Markus 13: 2913:29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.Wahyu 19: 919:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."Kedatangan Yesus sudah dekat sekali, sudah diambang pintu. Karena itu
kita harus selalu berjaga-jaga dan mempersiapkan diriuntuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Kalau kita lengah, maka kita akan tertinggal saat Yesus datang kembali.
3 macam persiapan dalam waktu yang sudah dekat ini:
- Wahyu 1: 3= menggunakan waktu yang singkat untuk membaca, mendengar dan menuruti Firman nubuat.
1:3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
Jadi persiapan kita yang nomor satu adalah dalam Firman, sebab pada mulanya adalah Firman.
2 macam pemberitaan Firmanyang diteladankan oleh Yesus dan diajarkan oleh rasul Paulus: - firman penginjilan= susu= firman yang memberitakan kedatangan Yesus pertama kali untuk mati dikayu salib supaya bisa memberkati dan menyelamatkan orang berdosa.
Proses untuk bisa selamat adalah percaya Yesus, bertobat dan kembali pada Tuhan, baptisan air dan Roh Kudus yang menghasilkan kehidupan baru (jenis kehidupan Surga), itulah hidup dalam kebenaran.
Keselamatan adalah kebenaran. Kalau tidak benar, maka tidak selamat. Inilah Firman penginjilan yang harus kita mantapkan hari-hari ini.
- Firman nubuat= firman pengajaran, yaitu makanan keras. Artinya: firman yang memberitakan/menubuatkan kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga yang akan menyucikan dan menyempurnakan sidang jemaat.
Karena itu, kabar ini sering disebut dengan kabar mempelai.
Orang yang sudah selamat HARUS ditingkatkan untuk bisa disempurnakan.
Wahyu 22: 7
22:7 "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
= tidak ada lagi mendengar dan membaca Firman, tapi sudah langsung menuruti. Artinya: suatu waktu tidak ada kesempatan lagi untuk membaca Firman/mendengar Firman. Sebab itu, gunakan waktu-waktu ini untuk membaca dan mendengar Firman. Dan firman itu sudah harus mendarah daging dalam kehidupan kita.
Proses Firman nubuat mendarah daging dalam hidup kita:- mendengar Firman dengan sungguh-sungguh sampai mengerti Firman (firman ditulis di dahi).
- percaya/yakin pada Firman (firman menjadi iman dalam hati kita).
- praktik Firman= menuruti firman (firman ditulis dalam seluruh kehidupan kita dan mendarah daging dalam hidup kita).
Inilah yang harus kita siapkan sungguh-sungguh.
Kalau Firman mendarah daging, hasilnya:- kita akan mengalami penyucian dari dosa-dosa yang mendarah dagingdalam kehidupan kita.
1 Korintus 5: 7-8, 11
5:7 Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
5:8 Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul (1), kikir (2), penyembah berhala (3), pemfitnah (4), pemabuk (5) atau penipu (6); dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
ay. 11= 6 dosa yang mendarah dagingyang sangat sulit untuk dilepaskan dan harus dilepaskan lewat pedang yang tajam.
Malam ini, biar kita gunakan waktu yang sedikit ini untuk membaca dan mengerti sampai melakukan firman, supaya Firman mendarah daging dalam hidup kita.
- ada kebahagiaan surga.
Kesucian dengan kebahagiaan Surga tidak bisa dipisahkan.
Kebahagiaan Surga, itu bergantung pada kesucian, tidak dipengaruhi oleh apapun juga yang ada didunia ini.
Apakah dalam nikah kita sudah bahagia? Apakah dalam ibadah, kita bahagia? Kalau bahagia tapi bukan karena Firman, itu bukanlah kebahagiaan Surga, tapi merupakan kebahagiaan dunia.
- 1 Korintus 7: 29, 32= menggunakan waktu yang singkat untuk memusatkan perhatian kepada perkara Tuhan.
7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
Matius 6:31-34
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Perhatian bangsa kafir hanya tertuju pada perkara dunia, tidak ada perhatian pada Tuhan.
Memusatkan perhatian pada Tuhan adalah mencari dahulu kerajaan Surga dan kebenarannya.
Kerajaan Surga, itulah ibadah pelayanan.
Jadi, kita harus mengutamakan ibadah pelayanan dan kebenarannya= mengutamakan ibadah pelayanan dan kebenarannya= setia dan benar.
Setia dan benar ini tidak bisa dipisahkan. Harus berjalan bersama-sama.
Dimanapun kita berada, kita harus setia dan benar.
Waktunya sudah singkat, karena itu kita harus memusatkan perhatian pada Tuhan.
Untuk bisa setia dan benar, kita harus berkorban(= memikul salib/perobekan daging). Tapi hasilnya, semuanya akan ditambahkan kepada kita(ay. 33). Tanda tambah, itulah salib.
Jadi, hidup kita adalah dari salib(korban Kristus).
Roma 8: 32
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Karena Yesus sudah berkorban, maka Ia bisa memelihara kehidupan kita.
Urusan kita adalah setia dan benar. Urusan makan, minum, pakaian dan masa depan kita, itu adalah urusannya Tuhan. Tuhan sanggup memelihara hidup kita secara jasmani dan rohani.
Secara rohani, kita bisa merasakan kedamaian ditengah gelombang dunia, tidak ada ketakutan atau kekuatiran.
Ketakutan ini akan jadi penyakit yang paling dasyat di akhir jaman.
Lukas 21: 25-26
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutankarena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
- Markus 13: 28-29= menggunakan waktu yang singkat untuk belajar pada pohon ara.
13:28 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
13:29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Pohon ara ini sejak di taman Eden tidak pernah berbuah. Sesudah Yesus datang kedunia, Ia lihat pohon ara, tapi juga tidak ada buahnya. Hanya berdaun saja.
Ini sama artinya dengan GAGAL TOTAL. Tapi pohon ara ini masih bisa ditolong sekalipun sudah gagal 4000 tahun. Apapun kegagalan kita, jangan putus asa!
Pohon ara ini tidak berbuah, karena carangnya keras dan tidak mau melembut.
Pada jaman Adam dan Hawa, pohon ara ini dikaitkan dengan nikah yang gagal.
Kalau dikaitkan dengan Yesus, ini adalah pelayanan yang gagal. Dan sekarang, mungkin segala sesuatunya sudah gagal.
Penyebab kegagalan ini karena pohon ara ini hanya berdaun saja. Artinya kebenaran diri sendiri(daun pohon ara digunakan untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa).
Ayub 32: 1-2
32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Ayub adalah contoh kehidupan yang gagal karena kebenaran diri sendiri. Karena itu Tuhan ijinkan Ayub habis-habisan sampai gagal total, karena Tuhan ingin menolong Ayub.
Mungkin malam ini kita sudah gagal total. Lebih baik kita belajar pada pohon ara. Pelajaran itu adalah MELEMBUT. Ini sama dengan belajar pada Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.
Ayub melembut sampai mengaku dirinya hanya tanah liat.
Ayub 42: 5-642:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."Dalam keadaan habis-habisan, Ayub mengakui sebagai tanah liat.
Tanah liat:
- tidak berdaya, banyak dosa.
- banyak kekurangan dan kegagalan.
- tidak mampu berbuat apa-apa, hanya diinjak-injak.
Sebagai tanah liat, kita hanya bergantung pada Tangan Tuhan. Dan tanah liat yang ada di Tangan Tuhan, itu akan diciptakan oleh Tuhan. Apa yang mustahil jadi tidak mustahil.
Secara rohani, kita diciptakan jadi manusia baru. Sampai satu waktu saat Yesus datang kembali, kita diciptakan jadi ciptaan semula, sempurna sama dengan Tuhan.
Tuhan hanya menunggu sampai kita mau melembut.
Yohanes 11: 31-32, 4411:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nyadan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."Saat menghadapi Lazarus yang mati, Maria juga tersungkur di tanah (menganggap diri sebagai tanah liat). Dan hasilnya, Lazarus yang sudah jadi bangkai bisa dibangkitkan kembali.
Saat kita menghadapi bangkai seperti Lazarus ini, sering kita meratap. Dan ratapan itu biasanya menyalahkan orang llain. Tapi untunglah Maria tersungkur di bawah kaki Tuhan. Dan
Tangan kemurahan Tuhan memulihkan bangkai-bangkai itu. Apa yang sudah hancur, bisa disempurnakan untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Tuhan memberkati.