Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahatera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.
Tema:
Wahyu 21: 5: "
Aku menjadikan segala sesuatu baru."
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Sebenarnya, di dalam kitab Kejadian, TUHAN sudah menciptakan langit bumi serta isinya termasuk manusia yang sama mulia dengan TUHAN--satu gambar dnegan TUHAN--dan manusia ditempatkan di taman Eden. Semua baik dan semua bahagia pada waktu diciptakan. Tetapi sayang, manusia diperdaya oleh ular dan berbuat dosa, sehingga diusir ke dalam dunia dan hidup dalam kutukan; susah payah, letih lesu dan sebagainya. Di dalam dunia, manusia tidak bertobat tetapi justru menjalankan hidup yang rusak.
Kejadian 6: 11-12
6:11. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Di dalam dunia yang sudah penuh kutukan, manusia menjalankan hidup yang rusak = hidup dalam kekerasan, kejahatan--kita sudah merasakan pembakaran hutan dan lain-lain, pencurian, perampokan, pembunuhan--dan hidup dalam kenajisan.
Kalau digabungkan, sama dengan
hidup dalam hawa nafsu daging; tampil seperti
binatang buas. Itulah manusia yang sudah rusak dan hidup rusak di bumi.
Sampai pun pada hamba TUHAN, pelayan TUHAN dan anak TUHAN--bukan manusia umum--harus waspada, juga menjalankan hidup yang rusak, seperti
perempuan bungkuk 18 tahun di bait Allah, sehingga dicap 666--18 sama dengan 666--;
dicap oleh antikris.
6 pertama= tubuhnya daging; memang tubuhnya daging—manusia diciptakan pada hari ke-6.
6 kedua= jiwanya daging.
6 ketiga= rohnya daging.
Akibatnya: dicap 666 dan menjadi sama dengan antikris; sama dengan binatang buas--hidupnya keras, buas, jahat, najis--yang akan dibinasakan untuk selama-lamanya.
Itulah keadaan manusia. Sudah diciptakan, tetapi nyatanya menjadi binatang buas karena diperdaya ular.
TUHAN tidak rela kalau manusia ciptaan-Nya--apalagi hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN--menjadi binatang buas yang dibinasakan selamanya. Oleh sebab itu, ada tema ini, yaitu ada penciptaan lagi supaya manusia yang bagaikan binatang buas bisa
menjadi manusia baruyang sama mulia dengan TUHAN, dan akan ditempatkan di langit dan bumi baru--Yerusalem baru--selama-lamanya.
Prosesnya disebut dengan
PEMBAHARUAN.
Dalam Wahyu 21,
ada 4 macam pembaharuan(diterangkan mulai dari
Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Sore):
- Wahyu 21: 1= pembaharuan langit dan bumi yang baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Ciawi IV, 28 Februari 2013-Kamis Pagi).
- Wahyu 21: 2-3= pembaharuan manusia baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi V, 28 Februari 2013-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Jakarta V, 10 Oktober 2013-Kamis Sore).
- Wahyu 21: 4-8= pembaharuan suasana baru (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 14 Oktober 2014-Selasa Sore).
- Wahyu 21: 9-27= pembaharuan Yerusalem baru sampai kekal.
AD 3. PEMBAHARUAN SUASANA BARUWahyu 21: 4-8
21:4. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6. Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
21:8. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Pembaharuan suasana baru dibagi menjadi 4:
- Wahyu 21: 4= suasana tanpa mau (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 17 November 2015-Selasa Soresampai Ibadah Kunjungan Jakarta II, 18 November 2015-Rabu Pagi) ; tidak ada lagi maut.
Salah satu pekerjaan maut adalah lewat ketakutan, kebimbangan, dan kekuatiran. Tetapi kita sudah pelajari bagaimana TUHAN memberikan tempat di mana ada suasana baru/suasana tanpa maut, yaitu di bawah kaki TUHAN. Kita juga memiliki keberanian percaya untuk mendekati TUHAN.
- Wahyu 21: 5-6= suasana kepuasan/kebahagiaan sorga.
- Wahyu 21: 7= suasana kemenangan.
- Wahyu 21: 8= suasana kesucian dan kesempurnaan.
AD. 2. Wahyu 21: 5-6=
suasana kepuasan sorga.
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6. Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Suasana baru = suasana kepuasan sorga = kepuasan sejati (tidak haus lagi). Dunia banyak menawarkan kepuasan, tetapi semu--justru membuat tidak puas.
'
Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan'= kepuasan sorga hanya berasal dari air kehidupan sorga--air kehidupan Roh Kudus.
Sehebat apaun manusia di bumi, tanpa Roh Kudus, pasti haus--kering rohani; tidak puas hidupnya.
Ada3 tempat utama ketidakpuasan manusia di bumi:
- Yohanes 4: 15-18
4:15. Kata perempuan itu kepada-Nya: "TUHAN, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16. Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17. Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18. sebab engkau sudah mempunyai lima suamidan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Perempuan Samaria= bangsa kafir; hanya ada 2 bangsa di bumi, yaitu bangsa Israel--keturunan Abraham, Ishak dan Yakub secara jasmani--dan bangsa kafir.
Tempat ketidakpuasan manusia yang pertama: di dalam nikah rumah tangga.
Ini melanda bangsa kafir, siapapun juga termasuk hamba TUHAN.
5 kali kawin cerai= mungkin dengan A tidak cocok, kemudian dengan B, lalu tidak cocok lagi; sampai 5 kali tetap tidak cocok. Masih ditambah lagi dengan kumpul kebo--seks bebas. Tetapi tidak puas--haus.
Jadi, kita semua jangan dibodohi! Berbuat dosa kawin cerai, free seks, homoseks, lesbian dan lain-lain, itu bukan memuaskan, tetapi justru tambah tidak puas.
Mengapa nikah bangsa kafir sering tidak puas--baik sebagai suami, isteri dan anak--?:
- Yohanes 4: 9
4:9. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
Yang pertama: 'orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria'= sebab ada kepahitan hati—dendam.
Mungkin terjadi kesalahan suami pada isteri atau sebaliknya, tetapi berkata: 'seumur hidup aku tidak lupa'. Itu yang membuat tidak puas. Begitu sebaliknya.
Biar bergelimang harta atau miskin, tetap tidak puas karena ada kepahitan.
Anak-anak mungkin juga ada kepahitan pada orang tua. Mungkin orang tua tidak mampu menyekolahkan dan sebagainya. Ini yang membuat tidak puas.
- Yohanes 4: 18
4:18. sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Yang kedua: sebab ada kenajisan.
Dua hal inilah yang membuat nikah bangsa kafir tidak puas.
Akibatnya: mulai terjadi petengkaran, kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan.
Mungkin di rumah dibentak-bentak suami, tetapi di kantor diambilkan kopi oleh teman kantor. Padahal itu godaan setan. Nanti setelah terjadi perselingkuhan, ternyata lebih kasar dari suaminya.
Kemudian mulai kawin-cerai, sampai kawin-mengawinkan--seks bebas--; menuju pada Babel--pelacur besar yang akan dibinasakan dalam 1 jam.
Mari selesaikan, supaya kita ditolong oleh TUHAN!
- Matius 20: 10-12
20:10. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
20:11. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
20:12. katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
Tempat ketidakpuasan manusia yang kedua: di dalam kebun anggur.
Kebun anggur = tempat pelayanan yang dibina oleh kabar mempelai; anggur itu untuk nikah.
Air anggur manis harus ada di dalam perkawinan. Seperti perjamuan kawin di Kana, yang membuat bingung adalah jika kehabisan air anggur. Sebab mutlak harus ada air anggur. Ini bicara soal nikah.
Kabar mempelai= firman pengajaran; firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Ada firman penginjilan--kabar baik/susu untuk bayi-bayi--, yang membawa orang yang belum percaya Yesus supaya diselamatkan dan diberkati TUHAN; tetapi sesudah itu mau ke mana?
Harus ada pengajaran/makanan keras. Ini disebut juga dengan kabar mempelai untuk mempersiapkan/menyucikan kitasampai sempurna seperti Yesus.
Yesus adalah kepala/suami yang sempurna dan kita adalah tubuh/isteri yang sempurna, supaya kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk dalam nikah yang rohani--kepala bertemu dengan tubuh--dan tidak terpisah lagi selama-lamanya.
Kalau hanya mengenal Yesus sebagai gembala, masih bisa terpisah sebab ada domba yang terhilang. Kalau mengenal Yesus sebagai tabib yang ajaib, masih bisa terpisah, kalau sudah sembuh tidak butuh tabib lagi. Harus ditingkatkan, yaitu mengenal Yesus sebagai kepala/mempelai pria sorga lewat kabar mempelai/firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Kita dipersiapkan menjadi tubuh Kristus yang sempurna/mempelai wanita sorga dan kita tidak terpisah lagi selama-lamanya.
Kalau suami isteri, sakit atau tidak sakit tetap butuh, tidak terpisah. Kepala dan tubuh, tidak bisa terpisah.
Penginjilan tetap penting untuk menambah jumlah. Kalau jumlahnya lengkap, tapi kalau kualitasnya tidak sempurna, percuma. Sebab itu ada pengajaran untuk menambah kualitas kesucian dan kesempurnaan. Dua-duanya bekerja sama untuk menimbulkan tubuh yang sempurna--jumlahnya dan kualitasnya cocok.
Mengapa tidak puas di kebun anggur?
Matius 20: 15
20:15. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Di sini, TUHAN dari pagi-pagi sudah keluar untuk memanggil orang masuk ke kebun anggur-Nya. Jam 6, 9, 12, 15, ia keluar lagi. Sampai jam 5 sore--kurang satu jam--Ia masih keluar untuk memanggil orang masuk. Ini menunjuk bangsa kafir yang masuk. Mestinya ladang TUHAN hanya untuk bangsa Israel. Tetapi kesempatan terakhir, bangsa kafir mendapatkan kesempatan.
Ada2 pelajaran di sini:
- TUHAN tidak menghendaki kita menganggur.
Jadi kalau TUHAN panggil kita, apalagi dipanggil sebagai hamba TUHAN sepenuh, tidak cocok kalau menganggur. Harus sungguh-sungguh; karena orang menganggur TUHAN suruh kerja. Mau alasan apapun, kalau menganggur, itu sudah melawan TUHAN.
- Bangsa kafir kalau bisa melayani, itu adalah kemurahan TUHAN--tinggal 1 jam terakhir.
Karena TUHAN tahu, 1 jam ini adalah waktunya Babel dihancurkan. Kalau tidak digunakan, maka akan masuk di Babel. Tinggal pilih; tidak dipaksa atau diusir atau dipecat; mau kerja di Babel atau di kebun anggur.
Jam 9, 12, dan 15 tadi adalah jam Yesus di kayu salib untuk membawa bangsa kafir--memberi kesempatan, kemurahan dan kepercayaan-- bekerja di waktu yang tingal sedikit, supaya tidak masuk Babel tetapi masuk ke kebun anggur.
Tidak puas dalam kebun anggur karena iri hati. Ini yang bahaya.
Yang kerja terakhir, dipanggil duluan oleh TUHAN dan diberi 1 dinar. Yang kerja dari jam 6 pagi, sudah mulai hitung-hitung dan lupa janji--janjinya 1 dinar--karena merasa hebat dan berjasa. Dikasih 1 dinar juga, ia marah, karena iri hati. Iri hati sama dengan mengecilkan berkat TUHAN. Seperti Esau yang marah, karena Yakub diberkati sedangkan Esau belum.
Seringkali, iri hati karena berkat. Kalau sudah merasa diberkati, tidak usah iri dengan yang lain. Mungkin dia naik mobil, kita naik sepeda. Ingat, dulu jalan kaki, sekarang naik sepeda, berarti sudah meningkat. Seharusnya bersyukur kepada TUHAN.
Iri hati juga karena pemakaian TUHAN. Kakak-kakak yusuf iri juga dengan Yusuf. Harus yakin kalau kita dipakai oleh TUHAN. Jangan iri hati!
Yang TUHAN nilai bukan jumlah jemaat atau berapa talenta--semua kecil di hadapan TUHAN--, tetapi yang TUHAN nilai adalah setia atau tidak.
Yang terakhir, iri hati karena tidak menghargai kemurahan TUHAN. Tidak ada pemberian yang lebih besar dari pada kemurahan TUHAN, tetapi tidak ada hukuman lebih berat kalau tidak menghargai kemurahan TUHAN.
Sebenarnya, Yesus sudah mati dengan 4 luka utama, ini untuk bangsa Israel. Tetapi sesudah mati, orang kafir--prajurit Romawi--menusuk lambung-Nya. Ini untuk bangsa kafir--merupakan kesempatan terakhir. Kalau lambung Yesus tidak ditusuk, maka tidak ada lagi kesempatan bagi bangsa kafir. Ini pemberian teresarkepada bangsa kafir. Kalau kita iri hati/tidak menghargai, tidak ada hukuman yang lebih berat bagi bangsa kafir yang tidak menghargai kemurahan TUHAN. Ini serius!
Mengapa sampai mengecilkan kemurahan TUHAN--akibatnya menjadi iri dan benci?
Sebab, seperti Yudas Iskariot, yaitu ada keinginan akan uang. Dinar mau dijadikan dollar.
“Ini yang saya katakan, gembala saya tahu saya dulu bekerja dan tahu perpuluhan saya. Sekarang jadi pengerja/fulltimer, itulah dia katakan: '5000 di tanganmu ditambah kemurahan TUHAN'. Ini yang kita lupakan. 5000 ditambah kemurahan TUHAN sama dnegan 1 dinar. Berapapun jumlahnya kalau ditambah kemurahan TUHAN, sama dengan 1 dinar. Jangan didolarkan!â€
Nanti, pada zaman antikris, dollar dan lainnya tidak laku; tetapi hanya 1 dinar--upah bekerja di kebun anggur--yang berlaku. Sekalipun kita punya dollar/rupiah banyak, tapi hanya 1 dinar yang berlaku. Satu dinar jangan dijadikan rupiah/dollar! Kita tidak bisa hidup.
Wahyu 6: 6
6:6. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
Ini tentang kegerakan kuda hitam= masa kelaparan sampai pada antikris.
Orang hanya tinggal menyembah antirkis--dicap 666--baru bisa jual beli. Tetapi yang punya dinar, selamat. Satu dinar--upah bekerja di kebun anggur--bisa menembusi masa kelaparan di akhir zaman, sampai masa antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Ini yang harus ditekankan di hati kita! Bekerja di ladang TUHAN--apalagi di kebun anggur yang sudah dijaga pedang--jangan ada keinginan jahat/keinginan akan uang seperti Yudas!
“Saya juga diperiksa. Sebulan dua kali saya ke Jakarta, nanti ke Poso dan kota lain. Saya bayar sendiri, supaya tidak ada keinginan akan uang. Bukan sombong, tetapi tidak ada keinginan akan uang. Mau yang datang berapapun, terserah, yang penting saya mengabarkan firman kabar mempelai. Pernah tahun 2005, mau dibatalkan di Medan karena sedikit yang datang. Saya katakan: 'satu orang saja datang, kalau butuh, saya datang'. Kenapa? Satu orang masih waras, masih lumayan (maaf). Saya ke Medan masih naik pesawat; tetapi Yesus, mendatangi satu orang di Gadara masih dihantam gelombang, hanya untuk satu orang yang tidak waras. Kenapa harus takut? Sungguh-sungguh untuk dinar, bukan untuk dolar.â€
Hati-hati! Di kebun anggur terjadi iri hati seperti yang dialami oleh Yusuf.
Kejadian 37: 3-4, 11
37:3. Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
37:4. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah merekaitu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
37:11. Maka iri hatilahsaudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Yusuf mempunyai karunia mimpi, sehingga kakak-kakaknya semakin iri. Hati-hati! Kalau sudah iri, lama-lama menjadi benci, lalu benci tanpa alasan, sampai membunuh--jadi binatang buas.
Kejadian 37: 31-33
37:31. Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
37:32. Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?"
37:33. Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
Tadinya hamba TUHAN yang dipakai TUHAN dan hebat--kakak-kakak Yusuf adalah yang lebih dulu; lebih dulu dipakai TUHAN. Tetapi kalau iri dan benci, justru menjadi binatang buas.
Binatang buas di sini adalah kakak-kakak Yusuf. Kalau dalam pelayanan yang benar, lalu ada iri dan benci tanpa alasan, itu sama dengan binatang buas--antikris. Rusak semua. Ini terjadi di kebun anggur hari-hari ini.
Lebih dahsyat lagi, kalau yang muda iri pada yang tua. Memang jauh dan harus tahu diri. Yang tua juga jangan iri pada yang muda! Semua diberkati dan dipakai oleh TUHAN, semua mendapat 1 dinar--kemurahan TUHAN.
Kalau iri dan benci, bahkan benci tanpa alasan--belum kenalpun sudah benci--ini yang bahaya dan kehilangan 1 dinar; menjadi binatang buas/antikris dan binasa selama-lamanya.
Dalam pelayanan apapun, jangan iri dan benci!Itu menjadi binatang buas.
Matius 20: 16
20:16. Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahuludan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Hati-hati! Dalam kebun anggur, yang terdahulu menjadi terkemudian; orang yang terkemudian menjadi yang terdahulu. Ini yang bahaya.
Orang yang baru dengar--seperti Yairus--langsung berpegang pada firman pengajaran. Tapi yang sudah tahu, justru melepaskannya.
- Keluaran 17: 1-3
17:1. Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
17:2. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
17:3. Hauslahbangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
Tempat ketidakpuasan manusia yang ketiga: di padang gurun dunia.
Dunia bagaikan padang gurun. Di dunia ada tempat persinggahan/perhentian seperti Rafidim, tetapi tidak ada air.
Artinya: perhentian/kesukaan tanpa Roh Kudus. Ini bukan kepuasan/kesukaan yang sejati, sehingga tetap haus, bahkan menimbulkan pertengkaran dan lain-lain.
Seharusnya terjadi di dunia, tetapi juga masuk di dalam gereja TUHAN--sering bertengkar dan lain-lain.
Mengapa ada pertengkaran?:
- Karena ada tempat namanya Meriba.
Keluaran 17: 7=>di Masa dan Meriba.
17:7. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkardan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Meribaartinya kebenaran sendiriyang mengakibatkan pertengkaran (di dalam nikah, kebun anggur dan lain-lain), sehingga haus--kering; tidak puas.
Kebenaran sendiri, yaitu:
- menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain.
Akhirnya saling menyalahkan dan bertengkar. Kalau kebenaran dari TUHAN, yang salah mengaku dan yang benar mengampuni.
- Menutupi dosa dengan menyalahkan TUHAN--menyalahkan pengajaran benar.
Kemudian karena ada Masa.
Masaartinya pencobaan-pencobaan, pikulan berat sampai masalah-masalah yang mustahil.
Pencobaan membuat kita kering dan haus bahkan stress, ketika kita menggunakan kekuatan sendiri--tidak menyerah pada TUHAN.
“Saya sudah mengalami. Waktu melanjutkan Lempin-El “Kristus Ajaib†angkatan 27, saya sudah izin kepada guru dan tidak ada yang melanjutkan. Saya adakan reuni semua lulusan Lempin-El, dan saya yang diminta untuk lanjutkan. Saya pamit pada semuanya. Saya sudah surati, kemudian saya mau daftarkan di Bimas Kristen Jawa Timur. Mulai cari teman yang bisa bantu. Ada teman hamba TUHAN yang berkata sudah mengurus. Saya merasa senang. Saya diantar, tetapi sampai di sana saya dimarahi, ditolak dan diusir. Tiga hari saya tidak tidur; bukan hanya haus dan kering, tetapi juga stress kalau menggunakan kekuatan sendiri. Isteri dan anak saya menjaga saya. Saya alami di dunia. Kemudian isteri saya berkata: 'aku saja yang mengantar'. Biasanya isteri yang mengantar, tapi kali itu, saya suruh tunggu di luar. Akhrinya ia katakan: 'ayolah, saya yang antar'. Saya berangkat. Saya tidak menemui pimpinan, tetapi sekretarisnya. Akhirnya bicara dengan bimasnya, bisa diurus dan malah ia ikut kunjungan ke Toraja. Ini hasilnya kalau mengandalkan TUHAN.â€
Di dunia ini, jangan coba-coba dengan kebenaran sendiri--bertengkar dan haus--dan jangan coba-coba dengan kekuatan sendiri--benar-benar kering dan stress.
- Keluaran 17: 7
17:7. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Yang ketiga: 'Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?' = sudah sekian lama dalam pengajaran, masih tidak yakin pada pengajaran.
Terlambat, yang terdahulu jadi yang terkemudian. Ini namanya kebimbangan karena menggunakan logika/pikiran sendiri.
Hati-hati! Menghadapi dunia yang bagaikan padang pasir, jangan memakai kebenaran sendiri--akibatnya bertengkar dan haus--, jangan memakai kekuatan sendiri--akibatnya stress--, dan jangan memakai pikiran sendiri--bimbang.
Bimbang= tidak percaya pada pribadi dan kuasa TUHAN.
Mari sungguh-sungguh! Hari-hari ini, jangan bertanya-tanya lagi ini benar atau tidak! Harus sudah yakin dengan pasti. Kalau masih bertanya berarti bimbang, yang menjawab pun juga jadi bimbang.
“Kami dididik mulai di Lempin-El, karena saya tinggal di luar asrama, saya pernah diizinkan oleh TUHAN tidak bisa makan dan minum. Saya dididik oleh TUHAN. Sudah lapar, sakit dan sebagianya. Tetapi saya katakan: 'jangan kering, TUHAN'. Kalau hamba TUHAN kering, mau apa? Mau melawak? Saya katakan pada isteri dan anak saya: 'doakan, jangan sampai papa kering'. Kalau kering, tidak ada pembukaan firman, tidak ada urapan, mau jadi apa? Jangan sampai terjadi. Kalau terjadi, jemaat mati semua. Jemaat akan tercerai-berai.â€
Hati-hati dengan 3 hal ini!
Di saat menghadapi Meriba, jangan ada kebenaran sendiri!
Mengahadapi Masa, jangan ada kekuatan sendiri; dan jangan pakai logika! Tetapi gunakan iman.
Iman itu lebih tinggi dari pengetahuan/logika. Kalau iman menerima, maka pengetahuan pasti menerima; tidak akan bisa menolak.
“Saya buktikan. Sekolah Lempin-El “Kristus Ajaib†ini memang ajaib. Muridnya ada yang lulusan TK, SD, S1, S2 sampai doktor juga ada. Berarti pengetahuan bisa menerima kalau iman sudah menerima. Bukan saya bermaksud merendahkan, tetapi ini kenyataan kalau iman bisa menerima, maka pengetahuan manapun bisa menerima. Karena iman lebih tinggi dari pengetahuan. Mari, di dalam dunia gunakan iman, jangan pakai logika.â€
Ketika menghadapi laut Kolsom, TUHAN menyuruh Musa berangkat; kalau menggunakan logika maka diskusi dulu, pasti mati. Kalau diskusi, pasti tidak berangkat melewati laut Kolsom. Tetapi kalau itu perintah TUHAN--firman pengajaran benar--, yakini dan praktikkan! Maka mujizat pasti terjadi. Pasti beres. Kenapa harus bingung-bingung?
“Memang saya kelihatan bodoh. Tahun '82, saya sudah mengajar di perguruan tinggi sekuler. Tetapi sekarang kelihatan bodoh sekali, karena saya hanya menggunakan ayat-ayat. Tidak apa-apa. Yang dianggap bodoh oleh dunia, itu berarti di hadapan TUHAN.â€
Mari sungguh-sungguh hari-hari ini!
Keluaran 17: 4-6
17:4. Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
17:5. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslau kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.†Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Akibatnya:
- Bersungut-sungut; tidak puas; mengomel terus.
Kalau di rumah tangga sudah banyak mengomel, itu tanda sudah kering. Begitu juga gembala terhadap sidang jemaat. Mulai saling menyalahkan, ini berarti sudah kering rohani.
- Kemudian, mulai menghasut; untuk yang salah.
Kalau yang benar, mengundang. Kalau menghasut, justru mendukung yang salah. Hati-hati! Ini sudah kering.
- Akhirnya, melempar batu--keras hati--artinya menghakimi dan melakukan tindakan kekerasan--penindasan.
Hati-hati! Gereja memang menghadapi dunia. Dunia ini keras. Kalau ibadahnya terlalu ramai, batu sungguhan yang dilempar. Kita juga hati-hati, memang bebas tetapi harus memperhatikan lingkungan dengan baik. Dunia bisa menindas kita--siapa yang beribadah akan dianiaya--, tetapi di dalam gereja juga bisa menindas; sudah seperti binatang buas. Hati-hati dengan organisasi!
Penganiayaan, penindasan dan kekerasa itu brutal. Ini semua harusnya terjadi di dunia, tetapi anak TUHAN, jemaat TUHAN dan hamba TUHAN justru banyak yang ikut-ikut dan menuju kebinasaan.
Jalan keluarnya:
Keluaran 17: 5-6
17:5. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itudan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Yaitu 'pukul gunung batu' = gunung batu adalah batu karang/pribadi Yesus (1 Korintus 10).
Gunung batu harus dipukul, sehingga keluar air, untuk mengatasi kekeringan di akhir zaman. Ini nubuatnya dan sudah digenapi di perjanjian baru.
Yohanes 16: 7
16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
'Yesus pergi'= Yesus harus mati di kayu salib dan bangkit, naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus--air kehidupan dari sorga.
Tetapi sebelum mati, Ia meneguk semua anggur asam bercampur empedu--akibat dari ketidakpuasan kita. Tidak puas, itu bagaikan sedang minum anggur asam bercampur empedu.
Hati-hati, nikah rumah tangga, jangan ikuti perempuan Samaria! Pikirnya enak kawin cerai. Tidak, tetapi sedang minum air empedu; sampai terakhir kumpul kebo, itu pahit terus dan tambah haus.
Di dalam pelayanan, kalau kita iri dan benci, kita haus, seperti minum empedu.
Di dalam dunia, kalau bimbang menghadapi apapun--menggunakan kebenaran sendiri, kekuatan dan pikiran sendiri--pasti akan haus.
Tetapi, sebelum Yesus mati, Ia sudah meminum semuanya.
Yohanes 19: 28-30
19:28. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!"
19:29. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
19:30. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sebelum mati, Ia berkata: 'Aku haus'. Ia mau menanggung, karena Ia tahu banyak manusia yang haus hari-hari ini, termasuk nikah dan hamba TUHAN yang haus. Lalu Ia diberi minum anggur asam bercampur empedu.
Jadi, Yesus mati dan menanggung segala ketidakpuasan kita--kekeringan rohani kita--, kepahitan dan penderitaan kita di dunia. Dia tanggung semua. Semua dosa dan kekeringan, kepahit getiran sudah selesai di kayu salib. Tinggal kita mau atau tidak.
“Tidak perlu lagi seperi saya yang stress. Apa enaknya hidup? Saya merasa berdosa sampai hari ini, karena isteri dan anak saya menjaga saya terus.â€
Semua sudah ditanggung Yesus di kayu salib.
“Lulusan Lempin-El “Kristus Ajaibâ€, jangan main-main! Perjuangan dari Om Yo, berat sekali. Sampai saya juga merasakan. Tetapi tetap ajaib. Mau diapakan juga, tidak bisa. Itu yang penting, tetap ajaib dan lulusannya juga merasakan keajaiban dari TUHAN sampai hari ini.â€
Jadi, Yesus mati di kayu salib--pergi--untuk meminum segala dosa, pahit, najis dan jahat yang membuat manusia haus/tidak puas/tidak bahagia.
Kalau dosa--beban terberat--sudah diselesaikan, maka semua masalah juga sudah selesai.
Kemudian Ia bangkit dan naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita--air kehidupan. Semua sudah Yesus lakukan.
Sekarang, bagaimana sikap kita? Segala kepahitan kita, serahkan semua. Semua sudah diminum oleh Yesus.
Seumpama saya membawa air satu cedok, mau memandikan. Kalau lari, tidak bisa.
Yesus sudah siap untuk mencurahkan Roh Kudus pada kita. Kalau perjanjian lama, memang pakai minyak urapan. Tetapi sekarang, bukan pakai minyak lagi, tetapi sejak loteng Yerusalem, Roh Kudus dicurahkan dari sorga.
Sikap kitaadalah pergi ke gunung Joljuta. Pergi ke salib Yesus.
Di situlah tempat mengaku segala kejahatan, dosa-dosa dan kenajisan, kegagalan, kepahitan dan ketidakbahagiaan kita. Akui semua. Itu seperti memberi minum Yesus dengan air anggur asam bercampur empedu. Berikan semua pada TUHAN dan Ia akan berikan kita Roh Kudus.
Mungkin ada isteri yang di depan suami terlihat bahagia, tetapi begitu suami berangkat ke kantor, isteri menangis sendirian di rumah. Atau ada kepedihan. TUHAN yang tahu malam ini. Serahkan semua pada TUHAN. Minumkan semua. Biar setelah Ia minum, Ia berkata: 'sudah selesai!', Ia memberi kita minum air kehidupan dari sorga. Kita tidak akan pernah haus lagi. Perempuan Samaria tidak haus lagi.
Kegunaan air kehidupan:
- Yesaya 44: 3-4
44:3. Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
44:4. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusadi tepi sungai.
Kegunaan yang pertama: Roh kudus mencurahkan berkat sampai ke anak cucu.
“Kalau ada gembala yang mau memberi minum TUHAN, maka jemaat juga akan menerima kelimpahan. Begitu juga di dalam nikah, kalau ada suami yang mau memberi minum Yesus, maka berkatnya sampai ke anak cucu. Saya selalu katakan pada kaum muda. Kalau mau menikah, jangan egois! Tanggung jawab terhadap anak cucu. Pikir, kalau menikah, bagaiman anak cucunya. Mau jadi gembala juga jangan egois. Kalau sikap kita begini, bagaimana anak cucu dan jemaat kita?â€
Tidak rugi kita memberi minum Yesus dengan empedu. Ruginya hanya gengsi karena mengaku. Tetapi tidak rugi.
Berkatnya adalah air kehidupan yaitu berkati sampai ke anak cucu =
- Berkat secara jasmani:
- pemeliharaan di tengah kesulitan dunia.
Saat menghadapi asap, pakai teknologi dunia, tetapi tidak berhasil. Tetapi begitu ada hujan dari TUHAN, baru selesai.
t
Mungkin gaji kita hanya 5 roti 2 ikan untuk 5000 orang. Tetapi kalau dari atas, bisa semua. Jangan bergantung pada jumlah gaji dan jumlah jemaat! Kita bergantung pada Roh Kudus dari atas, jangan dari dunia.
- Ada masa depan yang berhasil dan indah.
“Kaum muda, boleh pintar, tetapi tanpa Roh Kudus, akan kering. Tidak bisa apa-apa. Bukan saya anti orang pintar. Saya senang sekali ada yang sampai S3. Tetapi kalau tanpa Roh Kudus, akhirnya kering juga.â€
- Berkat secara rohani: kebahagiaan sorga sampai anak cucu, sehingga tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia.
Gereja tidak perlu lagi dibuat seperti tempat-tempat di dunia. Seringkali, supaya kaum muda tidak pergi ke diskotik, maka gereja dibuat seperti diskotik. Ini sama saja.
Andalkan kepuasan dari sorga! Jangankan ke diskotik, sekalipun kawin-cerai dan kumpul kebo sampai seribu kali, tetapi tidak puas.
Mungkin kita tinggal di rumah saja, tetapi ada kepuasan dari TUHAN.
“Dulu saya tinggal di rumah TUHAN selama 4 tahun. Bersyukur, karena sulit hidup di rumah TUHAN. Belum jadi hamba TUHAN, tetapi sudah tinggal di rumah TUHAN.â€
Yesaya 44: 4
44:4. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusadi tepi sungai.
Juga ada pohon gandarusa--gambaran hamba TUHAN--, artinya, kita dipakai semua sekeluarga oleh TUHAN. Menjadi imam--pelayan TUHAN--bagaikan di tepi sungai air kehidupan; di tepi takhta sorga. Betapa indahnya rumah tangga.
Jangan egois! Ingat anak cucu! Tetapi kita harus berusaha, supaya air kehidupan mengalir.
- Mazmur 137: 1-3
137:1. Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
137:2. Pada pohon-pohon gandarusadi tempat itu kita menggantungkan kecapikita.
137:3. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
Tadi, pohon gandarusa berada di tepi sungai kehidupan, tetapi di sini, pohon gandarusa berada di tepi sungai Babel.
Kegunaan yang kedua: Roh Kudus memberi kekuatan ekstrakepada anak TUHAN/hamba TUHAN yang lemah seperti pohon gandarusa, untuk tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sampai garis akhir. Jangan menggantung kecapi!
Tanpa Roh Kudus, akan menggantung kecapiartinya berhenti melayani.
Garis akhir: sampai TUHAN datang atau sampai meninggal dunia.
Kalau hamba TUHAN sepenuh, menggantung kecapi berarti menggantung diri seperti Yudas Iskariotyang berhenti karena uang. Ia tidak menghargai Yesus yang digantung di kayu salib.
Selama kita mengharagai Yesus yang digantung di kayu salib, kita tidak akan meninggalkan pekerjaan TUHAN sampai garis akhir. Ini adalah moto Lempin-El: “selama kurban Kristus masih berlaku, aku tidak akan meninggalkan pekerjaan TUHAN; pekerjaan terakhirkuâ€.
Kalau sudah berhenti, akan berada di tepi Babel. Bukan berada di tepi air kehidupan. Tidak akan puas, mau bagaiamanpun. Mulai menghakimi.
Biarlah kita tetap melayani TUHAN sampai TUHAN datang.
- Yesaya 44: 5
44:5. Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."
Kegunaan yang ketiga: Yakub menjadi Israel= kekuatan Roh Kudus mengubahkankita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Yakub = penipu; menjadi Israel = pemenang.
Jangan ada dusta! Kalau ada dusta, pasti pahit, getir dan hancur hidupnya, karena setan adalah bapa pendusta.
Pemenang sama dengan jujur; ya katakan 'ya', tidak katakan 'tidak'. Selebihnya adalah dari ular/setan.
Soal pengajaran dulu, harus jujur. Mana yang benar, katakan benar. Jangan katakan: 'benar, tetapi...; tidak benar, namun...', itu menghujat. Itu sama dengan jalannya ular yang tidak ada lurusnya sama sekali dan pasti membuat lelah.
“Sekalipun naik mobil seharga ratusan juta, tetapi kalau jalannya terus berkelok tidak pernah lurus, lama-lama pening juga. Hamba TUHAN juga, kalau tidak pernah lurus, lama-lama akan berhenti melayani.â€
Tetapi kalau mau jujur, akan lurus menuju Yerusalam baru; semua ringan dan tidak akan tersesat.
Pemenang juga berarti menang dalam pergumulan. Kalau jujur, kita menang dalam pergumulan. Yakub bergumul saat menghadapi Esau--gambaran antikris, kebencian.
Kejadian 32: 24, 28
32:24. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:28. Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
Ada pergumulan pribadi sebagai gembala, suami, isteri dan sebagainya.
Pergumulan apa malam ini? Menghadapi Esau--menghadapi maut, sebab Yakub tahu kalau Esau mau membunuh dia; melawan ketakutan--Yakub stress saat akan menghadapi Esau.
Menghadapi ketakutan, stress; mari bergumul malam ini sampai manis semuanya. Rasa apa saja hidup kita, pergumulkan sampai semua manis.
Yakub juga menghadapi pergumulan nikah rumah tangga. Mungkin yang paling berat adalah pergumulan hamba TUHAN kalau menghadapi anak-anak; ada yang hadapi isteri atau suaminya. Bergumul, sampai Roh Kudus menyelesaikan semua, dan semua jadi indah pada waktunya.
Mungkin ada keluarga yang belum percaya TUHAN--suami, isteri, kakak, adik--, gumulkan sendiri dengan TUHAN--hati dengan hati; mata dengan mata; tangan dengan tangan--biar TUHAN yang bergumul untuk menyelesaikan semua.
Juga bergumul untuk masalah hidup dan mati--masalah yang mustahil--; sampai bergumul untuk mendapatkan nama baru. Pembaharuan terus sampai sempurna seperti Yesus, untuk layak naik ke Yerusalem baru.
Inilah kegunaan Roh Kudus yang dicurahkan sampai anak cucu. Kita diberkati dan dipakai oleh TUHAN.
Banyak yang gugur hari-hari ini! Mari, kita bertahan terus dalam pelayanan, sampai TUHAN datang kembali. Jangan menggantung kecapi! Mari terus melayani TUHAN.
Kita sungguh-sungguh bergumul sampai Roh Kudus dicurahkan. Roh Kudus dari hati/perut. Buka hati dan buka suara. Biar Roh Kudus membersihkan mulai dari hati. Kalau sudah bersih, Roh Kudus naik ke lidah dan sampai bisa berbahasa lidah. Itu terserah TUHAN.
Yang penting, jangan kering dan jangan tanpa Roh Kudus! Kita haus dan TUHAN berikan Roh Kudus. Apapun pergumulan kita, serahkan pada TUHAN. TUHAN tolong kita semua!
TUHAN memberkati.