Siaran Tunda dari Ibadah Persekutuan di Batam.
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Tema: "Kembalilah kepada-Ku, maka Akupun akan kembali kepadamu."
Zakharia 1:3
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
Tema ini merupakan panggilan Tuhan kepada kita semua.
Mengapa harus ada panggilan Tuhan?
- Kejadian 3:8-10
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Pada mulanya, Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan gambar Allah Tritunggal, dan ditempatkan di taman Eden. Manusia bahagia bersama Tuhan, tidak ada air mata.
Tetapi sayang, Adam dan Hawa berbuat dosa, sehingga diusir ke dunia, dan semua manusia di dunia juga sudah berbuat dosa, kehilangan gambar Allah Tritunggal. Manusia telanjang dan terpisah dari Tuhan. Tandanya adalah takut dan gelisah, tidak ada damai sejahtera.
Manusia berdosa tidak ada kemampuan untuk kembali kepada Tuhan, malah bersembunyi dari Tuhan, sehingga makin terpisah dari Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan yang berinisiatif untuk memanggil manusia berdosa kembali kepada Tuhan, sehingga tidak terpisah dari Tuhan.
- Kejadian 3:11-14,17-19
3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Tetapi sayang, Adam dan Hawa, juga semua manusia berdosa di dunia, menolak panggilan Tuhan sebab mempertahankan kebenaran diri sendiri, yaitu menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, bahkan menyalahkan setan. Manusia menjadi keras hati seperti setan. Manusia tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat.
Akibatnya adalah:
- Hidup dalam suasana kutukan/ duri-duri, air mata, kepedihan, pahit getir.
- Dari debu kembali menjadi debu, artinya tetap manusia darah daging yang berdosa, yang tidak mau, tidak bisa, tidak pernah bertobat seumur hidup, sehingga menjadi santapan ular.
Tuhan tidak rela manusia ciptaan-Nya, apalagi hamba Tuhan/ pelayan Tuhan hanya menjadi makanan ular dan binasa selamanya. Oleh sebab itu, Tuhan tetap memanggil manusia berdosa sampai hari ini, untuk kembali ke Firdaus dan Kerajaan Sorga yang kekal.
Dalam Zakharia 1:3, disebutkan tiga kali "firman Tuhan semesta alam", menunjuk pada panggilan Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa (Tuhan), Anak Allah (Yesus), dan Allah Roh Kudus (Kristus) kepada manusia berdosa untuk mengembalikan manusia berdosa segambar dengan Allah Tritunggal.
Praktek panggilan Allah Tritunggal:
- Panggilan Allah Bapa/ Tuhan.
Maleakhi 3:7-9
3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
Ini ditujukan pada kehidupan manusia yang terkutuk, tidak taat, dalam kesukaran, kesulitan, kekurangan.
Dulu, dalam Perjanjian Lama, di taman Eden Adam dan Hawa terkutuk karena makan buah yang dilarang Tuhan. Nenek moyang Israel makan milik Tuhan, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Sekarang, dalam Perjanjian Baru, hamba Tuhan/ pelayan Tuhan juga makan/ mencuri milik Tuhan, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Mengapa terjadi demikian?
Hawa makan buah terlarang karena mendengar suara ular.
Hamba Tuhan/ pelayan Tuhan mencuri perpuluhan dan persembahan khusus karena mendengar suara ular, yaitu ajaran palsu, gosip-gosip, juga suara daging. Sehingga terlalu banyak berkelit dan tidak sadar sudah menjadi kikir dan serakah. Suara asing menyebabkan hati menjadi keras, yaitu penuh keinginan akan uang. Kikir artinya tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan untuk sesama yang membutuhkan. Serakah artinya mencuri milik Tuhan dan milik sesama (korupsi, hutang tidak bayar).
Akibatnya adalah hidup dalam suasana kutukan, bagaikan makan duri, bagaikan hidup dalam lembah kesukaran/ kesulitan baik jasmani maupun rohani, sampai binasa selamanya.
Oleh sebab itu, kita harus menerima panggilan Allah Bapa lewat pemberitaan firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Maka kita akan mengalami penyucian hati yang keras dari keinginan jahat (keinginan akan uang) menjadi hati yang suci. Kita bisa bisa mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus. Kita bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan untuk sesama yang membutuhkan. Kita bisa lebih berbahagia memberi daripada menerima, sampai kita bisa menyerahkan seluruh hidup kepada Tuhan.
Maleakhi 3:10-12
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
3:11 Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
3:12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Kita bisa mengikuti siklus Kerajaan Sorga, yaitu kita mengembalikan perpuluhan --> ada makanan (firman) di rumah Tuhan --> makan firman artinya mendengar dan melakukan firman, taat dengar-dengaran pada firman --> Tuhan membuka tingkap langit --> ada berkat, perlindungan, kebahagiaan --> Kita mengembalikan perpuluhan.
Dalam siklus Kerajaan Sorga, kita tidak pernah kekurangan. Kita hidup dalam kelimpahan, artinya selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Jika kita membutuhkan, maka selalu ada.
- Panggilan Anak Allah/ Yesus.
Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Ini ditujukan pada kehidupan yang letih lesu dan berbeban berat:
- Karena dosa. Dosa sampai puncaknya dosa adalah beban terberat yang membebani manusia mulai di dunia.
- Karena merasa hebat, merasa benar, sehingga tidak mau mengaku dosa malah menyalahkan orang lain.
Juga karena merasa lebih hebat sehingga tidak mau mengakui kehebatan orang lain.
Kita semua dipakai oleh Tuhan sesuai dengan talenta dari Tuhan. Apa yang bisa dilakukan orang lain, belum tentu bisa kita lakukan.
- Karena pencobaan, masalah-masalah sampai yang mustahil.
Jalan keluarnya adalah harus menerima panggilan Anak Allah = belajar pada Yesus di kayu salib, yaitu pelajaran mengecil.
Mengecil = rendah hati dan lemah lembut.
Yesus rendah hati, yaitu mengakui segala dosa-dosa kita. Bagi kita, rendah hati adalah kemampuan untuk mengakui segala dosa kita, kepada Tuhan dan kepada sesama. Rendah hati juga adalah kemampuan untuk mengakui kelebihan orang lain.
Lemah lembut adalah kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Lemah lembut juga adalah kemampuan untuk menerima kekurangan orang lain.
Jika kita rendah hati dan lemah lembut, saling mengaku dan saling mengampuni, maka darah Yesus membasuh dan menghapus dosa-dosa kita, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran. Kita mengalami damai sejahtera, ketenangan, kelegaan, tidak ada lagi ketakutan. Semua menjadi enak dan ringan. Jika lautan teduh, maka ada masa depan yang berhasil dan indah. Kita dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan pendamaian, pelayanan pembangunan tubuh Kristus.
2 Korintus 5:18
5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Jika hati tidak damai, maka kita tidak bisa dipakai oleh Tuhan.
- Panggilan Allah Roh Kudus/ Kristus.
Wahyu 22:17
22:17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
Ini ditujukan pada kehidupan yang haus di padang gurun dunia, yaitu tidak puas, tidak bahagia.
Amsal 30:15-16
30:15 Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
30:16 Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"
Salah satu hal yang tidak pernah puas adalah kuburan. Seringkali yang tidak puas adalah laki-laki (orang gila di Gadara), menunjuk bapak dan gembala.
- Laki-laki sering berkeliaran, artinya tidak tergembala, tidak punya pokok anggur yang benar. Datang ke fellowship/ ibadah hanya untuk mencari perkara jasmani, bukan firman pengajaran yang benar/ pribadi Yesus.
- Berteriak-teriak, menunjuk pada perkataan bersungut-sungut, dusta, gosip, fitnah, sampai menghujat (menyalahkan ajaran yang benar, membenarkan bahkan mendukung ajaran yang salah).
- Memukul diri sendiri dengan batu, yaitu kasar kepada istri. Jika hamba Tuhan kasar pada istri, bagaimana nasib jemaat? Jika suami kasar pada istri, bagaimana nasib anak-anak?
Pada akhirnya, hidupnya menjadi seperti babi, yaitu kotor dan najis. Sehingga masuk dalam pembangunan Babel.
Anak-anak yang tidak puas akan seperti anak bungsu yang meninggalkan ladang bapa. Sehingga pergi ke ladang babi.
Anak muda yang tidak puas, tidak setia dalam ibadah pelayanan, suatu saat pasti akan sampai di ladang babi, yaitu jahat dan najis.
Yang diingat anak bungsu adalah ada makanan di rumah bapa, itulah firman pengajaran.
Perempuan Samaria lima kali kawin cerai, seperti anjing dan babi. Bangsa Kafir di hadapan Tuhan hanya bagaikan anjing dan babi.
Yohanes 4:7,9-10
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
Ibu-ibu tidak bergaul, artinya sakit hati, pahit hati, iri hati, benci. Celaka jika ibu-ibu benci kepada suaminya. Kepahitan hati seringkali keluar lewat perkataan yang bersungut-sungut, yaitu perkataan seperti muntah yang menjijikkan. Sehingga suami dan anak-anak tidak betah.
Jalan keluarnya adalah memberi minum kepada Yesus, maka Yesus akan memberi kita minum air hidup, supaya kita puas.
Di mana kita bisa memberi minum Yesus? Di kayu salib. Kita memberi minum Yesus anggur asam bercampur empedu, yaitu kita mengaku dosa dan keadaan kita sejujur-jujurnya kepada Tuhan. Maka Tuhan akan memberi kita minum air kehidupan, yaitu Roh Kudus.
Jika Roh Kudus dicurahkan, maka ada pembaharuan hidup menjadi kuat dan teguh hati, yaitu:
- Tidak kecewa, tidak putus asa, tidak tinggalkan Tuhan, apa pun yang kita hadapi.
- Tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar, tetap hidup benar.
- Tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Tetap menyembah Tuhan, hanya berharap kepada Tuhan.
Maka Roh Kudus menguasai kita, sehingga kita puas dan hanya mengucap syukur kepada Tuhan. Kita bersaksi, bukan bergosip, untuk memenangkan banyak jiwa-jiwa.
Roh Kudus juga sanggup mengadakan mujizat jasmani.
Zakharia 4:6
4:6 Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Roh Kudus bekerja untuk menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil. Jika Tuhan datang kedua kali, mujizat terakhir adalah kita diubahkan menjadi sempurna dan sama mulia dengan Tuhan, kembali pada gambar Allah Tritunggal. Kita terangkat di awan-awan yang permai, kembali ke Firdaus, sampai ke Yerusalem Baru yang kekal selamanya.
Tuhan memberkati.