Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 27 secara keseluruhan menunjuk pada 7 percikan darah di atas Tabut Perjanjian. Artinya sekarang adalah sengsara yang dialami oleh Yesus untuk menyelamatkan, menyucikan, sampai menyempurnakan kita semua.
Dalam Matius 27 ada 7 cerita yang menunjuk pada 7 sengsara Yesus.
Kita berada pada cerita keenam dalam Matius 27:57-61 tentang Yesus dikuburkan. Yesus dikuburkan membuktikan bahwa Dia benar-benar mati.
Matius 27:61
27:61 Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu.Duduk di depan kubur artinya menikmati pengalaman kematian/ pengalaman salib bersama Yesus.
Ada 2 sikap saat menghadapi salib/ pengalaman kematian:
- Tidak menikmati salib, menolak salib, yaitu bersungut-sungut, mengomel, saling menyalahkan, berharap yang lain.
Akibatnya adalah kecewa, putus asa, dan tinggalkan Tuhan, binasa untuk selamanya.
- Menikmati salib, sehingga selalu mengucap syukur kepada Tuhan.
Hasilnya adalah mengalami kebahagiaan Sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh keadaan apapun di dunia.
Jika kita bisa menikmati pengalaman salib, maka kita akan mengalami sembilan kebahagiaan Sorga [Matius 5:3-12].
Praktek menikmati salib dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa mengalami sembilan kebahagiaan Sorga:
- Rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.
1 Petrus 4:1-2
4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Langkah-langkah untuk berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran: - Miskin terhadap dosa, tidak memiliki dosa.
Matius 5:3
5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Roma 10:10
10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Caranya adalah hati percaya kepada Yesus sebagai Juru Selamat lewat mendengar firman Kristus, yaitu firman yang diurapi Roh Kudus. Setelah hati percaya, dilanjutkan mulut mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Maka darah Yesus akan mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita. Kita menjadi miskin terhadap dosa dan kita bahagia.
Mazmur 32:1
32:1 Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Kebahagiaan bukan tergantung kaya atau miskin secara jasmani, tetapi tergantung dari ada atau tidaknya dosa.
Percaya pada Yesus dan mengaku dosa menunjuk pada Pintu Gerbang pada Tabernakel. Di luar Pintu Gerbang, yang ada hanya penderitaan sampai kebinasaan. Tetapi kalau masuk Pintu Gerbang, hati percaya dan mulut mengaku, maka di situ kebahagiaan Sorga kita alami.
- Berbahagia orang yang berdukacita.
Matius 5:4
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
2 Korintus 7:10
7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
Ada 2 macam dukacita:
- Dukacita karena perkara dunia, yang membuat manusia stres. Ini mengakibatkan kematian jasmani dan kematian rohani (kering rohani) sampai kebinasaan.
- Dukacita karena kehendak Tuhan, yang menghasilkan 2 hal:
- Pertobatan. Ini menunjuk pada Medzbah Korban Bakaran dalam Tabernakel.
- Baptisan air. Ini menunjuk pada Kolam Pembasuhan dalam Tabernakel.
Yohanes 16:21-22
16:21 Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.
16:22 Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.
Roma 6:4
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Baptisan air yang benar adalah orang sudah bertobat (mati terhadap dosa) harus dikuburkan bersama Yesus dalam baptisan air dan bangkit dalam hidup yang baru, yaitu hidup dalam kebenaran, sampai benar seperti Yesus benar.
1 Yohanes 3:9
3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Yesaya 3:10
3:10 Katakanlah berbahagia orang benar! Sebab mereka akan memakan hasil pekerjaannya.
Orang benar akan berbahagia, ditambah diberkati oleh Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
- Rela sengsara daging untuk menjaga hati nurani yang baik, sebagai sumber kebahagian kekal dan kehidupan kekal.
Amsal 4:23
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Sasaran dari Tuhan adalah hati. Demikian juga sasaran dari setan adalah hati. Oleh sebab itu kita harus waspada menjaga hati.
Prosesnya:
- Lemah lembut. Dalam Tabernakel menunjuk pada Pintu Kemah.
Matius 5:5
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Yohanes 3:6-8
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Lahir dari Roh Kudus (Pintu Kemah) adalah menjadi seperti angin. Angin itu ada tetapi merasa tidak ada, menghampakan diri.
Orang yang menghampakan diri akan menjadi orang yang lemah lembut, yaitu punya kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Juga punya kemampuan untuk berdiam diri, tidak membela diri.
Contoh pelayan Tuhan yang lemah lembut bagaikan angin adalah Musa. Musa dikata-katai oleh Miryam tetapi Musa bisa berdiam diri dan mengampuni.
Bilangan 12:1-3,13
12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
12:2 Kata mereka: “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
12:13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”
Dalam penggembalaan, biar kita hanya mengikuti gembala, jangan ada komentar-komentar yang lain. Kehidupan yang banyak mengata-ngatai akan terkena kusta (najis, terasing dari tubuh Kristus) dan dipermalukan.
Tetapi kehidupan yang seperti angin akan dibela oleh Tuhan dan dipakai oleh Tuhan.
Mazmur 104:4
104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,
Pelayan Tuhan yang lahir dari Roh Kudus bagaikan angin dan api.
Matius 25:21
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Api adalah setia dan berkobar-kobar, setia dan baik dalam ibadah pelayanan. Maka kita akan dipakai dalam perkara yang besar, yaitu pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Selalu lapar dan haus akan kebenaran = rendah hati. Dalam Tabernakel menunjuk pada Meja Roti Sajian.
Matius 5:6
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Kehidupan yang rendah hati akan menghargai firman pengajaran yang benar, selalu rindu untuk mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, sehingga firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam kehidupan kita. Inilah kepuasan dan kebahagiaan Sorga. Ditambah Perjamuan Suci, yang mempercepat proses firman pengajaran mendarah daging dalam hidup kita.
Di luar firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci tidak ada kepuasan. Yang ada hanya lapar dan haus.
Hanya lewat firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci kita bisa mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan Sorga, sehingga kita tidak mencari kepuasan di dunia, tidak jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Kehidupan yang sombong akan menghina firman pengajaran yang benar, bosan, mengantuk. Kehidupan ini akan menjadi lapar dan haus, menjadi suam-suam sampai rebah dalam dosa Babel dan tidak bangkit-bangkit lagi.
- Murah hati. Dalam Tabernakel menunjuk pada Pelita Emas.
Matius 5:7
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Murah hati adalah kemampuan untuk memberi, sampai puncaknya lebih bahagia memberi daripada menerima. Murah hati juga kemampuan untuk melayani dan mengunjungi.
1 Petrus 4:9-10
4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Kehidupan yang mau memberi, melayani, dan mengunjungi adalah bagaikan domba-dombanya Tuhan, yang akan diberkati oleh Tuhan sampai masuk Kerajaan Sorga.
Matius 25:34-36
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
- Hati suci dan hati damai. Dalam Tabernakel menunjuk pada Medzbah Dupa Emas.
Matius 5:8-9
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Hati suci artinya tidak ada keinginan jahat dan najis.
Hati damai artinya tidak ada kepahitan, tidak ada dendam.
Ibrani 12:14
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Kalau hati suci dan damai, maka kita akan bisa menyembah Tuhan, dan kita bahagia.
Matius 17:4
17:4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Tiga kemah menunjuk pada Halaman, Ruangan Suci, dan Ruangan Maha Suci. Penyembahan akan meningkatkan kehidupan rohani kita sampai mencapai kesempurnaan.
Proses di atas menunjukkan bahwa setiap pelayan Tuhan harus tergembala dengan baik untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan hati nurani yang baik.
Kalau hati nurani baik, maka Yesus Gembala Baik akan menyerahkan nyawaNya untuk menjadikan semua baik.
Tergembala itu berat bagi daging, tetapi hidup kita, nikah kita, pekerjaan kita akan menjadi enak dan ringan.
Tidak tergembala itu ringan bagi daging, tetapi hidup akan menjadi berat.
Tergembala atau tidak menentukan mati hidup kita.
- Rela sengsara daging tanpa dosa.
1 Petrus 4:14
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Bentuknya adalah pencobaan-pencobaan, doa puasa, doa semalam suntuk, difitnah, dll.
Jika kita sengsara tanpa dosa, maka Roh kemuliaan akan ada di dalam kita:
- Untuk memberikan kebahagiaan Sorga di tengah penderitaan.
- Untuk mengubahkan kita, memuliakan kita, dari manusia daging menjadi manusia mulia seperti Yesus.
Matius 24:32
24:32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
Sehebat apapun kita, biar malam ini kita belajar melembut.
Yesaya 36:12
36:12 Tetapi juru minuman agung berkata: “Adakah tuanku mengutus aku untuk mengucapkan perkataan-perkataan ini hanya kepada tuanmu dan kepadamu saja? Bukankah juga kepada orang-orang yang duduk di atas tembok, yang memakan tahinya dan meminum air kencingnya bersama-sama dengan kamu?”
Yesaya 38:1
38:1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.”
Yerusalem dalam keadaan krisis dan tidak berdaya, habis-habisan. Ditambah Hizkia juga diancam maut.
Yang bisa dilakukan hanyalah melembut, artinya:
- Mengoyakkan pakaian, artinya mengaku segala kesalahan, kegagalan, ketidakberdayaan, dan ketidaksetiaan.
Yesaya 37:1
37:1 Segera sesudah raja Hizkia mendengar itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah TUHAN.
- Membentangkan surat di rumah Tuhan, yaitu doa penyembahan, hanya mencurahkan isi hati kepada Tuhan.
Yesaya 37:14
37:14 Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN.
- Berdiam diri, hanya mengandalkan Tuhan.
Yesaya 36:21
36:21 Tetapi orang berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah katapun, sebab ada perintah raja, bunyinya: “Jangan kamu menjawab dia!”
- Kembali menjadi bayi, hanya menyeru nama Tuhan, berharap belas kasihan Tuhan.
Yesaya 38:3
38:3 Ia berkata: “Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.
Hasilnya:
- Tangan belas kasihan Tuhan yang bekerja, sehingga musuh-musuh menjadi bangkai. Semua selesai tepat pada waktuNya.
Yesaya 37:35-36
37:35 Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.”
37:36 Keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!
- Hizkia yang sudah divonis mati menjadi hidup, apa yang mustahil menjadi tidak mustahil. Hanya air mata yang menarik belas kasihan Tuhan. Yang hancur jadi baik, yang busuk jadi indah. Sampai yang terindah saat Yesus datang kedua kali, kita menjadi sama mulia dengan Dia.
Tuhan memberkati.