Dari siaran langsung Ibadah Persekutuan di Tanjung MorawaSalam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 19:9
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”Perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan gereja Tuhan yang sempurna sebagai mempelai wanitaNya.
Revelation 3:21
3:21 Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.Ini merupakan titik akhir perjalanan kita dalam mengikut Tuhan.
Kita akan duduk bersama-sama dengan Dia di atas takhta Kerajaan Sorga.
Mulai dari sekarang, sepanjang perjalanan hidup kita di dunia, kita harus mengalami suasana Kerajaan Sorga.
Di takhta Kerajaan Sorga terdapat:
- Mata air kehidupan.
- Api.
- Ujung jubah Yesus.
- Mata Yesus, atau perhatianNya atas kehidupan kita.
Mazmur 11:4
11:4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
Jika Tuhan selalu memperhatikan hidup kita, bagaimana sikap kita?
Kita harus lebih memperhatikan perkara rohani. Melihat Yesus artinya memusatkan perhatian kita hanya pada Tuhan.
Kolose 4:17
4:17 Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.Kita harus memperjuangkan ibadah pelayanan sampai garis akhir.
1 Korintus 9:25
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Ibadah pelayanan adalah seperti perlombaan yang harus kita lakukan untuk bisa memperoleh mahkota yang abadi.
Syarat untuk berlomba melayani Tuhan sampai garis akhir:
- Harus menanggalkan beban dosa dan menghindari jerat dosa.
Ibrani 12:1
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Bagaimana kita bisa menanggalkan beban dosa?
Kita menyadari dosa lewat koreksi firman, kita mengakui dosa, dan jika diampuni kita tidak berbuat dosa lagi.
Dosa adalah beban yang membuat tenggelam.
Wahyu 21:8
21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.”
Delapan dosa yang harus dilepaskan:
- Penakut, terutama takut untuk berkorban, takut pada sesuatu di dunia sampai tidak takut pada Tuhan.
- Tidak percaya, ragu, bimbang.
- Keji.
- Pembunuh, kebencian.
- Orang sundal.
- Tukang sihir.
- Penyembah berhala.
- Pendusta.
Delapan dosa ini bukan hanya membebani, tetapi membuat tenggelam sampai di lautan api dan belerang.
Juga ada dosa yang menjerat di jalan yang sering kita lalui. Jerat dosa ini untuk menyandung, mengikat, sampai menyeret kita ke lautan api dan belerang.
Jerat dosa ini mulai dari 3 "ta", yaitu:
- Takhta/ kedudukan.
Kedudukan rohani jangan sampai diperebutkan. Itu merupakan amanah dari Tuhan.
- Wanita/ dosa kenajisan.
- Harta.
Kalau sudah ada 3 "ta" ini, maka pasti ada "ta" yang keempat, yaitu dusta.
1 Timotius 6:9-10
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Praktek terkena jerat harta adalah:
- Memburu uang, yaitu melayani Tuhan hanya untuk mencari uang, atau meninggalkan pelayanan hanya untuk mencari uang.
- Kikir dan serakah.
Kikir adalah tidak bisa memberi. Serakah adalah merampas hak orang lain, termasuk milik Tuhan yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Ulangan 12:29-30
12:29 “Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
12:30 maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu.
Jerat dosa ini juga dalam bentuk ajaran lain atau mempelajari agama lain.
Salomo orang hebat, tetapi karena mendengar ajaran lain dari istrinya, akhirnya Salomo jatuh. Oleh sebab itu kita harus hati-hati.
Jika kita menanggalkan beban dosa dan menghindari jerat dosa, maka kita bebas dari dosa sehingga pelayanan kita menjadi enak dan ringan. Kita tidak akan pernah meninggalkan pelayanan sampai garis akhir.
- Mata tertuju kepada Yesus sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di takhta Sorga.
Ibrani 12:2
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Hati-hati, kita harus menjaga 2 hal:
- Jangan seperti Musa yang menoleh ke sana sini saat melayani, akhirnya justru membunuh.
Keluaran 2:11-12
2:11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
Jangan memandang manusia siapapun juga. Biar kita hanya memandang Tuhan.
Jangan ada kemunafikan atau kepura-puraan.
- Jangan menoleh ke belakang seperti istri Lot. Jangan melihat dunia.
Akibatnya adalah menjadi tiang garam, artinya menjadi tidak berguna (hambar) bahkan sampai binasa selamanya.
Pengertian mata tertuju pada Yesus kepada Imam Besar di takhta Sorga:
- Memandang Yesus Imam Besar yang suci, sehingga kita bisa meneladan untuk hidup dalam kesucian.
Ibrani 7:26
7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
Imamat 21:12
21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Supaya kita bisa hidup dalam kesucian, maka kita harus berada dalam Ruangan Suci. Di dalamnya terdapat 3 macam alat yang menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, yaitu:
- Pelita Emas, menunjuk pada ketekunan dalam Ibadah Raya. Bagaikan kita diberi minum oleh air Roh Kudus.
- Meja Roti Sajian, menunjuk pada ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci. Bagaikan kita diberi makan.
- Medzbah Dupa Emas, menunjuk pada ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan. Bagaikan kita bernafas.
Ini sama dengan kita berada dalam kandang penggembalaan, maka kita akan mengalami pertumbuhan rohani ke arah kedewasaan rohani dan kesucian.
Kalau kita bisa hidup suci, maka kita akan selalu diurapi oleh Roh Kudus, sehingga pelayanan kita menjadi teratur dan rapi. Dalam pelayanan kita ada sukacita Sorga, bukan sukacita dunia. Pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan berikan.
Kalau ibadah pelayanan rapi, maka semua pasti akan rapi. Nikah kita akan rapi, hidup kita akan rapi.
- Meneladani Yesus yang tabah, kuat dan teguh hati.
Ibrani 12:3
12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Kalau hanya memandang Yesus di kayu salib, maka kita tidak akan pernah meninggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi. Kita tetap setia dan berkobar-kobar melayani Tuhan sampai garis akhir.
- Melihat Yesus Imam Besar yang penuh belas kasihan, artinya hidup kita hanya bergantung pada belas kasih kemurahan Tuhan.
Ibrani 2:17
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Sebenarnya yang bisa menjadi imam dan raja hanya bangsa Israel dan keturunannya.
Keluaran 19:6
19:6 Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”
Secara jalur keturunan, bangsa Kafir tidak boleh menjadi imam dan raja. Tetapi Tuhan membuka jalan bagi bangsa Kafir lewat jalur kemurahan.
1 Petrus 2:9-10
2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Kalau kita bisa melayani Tuhan, itu seharga darah Yesus. Hidup kita hanya berdasarkan kemurahan Tuhan.
Hasilnya:
- Tangan belas kasihan Tuhan mampu untuk memelihara hidup kita secara ajaib.
Markus 6:34
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
- Tangan belas kasihan Tuhan mampu menghapus segala kemustahilan, mampu menghidupkan apa yang sudah mati.
Lukas 7:13-14
7:13 Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!”
7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
- Tangan belas kasihan Tuhan memberikan mahkota abadi, artinya menyucikan dan membaharui kita terus-menerus sampai sempurna seperti Yesus dan terangkat di awan-awan yang permai untuk menerima mahkota abadi.
Mazmur 103:4
103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
Tuhan memberkati.