Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.
Tema:
Wahyu 21: 5:
"
Aku menjadikan segala sesuatu baru"
Wahyu 21: 5
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Sebenarnya, di dalam kitab Kejadian pada awal penciptaan, TUHAN sudah menciptakan langit bumi serta isinya termasuk manusia yang sama mulia dengan Dia--satu gambar dengan TUHAN--dan manusia ditempatkan di taman Eden. Semua baik dan semua bahagia pada waktu diciptakan. Tetapi sayang, manusia diperdaya oleh ular dan jatuh dalam dosa, sehingga kehilangan gambar dan kemuliaan Allah; telanjang dan diusir ke dunia, sehingga manusia hidup dalam suasana kutukan, letih lesu, penderitaan, susah payah, dan air mata. Bumi juga ikut dikutuk.
Kejadian 6: 11-126:11.Adapun bumi itu telah rusakdi hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12.Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusakdi bumi.
Di bumi, manusia ternyata masih melakukan hidup yang rusak. Manusia tidak bertobat, tetapi tetap menjalankan hidup yang rusak--kejam, sadis, keras dan lain-lain; jemaat juga dikutuk. Juga hidup dalam kejahatan dan kenajisan, termasuk hamba Tuhan/pelayan--seperti perempuan bungkuk delapan belas tahun di Bait Allah; dicap 666; tubuh, jiwa, dan rohnya daging; tampil seperti binatang buas, jadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan selamanya. Tidak ada pikiran rohani sekarang ini: yang penting dapat untung, kedudukan, tidak peduli orang lain sudah terkapar dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu Tuhan mau menciptakan langit dan bumi yang baru di mana ada Yerusalem baru, dan juga manusia baru yang sama mulia dengan Tuhan untuk layak ditempatkan di Yerusalem baru, bahagia dan kekal selamanya. Inilah rencana Tuhan.
Prosesnya disebut dengan
PEMBAHARUAN.
Dalam Wahyu 21,
ada empat macam pembaharuan(diterangkan mulai dari
Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Sore):
- Wahyu 21: 1= pembaharuan langit dan bumi yang baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Ciawi IV, 28 Februari 2013-Kamis Pagi).
- Wahyu 21: 2-3= pembaharuan manusia baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi V, 28 Februari 2013-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Jakarta V, 10 Oktober 2013-Kamis Sore).
- Wahyu 21: 4-8= pembaharuan suasana baru (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 14 Oktober 2014-Selasa Sore).
- Wahyu 21: 9-27= pembaharuan Yerusalem baru sampai kekal.
AD 3. PEMBAHARUAN SUASANA BARUWahyu 21: 4-821:4.Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5.Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6.Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7.Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
21:8.Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhaladan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Pembaharuan suasana baru dibagi menjadi empat:
- Wahyu 21: 4= suasana tanpa maut/suasana tanpa air mata dan perkabungan (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 17 November 2015-Selasa Soresampai Ibadah Kunjungan Jakarta II, 18 November 2015-Rabu Pagi).
- Wahyu 21: 5-6= suasana kepuasan/kebahagiaan sorga--tidak ada haus--(diterangkan pada Ibadah Kunjungan Jakarta III, 18 November 2015-Rabu Sore). Kalau haus, bahaya, akan seperti perempuan Samaria yang kawin cerai lima kali.
- Wahyu 21: 7= suasana kemenangan (diterangkan pada Ibadah Kunjungan Jakarta IV, 19 November 2015-Kamis Pagidan Ibadah Kunjungan Jakarta IV, 11 Agustus 2016-Kamis Pagi) ditambah Ibadah Kunjungan di Ciawi II, 16 Januari 2018.
- Wahyu 21: 8= suasana kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan TUHAN (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 17 Januari 2018).
AD. 4. Suasana kebenaran, kesucian dan kesempurnaanWahyu 21: 821:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7) dan semua pendusta(8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."Ada delapan dosa yang langsung menenggelamkan manusia termasuk anak Tuhan, hamba Tuhan, pelayan Tuhan ke dalam lautan api dan belerang; neraka--binasa untuk selamanya.
Delapan dosa ini melawan kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan.
Delapan dosa bisa dikelompokkan:
- Penakut--diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 17 Januari 2018sampai Ibadah Kunjungan di Jakarta II, 18 Januari 2018--dan tidak percaya= melawan kebenaran (halaman Tabernakel); tidak benar.
- Keji, pembunuh, sundal, tukang sihir, penyembah berhala= melawan kesucian (ruangan suci); tidak suci.
- Dusta= melawan kesempurnaan (ruangan maha suci); tidak bisa sempurna--tidak bisa diharapkan. Kalau jujur, sekalipun hancur-hancuran, masih bisa ditolong. Kalau dusta, sekalipun merasa suci, hebat, tidak akan bisa ditolong.
TIDAK PERCAYA/BIMBANGYakobus 1: 61:6.Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Orang yang tidak percaya (bimbang) sama dengan gelombang laut yang diombang-ambingkan oleh angin kian ke mari.
Kita menghadapi angin dan gelombang di tengah laut--perjalanan kita menuju ke Yerusalem baru menghadapi gelombang lautan beserta angin.
Pengertian gelombang lautan secara rohani:
- Yakobus 1: 5-8
1:5.Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6.Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7.Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8.Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Pengertian pertama gelombang lautan:
- Hati yang bimbang saat menghadapi angin pencobaan di segala bidang: ekonomi, kesehatan.
Ini sama dengan bimbang terhadap kuasa Tuhan.
Orang seperti ini bisa ke dukun dan lain-lain.
- Bimbang saat menghadapi ajaran palsusehingga bimbang terhadap pribadi Tuhan.
Kalau bimbang pada pengajaran/pribadi Tuhan, pasti bimbang akan kuasa Tuhan. Belum apa-apa, sudah menyerah kalah--baru mau membangun gereja sudah telpon sana-sini.
Akibatnya:
- Hidupnya tidak tenang; tidak mengalami damai sejahtera; hidupnya berat, berletih lesu, dan tenggelam. Jangan-jangan tidak bisa tidur; susah payah hidupnya.
- Tidak mendapat apa-apa dari Tuhan, sekalipun mendapat apa-apa dari manusia.
Tidak mendapat apa-apa dari Tuhan berarti tidak bisa berbuat apa-apa.
- Tidak berhikmat; tidak bijaksana; tidak taat dengar-dengaran pada firman Allah. Ini seperti rumah yang rubuh dan hebatlah kerusakannya.
Matius 7: 26-27
7:26.Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
'bodoh'= tidak punya hikmat sorga.
Perkataan Yesus= firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab; itu yang benar.
Orang bimbang/tidak taat akan dikalahkan oleh setan tritunggal:
- Hujan= setan dengan roh najis; dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
- Angin= angin pengajaran palsu= nabi palsu dengan ajaran palsu termasuk gosip, dusta untuk menghantam rumah rohani, penggembalaan, dan fellowshipkita.
- Banjir= antikris dengan kekuatan mamon. Ini yang bisa menghancurkan kehidupan pribadi dan rumah tangga.
Dikalahkan setan tritunggal berarti menjadi rumah yang rubuh dan hebatlah kerusakannya. Artinya tidak bisa dibangun kembali; tenggelam di dalam lautan api dan belerang.
Inilah kebimbangan. Orang yang bimbang tidak mungkin bisa taat.
"Saya seringkali memberikan contoh: ibarat antara suara Tuhan dan suara ular. Suara Tuhan: 'begini'--semua buah pohon di taman boleh dimakan, hanya satu yang tidak boleh--, suara ular: 'begitu'--tidak boleh dimakan semua, yang satu itu yang boleh. Kalau berkhhotbah jadi: 'beginitu.', karena mendengar 'begini' dan 'begitu'. Kacau."
Inilah, firman seringkali dianggap pengetahuan.
Matius 7: 24-25
7:24."Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
'perkataan-Ku'=firman pengajaran yang benar.
Sikap yang benaradalah jangan bimbang tetapi percaya, yakin, dan taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar.
Hasilnya: tahan uji sekalipun dihantam oleh setan tritunggal; menang--jangankan roboh, goyahpun tidak.
Kalau firman diterangkan dengan lelucon, itu adalah perkataan lain. Perkataan Yesus adalah firman, yaitu ayat yang satu diterangkan oleh ayat yang lain dalam alkitab, itu yang benar.
Kalau firman dicampuraduk dengan pengetahuan, tidak ada lagi kuasanya. Itu sudah dua pengajaran. Pegang satu firman pengajaran yang benar, kita tidak akan bimbang tetapi bisa tahan uji.
Kalau tidak bimbang, kita akan menang atas setan tritunggal yang merupakan sumbernya masalah--ada kuasa Tuhan untuk menyelesaikan semua masalah yang mustahil--dan kita menjadi orang bijaksana; bintang yang bercahaya.
Daniel 12: 3
12:3.Dan orang-orang bijaksanaakan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Ini yang sering salah, hikmat Daniel di sini bukan dari sekolah tinggi tetapi dari belajar firman.
"Sekali lagi, saya tidak anti orang pandai. Saya doakan. Dulu yang mau masuk Lempin-El ini, saya yang sarankan untuk sekolah dulu sampai S3, karena pandai dan juga masih ragu.
Saya suka orang pandai, tetapi itu tidak ada kaitan untuk menjadi bintang di langit."
Bintang di langit adalah kehidupan yang taat pada firman/bijaksana. Ini kebijaksanaan dari Tuhan.
Kita dipakai menjadi bintang-bintang bercahaya, itulah hamba/pelayan Tuhan yang berhikmat untuk menuntun orang pada kebenaran. Kalau kita sendiri bimbang, sering melawan kebenaran, bagaimana bisa menuntun orang masuk kebenaran? Tidak akan bisa!
Diri sendiri dulu yang tahu pengajaran yang benar dan hidup dalam pengajaran yang benar, baru bisa menjadi bintang untuk menuntun manusia berdosa pada kebenaran untuk diselamatkan. Kita menjadi saksi/berkat bagi orang lain.
Jangan bimbang! Semua akan sia-sia kalau bimbang.
Gelombang yang terbesar yang segera menenggelamkan kita bukan gelombang dari setan, tetapi hati yang bimbang. Kalau hati mantap untuk taat dengar-dengaran, biarpun tsunami tidak bisa menghancurkan kita. Jangan bimbang!
Cocokkan dengan alkitab, kalau tidak cocok, berarti suara ular. Mau apa saja, mau melayani atau menyembah Tuhan, cocokkan, semua ada di alkitab. Kalau tidak cocok, berarti suara ular.
Kalau kita mendengar dua suara, pasti akan meninggalkan yang benar.
Mulai dari kitab kejadian: Hawa mendengar dua: suara Tuhan dan ular, akhirnya dia pilih suara ular. Salomo mendengar suara Tuhan dan suara isterinya--ajaran yang salah--, akhirnya dia pilih suara isterinya.
"Karena itu saya tidak mau sekalipun orang berkata: "Ayo, sekali saja." Saya tidak mau, saya tidak sehebat Salomo. Salomo saja jatuh, apalagi saya. Biar mau dicap apa, terserah."
Ini yang penting: kemantapan dan ketaatan; tidak ada kebimbangan; kita bertahan sampai menjadi bintang, bahkan sudah satu langkah lagi bisa menjadi mempelai.
- Yesaya 57: 20-21
57:20.Tetapi orang-orang fasikadalah seperti laut yang berombak-ombaksebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampahdan lumpur.
57:21.Tiada damai bagi orang-orang fasik itu," firman Allahku.
Pengertian kedua gelombang lautan: orang fasik/jahat, yang hanya menghasilkan dua hal:
- Sampah= sesuatu yang tidak berguna.
Orang bimbang hanya menghasilkan sampah dan lumpur.
1 Korintus 13: 1-3
13:1.Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Sesuatu yang tidak berguna yaitu:
- Tanpa kasih.
Tanpa kasih semua sampah, tidak berguna. Jaga, jangan ada kebencian, tetapi sekarang ini sudah waktunya kita saling mengasihi sampai mengasihi orang yang memusuhi kita!
Kita berkhotbah atau berkorban kalau tidak ada kasih, semua itu hanya sampah, tidak ada gunanya. Jangan ada kebencian apalagi kebencian tanpa alasan!
Kebencian tanpa alasan contohnya kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf. Kakak-kakak hati-hati! Jangan benci pada adik-adik, tetapi kita bina dengan baik.
Kita saling mengasihi, paling sedikit tidak merugikan sesama.
- Matius 25:26, 30
25:26.Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:30.Dan campakkanlah hamba yang tidak bergunaitu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Hamba yang jahat pasti malas dan pekerjaannya hanya menggosip, menuduh. Kalau kita digosipkan terus melawan, berarti tanpa kasih juga.
Sebaliknya, hamba yang setia pasti baik.
Yang kedua: tidak setia.
- Menjadi beban bagi orang lain, bukan berkat. Hati-hati, di rumah tangga, anak-anak belum bisa memberi untuk orang tua, tidak ada masalah, bekerjapun masih pas-pasan, tidak masalah, tetapi jangan jadi beban bagi orang tua! Tuhan tolong kita semua.
- Lumpur= lumpur dosayaitu:
- Perbuatan dosa.
Galatia 5: 19-21
5:19.Perbuatan dagingtelah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20.penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
5:21.kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
'tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah'= tenggelam di lautan api dan belerang.
- Perkataan sia-sia sampai menghujat Tuhan.
Perkataan sia-sia ini berupa gosip, fitnah, dusta, sampai menghujat Tuhan--menyalahkan yang benar, membenarkan yang salah.
Perbuatan dan perkataan dosa akan mengeruhkan suasana hati. Rugi! Kalau hati keruh, rumah tangga dan ibadah juga akan keruh, termasuk suasana nikah juga keruh, suasana fellowshipjuga keruh. Tidak ada damai sejahtera. Sayang sekali.
Kalau hati tidak damai, nikah tidak damai, maka tidak ada hadirat Imam Besar; tidak ada pelayanan Imam besar, dan semuanya kering.
"Saya paling takut ini. Bukan menantang Tuhan, lapar sudah pernah--tidak makan--, sekarang lapar juga karena puasa, terkadang tidak kuat juga karena doa pagi dulu, harus mengajar dan persiapan. Itu gunanya isteri, untuk menguatkan. Habis khotbah, banyak yang antri untuk bicara, sampai lupa makan sampai malam. Tetapi kalau kering, jangan sampai terjadi. Kalau sudah kering, mau jadi apa kita? Hamba Tuhan mau jadi pelawak, orang pulang kering? Jangan sampai kering! Mohon hadirat Imam Besar selalu di hati kita."
Kalau di hati sudah ada damai, tidak keruh, maka ada hadirat Imam Besar dalam nikah, begitu juga dalam penggembalaan dan fellowship. Kita bukan lagi merasakan pelayanan manusia yang terbatas, tetapi pelayanan Yesus, Imam Besar yang tidak ada batasnya.
Hadirkan Imam Besar dalam tiap pelayanan kita!Jangan lagi bergosip, mengancam jemaat, itu tidak baik, apalagi sampai memecat orang.
"Pdt. Pong almarhum selalu mengatakan: 'Saya tidak berani memecat orang, nanti bisa dipecat Tuhan atau justru memecat diri sendiri.'"
- Mengeruhkan pengajaran yang benar; menjadi sandungan.
Yehezkiel 34: 18-19
34:18.Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu?
34:19.Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu?
Ini adalah orang yang egois. Dia makan firman pengajaran--luar biasa, hebat, sampai mengagungkan--, tetapi lewat perbuatan dan perkataannya yang sia-sia, ia sudah mengeruhkan pengajaran yang benar, sehingga dicela oleh orang lain; menjadi sandungan bagi orang lain--'percuma pengajaran....sama saja'.
Harus ada bedanyakalau sudah berada di dalam pengajaran--berpindah dari penginjilan ke pengajaran--, dalam cara menyanyi, beribadah. Jangan ikut-ikutan! Kita menghargai yang lainnya.
"Sejak Opa van Gessel sudah digariskan, warnanya lain, orang sudah tahu kalau itu pengajaran, bukan eksklusif."
Jangan keruhkan pengajaran, tetapi mari hiasi pengajaran, supaya orang hormat!
Titus 2: 7, 9-10
2:7. dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguhdalam pengajaranmu,
2:9.Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah,
2:10.jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
'memuliakan'= menghiasi.
Sikap yang benar adalah jujur soal pengajaran. Kalau sudah jujur dalam pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran, maka kita bisa menjadi teladan dalam berbuat baik.
Orang muda bisa jadi teladan, apalagi yang sudah tua, sudah harus mantap menjadi teladan dalam berbuat baik.
Yang muda, belajar, jujur, dan praktikkan.
Kalau soal pengajaran tidak jujur, orang itu bukan baik tetapi pura-pura berbuat baik untuk menutupi sesuatu. Hati-hati! Iblis bisa menyamar menjadi malaikat terang. Termasuk saya juga harus diteropong, pura-pura berbuat baik atau tidak. Jangan tertipu. Tuhan tolong kita.
Sudah jujur, menjadi teladan berbuat baik, barulah kita bisa menghiasi firman pengajaran yang benar, dan orang akan hormat sekalipun kita masih muda. Dan kita sendiri juga sedang dihiasioleh pengajaran yang benar--kita disucikan dan diubahkan sampai sama mulia dengan Tuhan.
Jangan menghasilkan sampah dan lumpur! Mari, yang benar soal pengajaran! Acuan kita adalah alkitab, jangan ditambah dan dikurangi!
"Mengapa ilmu pengetahuan yang beda-beda pengarangnya tetapi bisa satu ajarannya?--karena saya seorang guru. Saya sering menangis. Kenapa alkitab yang hanya satu tetapi bisa berbeda-beda ajarannya?--baptisannya beda, menyembah beda, ini beda.Karena ditambah dan dikurangi. Coba kalau pelajaran matematika ditambah dan dikurangi, lulusan dari Indonesia bisa tidak lulus-lulus di Amerika. Makanya kalau firman ditambah dan dikurangi, kita tidak akan lulus-lulus juga ke sorga--bukan naik--, tetapi turun."
Hawa menambah kata 'raba', dan mengurangi kata 'bebas', mengikuti perasaannya sendiri. Baca alkitab, doakan, nanti Roh Kudus yang memimpin. Jangan ditambah dengan perasaan sendiri, ilmu-ilmu, filsafat, pepatah kuno.
"Saya tiap hari dapat pepatah kuno. Baik, tetapi tidak menyelamatkan dan menyucikan karena bukan firman. Untuk apa? Ayat firman itulah yang menyucikan. Kalau ayat ditambah dan dikurangi, sudah tidak menyucikan lagi; sudah hilang arti rohaninya, sekalipun orang berkata: bagus, luar biasa."
Yesus berkata: "Ada tertulis..." dan setan dikalahkan. Kalau ayat ditambah, setan akan tertawa.
Ayat firman juga mengalahkan dosa--"...kamu sudah bersih karena firman yang Ku katakan".
Inilah kurang ajarnya setan; orang mau mendengar firman, dihalangi, kalau tidak bisa, dihalangi kuasanya lewat menambah dan mengurangi ayatnya. Bukan berarti di sini yang paling benar, tetapi alkitab yang benar, dan kita pasti jadi satu.
- Yesaya 17: 12
17:12.Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombaklaut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat!
'Bangsa-bangsa'= bangsa kafir. Di dunia ini hanya ada dua bangsa: bangsa Israel asli; umat pilihan Tuhan--keturunan Abraham, Ishak, Yakub--dan bangsa kafir--termasuk kita. Yang ngeri, bangsa kafir ini diduduki oleh Babel.
Wahyu 17: 1, 15
17:1.Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:15.Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsadan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.
'banyak airnya'= laut.
'duduk'= berkuasa.
'bangsa-bangsa'= yang dinubuatkan dalam kitab Yesaya dan digenapkan dalam kitab Wahyu.
Pengertian ketiga gelombang lautan: bangsa kafir yang dikuasai oleh Babel.
Babel= roh jahat dan najis (serigala dan burung). Ini yang mau menjadi kepala--duduk. Yesus sampai mengeluh: 'serigala ada liangnya, burung ada sarangnya, siap berkembang biak, tetapi Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakkan kepalanya'.
Tuhan sudah melihat perkembangan roh jahat dan roh najis, tetapi tubuh Kristus masih tercerai-berai karena ayat firman ditambah dan dikurangi. Ini yang menentukan; pokok/firman itu yang menentukan kesatuan.
Roh jahat= keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan.
Serakah= mencuri milik sesama (menipu, hutang tidak bayar) dan milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
"Coba, kalau mau berhutang, pasti baik-baik: Tolonglah, saya sudah tidak ada ini..!--domba--, tetapi begitu ditagih, jadi serigala. Hati-hati! Karena itu saya dipesan om Pong juga: 'Pak Wi, kamu jangan kredit-kredit, ya.' Ini pesan untuk pribadi saya, tetapi saya sampaikan kepada rekan-rekan hamba Tuhan. Ini maksudnya jangan sampai kita kelabakan bayar hutang. Bagaimana bisa memeriksa firman? Jangan ada keinginan. Waktu itu saya mau kredit mobil. Setelah dipanggil, tidak jadi."
Roh jahat itu juga menggembar-gemborkan yang jasmani--kekayaan--, tetapi tanpa penyucian; ada percabulan di dalamnya karena tidak ada pengajaran yang benar.
Roh najis= dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Ini sudah ada di rumah Tuhan. Dia punya isteri dua, kawin cerai, tapi bisa bebas berkhotbah, merokok bisa main musik, bebas saja. Yang penting pintar main musik, orang tertarik untuk datang, uang masuk; sama dengan Babel. Makanya Tuhan mengeluh tidak ada tempat dalam tubuh Kristus.
2 Timotius 3: 1-5
3:1.Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2.Manusia akan mencintai dirinya sendiri(1)dan menjadi hamba uang(2). Mereka akan membual(3)dan menyombongkan diri(4), mereka akan menjadi pemfitnah(5), mereka akan berontak terhadap orang tua(6)dan tidak tahu berterima kasih(7), tidak mempedulikan agama(8),
3:3.tidak tahu mengasihi(9), tidak mau berdamai(10), suka menjelekkan orang(11), tidak dapat mengekang diri(12), garang(13), tidak suka yang baik(14),
3:4.suka mengkhianat(15), tidak berpikir panjang(16), berlagak tahu(17), lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah(18).
3:5.Secara lahiriah mereka menjalankan ibadahmereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
'lebih menuruti hawa nafsu'= tidak taat.
Inilah Babel yaitu beribadah tetapi menolak kekuatan ibadah.
Kekuatan ibadah adalah salib. Ini yang ditolak sehingga sekalipun beribadah, ia tidak mengalami penyucian dan pembaharuan; tetap manusia darah daging dengan delapan belas sifat tabiatnya; dicap 666--perempuan bungkuk 18 tahun di bait Allah--, menjadi sama dengan antikris, bukan Tuhan.
Inilah kurang ajarnya setan. Dua kali: orang mau ibadah dihalangi, tapi kalau sudah beribadah, diberi yang palsu--hanya mencari yang jasmani. Manusia sudah rusak, untuk bisa ke sorga, harus dibetulkan; disucikan dan diubahkan. Kalau kita beribadah tidak mencari penyucian, mau apa kita? Hanya di dunia tetapi tidak pernah ke sorga. Nomor satu, ini yang harus kita perbaiki.
Yang sudah rusak-rusak harus kita perbaiki. Memang harus lewat salib. Kalau Yesus tidak disalib, Ia tidak akan pernah mendapatkan tubuh kemuliaan.
Kita juga harus ada salib dan pedang firman pengajaran. Yesus harus kena pedang untuk membuka Firdaus.
Itu ada pelajarannya di kitab kejadian: setelah Adam dan Hawa berbuat dosa dan diusir, pintu ke Firdaus ditutup; dijaga dengan pedang yang menyambar-nyambar. Siapa yang mau masuk, harus kena pedang. Yesus harus mati di kayu salib--kena pedang--supaya pintu sorga terbuka.
Kita sekarang bukan disalib/dipaku, tetapi harus mengalami penyaliban hawa nafsu daging: sengsara dalam ibadah. Kita sungguh-sungguh!
Kita harus mengalami salib dan pedang firman--disucikan dan diubahkan--, supaya tidak terkena pedang penghukuman.
Serusak apapun kalau ibadah itu menunjukkan salib--Yesus yang disalib--dan pedang firman--Yesus dalam kemuliaan--, kita masih bisa disempurnakan.
Sebaliknya, kalau tidak adasalib dan pedang, sesuci apapun orang itu, satu waktu akan ambruk; tidak kuat menghadapi hujan, angin, dan banjir.
Rasul Paulus hanya begitu: 'yang aku beritakan adalah Yesus yang disalib--firman penginjilan--dan Yesus dalam kemuliaan--firman pengajaran.'
Yang sudah berada di dalam pengajaran, Tuhan tolong kita semua.
Matius 14: 24-25, 29-31
14:24.Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
14:25.Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
14:29.Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30.Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31.Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Setan selalu meniupkan gelombang dengan kuasa maut yang dahsyat di lautan dunia untuk menghantam perahu pribadi kita, nikah kita, penggembalaan, dan fellowshipkita, yang sedang berlayar menuju pelabuhan Yerusalem baru, supaya tenggelam di dunia sampai tenggelam di lautan api dan belerang.
Inilah maksud dari setan yang meniupkan hati bimbang, sampah, dan lumpur. Yang kita butuhkan untuk menghadapi angin gelombang yang dahsyat hanya satu yaitu pelukan tangan Tuhan.
Kita mendapakan pelukan tangan Tuhan lewat:
- Pemberitaan firman pengajaran yang benar.
- Doa penyembahan yang benar.
Kalau kita menerima firman dan taat, berarti kita mengulurkan tangan pada Tuhan; berserah.
Doa penyembahan yang benar, berarti kita berseru: "Yesus tolong."
Kita mengulurkan tangan dan Tuhan mengulurkan tangan sehingga kita ada di dalam pelukan tangan Tuhan.
Ini yang kita butuhkan malam ini. Tidak ada alasan--sampai tenggelampun seperti Yunus bisa ditolong--, tinggal cari uluran tangan Tuhan yaitu pemberitaan firman pengajaran yang benar dan doa penyembahan. Ini tanggung jawab kita sebagai gembala di tempat masing-masing, apakah ada uluran tangan Tuhan?
"Tanggung jawab saya di fellowship, apakah ada uluran tangan Tuhan? Kalau ada, yang merosot, mau tenggelam, bisa ditolong. Kalau tidak ada uluran tangan Tuhan, untuk apa kita berkumpul menghabiskan ratusan juta?"
"Di Palopo butuh ratusan juta, di sini ratusan juta. Berapa ini dalam satu bulan? Bukan sombong, saya sendiri bertanya-tanya, terheran-heran: kok bisa ya? Dari mana? Tuhan tolong. Tetapi kalau tidak ada uluran tangan Tuhan, betapa kita menyalahgunakan berkat Tuhan. Saya paling takut ini.
Di Lempin-El: mau makan tambah berapa kalipun boleh, tetapi kalau membuang makanan sedikit saja, saya marah. Lebih baik ambil secukupnya. Kalau kurang, tambah, sepuluh kali boleh, asal habis. Tapi kalau membuang, nanti saya tidak diberkati, kita semua tidak makan. Kurang lebih tujuh puluh orang yang makan di tempat kami. Kalau tidak diberkati, mau makan apa? Saya tidak bisa menjamin tujuh puluh orang setiap hari, tetapi uluran tangan Tuhan yang menjamin. Ini betul.
Waktu saya mengurus visa Amerika, saya ditanya: "Gajinya berapa? Ada sponsor?": "tTdak ada, pak. Tapi begini pak, tiap hari yang saya tanggung lima puluh orang." Orangnya terkejut, bingung sampai langsung cerita ini itu yang lain sampai lupa dan saya tidak tahu visa saya diterima atau tidak. Lama menunggu, kemudian saya telpon untuk bertanya, dan dijawab: "Visa bapak sudah diterima dari waktu yang lalu." Akhirnya kena harga tiket pesawatnya dua kali lipat. Tahun 2009 itu. Inilah kesaksian bagi Tuhan. Yang penting ada uluran tangan Tuhan, meski hanya punya lima roti dua ikan untuk lima ribu orang, beres.
Tidak usah bergantung uang. Yang Tuhan tanya: Berapa roti ada padamu? Berapa firman ada padamu? Asal ada uluran tangan Tuhan, beres semua.
Jangan bertanya berapa uangnya, tidak akan cukup! Asal ada pengajaran yang benar dan doa penyembahan yang benar, beres, apalagi ditambah doa puasa dan doa semalam suntuk, Tuhan akan cepat mengulurkan tangan pada kita.
Saya bahagia menerangkan ini karena hidupku hanya dari uluran tangan Tuhan; pengajaran yang benar."
Karena itu jangan tukar pengajaran dengan apapun! Mungkin dapat tetapi setelah itu habis. Kalau pengajaran yang benar, mungkin tidak ada apa-apa, tetapi bisa dapat semuanya.
MengapaTuhan izinkan kita mengalami pencobaan di segala bidang bahkan sampai hampir tenggelam? Supaya kita mengulurkan tangan pada Tuhan. Seringkali kalau semua enak, sudah tidak mau mengulurkan tangan. Karena itu Tuhan izinkan menghadapi gelombang.
Setan menghantam supaya kita kecewa, putus asa, dan menyerah kalah, tetapi Tuhan izinkan terjadi supaya kita bisa mengulurkan tangan--kembali pada pengajaran yang benar--dan berseru--kembali pada penyembahan yang benar. Tuhan akan mengulurkan tangan kepada kita untuk mengangkat kita:
- Yang jatuh akan dipulihkan. Daud bisa ditolong, kita juga bisa ditolong untuk hidup benar.
- Kegagalan; hampir tenggelam menjadi berhasil dan indah.
- Kemerosotan/kekeringan rohani dalam pelayanan juga ditolong. Sebut nama Yesus saja, bukan yang lainnya! Satu pengajaran dan satu penyembahan, jangan ditukar apapun, kalau ditukar, akan tenggelam.
- Kita dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan hujan akhir.
- Disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Dia, tidak salah dalam perkataan, hanya berseru: "Haleluya" di tempat yang tinggi sampai Yerusalem baru selamanya.
Jangan pernah kecewa dan putus asa! Jangan menyerah kalah, tetapi tetap setia dan percaya! Setia pada satu pengajaran yang benar! Menyembah Dia, percaya dan berseru pada Dia! Yang Tuhan lihat adalah setia dan percaya.
Memang langit tidak selalu biru, tetapi Tuhan menyertai kita. Jalan tidak rata, ada lembah, ketenggelaman, tetapi bisa diangkat. Tuhan beserta kita.
Jangan putus asa dan kecewa! Yang berhasil jangan sombong! Baru bilang: enak, tahu-tahu habis.
"
Pengalaman saya sederhana, baru ada waktu luang bilang: "Enak bisa tidur", tidak lama ada telpon: "ada yang meninggal.""
Yang berhasil jangan sombong, yang masih tenggelam jangan putus asa. Kita sama-sama di dalam pelukan tangan Tuhan, tempat paling aman. Jangan lepas sedikitpun! Setia pada pengajaran yang benar--satu pribadi--, percaya dan menyerah sepenuh pada Dia, itu yang Tuhan lihat.
Tuhan memberkati.