Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 11:611:6. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujanselama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.
Ini adalah kuasa dari dua saksi:
- Kuasa untuk menutup langit, supaya jangan turun hujan = kuasa dari Elia (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Malang, 26 April 2020sampai Ibadah Doa Malang, 30 April 2020).
- Kuasa untuk mengubah air menjadi darah = kuasa dari Musa (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 03 Mei 2020).
ad. 2. Kuasa dari Musa.
Air menjadi darah merupakan tulah pertama dari Tuhan atas Mesir.
Mengapa terjadi tulah pertama Tuhan atas Mesir?
- Karena Firaun tidak mau mendengarkan firman Tuhan, melawan firman Tuhan/ kebenaran, yaitu tidak memperbolehkan Israel beribadah.
Keluaran 7:16-17
7:16.Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
7:17.Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
Ini sama dengan tidak mengasihi Tuhan.
- Firaun memperbudak, menyengsarakan, menyakiti Israel.
Ini sama dengan tidak mengasihi sesama.
Waspada, sesama paling dekat adalah sesama dalam nikah (suami, istri, anak, orang tua, kakak, adik), sesama imam. Jangan sampai saling menyakiti, karena itu yang mendatangkan tulah. Begitu juga dalam ibadah, jangan sampai menyakiti hati Tuhan.
Jadi, tulah pertama terjadi karena Firaun dan Mesir tidak memiliki kasih. Air menjadi darah sama dengan tanpa kasih.
Tanpa kasih artinya hidup dalam dosa,
enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa. Kalau ada kasih, tidak akan ada dosa.
Kalau sudah hidup dalam dosa, ia akan mengalami kematian rohani sampai kematian kedua di neraka selama-lamanya.
Karena itu kita harus hidup dalam kasih Allah, supaya terlepas dari tulah/ hukuman Allah, terutama air menjadi darah.
Kita mau hidup oleh kasih Allah, tetapi ada kendalanya karena manusia darah daging tidak memiliki kasih Allah.
Manusia hanya memiliki keinginan, hawa nafsu, tabiat, emosi, dan ambisi daging, yang mengakibatkan air menjadi darah, hidup sampai
enjoydalam dosa dan puncaknya dosa, kematian rohani sampai binasa di neraka selamanya.
Lebih heran lagi, sudah dalam masalah sekalipun, kita masih tetap mengikuti keinginan dan hawa nafsu daging.
Enjoydalam dosa artinya tidak mau mengaku dosa, tidak ada lagi rasa takut kepada Tuhan, tidak ada rasa kasih kepada sesama.
Lalu dari mana kita mendapatkan kasih Allah? Dari korban Kristus di atas kayu salib, ini sama dengan korban pendamaian atas dosa-dosa kita.
1 Yohanes 4:9-104:9.Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nyayang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10.Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kitadan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Kita bisa menerima kasih Allah lewat korban Kristus di kayu salib, bahkan hidup oleh-Nya. Kita hidup di dalam kasih-Nya.
Praktik sehari-hari hidup dalam kasih Allah:
- Yesus adalah korban pendamaian. Jadi praktik hidup dalam kasih Allah adalah selalu berdamai dengan Tuhan dan sesama.
Matius 5:23-25
5:23.Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24.tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamaidahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25.Segeralah berdamai dengan lawanmuselama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
'mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah'= seorang imam.
'lawanmu'= Tuhan. Lawan manusia berdosa adalah Tuhan, sedangkan temannya manusia berdosa adalah setan.
Berdamai dengan Tuhan artinya oleh dorongan pedang firman kita menyadari, menyesali, dan mengaku dosa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan dan sesama, mengaku dengan hancur hati dan tangisan. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Karena itu dalam ibadah harus ada pedang firman yang menusuk sampai ke dalam hati.
Ayat 23-24 = berdamai dengan sesama, yaitu:
- Oleh dorongan firman kita menyesali, menyadari, dan mengakui dosa-dosa kepada sesama dengan sungguh-sungguh dan dengan tangisan, bukan tertawa-tawa. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Tertawa dalam dosa sama dengan tangisan dalam neraka.
Menangis dalam dosa sama dengan tertawa di Sorga.
- Oleh dorongan pedang firman, kita bisa mengampuni dosa orang lain dengan sungguh-sungguh dan hancur hati, dan melupakannya.
Matius 6:14-15
6:14.Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15.Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Kalau tidak mengampuni dosa orang lain, kita juga tidak akan diampuni oleh Allah Bapa.
Jadi, berdamai adalah datang ke kayu salib untuk saling mengaku dan mengampuni dengan sungguh-sungguh dan menangisi dosa-dosa.
Hasilnya adalah darah Yesus membasuh dosa-dosa kita, dan kita tinggalkan dosa. Di situlah kita menerima kasih Allah dan hidup di dalamnya.
Amsal 28:13
28:13.Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Tadinya kita mati dalam dosa, setelah menerima kasih Allah kita hidup di dalamnya. Air tidak bisa menjadi darah, kita tidak berbuat dosa lagi, berarti tidak ada tulah.
1 Petrus 4:8
4:8.Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Kasih Allah menutupi banyak dosa, sampai tidak ada dosa lagi. Kita tidak bercacat cela.
Tinggal pilih, mau hidup dalam dosa atau hidup dalam kasih Allah.
- Kita harus tergembala dengan benar dan baik.
Yohanes 21:15-19
21:15.Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16.Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17.Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19.Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Tiga kali pertanyaan Yesus kepada Petrus tentang penggembalaan, artinya kita harus selalu berada di dalam kandang penggembalaan atau ruangan suci, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas = ketekunan dalam ibadah raya, persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa, persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, roh kita melekat pada Allah Tritunggal.
Kita tidak boleh keluar dari penggembalaan sampai Tuhan Yesus datang kembali.
Domba-domba keluar dari kandang hanya untuk datang pada persekutuan yang benar.
Contoh: Yudas Iskariot datang pada tua-tua, dan di sanalah ia ditelan virus dosa. Dina, anak Yakub keluar dari kemah, dan diperkosa, jatuh dalam dosa.
Mari, di dalam kandang penggembalaan satu orang pun tidak boleh keluar.
Keluaran 12: 22
12:22.Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpundari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal, maut, dan hukuman Tuhan.
Buktinya:
- Tenang, damai sejahtera seperti Yakub. Kalau di dalam penggembalaan kita gelisah, berarti kita dijamah oleh Setan.
- 'sedih hati Petrus'= kita disucikan terus-menerus sampai di kedalaman hati, sehingga kita hancur hati.
Kita mengaku dosa kejahatan, kenajisan, dan kepahitan hati dengan sungguh-sungguh.
Kita disucikan sampai dewasa rohani dan kita bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan, taat dengar-dengaran.
Yohanes 21:18-19
21:18.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19.Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan matidan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
'menjadi tua'= dewasa rohani.
Mengulurkan tangan kepada Tuhan = taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara apa pun pengorbanannya.
Untuk taat, kita juga menangis. Contoh: Abraham taat untuk mempersembahkan anaknya.
Malam ini, kasih Allah identik dengan hancur hati.
Kita mengulurkan tangan dengan penuh tangisan, tetapi kita rela. Jangan tertawa dalam dosa, jangan tertawa saat tidak taat. Kalau tidak ada kasih, pasti ada tulah, tidak mungkin tidak.
1 Petrus 1:22
1:22.Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatankepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Kalau taat dan suci, pasti bisa saling mengasihi dengan segenap hati, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita. Di dalam rumah tangga, jangan sampai kita menyakiti. Kalau yang lain menyakiti kita, kita diam, hancur hati, dan serahkan kepada Tuhan.
Kalau kita diam, Tuhan yang akan membela dengan tulah. Karena itu hati-hati dalam masa pacaran dan tunangan, jangan saling menyakiti. Kalau orang yang disakiti berdiam diri, maka cepat atau lambat, tulah akan datang.
Taat dengar-dengaran dan saling mengasihi sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan, dan Dia mengulurkan tangan kepada kita untuk meninggikan kita pada waktunya.
1 Petrus 5:5-6
5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Meninggikan kita artinya:
- Memakai kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Tuhan menjadikan semua berhasil dan indah pada waktunya.
- Meninggikan kita di awan-awan yang permai.
- Banyak tersungkur di bawah kaki Tuhan, menyembah dengan hancur hati karena kita menghadapi percikan darah.
Yohanes 11:31-35
11:31.Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32.Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nyadan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
11:33. Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
11:34. "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35. Maka menangislah Yesus.
Percikan darah = sengsara daging tanpa dosa, ujian iman.
Yohanes 11:5
11:5.Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
Tuhan mengasihi mereka dan mereka mengasihi Tuhan, tetapi Lazarus diizinkan sakit sampai mati. Inilah percikan darah bagi keluarga ini.
Ayat 31 = sikap yang salah saat menghadapi percikan darah/ ujian adalah meratap seperti orang dunia, menyalahkan Tuhan/ firman pengajaran yang benar dan menyalahkan sesama. Ini tidak berguna, malah menambah masalah, kehancuran, sampai kebinasaan.
Selama menyalahkan Tuhan dan sesama, masalah tidak akan pernah selesai.
Sikap yang benar adalah tersungkur, menyembah dengan hancur hati, mengaku tidak layak, tidak mampu, tidak bisa apa-apa, dan hanya berharap pada belas kasih Tuhan. Kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan, memeluk Dia.
Jangan ragu! Saat kita menghadapi percikan darah, maksud Tuhan adalah supaya kita dekat dengan Dia. Itulah kasih Allah, dan Dia akan memeluk kita semua.
Jangan malah menjauh, kita tidak akan pernah kembali lagi.
Hasilnya:
- Mujizat pembaharuan hidup.
Percikan darah berguna untuk menunjukkan yang tersembunyi.
Yohanes 11:39-40
11:39.Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Marta kelihatan benar, tetapi ada sesuatu yang disembunyikan.
Memang sudah berbau, tetapi kalau Tuhan suruh angkat, percaya saja.
Kekerasan hati dari Marta adalah tidak jujur dan percaya.
Dari hati keras diubahkan menjadi hati lembut, tidak jujur diubahkan menjadi jujur, tidak percaya menjadi percaya.
Jujur dan percaya sama dengan kita menjadi rumah doa, asap kemenyan berbau harum di hadapan Tuhan.
- Mujizat jasmani terjadi, yang busuk jadi harum, yang hancur jadi baik, tangisan jadi kebahagiaan, mustahil jadi tidak mustahil.
- Dan kalau Tuhan datang kembali, kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia, mujizat terakhir, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya.
Tuhan memberkati.