Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Paskah artinya kelepasan.Kita memperingati Paskah untuk memperingati Yesus yang sudah mati di kayu salib tetapi bangkit untuk mengalahkan maut--dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, (maaf) manusia dengan binatang, nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan).
Tetapi Yesus juga mati untuk melepaskan kita dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
Bukti kelepasan: kita dibenarkan dan hidup dalam kebenaran; kita disucikan dan hidup dalam kesucian, sampai satu waktu kita sempurna seperti Yesus, dan kita bisa terlepas dari dunia ini untuk bertemu dengan Yesus di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba--puncaknya Paskah--, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru (kerajaan sorga yang kekal).
Jadi,
tujuan kita memperingati Paskahadalah kita
memperingatikematian dan kebangkitan Yesus, sekaligus kita harus
mengalami kuasa kematian dan kebangkitan-Nyasehingga kita terlepas dari dosa dan dipermuliakan bersama Dia di awan-awan yang permai, sampai masuk kerajaan sorga yang kekal selamanya--kelepasan kekal.
Malam ini kita belajar bagaimana caranya untuk masuk kerajaan sorga yang kekal.
Lukas 13: 18-21 (kita baca ayat 18-19)=>
perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi
13:18.Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
13:19.Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohondan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."Di sini Tuhan menunjukkan tentang kerajaan sorga, yaitu lewat perumpamaan biji sesawi.
Biji sesawi adalah biji yang terkecil tetapi bisa menjadi pohon yang terbesar. Ini merupakan suatu pertumbuhan atau perkembangan.
Jadi
kerajaan sorga adalah suatu pertumbuhan/perkembangan rohani terutama perkembangan iman.
Tadi, biji sesawi kecil tetapi bisa jadi pohon terbesar.
Ini adalah
rumus kerajaan sorga--dan harus jadi rumusnya kita--yaitu
dari kecil menjadi besar bahkan dari tidak ada menjadi ada.
Banyak kaum muda mau pakai rumus menara Babel: besar tapi kemudian tinggal satu batu yang akhirnya dibuang ke laut, tenggelam selamanya.
Jadi dalam kehidupan sehari-hari--kuliah, bekerja dan lain-lain--maupun dalam mengikut dan melayani Tuhan, kita harus masuk dan mengikuti rumus kerajaan sorga, yaitu dari tidak ada menjadi ada; dari kecil menjadi besar. Ini adalah pertumbuhan yang sesuai dengan rumus kerajaan sorga. Ikuti!
Banyak kaum muda mau cepat besar sehingga korupsi dan lain-lain. Itu adalah rumusnya Babel.
"
Karena itu tadi pujian dari siswa-siswi Lempin-El diajarkan mulai dari kecil untuk mengepel WC. Mengapa? Di WC hanya ada tiga kotoran. Hati manusia berisi banyak kotoran. Kalau membersihkan WC saja tidak bisa, bagaimana mungkin membersihkan hati manusia yang banyak macamnya?
Jadi dari kecil sampai besar."
Bagaimana biji sesawi bisa bertumbuh?Harus
ditaburkan di kebun atau tanah, supaya terjadi pertumbuhan menjadi yang terbesar.
Lukas 13: 1913:19. Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."
Kalau tidak ditaburkan di tanah tidak akan bisa tumbuh menjadi besar.
Apa artinya ditaburkan di tanah?Yohanes 12: 2412:24. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Ditaburkan di tanah artinya
jatuh ke tanah dan mati. Ini juga rumus kerajaan sorga.
Kalau dari kecil mau jadi terbesar kita harus rela jatuh ke tanah dan mati. Harus!
"
Dulu saya pertama datang di Malang juga begitu. Besok mau khotbah, tidak punya setrika. Tapi saya orang desa, jadi baju dilipat baik-baik lalu ditaruh di bawah kasur supaya agak rata. Jadi dari tidak ada semua. Harus rela begitu, padahal dulu saya kerja, tetapi untuk melayani Tuhan harus dari nol semua."
'
Jatuh ke tanah'= merendahkan diri.
'
mati'= taat dan setia sampai mati.
Inilah proses untuk masuk rumus kerajaan sorga yaitu jatuh ke tanah dan mati--
merendahkan diri dan taat sampai mati. Itu saja.
Biarpun kita kecil, bisa jadi paling besar. Kita kuliah dan kerja yang baik, tetapi usaha kita terbatas mengingat persaingan dunia. Kalau menggunakan kemampuan, tidak akan bisa, karena itu harus masuk rumus sorga. Prosesnya: jatuh ke tanah dan mati. Itu saja.
Jadi, biji sesawi harus ditaburkan di tanah sama dengan harus jatuh ke tanah dan mati, artinya kita
harus merendahkan diri dan taat dengar-dengaran sampai mati; sama dengan
mengalami pengalaman kematian. Setelah mengalami pengalaman kematian, kita akan
bangkit dan dipermuliakan.
"
Pengalaman kematian memang sakit. Om dulu hampir mau lari karena tidak ada makanan, minuman, dan uang. Saya mau kerja lagi. Tersiksa. Dulu kerja, bisa makan apa saja. Tetapi sekarang apa yang mau dimakan? Saya mau berhenti. Ini berarti tidak mau masuk pengalaman kematian. Tidak bisa! Harus masuk pengalaman kematian lebih dulu."
Ingat, Yesus mati tiga hari, tapi setelah itu Dia bangkit dan mulia selamanya. Jangan takut! Yang lain sudah belajar, kita masih ibadah, tidak apa-apa. Siangnya tidak usah tidur, tetapi belajar, ibadah, kemudian belajar lagi, itulah pengalaman kematian. Tuhan memberi kekuatan.
Contoh dan teladan pengalaman kematian--biji yang jatuh ke tanah dan mati; dari terkecil sampai menjadi yang terbesar--:
Tuhan Yesus.
Yesus datang ke dunia sama dengan menjadi yang terkecil--Dia adalah Raja, tetapi datang ke dunia lahirnya di kandang. Bahkan Dia rela ditaburkan di tanah--jatuh di tanah--yaitu merendahkan diri dan taat sampai mati di kayu salib. Saat di kayu salib siapa yang mau lihat Dia? Allah Bapapun meninggalkan Dia karena Dia menanggung dosa manusia.
Filipi 2: 5-92:5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6. yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Diadan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Saat kita dibuang ke tanah--rendah hati dan taat sampai mati--, itu adalah pengalaman salib.
Yesus taat sampai mati, sehingga Dia ditinggikan--menjadi yang terbesar dan termulia di sorga; ditinggikan sampai ke takhta Allah.
Merayakan Paskah ini kita harus mengikuti pengalaman kematian--seperti biji dibuang ke tanah dan harus mati, supaya rumus sorga dari tidak ada menjadi ada; terkecil jadi terbesar kita alami.
Matius 11: 1111:11. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Yesus yang terkecil datang ke dunia, tetapi Dia menjadi terbesar karena mengikuti rumus sorga.
Prosesnya: jatuh ke tanah dan mati, sehingga mendapat hasil.
Hasilnya: dari tidak ada nyawa jadi ada nyawa--di kayu salib nyawa-Nya diserahkan--; terkecil menjadi terbesar.
Demikian juga kehidupan kita semua. Jika mau mengalami pertumbuhan atau perkembangan sesuai dengan rumus sorga, maka kita harus rela masuk dalam pengalaman kematian--jatuh ke tanah dan mati; sama dengan merendahkan diri dan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
Praktik jatuh ke tanah dan mati--merendahkan diri dan taat sampai mati--:
- Praktik pertama jatuh ke tanah dan mati: rendah hati.
Artinya:
- Kemampuan untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya oleh dorongan pedang firman, bukan karena bertengkar dan lainnya. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi--janji kepada Tuhan, sesama, dan diri sendiri.
Kalau kita mempertahankan dosa--tidak mau mengaku--, malah menyalahkan orang lain bahkan Tuhan, saat itu kita menjadi yang terkecil dan terhina--tidak berharga di hadapan Tuhanbiarpun kita hebat, pintar; kalau bangsa kafir hanya seharga anjing dan babi yang tidak layak untuk dipersembahkan kepada Tuhan--binatang haram--(tidak ada hubungan dengan Tuhan, tidak pernah merasakan hadirat Tuhan, dan terpisah dari Tuhan selamanya).
Yesus tidak bersalah, bahkan tidak mengenal dosa, tetapi malah mengakui dosa-dosa kita di kayu salib. Ini adalah teladan. Kita tidak usah mengakui dosa orang lain, tetapi dosa sendiri. Belajar, nanti juga bisa mengakui dosa orang lain lewat berdoa.
Perempuan Kanaan anaknya kerasukan setan, tetapi ia berkata kepada Tuhan: 'Tolonglah aku,' bukan: 'Tolonglah anakku.' Berarti dia berkata: 'Ini gara-gara aku, aku yang tidak beres.'
Begitu juga kalau jemaat berbuat dosa, gembala yang berdoa mengaku kalau kurang berdoa dan sebagainya.
Raja Daud sudah menjaga domba-dombanya Nabal, dan waktu panen, seharusnya dikirimkan sebagai ucapan terima kasih, tetapi tidak ada, malah menghina Daud. Daud marah, dan ia menyandang pedang, tetapi Abigail datang untuk mohon ampun. Dalam rumah tangga, kalau sudah masuk rumus kerajaan sorga, bisa. Kalau isteri salah, suami yang menanggung, begitu juga sebaliknya. Bukan saling menyalahkan. Kalau bisa merendahkan diri sampai mengakui dosa orang lain dalam rumah tangga, dari terkecil, terhancur, bisa jadi termulia. Ikuti rumus sorga!
Apapun kelemahan kita kalau bisa mengaku dosa, maka Tuhan bisa menolong kita, dari terkecil dan terhancur bisa jadi terbaik.
"Ada seorang yang jago menyontek. Diterangkan tiga macam ibadah, dia marah: 'Oh, ini pendetanya supaya kolektenya banyak, dan jemaatnya miskin-miskin.' Tapi setelah dengar firman, dia bisa masuk tiga macam ibadah dan kaum muda, dia diubahkan. Dia tidak menyontek lagi, malah ranking satu paralel. Dulu kalau orang tuanya datang, selalu bertengkar. Kalau dulu papa saya datang, saya menangis karena takut ditinggal. Ini malah bertengkar. Heran juga saya. Tetapi akhirnya tidak bertengkar. Satu waktu dia menulis surat: Betul kata om, Tuhan tidak menipu kita. Saya ditolong Tuhan. Semua sudah ditanggung Tuhan: yang terhancur, terburuk, terkecil, kalau mau menerima kuasa Paskah, Tuhan bisa angkat jadi yang tertinggi. Tidak ada yang mustahil. Roda tidak selalu di bawah, satu waktu kita bisa di atas karena kuasa Tuhan. Yang penting kita ikuti rumus kerajaan sorga."
Percuma kalau mempertahankan dosa!
- Kemampuan untuk menerima bahkan menikmati kenyataan yang ada sekalipun tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ini sama dengan menikmati pengalaman kematian/pengalaman salib.
Lukas 6: 20-22
6:20. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
6:21. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:22. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
'Berbahagialah, hai kamu yang miskin'= menerima dan menikmati kenyataan yang ada; sama dengan mengalami kebahagiaan sorga.
Jika kita merasa bahagia dalam pengalaman kematian, itu benar-benar kebahagiaan sorga. Kalau saat kaya, belum tentu kebahagiaan sorga. Kalau tidak mengalami pengalaman kematian, begitu besar--diberkati dan dipakai Tuhan--malah jadi sarang burung--roh jahat dan najis. Karena itu harus lewat pengalaman kematian dulu supaya benar-benar mengalami kebahagiaan sorga.
Manfaatkan dan nikmati sebaik-baiknya pengalaman salib!Itu adalah kebahagiaan sorga.Tuhan melatih kita lebih dulu; mulai dari yang terkecil.
Jangan menuntut apa-apa! Jangan salahkan siapa-siapa! Jangan berkomentar yang negatif!
"Seperti om dulu sampai komentar negatif: Apa itu panggilan? Tidak mau aku, tidak rela. Tadinya aku makan enak, sekarang aku tidak makan. Aku tidak rela. Aku tidak mau lagi panggilan. Menghina! Terlalu komentar negatif. Untung masih Tuhan tolong dan beri kesempatan. Jangan! Nikmati! Apapun bentuknya asalkan tidak berbuat dosa, tetapi mengaku dosa, itulah pengalaman kematian."
Hasilnya: daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya juga mati dirobek, sehingga jika Tuhan izinkan kita mengalami pertumbuhan/perkembangan--kebangkitan dan kemuliaan: dipakai Tuhan, diberkati, berhasil dan indah hidup itu--daging dan hawa nafsu tidak ikut tumbuh. Saat pelayanan dan berkat tumbuh kita tidak merasakan apa-apa karena daging sudah disalibkan.
Kalau daging tumbuh saat kita diberkati dan dipakai, maka pohon sesawi hanya menjadi sarangnya burung--tempatnya roh jahat dan roh najis berkembang. Baru jiwa bertambah sedikit, sudah mengata-ngatai gurunya. Jangan!
"Dulu guru dan gembala saya cerita: Murid melawan, menjelek-jelekkan. Saya tertawa karena belum jadi guru, tetapi sekarang mengalami sendiri. Kaum muda juga, baru dipakai sedikit sudah mulai menyalahkan gembalanya. Itu berarti pohon sesawinya jadi sarang burung. Sombong dan jatuh, lebih celaka jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa. Jangan!"
Biarlah semuanya boleh tumbuh karena kita ikut pengalaman salib; semua bertumbuh tetapi dagingnya tidak boleh tumbuh, supaya tidak menjadi sarang burung.
Kaum muda, jangan sombong! Bangga sedikit saja sudah jatuh. Semua dari Tuhan, kembalikan kepada Dia--pohon sesawi bisa tumbuh karena Tuhan.
Yang masih dalam pengalaman kematian, berdoa, supaya mengalami pertumbuhan secara jasmani dan rohani. Tidak ada yang mustahil bagi Dia.
- Praktik kedua jatuh ke tanah dan mati: taat sampai mati.
Artinya: taat dengar-dengaran apapun yang harus dikorbankan, apapun resiko yang dihadapi, dan sampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat sampai mati di kayu salib.
Yesus hanya berseru: Ya Abba, ya Bapa!Dia memang tidak bersalah dan seharusnya tidak boleh disalib, tetapi Ia taat untuk disalib.
Kaum muda, belajar taat pada orang tua. Jangan langsung melawan! Apalagi kalau nasihat dari firman, mutlak jangan melawan.
Roma 8: 15
8:15. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Saat kita bisa berseru: Ya Abba, ya Bapa!kita akan mengalami kuasa kebangkitan--Roh Kudus.
Daging tidak mampu untuk taat, tetapi kalau Roh Kudus menguasai kita, kita bisa taat sampai daging tidak bersuara. Kita dipenuhi oleh kuasa Paskah/kuasa kebangkitan Yesus.
Pikul salib, maka kita akan mengalami kuasa kebangkitan!
Kegunaan Roh Kudus:
- Roma 5: 5
5:5. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudusyang telah dikaruniakan kepada kita.
Yang pertama: Roh Kudus mencurahkan kasih Allah dalam hati kita sehingga kita menjadi kuat teguh hati:
- Tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi.
- Tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, sehingga kita hidup benar dan suci. Roh Kudus sanggup mematikan dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Minta Roh Kudus kalau sering diganggu dosa dalam pikiran, perkataan.
- Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan; mengutamakan Tuhan/ibadah pelayanan lebih dari semua.
Jangan kuatir dengan apa yang kita makan, pakai, dan masa depan, tetapi cari dulu kerajaan sorga--tetap kerja dan kuliah, tetapi utamakan Tuhan--, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita: kebutuhan untuk hidup sekarang, juga kebutuhan masa depan yang berhasil dan indah ditambahkan Tuhan lewat salib-Nya, dan kita tidak ada kekuatiran lagi--damai sejahtera--, semua enak dan ringan.
Dia jadi buruk dan hancur di kayu salib, supaya kita berhasil dan indah pada waktunya.
Jangan pernah berkata: Kok begini ikut Tuhan?Jangan! Tetap setia berkobar dan utamakan Tuhan, cepat atau lambat, semua akan Dia tambahkan kepada kita.
- Tetap percaya dan berharap Tuhan; tetap mengandalkan Tuhan seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
- Titus 3: 5
3:5. pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Yang kedua: Roh Kudus mengadakan mujizat rohani terbesar, yaitu membaharui kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari jujur dan taat--'ya Abba, ya Bapa!'
Kalau berdusta, berarti dari setan. Kita jujur terutama soal pengajaran yang benar. Mulut/lidah ini menentukan Tuhan atau setan yang datang.
Anak dari perempuan Kanani dirasuk setan karena lidah perempuan ini seperti anjing. Tetapi kalau jujur, Tuhan yang datang.
Kalau jujur terutama soal pengajaran, Tuhan yang akan datang, Ia siap melakukan apapun bagi kita.
Kalau berdusta, gosip, fitnah, setan datang untuk menghancurkan. Sangat disayangkan kalau hamba Tuhan berdusta, gosip dan fitnah, gereja besarpun hancur, apalagi gereja kecil.
Lidah juga menentukan ke mana arah tujuan kehidupan kita. Mulut itu kemudi. Kapal yang besar dikendalikan oleh kemudi yang kecil--mulut. Kalau mulutnya benar kita akan mengarah ke sorga, kalau tidak, arahnya ke neraka, hidup itu akan semakin payah; tambah hari tambah susah.
Kalau lidah jujur--rumah doa--, mujizat jasmani juga terjadi: dari tidak ada jadi ada, kecil jadi besar, gagal jadi berhasil. Semua bisa Tuhan lakukan dalam hidup kita. Ikuti proses sorga! Rendah hati: akui semua, terima kenyataan, sampai daging kita habis; kalau diberkati tidak sombong. Kemudian taat, itulah kebangkitan. Roh Kudus adalah pertolongan kita.
Minta Roh Kudus! Tangan kita terbatas, tetapi tangan Roh Kudus tidak terbatas.
Sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan, tidak salah lagi dalam perkataan, kita hanya bersorak sorai: Haleluyauntuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali. Kita terlepas dari dunia, beralih ke kerajaan sorga kekal selamanya.
Mulai sekarang menghadapi apa saja, serukan Haleluya, Tuhan tolong.
Sungguh-sungguh, malam ini mulailah dengan jatuh ke tanah--pengalaman kematian. Ada kebangkitan dan kuasa Roh Kudus menolong kita semua.
Yang sudah berhasil jangan sombong, tetapi tambah dengan kuasa Roh Kudus.
Tuhan memberkati.