Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 8:1-5
8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Ini adalah tentang pembukaan meterai (penghukuman) yang ketujuh, terbagi menjadi dua bagian:
  1. Ayat 1-4: suasana sunyi senyap atau ketenangan, perhentian yang semakin meningkat, sampai suasana sunyi senyap setengah jam di Sorga.
  2. Ayat 5: suasana kegoncangan di bumi yang semakin meningkat, sampai kehancuran dan kebinasaan selamanya di neraka.

ad. 2. Suasana kegoncangan.
Mengapa Tuhan izinkan kegoncangan terjadi?
Ibrani 12:26
12:26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."

Untuk memisahkan antara kehidupan yang tergoncang (tidak tahan uji, gugur dari iman) dengan kehidupan yang tidak tergoncang (tahan uji).
Dua orang di tempat tidur, antara suami dan istri, bisa terpisah. Saat ini sekam dan padi terlihat sama, selama belum ditampi. Setelah ditampi, akan terlihat mana sekam yang tergoncang dan mana gandum/ padi yang matang.
Kehidupan yang tergoncang akan lebih tergoncang lagi sampai hancur dan lenyap, binasa bersama dunia di neraka. Sebaliknya, yang tidak tergoncang akan mengalami ketenangan yang semakin meningkat sampai masuk ketenangan setengah jam di Sorga, sampai mewarisi Kerajaan Sorga yang tidak tergoncangkan.

1 Tesalonika 5:1-8
5:1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
5:6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.

Kegoncangan di bumi terjadi justru saat semua tenang, lancar, berhasil, dirasa aman dan tenteram. Misalkan saat tenang, tiba-tiba ada tsunami, belum lagi kegoncangan di bidang ekonomi, dll. Saat semua tenang, seringkali kita memiliki sikap yang salah, justru banyak hamba Tuhan, anak Tuhan, yang hidup dalam kegelapan malam, yaitu tidur rohani (lengah), mabuk rohani, dan lumpuh secara rohani.

Efesus 5:11-17
5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
5:12 Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Tidur rohani = tidak mengerti, bahkan tidak mau mengerti kehendak Allah (firman pengajaran yang benar).
Tandanya:
  1. Menjadi kehidupan yang bidat = bebal, tidak mau ditegor, dinasehati, atau diperbaiki oleh firman pengajaran yang benar.
    Titus 3:10-11
    3:10 Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.
    3:11 Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.

    Mereka akan tersesat, berbuat dosa sampai puncak dosa, yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan. Mereka melakukan kehendak setan karena tidak mau tahu kehendak Tuhan.
    Bukannya mereka hidup senang, justru mereka sedang menghukum dirinya sendiri, sampai masuk neraka.

  2. Menjadi kehidupan yang bodoh. Mereka mendengar firman, namun tidak mau praktek.
    Efesus 5:17
    5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

    Matius 7:26-27
    7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
    7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

    Akibatnya adalah tidak tahan uji, roboh, dan hebatlah kerusakannya, atau rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi. Mereka tinggal hidup dalam dosa, bahkan sampai puncak dosa, sampai binasa selamanya. Kalau melawan firman, tidak akan bisa bertobat lagi.

Efesus 5:18
5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

Mabuk rohani = tanpa urapan Roh Kudus, sehingga mengikuti hawa nafsu dan keinginan daging.

Wahyu 3:15-17
3:15 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Tandanya adalah seperti jemaat Laodikia, jemaat bangsa Kafir di akhir zaman, yaitu:
  1. Merasa kuat dan mampu, karena mengandalkan perkara jasmani (kekayaan, kepandaian), sehingga mulai mengabaikan perkara rohani, merasa tidak butuh Tuhan lagi.
    Ketika sudah berani menukar yang rohani (yang kekal) dengan yang jasmani (yang sementara), berarti sudah mabuk rohani.

  2. Hanya merasa puas dengan perkara jasmani, terutama kemakmuran dan hiburan secara jasmani, mengabaikan perkara rohani, tanpa penyucian. Secara rohani mereka miskin, buta, telanjang, namun mereka tidak mempedulikan.
Akibatnya adalah keadaan rohaninya suam-suam kuku sehingga dimuntahkan Tuhan.
Artinya:
  • Kehidupan yang sudah tidak berkobar-kobar lagi dalam ibadah dan pelayanan kepada Tuhan, sudah menjadi kebiasaan saja. Melayani sudah jadi kebiasaan saja, merasa tidak perlu berdoa sebelum melayani, sama dengan tidak ada api (anggur) Roh Kudus.

  • Kehidupan yang tanpa damai sejahtera lagi, hanya ada api daging, hanya ada pertengkaran.

  • Ibadah pelayanannya tidak bisa memuaskan Tuhan, sehingga hamba Tuhan dan pelayan Tuhan itu juga tidak bisa puas, selalu bersungut-sungut, mengomel, memfinah, sampai mencari kepuasan-kepuasan di dunia, sama seperti muntah yang tidak ada harganya. Mereka jatuh bangun dalam dosa sampai puncak dosa. Menjadi muntah = terpisah selama-lamanya dari Tuhan. Atau memasukkan kepuasan dunia ke dalam gereja Tuhan. Mereka tidak lagi memiliki perhatian pada perkara rohani, tidak ada lagi kerinduan pada yang rohani, mengganggapnya sebagai beban.
Yohanes 5:5-8
5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."

Lumpuh rohani = tidak ada kaitan dengan kasih Allah.
Ketika Tuhan menanyakan apakah ia ingin sembuh, itu merupakan pernyataan kasih Allah.
Tanda lumpuh rohani:
  1. Tidak setia sampai non-aktif dalam ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
  2. Hanya berharap kepada orang lain, sehingga tidak berharap lagi pada Tuhan.
    Saat orang lain tidak memperhatikan kita, seharusnya itu menjadi kesempatan kita untuk perhatian sepenuh, berharap sepenuh pada Tuhan.
Akibatnya:
  • Mudah bangga/ sombong, juga mudah kecewa dan tersandung, sampai meninggalkan Tuhan. Kehidupan yang mudah tersandung adalah kehidupan yang banyak berharap pada manusia.

  • Tidur di tilam = jatuh dalam dosa kenajisan, berada dalam masalah nikah dan buah nikah.
    Problem terbesar di dunia adalah masalah dosa, kemudian masalah nikah dan buah nikah yang tidak terselesaikan. Ini terjadi karena tidak ada kasih, sehingga ada jarak antara kita dan Tuhan, dan setan masuk.

Akibat tidur, mabuk, dan lumpuh rohani:
  1. Sekonyong-konyong kegoncangan akan datang dan menimbulkan stress, pembunuh utama secara jasmani dan rohani. Sehingga kering bahkan mati rohani, sudah tidak menghiraukan lagi perkara rohani, sampai masuk kematian kedua di neraka.

  2. Kedatangan Tuhan akan menjadi seperti kedatangan pencuri yang tidak diketahui, tiba-tiba, dan kehidupan yang tidur, mabuk, dan lumpuh rohani akan ketinggalan, binasa selamanya, masuk dalam kehancuran dan kiamat.
    2 Petrus 3:10
    3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

Sikap hamba dan pelayan Tuhan yang benar.
1 Tesalonika 5:6
5:6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Efesus 5:13-14

5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."

Kita harus berjaga-jaga dan sadar = hidup dalam terang, dan masuk dalam kebangunan rohani.
Prakteknya:
  1. Kita harus selalu mengerti kehendak Tuhan (firman pengajaran yang benar), serta mempraktekkannya (dalam Tabernakel menunjuk pada Meja Roti Sajian, ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci).
    Efesus 5:17
    5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

    Jadi sebenarnya kebangunan rohani dimulai dari saat ini, saat kita masuk Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, saat kita mengalami persekutuan dengan Anak Allah dalam firman dan perjamuan suci.

  2. Kita harus dipenuhi dan meluap-luap dengan anggur Roh Kudus (dalam Tabernakel menunjuk pada Pelita Emas, ketekunan dalam Ibadah Raya, termasuk persekutuan/ fellowship). Kita mengalami persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karuniaNya, sehingga pelita kita tetap menyala = kita tetap setia dan berkobar, tidak lumpuh.
    Efesus 5:18
    5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

    Kalau kita hidup dalam terang, pasti ada sukacita dari Roh Kudus, dalam ketertiban dan keteraturan, seperti halnya nyala api pelita yang teratur, tidak meletup-letup. Kita tidak pernah mabuk lagi, tidak perlu cari kepuasan di dunia, karena sudah ada sukacita Sorga.

  3. Kita memuji Tuhan, mengucap syukur, sampai menyembah Tuhan (dalam Tabernakel menunjuk pada Mezbah Dupa Emas, ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan). Kita mengalami persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasihNya.
    Efesus 5:19-20
    5:19 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
    5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita

    Dorongan kasih Allah membuat kita aktif, tidak lumpuh rohani. Kalau dorongan uang, pasti banyak alasan, akhirnya lumpuh rohani.
    Kalau ada kasih Allah dalam nikah, pasti tidak akan ada masalah.
Ketiganya menunjuk pada ketekunan dalam penggembalaan. Jadi, mengalami kebangunan rohani = menjadi kehidupan yang tergembala, artinya:
  • Selalu berada di dalam kandang.
  • Selalu mendengar dan taat dengar-dengaran pada suara Gembala (firman penggembalaan).

Dalam penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga:
  1. Setan tritunggal tidak bisa menjamah kita, kita bisa hidup dalam ketenangan dan damai sejahtera.
    Saat kita tidak di kandang, setan sekonyong-konyong bisa masuk.

  2. Tubuh, jiwa, dan roh kita disucikan terus lewat firman penggembalaan yang diulang-ulang, sampai menjadi kehidupan yang rendah hati dan takut akan Tuhan.
    Efesus 5:21
    5:21 dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

    Yohanes 21:15
    21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

    Rendah hati = sedih hati, artinya kita bisa menyadari, menyesali, dan mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan dan sesama. Setelah diampuni, kita tidak mengulangi dosa lagi. Kita bisa hidup benar, suci, sampai sempurna.
    Kehidupan yang rendah hati yang akan dipakai Tuhan, bukan kehidupan yang mudah menyalahkan orang lain.

    Efesus 4:11-12
    4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
    4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

    Hanya orang kudus yang akan dipakai Tuhan. Kita akan diperlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.

    Wahyu 14:7
    14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

    Takut akan Tuhan = memuliakan dan mengagungkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, sampai bisa menyembah Tuhan.
    Jika kita hidup dalam pertengkaran, dalam dosa, pasti memilukan hati Tuhan, pasti memedihkan hati orang tua, dan membuat gembala berkeluh kesah.
    Kehidupan yang memuliakan Tuhan akan menjadi terang kesaksian.

    Menyembah Tuhan = memandang wajah Tuhan, berseru dan berkata-kata pada Tuhan, berserah pada Tuhan, seperti pengalaman Petrus.
    Yohanes 21:18
    21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

Contoh dan hasil kehidupan yang hidup dalam kebangunan rohani:
  1. Keluaran 14:15-16,21
    14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.
    14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
    14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

    Awalnya Musa berseru-seru dan mengomel pada Tuhan. Musa adalah hamba Tuhan yang hebat, namun punya kelemahan. Siapa kita? Kita harus berjaga-jaga!
    Musa menghadapi Laut Kolsom di depan, Firaun di belakang, kiri dan kanan adalah padang gurun yang tidak dapat dilalui = menghadapi kelemahan dan kemustahilan secara jasmani dan rohani.

    Puji syukur, akhirnya Musa, kehidupan yang tergembala, bisa mengulurkan tangan pada Tuhan, dari berseru-seru dan mengomel menjadi berseru dan berserah. Maka, Tuhan mengulurkan tanganNya untuk membelah Laut Kolsom, menyelesaikan segala masalah yang mustahil tepat pada waktunya. Artinya, masalah selesai, ada masa depan indah, bahkan bisa masuk Kanaan Samawi.

  2. Mazmur 141:1-2
    141:1 Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
    141:2 Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.

    Raja Daud adalah kehidupan yang digembalakan, sehingga bisa mengangkat tangan pada Tuhan.
    Kelemahan jasmani: Daud menghadapi musuh-musuh yang lebih kuat, termasuk Goliat.
    Kelemahan rohani: Daud jatuh dalam dosa dengan Batsyeba, karena lengah.

    Itu sebabnya, jangan kita lengah dalam setiap kegerakan.
    Maka Tuhan akan mengulurkan tangan dan berperang ganti kita, mengalahkan segala musuh yang lebih kuat dari kita. Dosa apa pun, asal kita akui, Tuhan akan mengampuni dan memulihkan, bahkan memakai kehidupan kita.

  3. Petrus juga mengulurkan tangan pada Tuhan.
    Petrus memiliki tabiat daging: sering bimbang, menyangkal Tuhan, tanpa kasih, serta mengalami masalah ketenggelaman (kemerosotan, sampai tenggelam). Petrus adalah gambaran seorang hamba Tuhan senior, tetapi menyangkal Tuhan (menyangkal firman pengajaran benar).

    Lewat mengulurkan tangan pada Tuhan, Petrus diubahkan Tuhan menjadi kuat dan teguh hati, tidak meyangkal Tuhan, bahkan rela menyerahkan nyawa pada Tuhan. Petrus juga mengalami kuasa pengangkatan dari ketenggelaman.
    Biar kita mengulurkan tangan kepada Tuhan, kita disucikan dan diubahkan untuk dipakai Tuhan, sampai kita diangkat ke awan-awan yang permai saat kedatanganNya kedua kali.

    1 Petrus 5:5-6
    5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
    5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.



Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 02 Mei 2016 (Senin Sore)
    ... api Roh Kudus--api kerohanian--padam akan terjadi hal berikut Yang pertama kalau api Roh Kudus padam akan terjadi dingin rohani--seperti Petrus. Ini bahaya Lukas - Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 27 Oktober 2014 (Senin Sore)
    ... ular dalam kehidupan tersebut. Bukti kalau ada ular yaitu Musa lari karena takut akan digigit ular. Di manapun kita berada dan dalam kondisi apapun setiap pelayan Tuhan harus tetap memegang salib disertai dengan rela sengsara daging artinya rela menderita untuk berhenti berbuat dosa dan sengsara daging tanpa dosa mungkin dosa itu ...
  • Ibadah Raya Malang, 30 Agustus 2009 (Minggu Pagi)
    ... jangan hanya tertuju kepada perkara dunia yang akan berlalu sebab jika demikian akan ikut lenyap bersama dunia. Perhatian kita yang terutama haruslah memperhatikan perkara Tuhan perkara rohani yang tidak akan berlalu yaitu Perkataan Tuhan sendiri ayat menerangkan ayat -- firman pengajaran yang benar. Mazmur kemurahan Tuhan. Kerajaan Sorga. Matius - contoh pembaharuan perhatian ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 10 April 2019 (Rabu Sore)
    ... kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas' mahkota ada kaitan dengan takhta kepala menunjuk pada pikiran. Artinya dosa bertakhta di pikiran sama dengan menguasai pikiran manusia termasuk hamba pelayan Tuhan. Yang kedua 'muka mereka sama seperti muka manusia' muka menunjuk pada hati. Kalau hati takut wajahnya pucat hati marah wajahnya ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 29 Agustus 2020 (Sabtu Sore)
    ... bertindak dengan cerdik' artinya Tuhan memuji pelayan Tuhan yang bergantung pada uang yaitu sama dengan orang dunia cerdik pandai menggunakan kesempatan sekecil apapun untuk mendapatkan perkara-perkara dunia dengan menghalalkan segala cara. Yang Tuhan puji adalah perjuangannya untuk dapat perkara dunia sampai mengorbankan yang rohani sehingga binasa selamanya. Kalau anak-anak Tuhan perjuangannya seperti ...
  • Ibadah Doa Malang, 17 Juli 2018 (Selasa Sore)
    ... akan bercahaya atas kamu. Kita harus selalu mengalami kebangunan rohani lewat Kabar Mempelai. Hanya Kabar Mempelai firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua yang bisa membangunkan gereja Tuhan dari tidur rohani. Suasana dan praktek kebangunan rohani yaitu Berusaha untuk hidup bijaksana untuk mengerti sampai praktek kehendak ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 04 Februari 2015 (Rabu Sore)
    ... kepadamu. Kita sudah mempelajari kepada sidang jemaat Sardis Yesus tampil dalam hal yaitu 'yang memiliki ketujuh bintang' dan 'yang memiliki ketujuh Roh Allah' sudah diterangkan mulai Ibadah Doa Surabaya Januari sampai Ibadah Raya Surabaya Januari . Tuhan Yesus yang memiliki ketujuh bintang dan ketujuh Roh Allah menyampaikan Firman kepada sidang jemaat ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 15 Desember 2024 (Minggu Siang)
    ... kabar mempelai. Semakin taat kita semakin bahagia. Lewat kedatangan Yesus kedua kali yaitu perjamuan kawin Anak Domba. Perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan antara Yesus yang datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat yang sempurna--mempelai wanita--di awan-awan yang permai. Ini adalah nikah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 03 September 2014 (Rabu Sore)
    ... taman Firdaus ada macam makanan rohani 'berbagai-bagai pohon dari bumi yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya' pohon yang buahnya dapat dimakan dengan bebas. Bebas urapan Roh Kudus. Ini menunjuk pada Firman Allah yang kita makan dalam Ibadah Raya. Dalam tabernakel ditunjukkan dengan alat Pelita Emas Firman Allah dalam bentuk penginjilan ...
  • Ibadah Raya Malang, 06 September 2009 (Minggu Pagi)
    ... dikaitkan dengan langit dan bumi yang berlalu pembaharuan PERHATIAN. Perhatian kita jangan hanya tertuju kepada perkara dunia yang akan berlalu sebab jika demikian akan ikut lenyap bersama dunia. Perhatian kita yang terutama haruslah memperhatikan perkara Tuhan perkara rohani yang tidak akan berlalu perkara yang kekal yaitu Perkataan Tuhan sendiri ayat ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.