Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 28:11-15 adalah tentang dusta mahkamah agama atau penyebaran kegelapan.
Sementara Tuhan menyinarkan shekinah glory [Matius 28:1-10], ada juga yang menyebarkan kegelapan. Kita harus berhati-hati.
Matius 28:11-15
28:11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13 dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.”
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
Penyebaran kegelapan adalah penyebaran kesaksian palsu atau ajaran palsu yang menolak kebangkitan Yesus. Serdadu-serdadu melihat Yesus yang sudah bangkit, tetapi karena berunding dan diberi uang, mereka menyebarkan kesaksian palsu. Akibatnya adalah:
- Banyak orang Israel, orang pilihan Tuhan, yang tidak percaya Yesus sampai hari ini.
- Hamba Tuhan dan anak Tuhan mempertahankan dosa-dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan) yang menuju kebinasaan.
1 Korintus 15:32
15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”.
Penyebaran kegelapan atau ajaran palsu didorong oleh dua kekuatan besar dari luar yaitu:
- Kekuatan uang/ roh jual-beli, mamon, antikris.
- Kekuatan roh dusta.
Penyebaran kegelapan atau ajaran palsu juga didorong oleh kekuatan besar dari dalam yaitu kekuatan daging yang egois (mementingkan diri sendiri), sehingga tidak mau mengalami sengsara daging bersama Yesus, sehingga mengorbankan orang lain dan menjadi penyebar kegelapan.
Matius 16:21-2316:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Petrus adalah hamba Tuhan yang hebat dan senior, tetapi Petrus juga egois dan menolak salib Yesus. Akibatnya adalah menjadi batu sandungan, sama dengan menjadi penyebar kegelapan, bahkan menjadi sama dengan iblis atau setan.
Yohanes 8:448:44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Iblis atau setan adalah pendusta dan pembunuh. Kita sudah membahas tentang pendusta, sekarang kita membahas pembunuh.
Pelayan Tuhan yang menolak salib seperti Petrus sama dengan menjadi pembunuh.
Hamba Tuhan atau anak Tuhan yang menjadi pembunuh menembusi dari zaman ke zaman, yaitu :
- Zaman Allah Bapa, dihitung dari Adam sampai Abraham, diwaliki oleh Kain.
Kejadian 4:3-8
4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
4:6 Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.”
4:8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Kain membunuh Habel, adiknya. Penyebabnya:
- Panas hati, sama dengan iri hati.
Ini karena ibadah pelayanan Habel diterima oleh Tuhan dan Habel diberkati, sedangkan ibadah pelayanan Kain belum diterima. Seharusnya Kain mengkoreksi diri dan meninggalkan apa yang salah, supaya ibadah pelayanannya juga diterima oleh Tuhan dan diberkati.
- Memukul dan membunuh, sama dengan perselisihan.
Kalau perselisihan karena dosa, jalan keluarnya adalah berdamai, saling mengaku dan saling mengampuni. Mulai dari dalam nikah, jangan ada iri hati dan perselisihan.
Perselisihan juga terjadi karena perbedaan pengajaran. Jalan keluarnya adalah kembali ke Alkitab.
1 Korintus 3:3-4
3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
3:4 Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos,” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Tanda hamba Tuhan atau pelayan Tuhan daging adalah iri hati dan perselisihan.
2 Korintus 12:20
12:20 Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati,amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan.
Kalau iri hati dan perselisihan dipertahankan, akan muncul amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisik keangkuhan, dan kerusuhan. Juga akan muncul golongan-golongan, yang akan memukul dan membunuh tubuh Kristus.
Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Untuk memotong tabiat daging iri hati dan perselisihan, maka dibutuhkan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, untuk menyucikan hati dan pikiran. Lanjut sendi-sendi juga disucikan, yaitu hubungan dengan sesama disucikan, supaya kita bisa sehati dan sepikir, bisa bekerjasama satu dengan yang lain, untuk masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Zaman Anak Allah, dihitung dari Abraham sampai kedatangan Yesus pertama kali, diwakili oleh Simeon dan Lewi.
Kejadian 34:7,25
34:7 Sementara itu anak-anak Yakub pulang dari padang, dan sesudah mendengar peristiwa itu orang-orang ini sakit hati dan sangat marah karena Sikhem telah berbuat noda di antara orang Israel dengan memperkosa anak perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tidak patut dilakukan.
34:25 Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.
34:26 Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.
Dina sering meninggalkan kemah, dan akibatnya diperkosa. Pelajaran bagi kita adalah jangan suka meninggalkan penggembalaan untuk melihat-lihat ke luar, akibatnya justru makin hancur.
Penyebab Simeon dan Lewi membunuh adalah sakit hati, emosi yang meledak-ledak. Simeon dan Lewi adalah pelayan Tuhan, tetapi mereka membunuh.
Pembunuhan yang dilakukan Simeon dan Lewi adalah menggunakan pedang. Pedang menunjuk pada firman, yang seharusnya digunakan untuk penyucian hati, pikiran, dan sendi-sendi.
Dua kesalahan dalam menggunakan pedang firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua:
- Kesalahan gembala yaitu menggunakan pedang untuk memotong telinga.
Markus 14:47
14:47 Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Artinya pemberitaan firman pengajaran disertai dengan sakit hati dan emosi, sehingga sidang jemaat putus telinganya atau tidak mau mendengar firman pengajaran yang benar. Akibatnya adalah mati rohaninya.
- Kesalahan sidang jemaat, yaitu menerima firman pengajaran yang benar yang menunjuk dosa-dosanya dengan sakit hati. Ini terjadi karena mempertahankan dosa.
Kisah Rasul 5:29-33
5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.
5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.”
5:33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.
Seharusnya, saat firman menunjuk dosa, kita harus berterima kasih. Kalau mempertahankan dosa, akibatnya adalah mati rohani.
2 Tawarikh 36:15-16
36:15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
36:16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.
Kalau firman diulang, itu merupakan kemurahan Tuhan. Tetapi kalau ditolak, maka tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat.
Jika seorang hamba Tuhan menggunakan pedang firman dengan benar dan sidang jemaat menerima pedang firman dengan benar, maka kita akan mengalami penyucian terus menerus.
- Penyucian hati yang adalah gudangnya dosa.
Matius 5:27-28
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Matius 15:19
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Kalau hati disucikan, maka seluruh kehidupan kita disucikan.
- Penyucian pandangan, sehingga pandangan hanya tertuju pada Yesus Imam Besar yang duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa.
Matius 5:29
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Kalau pandangan hanya tertuju pada Yesus, maka kita tidak akan pernah tersandung.
- Penyucian tangan kanan, sama dengan penyucian dari perbuatan-perbuatan dosa, sehingga menjadi perbuatan yang benar dan baik, yang berkenan kepada Yesus sebagai Imam Besar.
Matius 5:30
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
- Penyucian tabiat dosa, yaitu kebenaran diri sendiri.
Matius 5:31-32
5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Kebenaran diri sendiri adalah menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain. Inilah sumber perceraian dalam rumah tangga.
Matius 5:31-32 juga menunjuk pada penyucian nikah, mulai dari awal nikah, perjalanan nikah, sampai akhir nikah, sehingga kita bisa masuk Perjamuan Kawin Anak Domba.
- Penyucian mulut, sehingga kita bisa jujur dalam hal pengajaran, juga dalam hal nikah dan keuangan.
Matius 5:33,37
5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Kalau kita jujur, maka Tuhan yang memegang kehidupan kita. Kalau tidak jujur, berarti sedang dalam tangan setan.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kita disucikan sampai tidak lagi salah dalam perkataan. Kita masuk persekutuan tubuh Kristus yang sempurna.
- Zaman Allah Roh Kudus, dihitung dari kedatangan Yesus pertama kali sampai kedatangan Yesus kedua kali, diwakili oleh kakak-kakak Yusuf membunuh Yusuf.
Kejadian 37:2-4,18
37:2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
37:18 Dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya.
Kakak-kakak Yusuf juga menggembalakan domba-domba. Mereka menunjuk pada pelayan-pelayan Tuhan, tetapi karena bermufakat tanpa pengajaran yang benar, akhirnya mereka membunuh Yusuf.
Yakub adalah gambaran Allah Roh kudus. Yusuf dilahirkan di masa tua Yakub, jadi Yusuf adalah gambaran gereja akhir zaman atau gereja mempelai.
Ciri gereja mempelai adalah tergembala, seperti carang yang melekat pada pokok anggur. Kita tergembala pada firman pengajaran yang benar dan tekun dalam kandang penggembalaan.
Tekun dalam kandang penggembalaan adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok yaitu:
- Pelita Emas, yaitu ketekunan dalam ibadah raya, sama dengan minuman.
- Meja Roti Sajian, yaitu ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab, sama dengan makanan.
- Medzbah Dupa Emas, yaitu ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, sama dengan nafas.
Kakak-kakak Yusuf tidak tergembala pada firman pengajaran yang benar dan banyak berunding menggunakan suara daging, sehingga akibatnya adalah menjadi pembunuh.
Semua masalah harus diselesaikan dengan pembukaan rahasia firman, apa pun resikonya.
Penyebab kakak-kakak Yusuf membunuh Yusuf adalah kebencian tanpa alasan. Ini terjadi karena dua hal yang dimiliki oleh Yusuf, yaitu:
- Yusuf memiliki jubah maha indah, yaitu jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.
Kejadian 37:3-4
37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Efesus 4:11-12
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Hanya kehidupan yang tergembala pada firman pengajaran yang benar dan mau disucikan, yang akan diperlengkapi dengan karunia dan jabatan untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus.
- Yusuf memiliki mimpi, yaitu pembukaan rahasia firman.
Kejadian 37:5-9
37:5 Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
37:6 Karena katanya kepada mereka: “Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
37:7 Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.”
37:8 Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: “Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?” Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
37:9 Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: “Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.”
Ada dua macam mimpi yaitu:
- Mengikat berkas-berkas gandum menjadi satu, sama dengan kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kegerakan pembangunan tubuh Kristus.
Ikatan yang paling kuat supaya kita tetap berdiri tegak pada pembangunan tubuh Kristus adalah karena pembukaan firman pengajaran yang benar.
Mulai dari nikah harus karena diikat oleh firman pengajaran yang benar. Kalau diikat oleh hal-hal lain, suatu saat pasti akan jenuh dan bosan. Demikian pula dalam penggembalaan dan fellowship harus karena diikat oleh firman pengajaran yang benar.
- Mimpi tentang matahari, bulan, dan bintang.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Ini menunjuk pada mempelai wanita Tuhan, tubuh Kristus yang sempurna.
Jadi, kalau kita melayani dengan firman pengajaran yang benar dan jabatan dan karunia dari Tuhan, maka kita mencapai tubuh Kristus yang sempurna.
Kalau hanya memiliki jubah indah tetapi tidak memiliki firman pengajaran yang benar (mimpi), maka:
- Jubah indah itu bisa diperjualbelikan, pelayanan bisa diperjualbelikan hanya untuk mencari keuntungan.
- Menuju pembangunan Babel, mempelai wanita setan yang akan dibinasakan.
Wahyu 17:4-5
17:4 Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
Kejadian 37:31-33
37:31 Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
37:32 Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: “Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?”
37:33 Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: “Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam.”
Menghadapi kebencian dan pembunuhan, Yusuf harus rela jubahnya dicelup dalam darah.
Sekarang artinya jubah pelayanan harus rela dicelupkan dalam darah Anak Domba Allah, sama dengan rela mengalami sengsara daging, mengalami pengalaman kematian bersama Yesus.
Dalam pengalaman kematian, yang tertumpah adalah darah Yesus, artinya Yesus sudah lebih dulu menanggung sengsara kita. Kita tidak perlu takut menghadapi pengalaman kematian.
Markus 15:10
15:10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Dalam pengalaman kematian, kita menerima dua kekuatan dari Tuhan:
- Kekuatan darah Yesus/ korban Kristus untuk mengalahkan setan.
Setan adalah sumbernya dosa. Kalau setan dikalahlan, maka kita bisa hidup benar dan suci.
- Kekuatan Roh kudus
Kejadian 37:35
37:35 Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: “Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!” Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.
Dalam pengalaman kematian, kita mendapatkan Roh Kudus (Yakub turun ke dunia orang mati). Hasilnya:
- Roh Kudus mencurahkan kasih Allah, sehingga kita tidak kecewa, tidak putus asa, tidak tinggalkan Tuhan, tidak tinggalkan ibadah pelayanan. Kita tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.
Roma 5:3-5
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Roh Kudus sangat berduka jika jubah indah dilepas oleh setan. Kalau mendukakan Roh Kudus, maka hidup kita tidak akan pernah indah.
- Roh kemuliaan dicurahkan untuk membuat kita bahagia dalam penderitaan.
1 Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Roh kemuliaan juga memberikan kemuliaan bagi kita, yaitu keubahan hidup dimulai dari taat dengar-dengaran "ya Abba, ya Bapa". Mujizat jasmani juga akan terjadi, dari tidak ada menjadi ada, dari mustahil menjadi tidak mustahil, segala pintu dibukakan. Sampai mujizat terakhir adalah kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia saat kedatanganNya kedua kali. Kita terangkat di awan-awan yang permai dan tidak ada setetes pun air mata.
Tuhan memberkati.