Matius 24:45-51,adalah tentang
berjaga-jaga.Tahun ini adalah tahun berjaga-jaga = tahun kelepasan.
Kalau kita berjaga-jaga, maka kita akan terlepas dari segala masalah, segala penderitaan, sampai benar-benar terlepas dari dunia ini saat Yesus datang kedua kali.
Kita harus selalu berjaga-jaga sebab kedatangan Yesus kedua kali tidak diketahui waktunya, supaya kita tidak ketinggalan tetapi terangkat bersama Dia selama-lamanya.
Ada 3 macam berjaga-jaga:
- Berjaga-jaga pada waktu pembagian makanan rohani.
- Berjaga-jaga dalam hal ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Matius 24:51,berjaga-jaga terhadap kemunafikan.
Ad. 3. Berjaga-jaga terhadap kemunafikan.Lukas 12:1-2,kemunafikan adalah ragi ajaran sesat, juga merupakan tabiat daging.
Kemunafikan ini sanggup membawa kehidupan anak Tuhan ke tempat yang penuh ratap dan kertak gigi, yaitu neraka.
Kemunafikan = menyembunyikan dosa di balik jubah pelayanan (jubah yang indah).
Contoh kehidupan yang munafik:- 1 Samuel 4:17-18,Imam Eli, ini menunjuk seorang gembala.
Gemuk dalam arti rohani adalah egois, mementingkan diri sendiri.
Ini menunjuk pada gembala yang melayani Tuhan hanya untuk mencari kepentingan sendiri/ kepentingan daging.
Praktek gemuk:
- Tidak mau berkorban untuk kepentingan Tuhan dan sidang jemaat, justru mengorbankan Tuhan / sidang jemaat untuk mendapat kepentingan diri sendiri.
- Tidak taat pada firman pengajaran yang benar, tetapi justru taat pada kelaliman (Roma 2:8).
1 Samuel 4:15,18,akibat gembala yang gemuk adalah:
- Matanya bular, artinya tidak ada pembukaan rahasia firman Allah, tidak ada makanan rohani.
- Lehernya patah berarti tidak ada doa penyembahan, tidak ada doa penyautan. Doa penyembahan/ doa penyautannya tidak berkenan kepada Tuhan.
Memang tanpa firman, semua akan tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Jadi,gembala yang munafik/ egois tidak bisa menaikkan tugas pokok seorang gembala, yaitu memberi makan sidang jemaat dan menaikkan doa penyautan demi keselamatan sidang jemaat.
Akibatnya adalah:
- Sidang jemaat masuk dalam kelaparan rohani, sampai mati rohani, tidak merasa bersalah sekalipun firman sudah menunjuk.
- Tidak ada tudung dalam sidang jemaat (doa penyautan adalah tudung), sehingga sidang jemaat siap dihancurkan, diporakporandakan oleh setan.
- 1 Samuel 2:15-17,Hofni dan Pinehas, ini menunjuk pada pelayan-pelayan Tuhan.
Pelayan Tuhan ini suka makan daging mentah, yang tidak sesuai kehendak Tuhan, sebab harus dibakar dahulu.
Artinya adalah sudah melayani Tuhan, tetapi tampil sebagai manusia daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan.
Tanda manusia daging adalah:
- Memandang rendah korban Kristus, tidak menghargai korban Kristus, menghina korban Kristus.
- 1 Samuel 2:22-25,menolak nasehat firman penggembalaan.
Gembala harus menasehati sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
Gembala bisa menasehati langsung lewat firman, inilah yang paling bagus, sehingga tidak dicampur pikiran dan perasaan gembala sebagai manusia.
Titus 3:10, Matius 18:15-17,kalau bebal (tidak bisa dinasehati), maka tidak boleh melayani.
Saat ditegur/ dimarahi dengan kasih (dengan pengajaran yang benar), itu adalah kemurahan Tuhan untuk dikembalikan pada keselamatan.
Praktek manusia daging:
- 1 Samuel 2:12-13,dursila, merampas hak orang lain, terutama haknya Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus).
Orang yang merampas haknya Tuhan = tidak mengindahkan Tuhan, dan Tuhan tidak mengindahkan dia.
Mengindahkan ini dari kata 'indah', berarti hidupnya menjadi tidak indah.
- 1 Samuel 2:16,hidup dalam kekerasan = pertengkaran, karena mempertahankan kebenaran diri sendiri.
- 1 Samuel 2:22,dosa perzinahan, dosa kawin-mengawinkan.
Secara jasmani adalah perselingkuhan, mulai dari antara perjaka dengan gadis, suami orang lain dengan gadis, suami orang lain dengan istri orang lain, kawin cerai, kawin campur, dll.
Secara rohani adalah tidak setia dalam ibadah pelayanan (Yakobus 4:4,dalam terjemahan lama disebut sebagai orang berzinah).
1 Samuel 4:21,22,kalau gembala munafik, pelayan Tuhan munafik, akibatnya adalah 'Ikabod', tidak ada kemuliaan Tuhan di tengah sidang jemaat.Tidak ada kemuliaan Tuhan berarti tidak ada pelayanan Imam Besar, Gembala Agung, sehingga rohani menjadi kering, tidak ada kepuasan.
Tidak ada Imam Besar berarti tidak ada pertolongan.
Tidak ada kemuliaan berarti tidak ada keubahan hidup, tetap manusia daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Kehidupan yang mengalami 'Ikabod' adalah kehidupan yang tertinggal saat kedatangan Yesus kedua kali, sampai binasa di neraka yang penuh ratapan dan kertakan gigi.
Seandainya sudah mengalami 'Ikabod', bagaimana cara kembali dalam kemuliaan Tuhan?- Keluaran 14:15-17,mengangkat tongkat = meninggikan salib, menghargai korban Kristus, prakteknya:
- 1 Petrus 4:1-2,rela mengalami sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran.
Berhenti berbuat dosa adalah lewat mengaku dosa pada Tuhan dan sesama, dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- 1 Petrus 4:12-14,sengsara daging tanpa dosa, karena kehendak Tuhan = percikan darah.
Contohnya pulang kantor harus langsung beribadah.
Ujian diijinkan Tuhan datang supaya rohani kita naik.
Dalam percikan darah, ada roh kemuliaan Tuhan yang akan memberikan kebahagiaan Sorga (Shekinah Glory) yang tidak bisa dipengaruhi oleh keadaan dunia.
Keluaran 14:21-22,kemuliaan Tuhan, di sini dalam bentuk angin timur membelah laut menjadi tanah kering, artinya:
- Kemuliaan Tuhan sanggup memberikan jalan keluar dari segala masalah, sekalipun kita tidak berdaya.
- Kemuliaan Tuhan sanggup memberikan masa depan yang indah.
- Kemuliaan Tuhan akan memakai kita dalam kegerakan hujan akhir, kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sampai masuk Kanaan Samawi.
- Yesaya 40:3-4,menyiapkan tanah yang rata, hati nurani yang baik, ini yang akan menampung kemuliaan Tuhan.
Kalau berkelok-kelok, itu adalah jalannya ular. Tetapi hati yang lurus dan rata, itulah tempat kemuliaan Tuhan.
Sebenarnya hati manusia sejak zaman Nuh adalah hati yang berkelok-kelok, tidak lurus, jahat dan najis (Matius 15:19).
Proses untuk mendapatkan hati nurani yang baik:
- 1 Petrus 3:20-21,baptisan air.
- Lewat pekerjaan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Hati nurani yang baik adalah hati nurani yang suci, jujur, dan percaya serta taat pada firman pengajaran yang benar.
Ini seperti saat Maria dan Marta menghadapi Lazarus yang sudah mati. Marta menolak membuka kubur Lazarus. Kalau tidak taat, maka akan terus-menerus mengalami kebusukan.
Yohanes 11:38-40,kalau taat, maka kemuliaan Tuhan sanggup membangkitkan Lazarus yang sudah mati dan busuk, artinya:
- Kemuliaan Tuhan mampu menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil.
- Kemuliaan Tuhan mampu memberikan hidup bagi kita sampai hidup kekal.
- Kemuliaan Tuhan mampu memberikan keubahan hidup dari manusia busuk, menjadi manusia benar, manusia suci, sampai manusia sempurna seperti Yesus.
- Matius 24:30-31,pada saat kedatangan Yesus kedua kali, kita akan diubahkan menjadi sama dengan Tuhan, dan terangkat di awan-awan kemuliaan bersama Tuhan.
Tuhan memberkati.