Penataran III Imam dan Calon Imam
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 28:20b28:20... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”Penyertaan Tuhan sampai kepada akhir jaman, artinya mulai sekarang ini, sampai masa antikris, sampai kedatangan Yesus kedua kali, sampai kita duduk bersanding dengan Tuhan di tahta Yerusalem Baru selama-lamanya.
Matius 19:27-2819:27Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?”19:28Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.Siapa yang boleh mengalami penyertaan Tuhan? Yaitu kehidupan yang mengikut dan melayani Tuhan sampai garis akhir, sampai meninggal dunia atau sampai Yesus datang kedua kali, atau ehidupan yang ditahbiskan oleh Tuhan. Jadi penyertaan Tuhan tidak bisa dipisahkan dari tahbisan atau pelayanan.
Supaya bisa ditahbiskan atau dipakai oleh Tuhan, maka kita harus menyerahkan diri sepenuh kepada Tuhan.
Keluaran 29:1, 1829:1“Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,29:18Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas mezbah; itulah korban bakaran, suatu persembahan yang harum bagi TUHAN, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.Dalam perjanjian lama, pentahbisan Harun dan anak-anaknya ditandai dengan adanya korban penyerahan diri sepenuh, yaitu korban domba jantan yang dibakar dan berbau harum di hadapan Tuhan.
Dalam perjanjian baru, supaya bisa menyerahkan diri sepenuh kepada Tuhan, harus ditandai 2 hal:
- Harus ada pengorbanan, yaitu meninggalkan segala sesuatu.
- Harus ada pembaharuan, seperti daging dibakar menjadi asap yang berbau harum.
Jadi, supaya kita mengalami penyertaan Tuhan sampai duduk di tahta Tuhan, maka kita harus mengalami pembaharuan.
Wahyu 4:3-44:3Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.4:4Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.Di sekeliling tahta Tuhan ada 24 tahta, terdiri dari 12 tahta menunjuk 12 rasul hujan awal, dan 12 tahta berikutnya menunjuk 12 rasul hujan akhir.
12 rasul hujan awal dipakai untuk pertumbuhan gereja secara kuantitas, lewat injil keselamatan, kabar baik.
12 rasul hujan akhir dipakai untuk pertumbuhan gereja secara kualitas, lewat cahaya injil kemuliaan Kristus, kabar mempelai.
24 rasul hujan awal dan akhir bersama Yesus menghakimi 12 suku Israel dan bangsa kafir, sama dengan menghakimi dunia.
1 Korintus 6:26:2Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?Jadi syarat untuk duduk di tahta kemuliaan atau penghakiman adalah kita harus mengalami pembaharuan, yang dikaitkan dengan penghakiman. Prakteknya:
- Pelayan Tuhan yang mengalami pembaharuan, tidak menghakimi dosa orang lain.
Roma 2:1
2:1Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
Orang yang menghakimi dosa orang lain adalah orang yang mempunyai dosa yang sama dalam dirinya, orang yang merasa benar sendiri, orang yang munafik.
Matius 7:1
7:1“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
Jika menghakimi dosa orang lain, pasti akan dihakimi.
Matius 7:6
7:6“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”
Kita hanya boleh menghakimi dalam satu hal, yaitu tentang barang kudus dan mutiara, menunjuk firman pengajaran yang benar. Anjing dan babi menunjuk kehidupan yang tidak mau berubah, mempertahankan dosa sampai puncaknya dosa: dosa makan minum dan kawin mengawinkan, merasa benar sekalipun berbuat dosa.
Jangan melempar barang kudus dan mutiara kepada anjing dan babi artinya:
- Tidak berguna memberikan firman pengajaran yang benar kepada orang-orang yang tidak mau berubah sampai tidak bisa berubah sebab pasti akan mengkritik, menghina, berbantah-bantah, bahkan menyalahkan firman pengajaran yang benar.
- Jangan bersekutu dengan orang-orang yang tidak mau berubah.
- Jangan menerima ajaran palsu dari anjing-anjing/ guru-guru palsu.
Filipi 3:2
3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,
- Pelayan Tuhan yang mengalami pembaharuan akan menghakimi diri sendiri.
1 Petrus 4:17
4:17Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
Ada 3 cara untuk menghakimi diri sendiri:
- Dengan sapu dan pelita.
Lukas 15:8
15:8“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
Sapu menunjuk firman untuk membersihkan, pelita menunjuk Roh Kudus. Sapu dan pelita menunjuk firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus, firman yang dibukakan rahasianya oleh Roh Kudus, firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, firman penyucian.
Jadi kita bisa menghakimi diri sendiri lewat ketajaman pedang firman dalam urapan Roh Kudus.
Kalau tidak mau menghakimi diri sendiri dengan firman dalam urapan Roh Kudus, maka akan menjadi orang yang paling miskin dan menderita seperti jemaat Laodikia.
Ada 3 hal yang dihakimi lewat ketajaman pedang firman:
- Tentang penggembalaan.
Lukas 15:4-5
15:4“Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
15:5Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
Jika gembala mau menghakimi diri dengan ketajaman pedang firman, maka gembala akan selalu meletakkan domba di atas bahunya, artinya
- Selalu bertanggung jawab untuk memberi makan bagi domba-domba dengan makanan yang benar.
- Selalu bertanggung jawab untuk menaikan doa penyahutan, merupakan tudung perlindungan bagi sidang jemaat supaya tetap selamat.
- Selalu bertanggung jawab untuk menjadi teladan iman, tidak berubah dalam pengajaran, berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar.
Ibrani 13:7-9
13:7Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
13:8Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
13:9Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.
Menjadi teladan iman sama dengan memberi arah ke Yerusalem Baru, tahta Surga.
Jika domba menghakimi diri sendiri dengan ketajaman pedang firman, maka domba bertanggung jawab untuk makan firman penggembalaan yang benar, dan lari terhadap suara asing.
Jika gembala tidak bertanggung jawab memberi makan domba-domba, banyak menghakimi orang lain, maka domba-domba sudah tersesat dan terhilang.
Jika domba-domba tidak bertanggung jawab makan firman penggembalaan, banyak menghakimi orang lain, maka akan tersesat dan terhilang.
- Tentang perpuluhan.
Lukas 15:8-9
15:8“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
15:9Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
Maleakhi 3:7-9
3:7Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?”
3:8Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
Jika gembala dan domba mencuri perpuluhan, akan terkutuk, letih lesu, susah payah, menderita, tidak bisa makan firman penggembalaan. Maka pintu-pintu akan tertutup.
Maleakhi 3:10
3:10Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Jika kehidupan gembala dan domba dihakimi oleh pedang firman, bisa mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus dengan benar dan setia, maka bisa makan firman penggembalaan dan pintu-pintu terbuka, sampai pintu Surga terbuka bagi kita.
- Tentang penyerahan diri [Lukas 15:11-32]
Tanda pelayanan tanpa penyerahan diri:
- Si bungsu tinggalkan ladang Bapa sampai di ladang babi.
- Si sulung melayani dengan menuntut hak, iri hati, gampang tersandung, tersinggung.
Lukas 15:28-30
15:28Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Si sulung suka menghakimi orang lain, sampai menyalahkan Bapa, menyalahkan pengajaran yang benar, tidak ada sukacita/ kepuasan, hanya bersungut-sungut.
Lukas 15:17
15:17Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Namun si bungsu akhirnya bisa mengalami penghakiman oleh pedang firman sehingga si bungsu bisa menyerahkan diri sepenuh. Artinya, merasa tidak layak, tidak menuntut hak, hanya melakukan kewajiban, tidak menghakimi orang lain. Maka akan mengalami sukacita Surga, seperti menerima orang yang mati bisa hidup kembali.
- Menghakimi diri dengan perjamuan suci.
1 Korintus 11:28
11:28Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Perjamuan suci tidak bisa dipisahkan dengan pedang firman. Sebab itu kita harus memperhatikan kebaktian pendalaman Alkitab dan perjamuan suci.
Matius 26:21-22, 24-25
26:21Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”
26:22Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?”
26:24Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”
26:25Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.”
Kita disucikan dari dosa Yudas yaitu berdusta, berkata tidak benar, tidak mau mengaku dosa malah menyalahkan orang lain. Akibatnya Yudas kerasukan setan, menyatu dengan setan untuk binasa selamanya.
Yohanes 13:27
13:27Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.”
Yohanes 13:23
13:23Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Yohanes mau mengalami penghakiman lewat pedang firman dan perjamuan suci sehingga bisa jujur, berkata benar, berani mengaku dosa dan kekurangan.
Yohanes 21:20-22
21:20Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”
21:21Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?”
21:22Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”
Maka hidup mati kita ada dalam tangan Tuhan, kita menyatu dengan Tuhan selamanya.
- Lewat ujian dan penderitaan.
Ayub 32:1-2
32:1Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Contoh: Ayub tidak pernah menghakimi diri sendiri, merasa lebih benar dari orang lain, dari Tuhan dan menyalahkan orang lain sampai menyalahkan Tuhan, sehingga bersungut-sungut, berbantah-bantah, tidak puas, menuntut hak, merasa berjasa, merasa berharga.
Yakobus 5:9
5:9Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
Ayub 42:5-6
42:5Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
Saat dalam ujian dan penderitaan merupakan kesempatan terbesar untuk bisa menghakimi diri sendiri, merasa debu tanah liat yang tidak mampu, tidak layak dan tidak berharga.
Yakobus 5:10-11
5:10Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Sikap orang yang menghakimi diri sendiri, merasa hanya debu tanah liat, yaitu:
- Tekun dalam kandang penggembalaan.
- Sabar dalam penderitaan, sabar menunggu waktu Tuhan.
Maka kita berhadapan dengan Yesus Imam Besar yang berbelas kasihan untuk memulihkan secara dobel, secara jasmani dan rohani.
Yakobus 1:12
1:12Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Markus 7:28
7:28Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”
Perempuan kanani tidak memeriksa diri sehingga najis seperti anjing, nikah dan buah nikahnya hancur. Dalam penderitaan, diberi kesempatan untuk lidah bisa menjilat remah roti, firman dan perjamuan suci sehingga bisa diubahkan dari anjing menjadi domba, bisa berkata benar dan baik, bisa mengaku dosa, bisa menyembah Tuhan. Maka Tuhan mengulurkan tangan belas kasihan untuk menyelesaikan masalah nikah dan buah nikah, dipulihkan oleh Tuhan.
Mazmur 103:4
103:4Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
Belas kasihan Tuhan akan menjadi mahkota kemuliaan.
1 Petrus 5:4-6
5:4Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
5:5Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Kaum muda diijinkan dalam keadaan rendah, tidak berharga, dihina, tidak ada masa depan, supaya bisa tergembala dan tunduk. Maka tangan Tuhan akan diulurkan untuk mengangkat kita pada waktunya, artinya kita diangkat dari kegagalan menjadi berhasil, dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (pembangunan tubuh Kristus), sampai diangkat ke awan-awan saat Yesus datang kedua kali, sampai kita diangkat ke tahta Tuhan selama-lamanya.
Tuhan memberkati.