Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat Paskah, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih TUHAN dan berkat TUHAN dicurahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Hari ini kita memperingati Paskah. Jumat Agung adalah kita memperingati kematian TUHAN di kayu salib; Paskah adalah kita memperingati kebangkitan TUHAN.
Wahyu 6: 3-46:3. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
6:4. Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahteradari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Pembukaan
METERAI YANG KEDUA--hukuman Allah Roh Kudus yang kedua atas dunia.
Hukuman yang pertama: kuda putih--kegerakan Roh Kudus hujan akhir--untuk menghukum atau menyucikan dosa-dosa kita sampai sempurna (diterangkan mulai dari
Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Maret 2017sampai
Ibadah Doa Malam Surabaya, 10 April 2017).
Sekarang hukuman kedua (kuda merah padam) yaitu
DAMAI SEJAHTERA DIAMBIL DARI DUNIA; berarti dunia ini hanya berisi dosa kejahatan, kenajisan, kepahitan hati (iri, benci, dendam), sampai pembunuhan--mulai dari rumah tangga, bahkan pembunuhan besar-besaran oleh antikris--sehingga dunia ini bersuasana sengsara, kutukan, kehancuran dan kebinasaan selamanya.
Oleh sebab itu,
kita harus selalu hidup dalam damai sejahtera TUHAN. Ini harus dijaga. Kesehatan, pekerjaan, study, semua harus dijaga; tetapi jangan lupa untuk menjaga damai sejahtera.
Darimana kita mendapatkan damai sejahtera?:
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan dibuang ke dunia, maka semua manusia sudah berbuat dosa (Roma 3 : 23) berarti
kehilangan pakaian kemuliaan--telanjang--dan
kehilangan damai sejahtera--takut dan malu--; hidup dalam ketakutan dan terpisah dari TUHAN. Kalau terus dibiarkan, akan terjadi perpisahan selama-lamanya, yaitu manusia akan binasa oleh api neraka.
Segala sesuatu yang hebat di dunia--kekuatan, kekayaan, kepandaian, kedudukan di dunia--tidak bisa menyelesaikan dosa, bahkan tidak ada seorang pun yang bisa menyelesaikan dosa--termasuk rasul, nabi, rohaniawan--; sebab semua manusia sudah berbuat dosa dan tidak bisa menyelesaikan dosanya sendiri.
Itu sebabnya, Yesus harus datang ke dunia sebagai
satu-satunya manusia yang tidak berdosa, harus mati di kayu salib untuk menanggung segala dosa kita, kutukan dan hukuman dosa. Ini yang kita peringati sebagai Jumat Agung. Kalau Ia tidak mati, kita yang mati.
Dia bukan hanya mati, tetapi Yesus juga bangkit untuk
mengalahkan maut--mengalahkan dosa--dan
membawa damai sejahtera. Ini yang kita peringati sebagai Paskah. Yang membuat tidak damai adalah maut/dosa, kalau maut/dosa sudah dikalahkan, maka ada damai sejahtera.
Jadi, darimana kita mendapatkan damai sejahtera?:
kebangkitan Yesus--kuasa Paskah--membawa damai sejahtera dalam hidup kita.
Yohanes 20 : 19-2920:19. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:20. Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat TUHAN.
20:21. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
20:22. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
20:23. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
20:24. Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
20:25. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat TUHAN!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
20:26. Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:27. Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
20:28. Tomas menjawab Dia: "Ya TUHANku dan Allahku!"
20:29. Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Dalam injil Yohanes 20 :19-29 ada
tiga kali dituliskan kuasa kebangkitan Yesus membawa damai sejahtera:
- Yohanes 20 : 19-20
20:19. Ketika hari sudah malampada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkuncikarena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:20. Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat TUHAN.
'takut'= seperti ketika Adam dan Hawa setelah mereka berbuat dosa, mereka takut dan malu--telanjang--saat TUHAN datang. Inilah keadaan manusia. Begitu juga dengan keadaan murid-murid, waktu itu mereka takut kepada orang-orang Yahudi ketika Yesus sudah mati.
'Pada waktu itu datanglah Yesus'= Yesus sudah bangkit.
Yang pertama: kuasa kebangkitan Yesus membawa damai sejahtera untuk menghapus ketakutan pada malam hari.
Malam hari= keadaan akhir zaman.
Keadaan gereja TUHAN--anak TUHAN, hamba TUHAN, pelayan TUHAN--di akhir zaman banyak mengunci pintukarena berada dalam ketakutan, tidak ada damai sejahtera.
Dulu mengunci pintu rumah, sekarang mengunci pintu hati. Semua ketakutan dan kekuatiran dipendam sampai stress.
Mengapa mengunci pintu?:
- Sebab menyembunyikan/mempertahankan dosa-dosa. Ini bagaikan pintu hati yang terkunci.
- Sebab menghadapi pencobaan-pencobaan di segala bidang--pencobaan yang mustahil.
Bagi hamba TUHAN terutama gembala, banyak mengunci pintu gereja karena takut domba-dombanya diambil oleh orang lain. Padahal itu dombanya TUHAN.
"Pengalaman saya dulu, ketika Pendeta Pong Dongalemba (almarhum) masih ada, kami terus berfellowship. Waktu itu, jarak Surabaya ke Malang masih lebih cepat, sekitar satu jam sudah sampai. Jalanan masih kosong. Tapi tidak ada jemaat yang pindah. Kecuali karena pekerjaan; yang di Malang pindah pekerjaan ke Surabaya, jadi harus tergembala di Surabaya, begitu juga sebaliknya. Kalau dalam fellowship pengajarannya benar, tidak usah takut. Kalau makanannya sama, rohnya sama, doa penyembahannya sama; tidak usah takut. Tidak akan pindah-pindah, semua sudah di kandang masing-masing. Yang penting itu, makanannya sama, rohnya sama, pelayanannya sama, maka doa penyembahannya pasti sama. Justru kita menjadi satu. Ini yang sering saya ajarkan dimana-mana. Tetapi hati-hati kalau tidak sama! Ada yang sembunyi-sembunyi mendengar lewat internet. Ini yang berbahaya, sebab dia akan menjadi pemberontak. Doakan, supaya kita betul-betul satu pengajaran. Di organisasi kita GPT, bisa satu pengajaran, satu roh, satu pelayanan, satu penyembahan. Nanti lebih lagi, bisa merangkul yang lain. Yang lain juga bisa satu sampai kesatuan tubuh. Tidak perlu takut, tidak perlu mengunci pintu."
Lukas 21 : 25-26
21:25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasanberhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
Akibatketakutan/stress adalah:
- Kematian jasmani--kematian secara tubuh.
Kalau stress, justru hormon-hormon di dalam tubuh akan terganggu sehingga menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, setiap doa kita selalu mohon ketenangan/damai; dalam menghadapi penyakit dan lain-lain.
- Kematian rohani--kering rohani sampai mati rohani--berarti binasa selamanya.
Jadi, ketakutan/stress adalah pembunuh utamadi akhir zaman yang dapat mengakibatkan kematian, baik secara jasmani maupun rohani.
Kuasa kebangkitan Yesus membawa damai sejahtera, sama dengan sanggup untuk mengubahkanketakutan secara daging menjadi takut akan TUHAN, itu yang membawa damai sejahtera.
Amsal 8 : 13
8:13. Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Takut akan TUHAN yaitu membenci dosasampai membenci dusta, sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran.
Membenci dosa sampai membenci dusta artinya tidak mau berbuat dosa/berdusta sekalipun ada kesempatan, keuntungan, ancaman dan penderitaan; dimana pun kita berada, kapan pun itu terjadi, situasi kondisi apapun tidak mau.
Seperti Yusuf menghadapi isteri Potifar; ini tentang nikah rumah tangga. Mulai dari sini harus kita jaga. Jadi, kita secara pribadi, berdua dengan isteri menjadi satu daging, dengan anak-anak menjadi satu kesatuan. Dari sini kita jaga, supaya semua takut akan TUHAN. Suami, isteri, anak takut akan TUHAN; itu yang kita doakan, maka rumah tangga akan menjadi satudan rumah tangga menjadi rumah doa--damai sejahtera.
Yesaya 32 : 17
32:17. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Jika kita hidup benar, kita mengalami damai sejahtera dari TUHAN. Tidak ada lagi ketakutan, kecemasan, kita hanya merasakan kasih TUHAN dan di situ ada berkat TUHAN dicurahkan.
Kalau landasan rumah tangga adalah hidup benar, takut akan TUHAN, maka rumah tangga betul-betul menjadi rumah doa; berkat TUHAN dicurahkan.
Mazmur 37 : 25-26
37:25. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
37:26. tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.
'tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan'= TUHAN menyertai rumah tangga kita, pribadi kita.
Kita menjadi rumah doa, kita diberkati TUHAN sampai ke anak cucudan menjadi berkat bagi orang lain.
Ini yang pertama. Kuasa kebangkitan TUHAN untuk menghapus ketakutan dan stress.
Murid-murid mengunci pintu; mungkin di rumah tangga juga mengunci pintu--dalam keadaan pertempuran, tidak ada damai sejahtera. Mari buka, supaya Yesus yang sudah bangkit masuk. Dalam penggembalaan, mari undang Yesus yang sudah bangkit untuk membawa damai sejahtera bagi kita semua.
Bagaimana supaya damai sejahtera? Ketakutan dirubah menjadi takut akan TUHAN--membenci dosa sampai membenci dusta; hidup benar. Di situ ada damai sejahtera, di situ ada berkat TUHAN sampai ke anak cucu dan menjadi berkat bagi orang lain.
Jangan kita stress! Sebab semua sudah ditanggung oleh TUHAN di kayu salib. Lewat perjamuan suci, kita menyerah sepenuh pada TUHAN. Yang penting takut akan TUHAN, hidup benar dan melayani dengan benar; semua terserah TUHAN. Biarlah Dia yang memberkati kita. Jangan terlalu dipikir sampai tidak benar!
- Yohanes 20 : 21-22
20:21. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu!Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
20:22. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
Yang kedua: kuasa kebangkitan Yesus membawa damai sejahtera untuk pengutusan.
"Bayangkan kalau kita sendiri tidak damai, bagaimana mau melayani? Dalam rumah tangga kacau, bagaimana mau melayani? Bukan berarti kita harus berhenti, jangan! Tetapi harus diperbaiki."
Kalau kita sudah damai, baru dipercaya pelayanan pendamaian.
2 Korintus 5 : 18-19
5:18. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nyadan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
5:19. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Sesudah kita diperdamaikan oleh darah Yesus sehingga kita terlepas dari dosa, membenci dosa, membenci dusta dan hidup dalam kebenaran--hidup dalam damai sejahtera--, maka kita akan dipakai oleh TUHAN--diutus--untuk masuk dalam pelayanan pendamaian.
"Itu rumusnya. Kalau diri sendiri tidak damai, bagaimana? Seumpama hati tidak damai itu angin panas, ada orang kepanasan kita bawa angin panas. Akibatnya semua makin kepanasan, orang akan buka baju, makin telanjang. Tetapi kalau kita damai--sejuk--, ada orang kepanasan kita membawa angin sejuk, semua akan sejuk. Alkitab ini mudah saja, tidak perlu mempelajari ilmu ini-itu; praktis, langsung bisa dipraktikkan."
Pelayanan pendamaian mulai dari dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan sampai puncaknya Israel dan kafir diperdamaikan menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna, yang siap sedia untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai.
Syaratnya hati harus damai sejahtera, baru bisa dipakai.
Bagaimana mau menjangkau yang jauh, jika yang dekat tidak bisa? Sudah harus dimulai dari dalam rumah tangga. Kita harus bertekad, dalam pemberitaan firman kemarin harus tetap menjadi garam yang asin. Memberi rasa damai bagi keluarga.
Lukas 10 : 3
10:3. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Suasana pengutusanadalah seperti anak domba di tengah serigala--suasana mengerikan, tidak berdaya dan tidak mampu apa-apa. Pengutusan mulai dari dalam nikah.
"Kaum muda, masuk nikah adalah masuk pengutusan. Sebab itu, hidupnya harus damai, jangan ada sakit hati! Kalau sekarang secara pribadi suka sakit hati, mudah tersinggung, bagaimana nanti kalau menikah? Kalau masuk nikah akan hancur. Mulai sekarang belajar, semasa lajang ini harus damai. Ada sesuatu yang tidak cocok, tenang dulu. Masuk nikah sama dengan masuk pengutusan, suasananya seperti anak domba di tengah serigala."
Masuk pelayanan--menjadi imam-imam dan raja-raja--juga seperti anak domba di tengah serigala.
"Banyak orang berkata: 'Dulu sebelum saya melayani tidak begini, tetapi sekarang sesudah melayani kok begini?' Memang begitu suasananya, masuk suasana anak domba di tengah serigala."
Yang dibutuhkan dalam suasana pengutusan: kebutuhan pokok setiap utusan TUHAN adalah gembala; kita harus tergembala dengan benar dan baikyaitu:
- tergembala pada firman pengajaran benar--pribadi Yesus--seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar;
- dan selalu berada di kandang penggembalaan.
Kandang penggembalaan--ruangan suci--, sama dengan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Di dalam kandang penggembalaan, kita akan mengalami:
- Tubuh, jiwa dan roh kita selalu melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh serigala.
Mau menikah dan sebagainya, asal suami dan isteri sama-sama tergembala, aman. Mau melayani dalam penggembalaan, tidak usah takut. Memang suasananya mengerikan, tidak berdaya, tetapi semua sudah ditanggung oleh Gembala yang Baik.
Gembala yang Baik sudah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, Dia rela diterkam oleh serigala supaya kita aman.
- Kita selalu mengalami penyucian terus-menerus oleh firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua--pokok.
Ranting-ranting melekat pada pokok, menghisap sari-sari makanan dari pokok, itu sama dengan makan firman= disucikan= rohani bertumbuh.
Apa yang harus disucikan? Terutama di dalam penggembalaan:
- Yang pertama: disucikan dari binatang buasyaitu kakak-kakak Yusuf= iri hati, kebencian tanpa alasan dan lain-lain.
Hati-hati, ini sering terjadi di penggembalaan! Kakak-kakak Yusuf adalah gembala. Ini yang terjadi, iri hati kepada berkat yang diterima orang lain, padahal dia sendiri juga diberkati; juga iri hati karena pemakaian TUHAN kepada orang lain. Saat Yusuf memiliki jubah indah, mereka makin iri hati sampai timbul perselisihan dan terjadi kebencian tanpa alasan. Ini memecah belah tubuh Kristus.
Biarlah kita disucikan, sampai bisa saling berdamai satu dengan yang lain.
- Kisah Rasul 20 : 28-30
20:28. Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
20:29. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganasakan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
20:30. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsumereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
Yang kedua: penyucian terhadap ajaran-ajaran palsu/gosip-gosip, sehingga kita tidak bimbang terhadap firman pengajaran benar; tetapi kita tetap berpegang teguh kepada firman pengajaran benar dan taat dengar-dengaran.
"Gembala harus hati-hati! Gembala diberi karunia penimbang roh oleh TUHAN untuk bisa membedakan pengajaran benar dengan pengajaran tidak benar. Itu sebabnya gembala tidak sembarangan memberikan tongkat komando kepada orang lain. Bukan monopoli. Kalau disuruh ganti-ganti, saya yang nomor satu. Tidak usah begini-begitu, saya langsung berangkat."
Kalau gembalanya yang beredar-edar/tidak memberi makan jemaat, tetapi orang lain yang memberi makan, maka sama dengan memasukkan serigala ke dalam kandang penggembalaan yang akan menghancurkan/memecah-belah domba-domba.
Sidang jemaat/domba-domba jangan mencari makanan sendiri! Tergembala artinya mempercayakan semua kepada gembala. Nikmati makanan penggembalaan, supaya bertumbuh ke arah kedewasaan rohani, tidak sakit rohani.
Kalau mencari makanan sendiri, seperti keledai liar; seperti nabi-nabi memasak makanan asing. Akhirnya, ada maut/racun di dalamnya.
Ini sama dengan penyucian telinga. Jangan sampai kita mendengar ajaran-ajaran asing/gosip-gosip yang membimbangkan iman kita! Tetapi kita tetap berpegang teguh pada firman pengajaran benar dan taat dengar-dengaran supaya kerohanian kita bertumbuh.
- Kisah Rasul 20 : 33-35
20:33. Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga.
20:34. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.
20:35. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan TUHAN Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
Yang ketiga: penyucian hati dari keinginan jahat dan keinginan najis.
Keinginan najis= dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan; tidak boleh ada lagi.
Suasana pengutusan seperti anak domba di tengah serigala, lalu kita berbuat najis. Akibatnya kita diterkam.
Dosa makan minum= merokok, mabuk, narkoba.
Dosa kawin mengawinkan= dosa percabulan sampai nikah yang salah.
Keinginan jahat= keinginan akan uang sehingga menjadi kikir dan serakah. Hati-hati! Yudas Iskariot sudah terkena.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= merampas milik orang lain, terutama milik TUHAN (perpuluhan dan persembahan khusus).
Ini semua harus disucikan sampai kita bisa merasakan lebih bahagia memberi daripada menerimadan kita bisa menyerahkan seluruh hidup kita kepada TUHAN.
Kalau kita sudah bisa memberikan waktu, tenaga, uang dan lain-lain sampai bisa memberikan seluruh hidup kepada TUHAN, maka TUHAN tidak ragu-ragu untuk memberikan jabatan pelayanan--pakaian indah--kepada kita.
Kita sudah menyerah sepenuh kepada Dia--mulai dari memberikan yang terkecil yaitu perpuluhan dan persembahan khusus, sampai menjadi mempelai wanita--, di kayu salib Dia juga tidak ragu menyerahkan jubah-Nya kepada kita.
Efesus 4 : 11-12
4:11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12. untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
'orang-orang kudus'= orang suci, ukurannya lebih bahagia memberi daripada menerima.
Tidak ada lagi iri hati, yang ada damai sejahtera. Tidak ada lagi kebimbangan--telinga dijaga--, tidak mendengar suara asing/ajaran palsu yang membimbangkan, tetapi pegang teguh dan nikmati firman penggembalaan sampai rohani bertumbuh. Juga disucikan dari keinginan jahat dan najis, sampai bisa memberikan seluruh hidup kepada TUHAN.
Hasilnya TUHAN memberikan jubah-Nya kepada kita, yaitu kita diperlengkapi dengan jabatan pelayanandan karunia Roh Kudus--jubah yang indah--untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--pelayanan pendamaian.
Pelayanan pendamaian yaitu melayani dengan hati suci, damai dan setia berkobar-kobar.
2 Timotius 1 : 6
1:6. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkankarunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
'mengobarkan'= sikap kita setelah diberi jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus adalah setia dan berkobar-kobardalam jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Kalau kesucian meningkat, damai sejahtera meningkat, setia berkobar-kobar juga akan meningkat sekalipun usia makin bertambah.
"Usia jangan dibuat sebagai alasan! Kalau di dunia, memang dibatasi oleh usia, ada pensiun; tetapi di dalam pekerjaan TUHAN, TUHAN tahu. Kalau tugasnya sudah selesai akan dipanggil seperti para pendahulu kita, tidak akan dibuat menganggur. Tema di Poso mungkin tentang kebun anggur. Dari jam enam pagi, TUHAN berkata: 'Jangan menganggur!' Sampai di kayu salib pun--jam sembilan, jam dua belas dan jam tiga--TUHAN berkata: 'Jangan menganggur!' Mengapa sudah dijadikan gembala dan pelayan TUHAN malah menganggur? Tidak mungkin. Salah itu. Kalau kesucian bertambah, damai bertambah, setia berkobar-kobar juga makin bertambah sampai garis akhir. Garis akhir yaitu sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN Yesus datang kedua kali. Jangan dibodohi! 'Kita sudah begini...' itu alasan. Kalau sudah jadi gembala, hamba TUHAN dan pelayan TUHAN tetapi menganggur, itu karena keinginannya sendiri. Yang dikhawatirkan adala kesuciannya merosot, damainya merosot, maka kesetiaannya pasti merosot. Dalam nikah juga, sekalipun kita semakin tua, tetapi kalau makin suci, makin damai, makin setia berkobar, nikah semakin menyatu."
Hamba TUHAN dan pelayan TUHAN yang beribadah melayani dengan suci, setia dan berkobar-kobar sama dengan biji mata TUHAN sendiriyang bagaikan nyala api--dikhususkan oleh TUHAN. Pemakaiannya juga khusus; seperti Yusuf dan kakak-kakak Yusuf, hanya Yusuf yang dipakai oleh TUHAN. Dalam Kisah Rasul 13, seperti Paulus dan Barnabas yang dikhususkan; ini tidak bisa ditiru, tidak bisa dipelajari oleh orang lain dan tidak bisa dihalangi, sebab semua dari TUHAN.
Juga ada pemeliharaan dan perlindungan khusus dari TUHAN, sehingga sebutir pasir pun tidak boleh menyakiti kita; sampai dipelihara dan dilindungi di padang gurun, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama 3,5 tahun.
Inilah damai sejahtera untuk pengutusan, kita tidak usah takut diutus TUHAN. TUHAN yang tolong kita semua. Yang penting, dalam pengutusan jangan mengikuti logika kita! Tetapi ikuti maunya TUHAN: suci--disucikan dari iri hati dan lain-lain--, damaidan setia berkobar-kobar. Itu saja urusan kita menjadi biji matanya TUHAN. Pemakaian, pemeliharaan dan perlindungan kita semua adalah urusan TUHAN.
- Yohanes 20 : 26-29
20:26. Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:27. Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
20:28. Tomas menjawab Dia: "Ya TUHANku dan Allahku!"
20:29. Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Yang ketiga: kuasa kebangkitan Yesus membawa damai sejahtera untuk menghapus segala kebimbangan/tidak percaya.
Iman Tomas dikoreksi oleh TUHAN, sebab imannya karena melihat--tidak bahagiadan mudah disesatkan oleh setan.
"Ada yang mengatakan, Tomas kritis, tidak sembarang percaya. Bukan, kalau Tomas kritis tidak ada ayat yang terakhir tadi: 'Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya'. Bukan karena dia hebat, tetapi memang dia bimbang/tidak percaya."
Jadi, Tomas bimbang; melihat dulu baru percaya, sama dengan tidak percaya. Berbeda dengan Abraham yang disuruh TUHAN meninggalkan sanak saudara, negerinya dan lain-lain tetapi Abraham taat. Itu baru iman.
Kalau iman karena melihat, saat melihat miskin menjadi kaya baru percaya Yesus; tetapi saat tidak menjadi kaya tidak percaya Yesus. Iman yang benar adalah sekalipun kaya atau miskin tetap percaya Yesus, sekalipun TUHAN tidak menolong, tetap percaya Yesus.
Roma 10 : 17
10:17. Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Iman yang benar adalah iman yang timbul karena mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus--sehingga kita bisa mendengar firman dengan sungguh-sungguh, mengerti, percaya yakin--menjadi iman dalam hati--pada firman sampai mempraktikkan firman--taat dengar-dengaran pada firman pengajaran benar apapun resikonya. Ini sama dengan bergantung sepenuh kepada firman pengajaran benar; bergantung sepenuh pada TUHAN.
Hasiliman yang benar:
- Yohanes 20 : 30-31
20:30. Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
20:31. tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Hasil yang pertama: memperoleh hidup kekal selamanya.
- Hasil yang kedua: menghasilkan mujizat.
Dalam Yohanes 21, murid-murid diizinkan gagal total oleh TUHAN; tidak dapat menangkap ikan semalam-malaman. Jika TUHAN izinkan kita mengalami kegagalan atau dalam masalah, maksudnya bukan supaya putus asa, kecewa dan tinggalkan TUHAN, tetapi supaya kita mengalami mujizat dari TUHAN.
Bagaimana caranya? Kita tetap mendengar firman dengan sungguh-sungguh, mengerti, percaya yakin pada firman sampai mempraktikkan firman dalam hidup kita--mengulurkan kedua tangan pada TUHAN. Lalu Yesus berfirman: 'Tebarkanlah jalamu.'
Sangat salah jika saat dalam pencobaan, kita tidak beribadah. Justru saat menghadapi pencobaan, saat gagal dan najis, kita harus dengar firman sampai mengerti, sampai percaya yakin dan praktik. Hari-hari ini, utamakan firman, sebab dari situlah sumber segala sesuatu. Dimana ada pembukaan firman, di situ ada segala sesuatu.
Karena Yesus berfirman: 'tebarkanlah jalamu,' sama dengan pembukaan firman, maka murid-murid menangkap seratus lima puluh tiga ekor ikan. Artinya mendengar firman, mengerti, percaya yakin dan praktik firman sekalipun mustahil, tidak masuk akal. Siang hari tidak mungkin ada ikan.
Seratus lima puluh tiga jika dijumlah:1+5+3=9; angka kasih karunia.
Praktik firman sama dengan mengulurkan tangan, berserah dan berseru pada TUHAN--taat pada firman--sekalipun kita kecil, maka TUHAN mengulurkan tangan anugerah yang besar untuk mengadakan mujizat di tengah kita, yaitu:
- Mujizat pertama: mujizat terbesar/rohani, yaitu keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yaitu tidak ada dusta lagi.
Jujur dalam segala hal, jujur mengakui dosa-dosa, kesalahan dan kegagalan di hadapan TUHAN. Selanjutnya mujizat jasmani juga terjadi.
- Mujizat kedua: mujizat jasmani.
Matius 15 : 21-22
15:21. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya TUHAN, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
'Tirus dan Sidon'= bangsa kafir.
Bangsa kafir sangat membutuhkan belas kasih dan karunia TUHAN, sebab itu, dengarkan firman sampai praktik. Berserah dan berseru pada TUHAN.
TUHAN mengulurkan tangan belas kasih dan karunia-Nya untuk mengadakan mujizat yaitu tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup untuk menyembuhkan segala penyakit. Baik penyakit secara jasmani maupun secara rohani.
Penyakit secara rohani (ini penyakit bangsa kafir) yaitu=
- Dirasuk setan--berbuat dosa sampai puncaknya dosa--; menjadi hidup benar dan hidup suci.
- Nikah dan buah nikah yang hancur, dipulihkan oleh TUHAN.
Matius 18 : 27
18:27. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup membereskan segala hutang kitabaik secara jasmani maupun secara rohani--hutang dosa beres--, juga membereskan segala sesuatu yang belum beres dalam hidup kita.
Sampai saat TUHAN datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, sudah selesai berada di Yerusalem baru. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan permai, kita berada di Yerusalem baru bersama Dia selamanya.
Mari, kita serahkan semuanya kepada TUHAN. Bereskan semuanya pada kesempatan siang hari ini.
TUHAN memberkati.