Wahyu 22: 20
'
Ya Aku datang segera' =kesiapan kedatangan Tuhan kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga.
'
Amin, datanglah Tuhan Yesus' =kesiapan gereja Tuhan dalam kemuliaan sebagai Mempelai Wanita yang sempurna, yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Gereja Tuhan akan terlepas dari dunia untuk bertemu Yesus di awan-awan yang permai, masuk Pesta Nikah Anak Domba Allah, kemudian masuk dalam Firdaus, kerajaan 1000 tahun damai, setelah itu masuk dalam Yerusalem baru, Kerajaan Sorga yang kekal untuk selama-lamanya.
Wahyu 22: 21
= gereja Tuhan yang siap untuk terangkat di awan-awan bersama Tuhan HARUS MUTLAK hidup dalam kasih karunia Tuhan.
Sikap terhadap kasih karunia adalah:2 Korintus 6:1-3 =jangan menyia-nyiakan kasih karunia.
Praktek menyia-nyiakan kasih karunia adalah menjadi batu sandungan.
Sandungan ini ada dari dalam dan dari luar.
Pagi ini kita membahas
sandungan dari dalam.Markus 9:43-48,sandungan dari dalam adalah mata, kaki, dan tangan, yang berhubungan dengan hati.
Markus 7:21-23,hati yang keras = hati yang kering, berisi ulat-ulat bangkai, atau keinginan jahat dan najis yang adalah sumbernya dosa. Jika hati keras, maka mata, kaki, dan tangan akan menjadi sandungan, yang membawa kita masuk tempat yang ulat bangkainya tidak mati.
- Mata menjadi sandungan, prakteknya:
- Matius 5:28,mata memandang perkara najis, karena didorong oleh hati yang najis.
- Matius 6:22-23,mata jahat, yaitu memandang perkara jasmani, perkara dunia.
Kalau mata jahat dan najis, akibatnya adalah menjadi mata gelap, sehingga hidupnya membabi buta; tidak tahu ibadahnya bagaimana, ajarannya bagaimana, asalkan mendapat uang, asalkan mendapat kedudukan.
- Kaki menjadi sandungan.
Mazmur 139:23-24,prakteknya adalah perjalanan hidup yang serong, karena didorong oleh hati yang jahat dan najis (Yesaya 9:8), tandanya adalah:
- tidak damai; kalau sudah tidak damai, jangan dilanjutkan,
- tidak benar.Â
Kalau jalan serong, maka akan kehilangan arah dari jalan yang kekal = menuju ke neraka.
- Tangan menjadi sandungan.
Ibrani 9:14,prakteknya adalah melakukan perbuatan sia-sia, yaitu:
- segala perbuatan kita yang tidak dikaitkan dengan ibadah pelayanan,
- perbuatan daging (Galatia 5:19-21), yang tidak akan mewarisi Kerajaan Sorga.
Markus 9:49-50Kehidupan yang tersandung pada mata, kaki, dan tangan = garam yang tawar.Garam yang tawar selain kehilangan rasa, juga tidak ada lagi kekuatan untuk mencegah kebusukan, muncul ulat-ulat bangkai yang akan menggerogoti, membusukkan kehidupan itu mulai di dunia sampai di neraka.
Matius 5:13Garam yang tawar hanya untuk diinjak-injak oleh antikris, mengalami aniaya antikris. Tapi masih ada 2 kemungkinan, yaitu:
- Tetap percaya dan menyembah Tuhan, sehingga disiksa dengan dahsyat sampai dipancung kepalanya; tetapi saat Yesus datang dia akan dibangkitkan. Ini bagaikan mengasinkan diri dengan darahnya sendiri. Tetapi ini hanya sedikit, kemungkinan kecil, juga berlaku 'banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih'
- Menyangkal Yesus dan menyembah antikris, menerima cap 666, sehingga menjadi sama dengan antikris = garam yang tawar, yang tidak pernah asin lagi, yang hanya dibuang ke dalam neraka untuk selama-lamanya.Â
Supaya tidak tersandung, kita harus menjadi garam yang asin, yaitu kehidupan yang digarami/diurapi oleh api Roh Kudus, prosesnya:- Berdamai seorang dengan yang lain = saling mengaku dan saling mengampuni.
Mengaku dosa adalah dengan sejujur-jujurnya dan rela menanggung resiko apapun juga, saat dosa diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
Mengampuni dosa orang lain adalah dengan setulus-tulusnya, dan melupakan.
Berdamai = darah Yesus membasuh dosa.
Kalau sudah bisa saling mengaku dan mengampuni, maka hati damai sejahtera. Hati yang damai sejahtera adalah tempatnya Roh Kudus, sehingga ia kembali menjadi garam yang asin.
- 1 Petrus 4:12-14,harus mengalami sengsara tanpa dosa = salib, percikan darah.
Saat-saat kita mengalami percikan darah, kita harus banyak menaikkan dupa, seperti dulu Imam Besar Harun membawa darah dan dupa. Saat ada percikan darah, harus diimbangi dengan tekun menyembah di bawah kaki Tuhan, sampai suatu waktu Roh Kudus turun mengurapi dan memenuhi kehidupan kita. Bukti sudah ada Roh Kemuliaan adalah bahagia di tengah sengsara.
Yohanes 11:5,31-32
Maria dikasihi dan mengasihi Tuhan, berarti ia sudah berada dalam damai sejahtera, tidak ada lagi dosa. Tetapi ia diijinkan mengalami percikan darah, Lazarus diijinkan mati 4 hari, yaitu menghadapi bangkai yang sudah busuk dan berulat.
Saat menghadapi percikan darah, jangan salah dalam bersikap. Sikap yang salah adalah:
- Meratap, yaitu putus asa, kecewa, juga menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan.
- Yohanes 11:39-40,bimbang, tidak percaya pada firman Tuhan (yang menyuruh mengangkat batu)= hatinya keras.
Yohanes 11:32
Sikap yang benar dalam percikan darah adalah tersungkur di kaki Tuhan, menyembah Tuhan, menaikkan dupa kepada Tuhan. Tersungkur artinya adalah:
- Merasa tidak layak dan tidak mampu.
- Tidak berharap pada yang lain.
Darah + dupa adalah supaya ada shekinah glory, kemuliaan Tuhan turun. Dalam percikan darah, kita harus sabar menunggu waktunya Tuhan, jangan menggunakan cara sendiri tapi tidak ada kemuliaan Tuhan.
- Percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan = mengulurkan tangan kepada Tuhan.
Maka saat itu Roh Kudus = tangan kasih karunia Tuhan akan diulurkan, untuk memulihkan secara dobel, jasmani dan rohani.
- Secara rohani, bangkai menunjuk pada kehidupan yang sudah kering rohani, sudah busuk dalam dosa, tapi Tuhan mau memulihkan seperti Lazarus dibangkitkan. Tuhan mampu menyucikan dan mengubahkan hidup kita sampai suatu waktu sama mulia dengan Dia.
- Secara jasmani, bangkai menunjuk pada kehidupan yang tidak punya masa depan, yang menghadapi kemustahilan-kemustahilan. Tangan kasih karunia Tuhan sanggup menolong kita, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Untuk bisa menolong bangkai-bangkai, Tuhan Yesus lebih dulu harus menjadi bangkai di kayu salib (Markus 15:28, Yesaya 66:24) supaya bangkai-bangkai kehidupan kita bisa dipulihkan oleh tangan kasih karunia Tuhan, oleh kuasa Roh Kudus.
Yesaya 40:30-31
Kita semua adalah burung nazar (kehidupan yang menantikan kedatangan Tuhan kedua kali), harus berkerumun pada bangkai Perjamuan Suci, maka:
- Ada uluran tangan kasih karunia Tuhan untuk memulihkan bangkai kehidupan kita secara jasmani dan rohani.
- Ada kekuatan baru untuk menanti kedatangan Tuhan.
Mungkin kehidupan kita porak poranda, apa yang kita lihat tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Yang penting hanya satu, yaitu percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan,di situ ada kekuatan dari bangkai Tuhan sampai kedatangan Tuhan kedua kali.
Tuhan memberkati.