Bersamaan Penataran Imam-Imam & Calon Imam III
Judul dari Matius 26:17-25 adalah Makan Perjamuan Paskah, yang terdiri dari 2 bagian:
- Ayat 17-19, persiapan Perjamuan Paskah.
- Ayat 20-25, makan Perjamuan Paskah.
ad.2. Makan Perjamuan Paskah.Matius 26:20-2226:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Dalam Perjanjian Lama, makan Perjamuan Paskah sama dengan makan roti tidak beragi dengan daging domba yang dipanggang.
Dalam Perjanjian Baru, makan Perjamuan Paskah sama dengan makan firman pengajaran yang benar/murni (roti tidak beragi) dan Perjamuan Suci (daging panggang).
Firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci sanggup menyucikan kehidupan kita dari segala dosa sampai dosa-dosa yang tersembunyi dalam hati dan pikiran.
Firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci sanggup menyucikan kehidupan kita sehingga kita bisa hidup dalam kesucian. Kalau tidak ada firman pengajaran yang benar, maka tidak akan bisa suci.
Keluaran 29:1a29:1. "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskanmereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Syarat menjadi imam adalahsuci.Jika kita mau disucikan dan hidup dalam kesucian, maka kita bisa ditahbiskan menjadi imam-imam dan raja-raja, hamba Tuhan, pelayan Tuhan.
Keluaran 29:229:2 roti yang tidak beragidan roti bundar yang tidak beragi,yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi,yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaikharuslah kaubuat semuanya itu.Salah satu syarat pentahbisan menjadi imam dan raja adalah mempersembahkan korban makanan = roti tidak beragi, roti bundar tidak beragi, roti tipis tidak beragi.
Korban makanan ini berasal dari tepung gandum yang terbaik, bukan tepung lain. Dari tepung gandum terbaik berarti dari buah gandum terbaik.
Makan firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci (ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci) merupakan
proses pengisian kehidupan kita dengan pribadi Tuhan,atau proses pengisian gandum sampai matang.
Pada tanaman gandum, yang terbentuk lebih dulu adalah sekam/kulit; baru kemudian bisa diisi dengan gandum sampai matang.
Tuhan memberikan sekam lebih dulu kepada kita, yaitu berkat-berkat jasmani berupa perlindungan, kesehatan, berkat ekonomi, dll., supaya kita bisa diisi dengan firman pengajaran dan Perjamuan Suci (terutama lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab), sehingga menjadi gandum yang matang.
Buah gandum yang terbaik adalah pribadi Yesus, yang dibuat roti yang bisa menyenangkan Allah Bapa di Sorga (ada dua kali pengakuan "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan").
Sekarang,
gandum yang terbaik menunjuk pada kehidupan anak-anak Tuhan yang lolos dari dua kali penampian/pemisahan, yaitu:- Pemisahan lalang dengan gandum.
Matius 13:24-25
13:24. Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
Lalang adalah imam-imam yang mempertahankan dosa sampai puncaknya dosa, karena keras hati sehingga menolak firman pengajaran yang benar. Orang keras hati ini juga tidak sungguh-sungguh dalam penaburan firman pengajaran yang benar.
Gandum adalah imam-imam yang mau disucikan lewat firman pengajaran yang benar dan hidup dalam kesucian.
Jangan bertahan pada dosa apapun dalihnya!
- Pemisahan sekam dengan gandum.
Matius 3:12
3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Sekam adalah imam-imam yang hanya puas dengan berkat jasmani, mengejar perkara-perkara jasmani dan tidak mengutamakan perkara-perkara rohani. Bahkan mengorbankan perkara rohani untuk mendapat perkara jasmani seperti Esau.
Gandum adalah imam-imam yang mengutamakan perkara rohani lebih dari perkara jasmani, mengutamakan firman pengajaran yang benar lebih dari segala-galanya.
Gandum yang terbaik ini dibuat menjadi roti tidak beragi yang menyenangkan Tuhan.
Proses gandum menjadi roti:- Dikupas/dikuliti.
Kulit tadi menunjuk pada berkat jasmani. Dikupas artinya segala hak-hak kita diambil oleh Tuhan, sehingga kita menjadi imam-imam yang tidak menuntut hak tetapi hanya melakukan kewajiban. Bahkan merasa tidak berguna.
Ini sama dengan penyerahan sepenuh.
Kewajiban seorang imam adalah hanya melayani Tuhan untuk memuliakan Tuhan.
Imam ini bukan hanya di gereja, tetapi juga di sekolah, di rumah tangga, di kantor, di mana-mana kita harus mengagungkan Tuhan.
Yesaya 49:3-4
49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Hasilnya adalah hak dan upah kita ada di tangan Tuhan, baik upah hidup sekarang, sampai upah hidup kekal selama-lamanya. Dan Tuhan tidak pernah menipu kita.
- Ditumbuk/dijadikan tepung.
Ini adalah proses penghancuran/penghalusan, dilembutkan sampai menjadi tepung yang tak berbentuk lagi. Kalau masih ada kebanggaan-kebanggaan yang dipertahankan, maka tidak akan bisa menjadi tepung.
Sekarang artinya adalah lemah lembut, yaitu:
- Kemampuan untuk bisa menerima firman Allah sekeras apapun. Kalau masih ada kebanggaan atau dosa yang dipertahankan, maka tidak akan bisa menerima firman yang keras.
- Kemampuan untuk bisa menerima orang lain dalam segala kekurangan dan kelebihan.
Saat orang lain lebih dari kita, maka kita tidak menjadi iri hati, melainkan mengucap syukur.
Saat orang lain ada kekurangan, maka kita harus mengampuni dan melupakan.
Kalau sudah lemah lembut, maka pasti akan bisa menjadi suatu kesatuan.
- Dibuat adonan.
Untuk menjadi adonan, harus diremas dan dibanting, kemudian dibentuk menjadi roti. Artinya harus ada pengorbanan perasaan.
Syarat untuk bisa dibentuk adalah pendiam dan penurut.
Pendiam adalah tidak banyak komentar, apalagi komentar yang negatif. Pendiam juga berarti tidak berburu sesuatu.
Penurut adalah taat dengar-dengaran, jangan suka memberontak.
Proses pembentukan ini seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, sehingga kita harus mengorbankan perasaan, dan memakai pikiran dan perasaan Yesus.
Kisah Rasul 13:5, 12:12
13:5 Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.
12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
Yohanes rela menjadi pembantu dalam proses pembentukan, sehingga dia dipercaya Tuhan untuk menulis injil Markus yang menampilkan Yesus sebagai Hamba.
Harus dijaga bahwa saat membuat adonan jangan sampai ada ragi, sebab yang dikehendaki Tuhan adalah roti tidak beragi.
Saat adonan ini adalah saat penentuan.
1 Korintus 5:7-8
5:7. Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Sedikit saja ragi akan merusakkan seluruh adonan dan tidak diterima oleh Tuhan.
Cara supaya tidak beragi adalah hidup dalam kemurnian dan kebenaran. Kita harus tegas!
Pagar batas kemurnian dan kebenaran artinya:
- Berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan murni, jangan memberi kesempatan satu kali pun untuk mendengar ajaran lain.
- Bebas dari ragi-ragi dosa yang menghancurkan kehidupan rohani kita, yang menghancurkan persekutuan tubuh Kristus.
1 Korintus 5:11
5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Kalau sudah ada adonan yang murni dan benar, maka kita akan bersuasana pesta, ada kebahagiaan Sorga.
- Dibakar.
1 Petrus 4:12-14
4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Kita harus mengalami nyala api siksaan, percikan darah, sengsara tanpa dosa,untuk menjadi roti tidak beragi yang matang.
Proses dibakar ini adalah proses pematangan, proses penyempurnaan rohani kita.
Saat menghadapi nyala api siksaan, maka Roh Kudus akan dicurahkan untuk:
- Memberikan kebahagiaan bagi kita.
- Menguatkan kita untuk sabar dan tekundalam penderitaan tanpa dosa.
Sabar adalah sabar dalam menderita, tidak bersungut, tidak mengomel.
Sabar juga adalah sabar menanti waktu Tuhan. Jangan membuat jalan sendiri di luar firman, sebab itu adalah jalan buntu dan kebinasaan.
Tekun adalah setia dalam penggembalaan, dalam 3 macam ibadah pokok.
Kalau sabar dan tekun, maka kita akan menjadi roti tidak beragi yang matang untuk mengenyangkan Tuhan dan sesama. Kalau dibandingkan dengan Ayub, matang rohani adalah merasa tanah liat belaka yang tidak layak dan tidak mampu.
Yakobus 5:10-11
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Maka kehidupan kita akan berada dalam tangan Imam Besar yang penuh kasih sayang dan belas kasihan.
Hasilnya:
- Tangan anugerah Tuhan mampu memulihkan keadaan kita secara jasmani dan rohani, seperti Ayub dipulihkan secara dobel.
Secara jasmani segala masalah akan diselesaikan.
Secara rohani kita akan mengalami pembaharuan demi pembaharuan sampai menjadi sama mulia dengan Tuhan.
- Tangan anugerah Tuhan memakai kita menjadi bejana kemuliaan Tuhan, dipakai dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus.
- Tangan anugerah Tuhan mampu memberkati kita untuk hidup sekarang, masa depan, sampai hidup kekal.
Tuhan memberkati.