Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 18:21-24 adalah tentang Babel yang jatuh dan tidak akan bangkit lagi.
Wahyu 18:21
18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Matius 18:6
18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Batu kilangan = dosa Babel. Batu kilangan = dosa sandungan.
Dosa Babel = dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan = dosa sandungan.
Mengapa Tuhan mengizinkan ada dosa sandungan? Sandungan diperlukan untuk menguji kerendahan hati dan kesucian kita. Kita harus selalu rendah hati supaya tidak menjadi sandungan bagi orang lain. Kita juga harus selalu disucikan supaya tidak menjadi sandungan.
Contoh: Yudas Iskariot tidak disucikan sehingga menjadi sandungan. Raja Herodes menjadi sandungan saat kelahiran Yesus. Saat Yesus akan disalibkan, Petrus yang hebat juga menjadi sandungan.
Matius 16:17-18
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Simon Petrus = batu karang, dasar dari gereja Tuhan, kehidupan yang tidak dikuasai maut. Petrus adalah seorang rasul senior yang luar biasa dan diakui oleh Yesus sendiri. Namun, dalam sesaat kemudian ia bisa menjadi batu sandungan.
Matius 16:21-23
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Petrus yang menjadi batu sandungan = memiliki dosa Babel = menjadi seperti iblis yang akan dibinasakan selamanya di lautan api dan belerang (neraka). Mengapa? Karena Petrus sombong sehingga mengandalkan pikiran daging dan logika manusia. Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Yesus setelah Yesus memberitakan tentang salib. Memang bisa diterima dengan logika daging/ manusia bahwa Yesus tidak perlu disalib, sebab Ia tidak berdosa, tetapi tanpa keselamatan (kehilangan nilai rohani). Di luar salib, tidak ada keselamatan dan kesucian.
Waspada! Petrus seorang rasul yang senior dan dipuji oleh Yesus, namun bisa menjadi dosa sandungan karena menggunakan pikiran daging. Siapa kita? Kita harus tetap selalu waspada dan berhati-hati. Kita seharusnya hidup dari iman dan bukan mengikuti logika manusia. Kalau iman kita bisa menerima, logika pasti bisa menerima, sebab iman lebih tinggi dari logika manusia.
Praktek sehari-hari menolak pikiran seperti Yesus:
- Petrus menolak salib Kristus = menolak pengajaran salib (pengajaran dasar/ alas).
1 Korintus 1:18,23-24
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Pengajaran salib adalah hikmat dan kuasa Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa. Petrus menolak salib sehingga menjadi batu sandungan dan seharusnya ia binasa selamanya di neraka. Namun, syukur bahwa Petrus masih mendapat kesempatan.
Kisah Para Rasul 2:14,22,24
2:14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.
2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.
Kisah Para Rasul 2 adalah tentang Pentakosta, yaitu kepenuhan Roh Kudus. Petrus mendapatkan kesempatan dan kemurahan Tuhan, sehingga setelah Petrus mengalami kepenuhan Roh Kudus, maka Petrus bisa menerima pengajaran salib. Petrus diampuni dan diselamatkan. Setelah itu, Petrus juga bisa dipakai untuk memberitakan pengajaran salib bagi sesama yang lainnya.
Kisah Para Rasul 2:36-40
2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
Praktek menerima pengajaran salib adalah:
- Kita tahu dengan pasti bahwa Yesus yang disalibkan adalah Tuhan dan Kristus. Kita bisa mendengar dan menerima pengajaran salib, sehingga kita beriman/ percaya pada Tuhan. Kita mengaku Yesus sebagai Juru Selamat. Hati kita bisa terharu, menyadari, menyesal, dan mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Dengan demikian, kita bisa mengalami pengampunan dosa dan tidak dihukum.
Kalau hati kita bisa selalu terharu dan mengaku dosa, maka kita bisa mengalami pengampunan. Jangan cuek terhadap dosa! Tidak mempedulikan dosa yang ada dalam hidup itu adalah tanda manusia yang keras hati. Mereka tidak mau mengaku dosa sehingga pasti menjadi sandungan. Yudas Iskariot selalu mengelak dari dosa, sehingga dosanya tertimbun dalam perut hati. Suatu waktu perutnya pecah dan isinya terburai keluar, artinya dosanya diketahui orang dan tanpa pengampunan dosa lagi.
- Kita bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan.
- Kita menerima baptisan air sehingga kita tidak berbuat dosa lagi apapun alasan dan kesempatannya.
- Kita menerima baptisan Roh Kudus. Roh Kebenaran akan menuntun kita pada kebenaran. Kita selamat dan diberkati Tuhan.
Amsal 10:25
10:25 Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar adalah alas yang abadi.
Pengajaran yang benar akan menjadi alas yang kuat, sehingga kita bisa tetap tahan uji dan mengucap syukur selalu pada Tuhan apapun yang terjadi. Kita bisa menerima berkat Tuhan sampai kepada anak dan cucu kita. Kita bisa menjadi berkat bagi orang lain, bahkan sampai kita menerima berkat hidup kekal. Sebaliknya, orang fasik = orang berdosa yang menolak salib, sehingga mereka tidak punya dasar dan hidup mereka pasti mudah dihancurkan.
- Petrus menolak kehendak Tuhan = menolak pengajaran Tabernakel.
Yohanes 21:3
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Pengajaran salib = pengajaran alasan (dasar) untuk memberikan alas/ dasar, sedangkan Pengajaran Tabernakel adalah untuk membangun. Sentral pengajaran Tabernakel adalah melakukan kehendak Allah.
Keluaran 25:8,10[terjemahan lama]
25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
25:10 Maka hendaklah diperbuatnya sebuah peti dari pada kayu penaga, tengah tiga hasta panjangnya dan tengah dua hasta lebarnya dan tengah dua hasta tingginya.
Menurut kehendak Tuhan, Petrus seharusnya menjadi penjala manusia. Namun, kehendak Petrus sendiri adalah kembali menjadi penjala ikan. Kita memang harus sengsara untuk mengikuti kehendak Tuhan, karena seringkali kehendak Tuhan tidak sesuai dengan logika manusia. Petrus kelihatannya terjepit/ terpaksa menjadi penjala ikan karena sudah tidak ada Yesus yang memecah roti = sesuatu yang terlihat benar namun kehilangan nilai rohani.
Pengajaran Tabernakel mengatur ibadah dan pelayanan (tahbisan) kita kepada Tuhan, supaya berkenan kepada Tuhan dan bukan menggunakan cara manusia. Kita harus berdoa supaya seluruh gereja bisa satu pengajaran, sehingga pasti akan menghasilkan satu suara penyembahan. Mengapa harus pengajaran Tabernakel? Tanpa pengajaran Tabernakel = tidak sesuai kehendak Tuhan, maka hati Tuhan akan muak dan murka terhadap kita.
Keadaan tanpa pengajaran Tabernakel adalah seperti keadaan bangsa Israel yang datang kepada Harun sementara Musa di atas Gunung Sinai. Emas yang seharusnya dibuat menjadi Tabernakel justru dibuat menjadi lembu emas (allah orang Mesir). Akibatnya, 3000 orang mati.
Keluaran 32:28
32:28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
Tahbisan yang tidak sesuai dengan pengajaran Tabernakel akan membuat 3000 orang mati. Ibadah yang tidak sesuai pengajaran Tabernakel tidak akan pernah mencapai kesucian (volume Ruangan Suci, 2000 hasta kubik) dan kesempurnaan (volume Ruangan Maha Suci, 1000 hasta kubik). Mereka justru akan mengarah pada kebinasaan selamanya. Mengapa banyak orang menolak pengajaran Tabernakel? Karena mereka menggunakan logika/ pikiran manusia. Firman memang seringkali mustahil bagi pikiran daging kita. Namun sebenarnya, firman pengajaran Tabernakel mampu menghapus segala kemustahilan dalam hidup kita.
Tanda/ ciri tahbisan yang tidak sesuai dengan Kerajaan Allah:
- Yohanes 21:3
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Tidak menangkap apa-apa = tidak bisa berbuat apa-apa = tidak berbuah, tidak ada jaminan, seperti carang yang terlepas dari pokok anggur yang benar. Mengapa? Karena tidak suci dan tidak setia.
Yohanes 15:5
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Kalau kita mau disucikan, kita menjadi seperti carang yang melekat pada pokok anggur yang benar (setia, tergembala). Hasilnya adalah cepat ataupun lambat, kita bisa berbuah manis untuk menyenangkan Tuhan dan sesama.
Yohanes 13:10-11
13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
Pengajaran Tabernakel seharusnya menyucikan kita dari keinginan jahat (kikir dan serakah) serta keinginan najis (dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan, termasuk nikah yang salah, kawin-cerai, kawin-campur). Kalau kita hidup dalam kesucian, kita pasti bisa setia, dan suatu waktu kita bisa berbuah manis. "BapaKulah pengusahanya," artinya usaha kita sebenarnya hanya seperti usaha seorang bayi yang tidak bisa apa-apa. Kita harus terus berusaha, selebihnya Tuhan yang akan mengusahakan untuk memelihara hidup kita, melindungi, dan memberkati kita di tengah kesulitan dunia, asalkan kita bisa menghasilkan buah yang manis. Bahkan, sampai di zaman Antikris, kita akan disingkirkan ke padang gurun, kita dilindungi Tuhan jauh dari mata ular.
- Yohanes 21:4
21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Tidak pernah mengenal Yesus sebagai Imam Besar = tidak pernah dijamah oleh Yesus sebagai Imam Besar, sehingga kehidupan itu menjadi seperti carang yang kering. Mereka hanya menghasilkan perkataan sia-sia (dusta, gosip, fitnah, dan hujat). Carang kering hanya akan dipakai pada kegerakan yang kering menuju kebinasaan.
Yohanes 15:6
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Carang kering akan masuk persekutuan carang kering, yaitu mereka hanya membicarakan kesalahan orang lain dan bukan firman Tuhan. Mereka hanya akan dibakar dan dibinasakan selamanya. Oleh sebab itu, jangan kita menggunakan mulut untuk berkata-kata yang di luar firman Tuhan.
- Yohanes 21:7
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Petrus tidak berpakaian = dipermalukan, tidak bisa dipermuliakan di bumi bahkan tidak bisa dipermuliakan bersama Yesus di awan-awan permai saat kedatanganNya kedua kali.
Yohanes 21:5-6
21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Di siang hari, Yesus datang dengan firman yang bertentangan dengan logika manusia. Kalau kita menggunakan logika manusia, kita tidak akan bisa menerima firman Tuhan. "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" = Tuhan sedang menguji kejujuran kita. "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu = Tuhan sedang menyucikan pikiran kita untuk bisa taat.
Yohanes 21:11
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
Jika kita jujur dan taat, maka murid-murid mendapatkan 153 ekor ikan besar.
Bilangan 153 artinya: 1 + 5 + 3 = 9 yaitu angka kasih karunia.
Angka 3 = tubuh, jiwa, dan roh kita disucikan.
Angka 5 = lima jabatan pokok dan karunia Roh Kudus untuk memperlengkapi orang-orang suci, sehingga kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Angka 1 = suatu waktu kita disatukan sebagai satu tubuh Kristus yang sempurna.
Jika kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus, memang harus ada pengorbanan. Semua harus kita korbankan, kecuali satu, yaitu firman pengajaran benar tidak boleh dikorbankan. Contoh: menikah jangan sampai mengorbankan pengajaran yang benar. Pengajaran yang benar adalah Kepala, pribadi Yesus sendiri. Tubuh tanpa kepala adalah sesuatu yang mengerikan. Namun, selama kita memiliki Kepala, Tuhan punya pemikiran yang terbaik untuk kita sebagai tubuhNya.
- Petrus menolak kasih Allah = menolak Pengajaran Mempelai.
Yohanes 21:15-17
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Sentral dari pengajaran Tabernakel adalah dua loh batu, yaitu kasih Allah yang sempurna. Tiga kali Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi Tuhan.
Pertanyaan 1: Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Allah?
Pertanyaan 2: Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Allah?
Pertanyaan 3: Apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih sesama?
Petrus menangis karena ternyata setelah diperiksa ia tidak punya kasih Allah ataupun kasih kepada sesama, sehingga ia menjadi batu sandungan.
Seharusnya Petrus sudah binasa ditenggelamkan dalam lautan api dan belerang. Namun, lewat sistem penggembalaan (ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok), Petrus mendengar Pengajaran Mempelai yang diulang-ulang, dan Petrus bisa menerima korban dari Gembala Agung, sehingga Petrus masih bisa menerima kasih Allah. Petrus mendapatkan kesempatan dan kemurahan Tuhan dalam penggembalaan, sehingga ia bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua, dan mengasihi sesama seperti diri sendiri termasuk mengasihi musuh.
- Petrus mengulurkan tangan (mengasihi) kepada sesama.
Matius 26:51
26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.
Sebelum menerima kasih Allah, Petrus mengulurkan tangan untuk memutus telinga hamba Imam Besar = menjadi batu sandungan sehingga sesama tidak bisa menerima Pengajaran Tabernakel dan Mempelai. Petrus merusak pelayanan pembangunan tubuh Kristus (memotong telinga).
Namun, setelah menerima kasih Allah, Petrus mengulurkan tangan untuk menolong sesama yang membutuhkan = membangun tubuh Kristus yang sempurna. Kita mohon kasih Allah diisikan dalam hidup kita supaya kita bisa mengasihi sesama, bahkan bisa mengasihi orang yang memusuhi kita.
Kisah Para Rasul 3:6-7
3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
- Petrus bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan = mengasihi Tuhan, percaya sepenuh pada Tuhan. Kita harus percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Tuhan. Kita berseru dan berserah sepenuh pada Tuhan. Kita tidak lagi menggunakan logika kita, sehingga kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua.
Yohanes 21:18
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
Kita menerima kehendak Tuhan sepenuhnya sekalipun sakit bagi daging. Dalam kehendak Tuhan ada rencana yang indah, rencana keberhasilan, damai sejahtera, dan kebahagiaan bagi kita. Kita rela berkorban apa saja untuk memuliakan nama Tuhan. Murid-murid Yesus rela mati untuk memuliakan nama Tuhan, termasuk Petrus.
Yohanes 21:19
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Kita mengikut Yesus seperti pengikutan tubuh kepada Kepala. Tuhan akan mengulurkan tangan kasih dan kuasaNya untuk mengangkat kita dan menghapus segala kemustahilan dalam hidup kita. Dulu Petrus tenggelam dan diangkat oleh tangan belas kasih Tuhan. Bagi kita sekarang, tangan belas kasih Tuhan bisa mengangkat yang gagal menjadi berhasil, yang jatuh dalam dosa bisa kembali hidup benar dan suci, bahkan kita disempurnakan untuk menjadi mempelai wanitaNya.
Tuhan memberkati.