Matius 27:11-26 tentang percikan darah kedua yang dialami Yesus yaitu Yesus dihadapan Pilatus. Ini terbagi menjadi 2 bagian:
- Ayat 11-14, Yesus menghadapi pertanyaan dan tuduhan palsu.
- Ayat 15-26, Yesus menghadapi ketidakadilan.
Yesus adalah Raja kebenaran, tetapi harus dihukum mati. Sedangkan Yesus Barabas adalah raja kejahatan, namun dibebaskan.
Ini pelajaran bagi kita, kehidupan kristen yang menolak percikan darah (penyaliban/ perobekan daging) sehingga tetap mempertahankan keinginan daging, kepentingan daging, kebenaran diri sendiri, maka pasti salah memilih. Terutama memilih yang salah dalam hal rohani, yang akan membawa pada kehancuran.
Matius 27:2327:23 Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!" Yesus menghadapi 2 tuntutan yang bertentangan:
- Pilatus (bangsa kafir) menghendaki supaya Yesus tidak dihukum mati, sesuai dengan hukum dunia.
- Bangsa Israel menghendaki supaya Yesus dihukum mati, sesuai dengan hukum Taurat, dan juga sesuai dengan kehendak Allah.
Matius 27:1927:19 Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam."Jalan keluarnya adalah Allah berbicara kepada Pilatus lewat mimpi kepada istrinya supaya Pilatus jangan memaksakan kehendaknya sendiri, sebab Yesus harus dihukum mati sesuai dengan kehendak Tuhan.
Matius 27:23-2427:23 Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!"27:24 Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!"Pilatus (bangsa kafir) membasuh tangannya, artinya:
- Pilatus tidak mau menghalangi kehendak Allah, sekali pun tidak baik secara pengadilan dunia. Ini sama dengan menyerah pada kehendak Allah, menerima kenyataan yaitu Yesus harus mati di kayu salib.
- Bangsa kafir mendapat kesempatan untuk diselamatkan oleh korban Kristus.
Seandainya Yesus tidak jadi disalib, bangsa kafir pasti akan binasa.
Sebaliknya Yudas, bangsa Israel, rasul dan bendahara Tuhan, namun tidak mau menggunakan kesempatan untuk dibasuh kakinya sebab mempertahankan kehendak sendiri, kepentingan sendiri, kebenaran sendiri. Akibatnya adalah kebinasaan untuk selamanya.
Yohanes 13:10-1113:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."Jika bangsa kafir tidak mau dibasuh, maka bangsa kafir hidup di dunia tidak ada artinya, hanya untuk dibinasakan.
Yohanes 19:31-3419:31. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Yesus sudah mati dengan 4 luka utama (2 di tangan dan 2 di kaki), merupakan kasih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel, umat pilihan Tuhan.
Tetapi prajurit Romawi menombak lambung Yesus, membuat luka kelima, luka yang terbesar dan terdalam, yang mengeluarkan darah dan air. Luka kelima ini merupakan kemurahan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa kafir yang berkubang dalam dosa.
Supaya bangsa kafir selamat, maka harus menerima tanda darah dan air yang keluar dari lambung Yesus:
- Tanda darah sama dengan bertobat (mezbah korban bakaran), yaitu berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
Prosesnya adalah mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi, mati terhadap dosa.
- Tanda air (kolam pembasuhan) yaitu baptisan air.
Orang yang sudah mati terhadap dosa harus dikubur dalam air bersama Yesus dan bangkit dalam hidup yang baru, hidup dalam kebenaran.
1 Yohanes 3:7-9
3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Hidup dalam kebenaran artinya:
- Berpegang teguh pada pengajaran yang benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup, yang sudah kita saksikan.
Pengajaran yang benar yaitu pembukaan firman yang sesuai dengan Alkitab, ayat menerangkan ayat.
- Tidak berbuat dosa lagi.
Sampai suatu waktu tidak dapat berbuat dosa, benar seperti Yesus benar. Ini sama dengan keselamatan.
Matius 27:2227:22 Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!"Sekarang pertanyaan kepada kita: "Apa yang harus kita perbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus, yang sudah rela mati di kayu salib?"
Ibrani 6:4-66:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, 6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, 6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. 6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran. Jawabannya: jangan menyalibkan Yesus kedua kali, sama dengan jangan murtad.
Murtad artinya:
- Gugur dari iman sebab meninggalkan ajaran yang benar dan beralih pada ajaran palsu, sama dengan meninggalkan Yesus.
- Gugur dari iman sebab berbuat dosa dan tidak mau bertobat, mempertahankan dosa bahkan membela dosa. Hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
- Gugur dari iman sebab meninggalkan ibadah pelayanan.
Ibrani 6:8
6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
Akibat murtad adalah suasana semak duri, kepedihan hati, tidak tenang/ stres, suasana susah payah, sampai kebinasaan.
Supaya jangan murtad, setelah mengalami pembasuhan tangan (= selamat) maka bangsa kafir harus lanjut mengalami pembasuhan kaki oleh air hujan firman pengajaran yang benar.
Kaki merupakan perjalanan hidup yang paling kotor, jika tidak dibasuh, akan murtad dan binasa.
Efesus 5:25-275:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Oleh karena itu kita harus mengalami 2 kali pembasuhan yaitu:
- Pembasuhan dengan air (= pembasuhan tangan) yang menghasilkan kehidupan benar seperti Yesus benar. Ini sama dengan keselamatan. Ada pertolongan dan pemulihan dari Tuhan.
- Pembasuhan oleh firman pengajaran yang benar (= pembasuhan kaki), yaitu penyucian perjalanan hidup yang paling kotor.
Penyucian kaki yang kotor hanya bisa dilakukan dalam penggembalaan (ruangan suci), ketekunan dalam 3 macam ibadah.
Penyucian kaki kotor dari jaman ke jaman:
- Jaman permulaan (dari Adam sampai Abraham), diwakili oleh istri Lot (gambaran ibu/ istri, gereja Tuhan).
Istri Lot mungkin ada kesalahan, namun yang paling kotor justru dalam perjalanan terakhir, yaitu menoleh ke belakang.
Kejadian 19:24-26
19:24. Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
19:26. Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Menoleh ke belakang sama dengan tidak taat kepada perintah Tuhan (firman Tuhan) karena mendengar suara asing.
Ini peringatan kepada orang yang sudah selamat, yang sudah dipakai oleh Tuhan, yaitu jangan tidak taat kepada firman Tuhan.
Akibatnya adalah tidak tertolong, menjadi tiang garam, tidak berguna, tawar hati dan binasa untuk selamanya.
- Jaman pertengahan (dari Abraham sampai kedatangan Yesus pertama), diwakili oleh Daud (gambaran suami/ bapak).
2 Samuel 12:7-10, 13
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Daud membunuh dan berzinah, harusnya binasa. Tetapi Daud masih mau dibasuh kakinya.
Sekali pun Daud sudah jatuh begitu dalam, namun karena Daud tergembala, masih bisa dibasuh sehingga bisa tertolong.
Firman penggembalaan bagaikan air hujan yang membasuh secara terus menerus sampai kita bisa sadar dan mengaku dosa sehingga bisa disucikan.
- Jaman akhir, diwakili oleh Yudas Iskariot (gambaran kaum muda).
Kekotoran Yudas yaitu:
- Pencuri, mencuri milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus) dan mencuri milik sesama.
- Pengkhianat, menjual Yesus, gurunya sendiri. Ini sama dengan tidak setia dalam ibadah pelayanan.
- Pendusta, tidak jujur.
- Kebenaran sendiri, menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain.
Seharusnya tapak kaki Yudas sebagai rasul Tuhan adalah tapak kaki yang indah, namun karena tidak tergembala (tidak mau dibasuh) sehingga menjadi perjalanan yang paling kotor. Akibatnya tidak bisa tertolong, binasa untuk selamanya.
Dalam penggembalaan, seperti carang yang melekat pada pokok anggur yang benar, kita mengalami penyucian secara intensif sampai menghasilkan buah-buah roh.
Galatia 5:22-235:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Mulai buah kasih, yaitu mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu, taat dengar-dengaran pada Tuhan apapun resikonya. Dilanjutkan buah-buah yang lain, sampai kesempurnaan.
Yohanes 13:12, 14
13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; Setelah kita dibasuh oleh Tuhan, maka kita bisa saling membasuh, yaitu mengasihi sesama. Kita hidup dalam kasih Allah.
Roma 13:813:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Mengasihi sesama yaitu jangan berhutang apa-apa, jangan berhutang dosa kepada sesama, semua harus dibereskan.
Kita sangat membutuhkan kasih Allah sebab posisi kita hanya seperti domba sembelihan yang tidak berdaya. Kita hidup dalam pelukan tangan kasih Tuhan.
Roma 8:35-378:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Hasilnya:
- Tangan kasih Tuhan sanggup memberikan kekuatan ekstra sehingga kita tidak putus asa/ kecewa menghadapi apa pun. Kita bisa setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
- Tangan kasih Tuhan yang berperang ganti kita untuk membereskan segala masalah kita, sampai yang mustahil sekali pun.
- Tangan kasih Tuhan sanggup untuk menyatukan dan menyempurnakan kita menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.
Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Tangan kasih Tuhan membereskan kita sampai menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Tuhan memberkati.