Matius 24:29-31 "Keadaan Pada Waktu Kedatangan Yesus Ke-2x"- Ay. 29, terjadi badai yang dahsyat (badai maut) untuk membinasakan manusia di bumi, juga anak-anak Tuhan yang tidak sungguh-sungguh.
- Ay. 30, Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga di awan-awan permai.
- Ay. 31.
Menghadapi badai maut di bumi ini maka
mulai sekarangkita harus bisa
melihat Yesus dalam kemuliaan sampai dengan melihat Yesus muka dengan mukadi awan-awan yang permai saat kedatanganNya kedua kali, sehingga kita benar-benar terlepas dari badai maut di dunia sampai puncak badai maut (neraka).
Wahyu 19:9.
Saat kedatangan Tuhan kedua kali kita akan diangkat masuk Pesta Nikah Anak Domba Allah, kemudian masuk Firdaus/ kerajaan 1000 tahun damai/ pelabuhan damai sejahtera, sampai masuk Yerusalem Baru, Kerajaan Sorga yang kekal.
Jangan memandang badai, sebab badai tidak bisa dihindari, dan akan makin keras dan makin hebat!
Jalan keluarnya adalah memandang Yesus sedikit demi sedikit, samar-samar, sampai nanti memandang Dia muka dengan muka di awan-awan saat kedatanganNya kedua kali.
Langkah-langkah melihat Yesus Anak Domba dalam kemuliaan:
- Yohanes 1:29-32, melihat Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia = melihat Yesus sebagai Juru Selamat yang mati di kayu salib untuk menyelamatkan orang berdosa = tanda kematian.
Praktek melihat Yesus yang mati di kayu salib:
- Mati terhadap dosa = bertobat.
- Baptisan air.
Kolose 2:12.
Baptisan yang benar adalah baptisan yang sesuai firman, baptisan sepeti Yesus dibaptis, yaitudikuburkan.Dalam baptisan air, kita dikuburkan bersama Yesus dan bangkit dalam hidup yang baru, yaitu hidup dalam kebenaran.
- Baptisan Roh Kudus.
Yohanes 1:32-33.
Baptisan Roh Kudus dimulai dengan urapan Roh Kudus, kepenuhan Roh Kudus, sampai meluap-luap dalam Roh Kudus.
Hasilnya adalah ada merpati turun, yaitutulus dan jujur.
Yosua 24:14.
Kita harus tulus ikhlas dan setia dalam ibadah pelayanan, jangan ada motivasi-motivasi yang lain. Beribadah dengan tulus dan setia berarti dengan urapan Roh Kudus, dan akan mengarah pada kekekalan. Kalau melayani dengan tidak tulus dan tidak setia, itu berarti melayani dengan daging, dan mengarah pada kebinasaan.
Orang yang hidup benar, ditambah tulus dan jujur = selamat.
Ayub 1:1.
Ayub adalah contoh kehidupan yang mengalami keselamatan dari Tuhan. Ia hidup benar (menjauhi kejahatan), jujur, dan takut akan Tuhan, serta saleh.
Ayub 1:3.
Dan Tuhan memberkati Ayub. Kalau yang rohani yang selamat, tidak akan susah bagi Tuhan untuk memberkati yang jasmani. Kita akan diberkati dan dipelihara oleh Tuhan, di tengah badai maut yang dahsyat yang melanda dunia.
- Yohanes 1:36-39, melihat Anak Domba Allah untuk diikuti = tanda kebangkitan.
Praktek melihat Anak Domba Allah untuk diikuti:
- Mengikuti Yesus sebagai Gembala.
Artinya adalah kita harus menjadi kehidupan yang tergembala, mulai dari gembala, rasul, nabi, domba.
Tergembala = berada di kandang pengembalaan, secara jasmani adalah organisasi gereja yang sah (bisa berbeda-beda), secara rohani adalah Ruangan Suci Tabernakel.
Dalam Ruangan Suci ini ada 3 macam alat yang menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah:
- Pelita Emas : ketekunan dalam Ibadah Raya.
- Meja Roti Sajian : ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
- Medzbah Dupa Emas : ketekunan dalam Ibadah Doa.
Ketekunan berarti terus-menerus dan tidak bisa dihalangi oleh apapun juga. Kalau tidak ada halangan, kita harus bersyukur dan bersungguh-sungguh. Kalau ada halangan, dengan kuasa firman (iman) dan kuasa doa (belas kasihan) akan menghasilkan mujizat.
Mengapa harus tergembala?
- Supaya tidak tersesat dan terhilang.
- Supaya tidak ditelan oleh singa yang beredar-edar.
Jadi, penggembalaan adalah:
- Tempat perlindungan supaya kita tidak kehilangan keselamatan.
- Tempat memantapkan keselamatan.
Matius 16:26.
Apa gunanya kita dapat semua tapi kehilangan keselamatan? Semua yang ada di dunia tidak akan ada gunanya jika kehilangan keselamatan.
Istri Lot menoleh Sodom-Gomora, dan akhirnya dia kehilangan keselamatan.
Ayub 29:1-4; 1:6-11; 2:3-4,6.
Ayub juga hidup dalam kemah = tergembala dengan tekun. Tetapi harta bendanya Tuhan ijinkan habis sebab Tuhan punya rencana supaya Ayub bisa memandang kemuliaan Tuhan. Sekalipun harta bendanya habis tapi dia tetap tekun dalam penggembalaan = keselamatannya tetap dalam tangan Tuhan dan tidak bisa diganggu gugat.
Apapun badai yang Tuhan ijinkan datang dalam kehidupan kita, jangan putus asa, tetap pertahankan ketekunan dalam penggembalaan! Supaya keselamatan itu mantap dalam tangan Tuhan.
- Yohanes 1:38, mengikuti Yesus sebagai Guru = mengikuti firman pengajaran yang benar, yang berkaitan dengan tempat tinggal Yesus.
Tempat tinggal Tuhan adalah di Sorga = TABERNAKEL.
Jadi mengikuti Yesus sebagai Guru berarti mengikuti firman pengajaran Mempelai Tabernakel, yang diwahyukan Tuhan pada alm. Ev. van Gessel.
Mengapa harus firman dalam terang Tabernakel?
Sebab Firman Pengajaran dalam terang Tabernakel ini arahnya jelas, yaitu akan membawa kita ke Yerusalem Baru, ke tempat Yesus berada.
Jadi, melihat Anak Domba Allah untuk diikuti artinya tergembala dalam firman pengajaran yang benar yang merupakan wahyu Tuhan.
Contohkehidupan yang tergembala dalam firman pengajaran yang benar adalah Maria.
Lukas 10:39,42.
Tergembala adalah:
- duduk di bawah kaki Tuhan,
- mendengar dan dengar-dengaran pada perkataan Yesus, yaitu firman yang dibukakan rahasianya, ayat menerangkan ayat = firman pengajaran yang benar yang mengarahkan kita ke Yerusalem Baru.
Permulaan pelayanan adalah duduk di bawah kaki Tuhan. Pelayanan dalam sistem penggembalaan adalah pelayanan yang terbaik dan kekal. Kekal berarti tidak bisa terputus di tengah jalan. Dan arah pelayanan dalam sistem penggembalaan ini jelas.
Yohanes 12:3,7.
Arah pelayanan yang dibina oleh firman pengajaran yang benar adalah ke arah meminyaki kaki Yesus yang dikaitkan dengan penguburan. Meminyaki berarti pelayanan. Kaki Yesus berarti tubuh Kristus. Penguburan berarti waktu terakhir. Jadi, arah pelayanan kita adalah pada kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang terakhir, yang sempurna, pada Yerusalem Baru.
Tuhan tidak pernah menipu kita, kalau kita memberikan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita. Tuhan mampu menjadikan segala sesuatu baik dalam hidup kita, bahkan terbaik. Jangan ragu-ragu!
Pelayanan dengan taat = pelayanan mempelai, dan ini adalah pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar tidak akan ada gunanya. Pelayanan tanpa didahului taat pada firman pengajaran yang benar = pelayanan Marta, mungkin dipuji manusia tetapi arahnya justru pada susah, kuatir, yaitu suasana duri atau kutukan, yang akan mengarah pada kebinasaan.
- Wahyu 1:7, melihat Anak Domba Allah dalam kemuliaan sebagai Raja di atas segala raja dan sebagai Mempelai Pria Sorga.
Nanti memang kita akan melihat Yesus muka dengan muka, tetapi mulai sekarang ini kita sudah harus bisa melihat Yesus dalam kemuliaan.
II Petrus 1:16-18.
Di atas gunung yang kudus = penyembahan.
Jadi, untuk bisa melihat kemuliaan Yesus sekarang ini adalah lewat doa penyembahanyang dinaikkan dengan kesucian.
Lewat penggembalaan dalam firman pengajaran, kita akan mengalami penyucian intensif sampai hati suci, tangan (perbuatan suci), dan mulut (perkataan) suci, sehingga kita bisa naik ke atas gunung yang suci, yaitu doa penyembahan yang berkenan kepada Tuhan.
Hasilnya adalah kita mendapatkan kemuliaan Tuhan, yaitu keubahan hidup. Kemuliaan Tuhan tidak bisa diukur dengan kekayaan jasmani. Kemuliaan Tuhan adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia mulia seperti yang Sang Raja, Sang Mempelai, yaitu Yesus.
Matius 21:4-5.
Keubahan hidup dimulai dari lemah lembut. Raja Yesus adalah lemah lembut.
Lemah lembut artinya hati yang dapat menerima firman sekeras apapun dan dengar-dengaran, bisa menerima nasehat orang lain yang berdasarkan firman pengajaran yang benar.
Amsal 15:4.
Kalau hati sudah lembut, maka lidahpun bisa jadi lembut.
Lidah lembut artinya perkataan tidak kasar, tidak melukai perasaan orang lain, perkataan tidak curang. Puncak lidah lembut adalah sampai bisa mengaku bahwa saya hanya tanah liat yang tidak berdaya dan tidak layak, tidak mampu apa-apa, patut diinjak-injak.
Ayub 32:1-2.
Ayub sudah selamat dan tergembala, tetapi Tuhan ijinkan badai terjadi sebab Ayub masih punya kebenaran diri sendiri, yaitu kebenaran yang diperoleh orang berdosa dengan menyalahkan orang lain atau Tuhan atau firman pengajaran yang benar. Tanda menyimpan kebenaran diri sendiri adalah gampang tersinggung, gampang marah, tidak bisa dinasehati, juga gampang bangga, atau bahkan gampang putus asa. Ayub diijinkan Tuhan mengalami badai dahsyat supaya ia bisa melihat Tuhan dalam kemuliaan, supaya Ayub bisa berubah lemah lembut hati dan mulutnya, sampai mengaku bahwa dia hanya tanah liat.
Ayub 42:5-6.
Segala perkataan kasar, yang menyalahkan Tuhan/ sesama, dusta, semuanya harus dicabut. Sampai lemah lembut, hati dan mulut lembut, hanya menyembah Tuhan. Maka hasilnya adalah kita mengalami tangan Tuhan yang penuh kuasa dan kemurahan untuk memberikan pemulihan secara dobel, jasmani dan rohani, sampai kita diubahkan menjadi sama dengan Dia dan masuk Yerusalem Baru.
Di tengah badai yang dahsyat, jangan mulut dan hati menjadi keras. Tetapi biar kita lemah lembut, sampai mengaku bahwa kita hanya tanah liat, maka tangan Tuhan sanggup membuka jalan, sanggup memulihkan segala sesuatu, dan mengubahkan kita sampai menjadi sama mulia dengan Dia dan membawa kita masuk Yerusalem Baru.
Tuhan memberkati.