Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Matius 27 secara keseluruhan menunjuk pada 7 percikan darah di atas Tabut Perjanjian.
Artinya sekarang adalah sengsara yang dialami Yesus sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan, menyucikan, sampai menyempurnakan kita semua.

Dalam Matius 27 terdapat 7 cerita yang menunjuk pada 7 sengsara yang dialami oleh Yesus sampai mati di kayu salib, yaitu:
  1. Matius 27:1-10, Yesus diserahkan pada Pilatus dan kematian Yudas Iskariot.
  2. Matius 27:11-26, Yesus di hadapan Pilatus.
  3. Matius 27:27-31, Yesus diolok-olok
  4. Matius 27:32-50, Yesus disalibkan.
  5. Matius 27:51-56, mujizat-mujizat saat kematian Yesus.
  6. Matius 27:57-61, Yesus dikuburkan.
  7. Matius 27:62-66, kubur Yesus dijaga.

ad. 3 Yesus diolok-olok.
Matius 27:27-31
27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: “Salam, hai Raja orang Yahudi!”
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

Ada 3 macam olokan yang diterima Yesus:

  1. Serdadu mengenakan jubah ungu kepada Yesus, artinya sekarang adalah mengolok-olok kewibawaan Yesus sebagai Raja.
    Yesus berwibawa sebagai Raja untuk mengalahkan musuh, salah satunya adalah dosa. Mempertahankan dosa sama dengan mengolok-olok Yesus.

  2. Serdadu memberikan mahkota duri kepada Yesus.
    Sebenarnya mahkota Yesus adalah mahkota kemuliaan (pelangi). Memberikan mahkota duri artinya mengolok-olok kemuliaan Yesus sebagai Raja.
    Prakteknya adalah memilukan hati Tuhan, memedihkan hati orang tua, membuat gembala berkeluh kesah.

  3. Serdadu memberikan sebatang buluh/ tongkat komando kepada Yesus, dan memukulkannya ke kepala Yesus.
    Tongkat komando ini menunjuk pada kuasa seorang raja.
    Memberikan tongkat komando kepada Yesus tetapi kemudian memukulkannya ke kepala Yesus artinya mengolok-olok kuasa Yesus sebagai Raja.


Ada 3 macam kuasa Yesus sebagai Raja:

  1. Kuasa untuk menciptakan jalan di laut.
    Yesaya 43:15-16
    43:15 Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.”
    43:16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,

    Dalam Tabernakel, ini sama dengan kuasa untuk membuka pintu gerbang keselamatan.

    1 Korintus 10:1-2
    10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
    10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

    Bangsa Israel masuk Laut Kolsom menunjuk pada babtisan air.
    Bangsa Israel seharusnya mati karena dikejar Firaun dari belakang, tetapi lewat terbukanya Laut Kolsom, bangsa Israel bisa selamat. Jadi baptisan air ini menyelamatkan.

    Keluaran 14:21-22
    14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
    14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

    Keluaran 14:23,27
    14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut.
    14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.

    Saat orang Israel masuk Laut Kolsom, orang Mesir terkubur dalam laut sedangkan orang Israel berjalan di atas tanah kering.
    Jadi, babtisan air yang benar adalah menguburkan kehidupan lama dan dosa-dosa yang memperbudak kita, dan berjalan dalam kehidupan yang baru.

    Yesaya 53:1-4

    53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
    53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
    53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
    53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

    Yesus yang disalibkan sama dengan tunas yang muncul dari tanah kering. Ini seperti Israel yang berjalan di tanah kering.
    Jadi, perjalanan hidup baru di tanah kering adalah perjalanan di atas korban Kristus, yaitu hidup dalam kebenaran, sampai bisa "ya" katakan "ya", "tidak" katakan "tidak".Kita juga harus tegas tentang pengajaran yang benar.

    Keluaran 14:22
    14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

    Kalau kita hidup benar, maka hasilnya adalah ada tembok:
    • Tembok keselamatan, yang disertai dengan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan, tidak ada omelan.
      Yesaya 60:18
      60:18 Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu “Selamat” dan pintu-pintu gerbangmu “Pujian”.

    • Tembok kesejahteraan, yaitu pemeliharaan dan perlindungan Tuhan di tengah kesulitan dunia bahkan kemustahilan, juga masa depan yang indah dari Tuhan.
      Mazmur 122:7
      122:7 Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan sentosa di dalam purimu!”

    Bangsa Israel setelah lolos dari Laut Kolsom bisa mencapai Kanaan. Artinya kehidupan yang benar akan dipakai menjadi senjata kebenaran, dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.

    Kehidupan yang mengolok-olok kuasa Yesus sebagai Raja adalah kehidupan yang menolak babtisan air yang benar, kehidupan yang menolak hidup benar dan tetap hidup dalam dosa. Kehidupan semacam ini berada di luar pintu gerbang keselamatan dan akan binasa selamanya.

  2. Kuasa untuk membuka pintu langit untuk mencurahkan hujan.
    Zakharia 14:17
    14:17 Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.

    Secara rohani, artinya adalah kuasa untuk membuka pintu kemah untuk mencurahkan Roh Kudus.

    Pintu kemah adalah jalan menuju ruangan suci.
    Pintu kemah sama dengan kepenuhan Roh Kudus.
    Jika digabungkan, Roh kudus mematikan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya sehingga kita dapat bertekun untuk bersekutu dengan Tuhan lewat 3 macam alat dalam ruangan suci.

    Ruangan suci terdiri dari:
    • Meja roti sajian = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci = ketekunan dalam penyucian.
      Yohanes 13:23,26-27

      13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
      13:26 Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
      13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.”

      Firman pengajaran dan perjamuan suci menyucikan kita dari dosa Yudas, yaitu pencuri, pengkhianat, munafik, dan pendusta.
      Jika sudah disucikan dari dosa Yudas maka kita bisa bersandar di dada Yesus, mati hidup kita di tangan Yesus.

      Yohanes 21:20-22

      21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus (bersandar di dada Yesus, TL)dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”
      21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?”
      21:22 Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”

      Mati hidup orang yang disucikan ada di dalam tangan Tuhan, bukan di dalam tangan orang lain. Semua ada di dalam tangan Tuhan. Dia sang Raja yang bertanggung jawab atas kehidupan kita.

    • Pelita emas = ketekunan dalam Ibadah Raya = setia dan baik, setia dan tanggung jawab dalam pelayanan.
      Ini bagaikan pelita yang tetap menyala dan kita akan mengalami kebahagiaan surga. Tetapi bila pelita padam, maka yang ada hanya ratap tangis dan kertakan gigi.

    • Mezbah dupa emas = ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
      Matius 6:6
      6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

      Doa penyembahan ini sama dengan "menutup pintu", artinya:
      • Hubungan pribadi dengan Tuhan, hubungan hati ke hati dengan Tuhan.
        Doa penyembahan adalah kesempatan untuk mencurahkan isi hati kepada Tuhan. Kalau banyak mencurahkan isi hati kepada orang lain, akan menjadi bergosip dan kering rohani.

      • Tidak ada hubungan dengan dosa, tidak ada hubungan dengan cara-cara dunia, tidak ada hubungan dengan daging dan segala keinginannya.

      Maka kita akan bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan.

      2 Raja-raja 4:1,4-7

      4:1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.”

      4:4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!”

      4:5 Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.

      4:6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: “Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: “Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

      4:7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.”


      Elisa menunjuk pada kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Keadaan di akhir jaman adalah banyak hamba Tuhan dan anak Tuhan dililit hutang. Ini merupakan cengkraman antikris. Hutang ini dalam bentuk hutang dosa, hutang uang, kehancuran nikah dan buah nikah, juga masalah yang tidak kunjung selesai.

      Jalan keluar menghadapi cengkraman antikris adalah banyak berdoa (menutup pintu).
      Hasilnya adalah pintu kemah terbuka, yaitu minyak urapan Roh Kudus dicurahkan untuk mengurapi, memenuhi, dan meluap-luap dalam hidup kita menjadi minyak persediaan.

      Kegunaan Roh Kudus adalah membereskan hutang-hutang dosa, membereskan masalah-masalah, dan pelita tetap menyala sehingga kita bisa menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan.

      Mengolok-olok kuasa Yesus sebagai Raja berarti tidak mau tekun dalam 3 macam ibadah, tidak mau menyembah Tuhan, sehingga betul-betul berada dalam cengkraman antikris.


  3. Kuasa untuk membuka pintu Firdaus
    Lukas 23:40-43
    23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
    23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”
    23:42 Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
    23:43 Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

    Dalam Tabernakel, ini adalah kuasa untuk membuka pintu tirai.
    Kalau pintu tirai terobek, maka kita bisa masuk ruangan maha suci (panjang 10, lebar 10, tinggi 10, sehingga volumenya 1000), yaitu masuk Kerajaan 1000 tahun damai.

    Pintu tirai terobek artinya penyaliban daging atau sengsara daging sehingga kita mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus sehingga layak masuk Firdaus.

    Apa yang harus dibaharui supaya kita bisa kembali ke Firdaus?
    Kejadian 3:6-7
    3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
    3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

    Pembaharuan yang dikaitkan dengan daun ara, yaitu:
    • Ketidaktaatan.

    • Kegagalan dalam nikah.
      Hawa mengambil keputusan (menjadi kepala) dan Adam mengikuti Hawa. Ini menunjuk pada struktur nikah yang salah. Kalau suami yang menjadi kepala dari istri, maka Yesus yang akan menjadi Kepala rumah tangga. Tetapi kalau istri yang menjadi kepala dari suami, maka ular yang menjadi kepala rumah tangga.

    • Kebenaran sendiri.
      Kejadian 3:11-13
      3:11 Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”
      3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
      3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

      Kebenaran sendiri = menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan setan.

    Daun ara ini membuat kita menjadi keras hati sehingga kehilangan Firdaus dan menjadi kutukan. Firdaus ini menunjuk pada suasana berkat. Kita harus hati-hati saat dalam keadaan diberkati, agar jangan sampai menjadi keras hati dan mempertahankan ketidaktaatan, susunan nikah yang salah, dan kebenaran diri sendiri. Tetapi saat habis-habisan (seperti dua penjahat yang disalib di samping Yesus) juga harus dijaga agar jangan menjadi keras hati. Syukur jika salah satu penjahat masih bisa belajar pada pohon ara.

    Matius 24:32
    24:32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.

    Kita harus belajar melembut, yaitu:

    • Merendahkan diri untuk mengaku dosa-dosa. Setelah diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
    • Mengakui kegagalan-kegagalan dan mengakui ketidakmampuan.
    • Menyerah sepenuh kepada Tuhan, taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
      Yesus adalah contoh kehidupan yang taat sampai mati di kayu salib, sehingga Dia bisa mengulurkan tangan kuasaNya kepada kita.

      Filipi 2:8-9
      2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
      2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

      Yesus mengulurkan tanganNya dengan kuasa pengangkatan, artinya:
      • Mengangkat kehidupan kita dari gagal menjadi berhasil dan bersuasana Firdaus.
      • Memakai kehidupan kita untuk kemuliaan Tuhan.
      • Menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita sampai menjadi sama mulia dengan Tuhan saat kedatanganNya kedua kali, dan kita kembali ke Firdaus bahkan sampai ke Yerusalem Baru.



Tuhan memberkati.


Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 04 Oktober 2011 (Selasa Sore)
    ... cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Adam dan Hawa berbuat dosa sehingga mereka telanjang dan terpisah dari Tuhan. Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa maka semua manusia ...
  • Ibadah Raya Malang, 14 Oktober 2012 (Minggu Pagi)
    ... akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan. Yusuf Arimatea meminta mayat Yesus dan mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih. Lenan halus yang putih bersih menunjuk perbuatan-perbuatan yang benar dan suci juga perbuatan-perbuatan baik. Keduanya berasal dari hati yang suci dan baik. Kejadian - Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 03 Juni 2019 (Senin Sore)
    ... berdosa harus mati di kayu salib untuk memperdamaikan dosa-dosa kita semua. Roma - . Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah . dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. . Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman dalam ...
  • Ibadah Doa Malang, 10 September 2013 (Selasa Sore)
    ... Yesus. Filipi - Dan dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 25 November 2009 (Rabu Sore)
    ... dan tidak dengar-dengaran. Artinya tidak menempatkan Yesus sebagai Kepala tetapi menempatkan dirinya sebagai kepala. Akibatnya mengalami suasana kutukan. Jadi segala sesuatu di dunia kalau tidak dikaitkan dengan Firman yang benar hanya akan menghasilkan kutukan. Sampai ibadah pelayanan tanpa Firman hanya akan menghasilkan kutukan. Timotius - Lewat Firman dan doa segala ...
  • Ibadah Doa Malang, 04 Maret 2021 (Kamis Sore)
    ... . Dan ia tinggal berdiri di pantai laut. Naga memerangi menyiksa dan memancung kepala dari pelayan Tuhan yang tidak ikut ke penyingkiran di padang gurun selama tiga setengah tahun. Siapa yang menjadi sasaran dari setan Gereja Tuhan yang hanya memiliki 'menuruti hukuma-hukum Allah' meja roti sajian. 'memiliki kesaksian Yesus' pelita emas. Tetapi ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 18 Mei 2011 (Rabu Sore)
    ... menyangkut masa depan praktiknya adalah suka akan ramalan-ramalan. Kekuatiran soal jodoh praktiknya adalah kawin campur. Dan ini dimulai dari masa pacaran. Kita harus mencari pasangan bukan hanya satu iman tetapi juga satu pengajaran. Kalau ada kekuatiran tentang jodoh biasanya menjadi takut dan bimbang. Yang harus diperhatikan dalam mencari jodoh yaitu Memperhatikan imannya. Memperhatikan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 15 Juli 2010 (Kamis Sore)
    ... pintu Kerajaan Sorga. Ada macam pintu Tabernakel Kerajaan Sorga Pintu Gerbang. https www. gptkk. org tabernakel pintu gerbang. html Arti rohaninya adalah percaya iman kepada Yesus untuk diselamatkan. Yesus adalah satu-satunya pintu keselamatan untuk masuk Kerajaan Sorga. Roma Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Iman adalah dari mendengar firman ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 Mei 2016 (Minggu Pagi)
    ... Ini tidak lain dari rumah Allah ini pintu gerbang sorga. Yakub melihat pintu gerbang Sorga sama dengan rumah Allah secara jasmani. Sekarang rumah Allah menunjuk pada ibadah pelayanan sampai penyembahan kepada Tuhan. Kita harus memperjuangkan ibadah pelayanan lebih dari segala perkara. Maka kita akan mengalami pintu Sorga terbuka dan pintu-pintu ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 19 Oktober 2008 (Minggu Sore)
    ... orang yang kena cap sulit untuk kembali pada ajaran yang benar. Ia gugur dari ajaran yang benar murtad kebinasaan . Kalau indera peraba diurapi Roh Kudus kita memiliki kepekaan dan ketegasan untuk menolak ajaran yang sesat. Dan ini artinya ada kepekaan dan ketegasan untuk berpegang teguh pada Firman Pengajaran yang ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.