Ibrani 13: 1"
Peliharalah Kasih Persaudaraan"
Mengapa kita harus memelihara kasih persaudaraan?
Jawabannya malam ini, kita pelajari dalam Matius 24: 12
Sebab diakhir jaman ini terjadi krisis yang terbesar, itulah krisis kasih, yaitu kasih kepada Tuhan dan sesama menjadi dingin atau beku seperti es. Dan bersamaan dengan itu, kedurhakaan kepada Tuhan dan sesama meningkat bagaikan api yang menyambar-nyambar.
Kedua hal ini (kasih yang jadi dingin dan kedurhakaan yang meningkat) mengakibatkan penghukuman Tuhan.
Keluaran 9: 23-24
= hukuman Tuhan berupa hujan es dan api yang menyambar-nyambar sudah terjadi pada saat Israel akan keluar dari Mesir. Ini sudah pernah terjadi dan bukan dongeng.
Wahyu 16: 21; 2 Petrus 3: 10
= diakhir jaman, hukuman ini akan kembali terjadi. Dan ini merupakan hukuman terakhir dari 3x7 hukuman yang akan jatuh atas bumi.
Jadi, hukuman hujan es dan api yang menyambar-nyambar akan kembali terjadi pada saat gereja Tuhan akan keluar dari bumiini untuk menyongsong kedatangan Yesus kedua kali.
Jadi, sekarang ini, kita harus memelihara kasih Allah atau kasih persaudaraan supaya tidak mengalami penghukuman Tuhan yang dasyat.
Kita sudah belajar proses menerima kasih Allah. Sekarang kita belajar tempat untuk memelihara kasih itu.
Lalu, dimana tempat memelihara kasih Allah atau kasih persaudaraan?
- Keluaran 9: 18-19->masuk ke rumah= rumah tangga/nikah.
Praktik memelihara kasih Allah dalam rumah tangga (Kolose 3: 18-20), yaitu:- istri tunduk pada suami dalam segala sesuatu.
Kalau istri tidak tunduk, sudah ada api kedurhakaan yang muncul. Dan istri yang tunduk, ituada pembelaan dari Tuhan dan ada pembukaan pintu dari Tuhan, sampai pada pintu Surga. Ini dialami oleh Sarah yang tunduk pada Abraham sekalipun sampai diserahkan pada 2 orang laki-laki.
Penundukan, ini adalah sentral dari pengajaran Tabernakel.
- suami mengasihi istri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar kepada istri(Efesus 5:25-27).
Mengasihi, ini adalah sentral dari pengajaran Mempelai.
Jadi, kalau suami dan istri bisa memelihara kasih Allah dalam rumah tangga, akan dipakai dan dipercaya Tuhan Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
Matius 18:19
Kalau suami istri bisa memelihara kasih Allah, maka nikah itu akan menjadi satu kesatuan. Dan doa kita bisa dijawab oleh Tuhan. Dan keluarga itu menjadi rumah doa, bukan sarang penyamun. Dan ini artinya, segala masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Masalah terberat dalam nikah adalah perceraian, baik secara surat ataupun secara diam-diam. Sekarang ini banyak perceraian diam-diam. Dan nikah seperti inilah yang jadi sarang penyamun dan masalah-masalah tidak akan pernah terselesaikan.
Tapi kalau nikah jadi satu, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, sebab Tuhan sendiri yang akan menyelesaikan masalah itu.
Nikah kalau bercerai, itu sudah mati. Kalau kawin lagi, nikah itu jadi busuk!
Kalau sudah jadi sarang penyamun, maka setan yang ada disitu.
- anak-anak taat pada orang tua.
Ini menjamin masa depan yang indah. Hebat secara duniawi, tapi kalau tidak ada ketaatan, maka nasibnya hanya akan seperti Absalom yang terkatung-katung hidupnya.
2 Samuel 14: 25-26; 2 Samuel 18: 9
Absalom punya segala-galanya dan punya keindahan secara jasmani. Tapi karena tidak taat, apa yang dianggap indah, itulah yang menggantung hidupnya. Tidak ada keindahan lagi, sampai binasa untuk selamanya.
- orang tua jangan membuat anak tawar hatinya.
Ini terjadi karena orang tua memaksakan kehendak pada anak-anak yang tidak sesuai Firman. Kalau tawar hati ini dilanjutkan, anak bisa menjadi pahit hidupnya, tidak ada kemanisan lagi.
Atau sebaliknya, orang tua mengikuti kehendak anak-anak yang tidak sesuai Firman. Contohnya seperti Imam Eli yang menuruti kehendak anaknya.
Yang bagus adalahmendidik anak-anak sesuai dengan Firman, supaya kemuliaan Tuhan turun atas hidup kita dan pada masa depan anak-anak, sehingga semuanya jadi manis dan indah.
Biarlah malam ini kita mohon pada Tuhan, supaya nikah rumah tangga ini jadi tempat untuk memelihara kasih Allah.
- Keluaran 9: 25-26->tanah Gosyen= tempat penggembalaan.
Setan (Firaun) sendiripun mengakui kalau tanah Gosyen adalah tanah yang paling baik (Kejadian 47: 6).
Tidak ada tempat yang terbaik selain di tanah Gosyen!
Jadi, sekarang ini, kita harus jadi orang kristen yang tergembala. Ini bebas dari hujan es dan api.
Siapa yang harus tergembala?Mulai dari seorang gembala harus tergembala. Guru, nabi, rasul dan penginjil, harus tergembala. Pelayan Tuhanpun juga harus tergembala. Semuanya harus tergembala. Kalau gembala tidak tergembala, domba akan tercerai berai.
2 hal yang harus diperhatikan dalam sistem penggembalaan:- kandang penggembalaan. Secara jasmani, adalah organisasi menurut dunia. Secara rohani, adalah menurut kerajaan Surga (Tabernakel). Dan ini harus sama untuk seluruh gereja.
Tabernakel terbagi jadi 3 yaitu pelataran (kebenaran atau keselamatan), ruangan suci dan ruangan maha suci (kesempurnaan).
Kita sudah selamat tapi belum sempurna, karena itu, tempat kita adalah di ruangan suci(penggembalaan dengan 3 macam ibadah).
Kisah Rasul 2: 41-42
Yohanes 10: 1, 9-10
Untuk masuk penggembalaan, itu adalah masuk dalam pintu yang sempit, sakit untuk daging.
Yesus, adalah pintu yang sempit (salib). Tetapi di balik pintu yang sempit, Tuhan sediakan hidup berkelimpahan, yaitu kita dipelihara Tuhan sampai bisa mengucap syukur. Dan hidup berkelimpahan itu sampai pada hidup kekal.
Setan tahu hal ini, karena itulah dia ingin hancurkan penggembalaan. Caranya adalah yang ditunjukan bukan pintu sempitnya, tapi dengan sistem management yaitu ditawarkan kemakmuran dulu secara jasmani, sehingga gembala dan domba-domba tidak mau masuk dalam pintu sempit.
Akibatnya, gembala dan domba akan beredar-edar. Dan ini artinya tidak ada kasih lagi. Dan domba yang beredar-edar, domba itu akan bertemu singa yang akan membinasakan, bukan bertemu Tuhan! (1 Petrus 5: 8).
Kalau gembala yang beredar-edar, sama artinya memasukan singa dalam penggembalaan. Betul-betul mematikan sidang jemaat.
- suara gembala.
Yohanes 10: 3
Suara gembala= Firman penggembalaan yang dipercayakan Tuhan pada seorang gembala untuk disampaikan secara berulang-ulang dan dengan setia.
1 Petrus 2: 2
= Firman penggembalaan ini seperti air susu ibu (air susu yang murni dan rohani).
Murni= benar.
Rohani= tertulis dalam Alkitab dan dibukakan rahasianya oleh Tuhan dan juga dalam urapan Roh Kudus.
Gembala, tugasnya adalah memberikan air susu yang murni dan rohani. Dan sidang jemaat, tugasnya adalah selalu rindu akan air susu yang murni dan rohani (= bisa menikmati Firman penggembalaan).
Kalau ibu tidak mau menyusui anaknya, ibu itu egois, tidak punya kasih.
Kalau jemaat tidak mau menerima air susu ibunya, itu juga egois, tidak ada lagi kasih persaudaraan.
Akibatnya, tidak tergembala, tidak ada kasih persaudaraan. Dan sekalipun beribadah, tidak akan pernah berubah (mencintai dirinya sendirinya).
2 Timotius 3: 1-5
= 18 dosa= 666. Sangat ironis, ada dalam rumah Tuhan untuk ibadah dan melayani, tapi di cap dengan 666, tidak mengalami keubahan, tetap manusia daging.
Kalau bayi disusui oleh ibunya dengan terus menerus, maka bayi itu bisa bertumbuh dan bisa berubah hidupnya.
- Roma 5: 5->hati kita.
Praktiknyaadalah:- kita tidak kecewa atau putus asa menghadapi ujian secara jasmani.
- Tidak goyah dan tidak bimbang menghadapi pencobaan-pencobaan rohani (ajaran sesat dan dosa-dosa).
- Tidak tersandung menghadapi ujian dari sesama.
Roma 12: 17-18
= menghadapi sesama yang jadi musuh kita, jangan membenci, tapi tetap hidup dalam perdamaian, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
Kalau 3 praktik diatas ada pada kita, maka hati kita adalah hati yang tabah dan kuat. Itulah hati yang berisi kasih persaudaraan.
Kuat dan teguh hati, itulah yang dicari oleh Tuhan.
Hasil kalau kuat dan teguh hati:- Mazmur 27: 14= kita bisa menanti kedatangan Yesus yang kedua kali.
Yesaya 40: 29-31
Mungkin malam ini kita tidak berdaya dan letih lesu, banyak beban berat atau sudah jatuh dalam dosa, tapi kalau kita mau menerima kasih persaudaraan, Tuhan akan berikan kekuatan baru untuk setia dan berkobar-kobar untuk menanti kedatangan Tuhan yang kedua.
- 1 Tawarikh 19: 13= Tuhan akan melakukan yang terbaik, menjadikan semua baik dan yang terbaik dalam hidup kita.
- 1 Tesalonika 3: 13= kita menjadi tidak bercacat cela, kudus dan sempurna seperti Yesus.
Tuhan memberkati.