohani, tidak bisa menyembah, berbuat dosa tetapi merasa tidak salah, mempertahankan dosa. Ini akan membawa pada kematian kedua di neraka.
Kita sudah mempelajari 3 macam ketakutan (Ibadah Raya Malang, 27 Juli 2014):
- Ketakutan di Taman Eden karena dosa.
- Ketakutan di lautan dunia yang bergelombang.
- Ketakutan saat Yesus datang kedua kali.
Kita memperdalam bagian yang ketiga.
Wahyu 6:15-17
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: “Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.”
6:17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?Yesaya 2:19-21
2:19 Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.
2:20 Pada hari itu berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar,
2:21 dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.Ini merupakan puncak ketakutan yang merupakan kegenapan dari nubuat nabi Yesaya, yaitu takut untuk memandang kemuliaan Yesus yang akan datang kembali kedua kali sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga. Ini melebihi ketakutan apa pun di dunia.
Semua yang ada di dunia (kepandaian, kedudukan, kekayaan, dll.) tidak ada artinya saat kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga. Artinya, jangan sampai karena hanya mengejar kekayaan, kedudukan, kepandaian, jodoh, dll., membuat kita ketakutan saat kedatangan Yesus kedua kali dan tidak bisa menyambut Dia. Kalau takut memandang kemuliaan Yesus, itu sama dengan ketinggalan saat kedatangan Yesus kedua kali, dan berarti binasa selamanya.
Oleh sebab itu, mulai sekarang kita harus memanfaatkan panjang sabar Tuhan, yaitu Yesus belum datang kedua kali. Kita diberi panjang umur terutama untuk belajar memandang kemuliaan Tuhan seperti yang dialami rasul Yohanes di Pulau Patmos.
Langkah-langkah memandang Yesus dalam kemuliaan:
- Memandang mulut Yesus.
Wahyu 1:16
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Dari mulut Yesus keluar sebilah pedang tajam bermata dua.
Jadi memandang mulut Yesus artinya:
- Kita harus menerima firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Firman pengajaran yang benar dan tajam adalah tertulis di Alkitab dan dibukakan rahasianya, diwahyukan oleh Tuhan, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab oleh urapan Roh Kudus.
- Kita juga harus mempraktekkan firman pengajaran yang benar dan lebih tajam dari pedang bermata dua, sehingga kita mengalami penyucian mulai dari penyucian hati dan pikiran yang adalah gudangnya dosa [Ibrani 4:12-13].
Markus 7:21-23
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, (1)percabulan, (2)pencurian, (3)pembunuhan,
7:22 (4)perzinahan, (5)keserakahan, (6)kejahatan, (7)kelicikan, (8)hawa nafsu, (9)iri hati, (10)hujat, (11)kesombongan, (12)kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Kalau hati dan pikiran disucikan dari 12 keinginan jahat dan najis, maka hati dan pikiran akan diisi 12 roti yang diatur menjadi dua susun (6 6), menunjuk pada 66 buku dalam Alkitab. Artinya hati dan pikiran diisi firman pengajaran yang benar, roti kehidupan. Angka 12 adalah angka persekutuan, yaitu kita bisa bersekutu satu dengan yang lain dalam persekutuan yang benar berdasarkan satu pokok anggur yang benar. Juga persekutuan yang terang, tidak ada yang tersembunyi.
Amsal 4:23
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Amsal 4:23[terjemahan lama]
4:23 Peliharakanlah hatimu terlebih dari pada segala yang patut dipeliharakan, karena dari dalamnya terpancarlah segala mata air hidup.
Hasilnya:
- Dari dalam hati yang suci terpancar air kehidupan dari Surga, yaitu firman, Roh Kudus, dan kasih Allah. Sehingga kita mengalami kebahagiaan sejati dari Surga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apa pun. Kita tidak lagi mencari kepuasan semu di dunia, dan kita tidak jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan seperti perempuan Samaria.
- Kalau hati disucikan, maka mata juga disucikan. Kita memiliki pandangan rohani, yaitu rela mengorbankan perkara jasmani untuk mendapatkan perkara rohani.
Amsal 4:24-27
4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
4:25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
4:26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
4:27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Contohnya adalah Abraham rela mengorbankan Ishak anaknya yang tunggal. Abraham rela mengorbankan yang jasmani untuk mendapatkan yang rohani. Akhirnya Abraham mengalami Yehova Jireh. Abraham menerima berkat Tuhan sampai ke anak cucu, kebahagiaan kekal selamanya.
Esau mengorbankan yang rohani untuk mendapatkan yang jasmani. Akhirnya Esau kehilangan hak kesulungan, kehilangan segalanya. Hidupnya ditandai cucuran air mata dan tidak pernah selesai.
- Kaki/ perjalanan hidup disucikan, menjadi perjalanan hidup yang benar dan suci.
- Mulut disucikan, sampai tidak berdusta. "Ya" katakan "ya", "tidak" katakan "tidak", sampai tidak salah lagi dalam perkataan.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Dalam kejujuran, ada kuasa dari Surga.
- Memandang mata Yesus.
Wahyu 1:14
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Mata Yesus bagaikan nyala api, menunjuk pada kuasa Roh Kudus.
Jadi, melihat mata Yesus artinya mengalami pekerjaan Roh Kudus, sehingga kita bisa setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Roma 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Yang menentukan kita bisa setia berkobar-kobar atau kendor bukanlah kondisi fisik kita (usia, dll.), tetapi ada urapan Roh Kudus atau tidak.
Urapan Roh Kudus membuat mata kita hanya tertuju kepada Yesus, sehingga kita pasti setia dan berkobar-kobar. Kita sebagai mempelai wanita sangat bergairah untuk melayani Yesus Mempelai Pria (birahi rohani).
Tetapi jika kering rohani dan tidak ada urapan roh Kudus, mata pasti memandang yang lain (manusia, usia, dll.), maka pasti kendor dalam ibadah pelayanan. Kalau kendor dalam ibadah pelayanan, maka pasti birahi pada kejahatan dan kenajisan, dalam dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan (dosa seks dengan aneka ragamnya lewat pikiran, pandangan, perasaan, dll.).
Roma 1:27
1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Ibrani 1:7
1:7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api.”
Hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang melihat mulut Tuhan dan mata Tuhan adalah hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang suci dan setia berkobar-kobar, akan menjadi biji mata Tuhan sendiri. Menjadi biji mata Tuhan artinya dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan mulai sekarang, di jaman antikris berkuasa di bumi, sampai selama-lamanya.
- Memandang wajah Yesus yang bersinar-sinar bagaikan matahari.
Wahyu 1:16
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Ini sama dengan banyak dan gemar menyembah Tuhan dengan kerelaan hati dan dengan kesukaan. Ini merupakan latihan memandang wajah Tuhan.
Kalau menyembah Tuhan dengan terpaksa, maka suatu waktu akan dipaksa oleh antikris untuk menyembah dia.
Memandang mulut Tuhan --> firman (Meja Roti Sajian).
Memandang mata Tuhan --> urapan Roh Kudus (Pelita Emas).
Kalau ada firman dan Roh Kudus, maka pasti bisa menyembah Tuhan (Mezbah Dupa Emas).
Memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari terik lewat penyembahan sama dengan memandang wajah Yesus yang datang kembali kedua kali.
Jadi, belajar memandang wajah Yesus yang akan datang kembali kedua kali dalam kemuliaan adalah lewat penggembalaan, lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah dalam Ruangan Suci.
- Meja Roti Sajian = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, persekutuan dengan Anak Allah dalam firman dan korban Kristus.
- Pelita Emas = ketekunan dalam Ibadah Raya, persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karunia Roh Kudus.
- Mezbah Dupa Emas = ketekunan dalam Ibadah Doa, persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasihNya.
Hasil memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari:
- Matahari dari wajah Yesus merupakan perisai iman bagi kita.
Mazmur 84:12
84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Efesus 6:16
6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
Perisai iman adalah untuk melindungi kita dari panah api si jahat, yaitu pencobaan-pencobaan di segala hal, sehingga kita tidak kecewa, tidak putus asa, tidak goyah, tetapi tetap percaya dan iman kepada Tuhan. Kita tetap berharap kepada Tuhan dan tidak berharap yang lain.
Panah api si jahat juga menunjuk pada ajaran palsu. Perisai iman melindungi kita sehingga kita tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar yang sudah kita alami, apa pun resikonya.
Panah api si jahat juga menunjuk pada dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Perisai iman melindungi kita sehingga kita tetap hidup benar dan suci.
Panah api si jahat juga menunjuk pada celaka marabahaya. Perisai iman melindungi kita dari segala celaka marabahaya.
- Matahari meneguhkan kita dalam jabatan pelayanan sampai kedatangan Tuhan kedua kali.
Yeremia 33:20-21
33:20 “Beginilah firman TUHAN: Jika kamu dapat mengingkari perjanjian-Ku dengan siang dan perjanjian-Ku dengan malam, sehingga siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya,
33:21 maka juga perjanjian-Ku dengan hamba-Ku Daud dapat diingkari, sehingga ia tidak mempunyai anak lagi yang memerintah di atas takhtanya; begitu juga perjanjian-Ku dengan orang-orang Lewi, yakni imam-imam yang menjadi pelayan-Ku.
- Matahari dari wajah Yesus adalah kemurahan dan kebaikan dari Tuhan untuk memelihara kehidupan kita secara ajaib di tengah segala kemustahilan.
Mazmur 84:12[terjemahan lama]
84:12 Karena Tuhan Allah bagaikan matahari dan perisai; Tuhanpun akan mengaruniakan anugerah dan kemuliaan, tiada Ia akan menahankan kebajikan dari pada orang yang berjalan dengan tulus hatinya.
Yosua 10:11-14
10:11 Sedang mereka melarikan diri di depan orang Israel dan baru di lereng Bet-Horon, maka TUHAN melempari mereka dengan batu-batu besar dari langit, sampai ke Azeka, sehingga mereka mati. Yang mati kena hujan batu itu ada lebih banyak dari yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang.
10:12 Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: “Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!”
10:13 Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh.
10:14 Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN.
Kemurahan dan kebaikan Tuhan juga untuk menolong kita, menyelesaikan segala masalah yang mustahil. Tuhan yang berperang bagi kita.
- Matahari dari wajah Yesus adalah kemuliaan Tuhan untuk mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari jujur dan tulus hati, tidak pilih kasih dan tanpa pamrih.
Mazmur 84:12[terjemahan lama]
84:12 Karena Tuhan Allah bagaikan matahari dan perisai; Tuhanpun akan mengaruniakan anugerah dan kemuliaan, tiada Ia akan menahankan kebajikan dari pada orang yang berjalan dengan tulus hatinya.
Kalau jujur, maka wajah pasti berseri. Kalau tidak jujur, maka wajah pasti muram dan buruk.
Siapa pun kita, apa pun keadaan kita, kalau mau jujur maka wajah buruk akan diubahkan menjadi wajah berseri. Perempuan yang kedapatan berzinah pasti sangat buruk, muram, dan pucat wajahnya. Tetapi Tuhan menyinari dengan matahari. Perempuan itu ditolong dan diubahkan sehingga menjadi wajah berseri.
Matius 13:43
13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Selama masih ada matahari, Tuhan mampu melakukan segala sesuatu atas hidup kita. Yesus mati di kayu salib dengan wajah buruk untuk menyinarkan matahari bagi kita semua.
Tuhan memberkati.