Matius 26:14-1626:14. Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Matius 26:1-5adalah berita tentang Paskah
Matius 26:6-13adalah persiapan Paskah
Matius 26:14-16 adalah pengkhianatan terhadap Anak Domba PaskahYudas Iskariot mengkhianati Yesus sebagai Anak Domba Paskah.
Mengapa Yudas bisa berkhianat?Sebab Yudas
masuk persekutuan yang tidak benar,yaitu persekutuan tanpa firman pengajaran yang benar (= persekongkolan).
Persekutuan tanpa firman pengajaran yang benar hanya akan menuju pembangunan tubuh Babel.
Yudas bisa masuk persekutuan yang tidak benar sebab dia tetap
mempertahankan keinginan daging (keinginan jahat dan najis) dan kepentingan dagingdi dalam buli-buli tanah liat hidupnya.
Akibatnya adalah Yudas binasa selamanya, isi perutnya terburai = buli-buli tanah liat yang hancur lebur.
Yohanes 5:2-35:2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Persekutuan tanpa pengajaran yang benar = persekutuan orang cacat rohani. Keadaan ini sudah mendunia (5 serambi = 5 benua). Sepertinya persekutuan semacam ini baik-baik dan rukun, tetapi saat goncangan datang pasti akan tercerai-berai.
Ada 3 penyakit utama, yaitu buta (sudah dibahas dalam Ibadah Raya Malang, 8 Mei 2011), timpang, dan lumpuh.
Ad. 2. TIMPANG.1 Raja-raja 18:20-2118:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel. 18:21. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.Timpang = bercabang hati = mendua hati = bimbang.
Kalau hati bimbang, maka pasti akan mengarah pada yang salah, mengarah pada penyembahan Baal.
Baal ini artinya raja, tuan, suami, mempelai pria, tetapi yang palsu itulah antikris. Mempelai wanitanya adalah Babel.
Praktik hati yang bimbang:- Bimbang dalam hal pengajaran, artinya:
- menganggap semua pengajaran sama,
- tidak mau dan tidak bisa membedakan pengajaran yang benar dan tidak benar, seperti tidak bisa membedakan Allah dengan Baal,
- tidak tegas menolak ajaran lain/ajaran palsu.
Ini sudah terjadi di permulaan jaman, dan akan terulang di akhir jaman.
2 Korintus 11:2-4
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
11:4 Sebab kamu sabar saja,jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Istilah 'sabar saja' di sini menunjuk pada tidak tegas pada ajaran lain.
Pada permulaan jaman, Hawa tidak tegas menghadapi ajaran lain (ular) sehingga Hawa disesatkan. Celakanya, suaminya ikut-ikutan menyetujui.
Pada akhir jaman (masa pertunangan), banyak hamba Tuhan atau anak Tuhan yang tidak tegas untuk menolak ajaran lain sebab banyak pertimbangan daging.
Kalau bimbang, akibatnya adalah pikiran disesatkan, yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. Ini karena pertimbangan-pertimbangan daging. Sampai seluruh kehidupan itu disesatkan dan binasa.
- Bimbang dalam menghadapi pencobaan/masalah.
Saat memilih yang benar, memang ada resiko yang besar. Tetapi di situ ada Tuhan yang membela.
Bimbang dalam pencobaan artinya berharap pada yang lain, bukan berharap Tuhan.
- Bimbang dalam berdoa.
Yakobus 1:6-8
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang,sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Orang bimbang = gelombang laut. Akibatnya adalah:
- Tidak tenang hidupnya, tidak damai sejahtera, bahkan mengarah pada stres.
- Doa tidak dijawab oleh Tuhan, masalah tidak selesai malah semakin bertambah-tambah.
- Tenggelam.
1 Raja-raja 18:30
18:30 Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
Tenggelam = mezbah runtuh = beralih pada penyembahan Baal (antikris) = berkhianat seperti Yudas Iskariot.
Kita harus memilih SATU pengajaran yang benar, kalau dua pasti akan berkhianat.
Kalau menyembah antikris, maka nama tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Ini sama dengan kebinasaan untuk selama-lamanya.
1 Raja-raja 18:36-3918:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. 18:37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." 18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.18:39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!" Hari-hari ini kita memang diperhadapkan pada pengajaran benar dan pengajaran palsu, penyembahan benar dan penyembahan palsu. Jangan sampai salah memilih!
Jalan keluarnya:- Bertindak sesuai firman Allah.
- Api Roh Kudus turun.
Kalau digabung, artinya kembali pada firman dalam urapan Roh Kudus, yaitu
kembali pada Alkitab = kembali pada firman pengajaran yang benar, firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Ibrani 4:12-134:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.Hasil pekerjaan dari pedang:- Penyucian hati.
Markus 7:21-23
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Hati harus disucikan dari segala pikiran jahat dan prasangka buruk. Saat ada prasangka, lebih baik bertanya langsung.
Sampai penyucian dari kebebalan. Bebal ini artinya tidak bisa dinasehati, dan ini berarti dekat dengan Babel.
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Kalau hati disucikan dari segala keinginan jahat dan najis, maka mata kita hanya memandang Tuhan. Tidak ragu-ragu lagi, tidak ada Babel.
Hati yang suci juga akan melihat diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelemahan,sehingga mendorong kita untuk mengaku dosa-dosa, dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Hati-hati dengan kebenaran diri sendiri! Orang yang selalu merasa benar sendiri berarti sedang melihat Baal.
Semakin suci, kita akan semakin bisa menyembah Tuhan, dan semakin bisa melihat kekurangan diri sendiri. Dan kita tidak akan pernah disesatkan.
- Memberikan kekuatan ekstra sehingga kita kuat dan teguh hati.
Kuat dan teguh hati artinya:
- Bergantung sepenuh kepada Tuhan dalam menghadapi apapun juga.
- Berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar, dan tidak memberi kesempatan untuk masuknya ajaran lain.
Hati yang suci ditambah kuat dan teguh hati akan mendorong pada penyembahan yang benar, yaitu penyembahan kepada Yesus sebagai Raja segala raja, Tuan segala tuan, Mempelai Pria Sorga. Wahyu 19:6-7,1619:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. 19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."Wahyu 19:1,3-419:1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya!Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, 19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya!Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya." 19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya." Penyembahan dengan "Haleluya" merupakan pantulan dari penyembahan di Sorga.
Kalau penyembahan kepada Baal, itu bukan "Haleluya".
Kita harus memilih salah satu. Jangan sampai ada pertimbangan daging, tetapi biar kita kembali pada Alkitab.
Wahyu 14:2-314:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. 14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.Penyembahan kepada Tuhan = penyembahan dengan "Haleluya" = nyanyian baru. Ini adalah hasil pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus. Ini adalah pengalaman pribadi yang tidak bisa ditiru oleh orang lain. Kalau menyembah dengan "Haleluya", maka hasilnya:- Menyembah Yesus sebagai Tuan segala tuan hasilnya adalah mengalami kuasa kemurahan Tuhan.
Yakobus 5:17-18
5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Kuasa kemurahan Tuhan adalah menurunkan hujan selama 3.5 tahun, artinya memelihara kehidupan kita di tengah dunia yang tandus. Keadaan dunia makin hari akan makin sulit, tetapi hujan kemurahan Tuhan tidak bisa dihalangi oleh apapun juga.
- Menyembah Yesus sebagai Raja segala raja hasilnya adalah mengalami kuasa penciptaan.
Yesaya 43:15-16
43:15 Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
43:16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,
Yesus menciptakan jalan di tengah laut, artinya Yesus sanggup menyelesaikan segala masalah dan menghapus segala kemustahilan.
Jangan mengambil jalan sendiri di luar firman, itu adalah jalan buntu dan kebinasaan.
Sang Raja juga akan memberikan masa depan yang indah.
- Menyembah Yesus sebagai Mempelai Pria hasilnya adalah mengalami kuasa penyucian dan pembaharuan.
Efesus 5:25-27
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Kita mengalami penyucian dan pembaharuan sedikit demi sedikit, sampai suatu waktu menjadi mempelai wanitaNya yang tidak bercacat cela dan siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali di awan-awan yang permai, sesudah itu masuk Firdaus, sesudah itu masuk Yerusalem Baru yang kekal.
Dia membuat jalan di langit (hujan kemurahan), membuat jalan di laut, membuat jalan ke Yerusalem Baru.
Tuhan memberkati.