Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.
Oleh kemurahan Tuhan kita diberi panjang umur, kesehatan, terlebih kesempatan untuk memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Sesudah Ia mati di kayu salib, bangkit, menampakkan diri selama empat puluh hari kepada murid-murid-Nya, kemudian Ia naik ke sorga, dan dipermuliakan sebagai Imam Besar, Raja segala raja, dan Mempelai Pria Sorga, yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa.
Mengapa Yesus harus naik ke sorga?
- Yohanes 14: 1-3
14:1. "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
Yang pertama: Yesus naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita di takhta sorga; Yerusalem baru.
Sesudah itu Yesus akan datang kembali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga untuk mengangkat kita ke sorga, sehingga di mana Ia berada, kitapun berada; tidak terpisah lagi selamanya.
- Kisah Rasul 1: 8-9
1:8. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
1:9. Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Iadisaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
Yang kedua: Yesus naik ke sorga untuk mencurahkan Roh Kudus; Roh kemuliaan kepada kita semua, manusia darah daging yang penuh dengan kelemahan, yang hidup di dunia yang sudah sengsara, terkutuk, dan menuju kebinasaan.
"Tadi pujian koor kaum muda: tidak mampu berjuang, karena kita manusia darah daging yang lemah, dan hidup di dalam dunia yang terkutuk--susah payah dan lain-lain--, dan menuju kebinasaan.
Karena itu Yesus naik untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita."
Inilah dua alasan kenapa Yesus harus naik ke sorga, yaitu untuk menyediakan tempat bagi kita di sorga, dan sesudah itu Dia akan datang kembali untuk mengangkat kita ke tempat di mana Dia berada; kita berada di sorga bersama dengan Dia. Tetapi selama masih hidup di dunia, kita berada dalam kelemahan, sementara dunia penuh dengan kesulitan, kejahatan dan kenajisan--terkutuk. Kita tidak kuat. Karena itu Yesus mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada kita.
Untuk apa Roh Kudus?Memberikan
kekuatan ekstradari sorga untuk hidup di dunia yang terkutuk dan binasa, sampai bisa menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Jadi kalau tidak mampu apa-apa, jangan putus asa dan tinggal dalam kelemahan. Masih ada Roh Kudus dicurahkan kepada kita semua. Karena itulah Yesus naik ke sorga.
Kita memperingati kenaikan Yesus ke sorga--Dia menyediakan tempat bagi kita di sorga--, karena itu
kita harus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nyakedua kali di awan-awan yang permai, untuk membawa kita terangkat ke sorga, ke tempat yang sudah Ia sediakan bagi kita semua.
Apa yang harus kita persiapkan?Dia naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita di sorga. Karena itu kita juga harus menyediakan tempat bagi Dia saat Dia datang kembali.
Tempatnya adalah
tubuh Kristus yang sempurna; Dia adalah Kepala yang sempurna--Suami/Mempelai Pria Sorga dan Raja segala raja--dan kita tubuh-Nya/isteri.
Tuhan mengeluh, serigala ada liangnya, burung ada sarangnya, tetapi Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Ini merupakan keluhan dan kerinduan Tuhan.
Menyediakan tubuh Kristus yang sempurna, artinya kita harus
masuk dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Harus! Tidak boleh tidak!
Siang ini kita
kaitkan kenaikan Tuhan dengan kitab Wahyu.
Wahyu 7: 97:9. Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyakyang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhtadan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Kumpulan orang banyak yang berdiri di hadapan takhta sorga dan Anak Domba (Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga). Ini adalah orang-orang yang bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Syarat untuk berdiri di hadapan takhta sorga:
- Kita harus memakai jubah putih (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 22 April 2018sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 25 April 2018).
- Kita harus memegang daun palem (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 27 April 2018).
Kita masih belajar tentang
daun-daun palem(diterangkan mulai dari
Ibadah Raya Surabaya, 29 April 2018).
Yohanes 12: 12-15
12:12. Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,
12:13. mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"
12:14. Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:
12:15. "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."Daun palem ini ditemukan dalam perjalanan terakhir Yesus ke Yerusalem; sama dengan kegerakan Roh Kudus hujan akhir/pembangunan tubuh Kristus yang sempurna/mempelai wanita sorga, untuk siap menyambut kedatangan-Nya kedua kali, sampai masuk ke takhta Yerusalem baru--memegang daun palem secara rohani.
Sekarang di dunia,
memegang daun-daun palemartinya:
kita harus masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga.
Sasarannya adalah keledai--menunjuk pada bangsa kafir.
Bangsa kafir harus dipakai--ditunggangi Yesus--dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir:
- Mulai dari dalam nikah; kita punya jabatan suami dari Tuhan.
Menikah adalah panggilan Tuhan, jangan semau-maunya. Jangan pernah seorang gadis berkata: lebih enak jadi laki-laki, tinggal memilih.Tidak! Menikah adalah panggilan Tuhan, kalau dipanggil menikah harus menikah, kalau tidak, hancur, begitu juga kalau dipanggil tidak menikah lalu menikah, hancur. Semua tergantung Tuhan.
Tuhan yang memberikan jabatan, sama seperti jabatan gembala. Tidak semua jadi gembala, kalau semua jadi gembala, berkhotbah semua, siapa yang main musik? Begitu juga dalam hal menikah, jangan dipaksakan, itu adalah panggilan dan pilihan Tuhan.
Kalau jabatan dari Tuhan kita bisa melayani sebagai suami, isteri, dan anak. Anak juga merupakan panggilan dan pilihan Tuhan. Ada keluarga yang dipercaya banyak anak, ada yang sedikit, ada yang tidak dipercayakan anak, itu semua panggilan dan pilihan Tuhan. Jangan pernah menyesal kalau memiliki banyak anak. Tuhan yang menentukan semuanya; Dia yang memberikan jabatan kepada kita. Kita berusaha, silakan, tetapi yang menentukan tetap Tuhan, dan Dia memberikan yang terbaik kepada kita. Itu keyakinan kita.
Kewajiban mutlak suami: mengasihi isteri seperti diri sendiri, dan ditambah tugas-tugas lain: sebagai aliran secara jasmani (ekonomi) dan lain-lain.
Kewajiban mutlak isteri: tunduk pada suami, ditambah mungkin bisa masak dan sebagainya.
Kewajiban mutlak anak: taat pada orang tua.
- Penggembalaan; ada gembala, tim musik, tim doa dan lain-lain.
- Antar penggembalaan. Sudah kuliah, melayani di penggembalaan, masih ada antar penggembalaan.
Jangan ketinggalan! Kita melayani semua.
"Bagi saya, penggembalaan sudah sangat cukup: Surabaya, Malang, Medan. Mohon maaf kalau dianggap sombong. Sudah cukup. Kalau ada orang mengatakan: Dia berambisi. Secara daging, bagi saya itu kebodohan. Tetapi ini tugas dari Tuhan; memegang daun palem. Lebih hari harus lebih jelas memegang daun palem."
- Sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna--kumpulan orang banyak--; mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai, masuk Yerusalem baru; masuk takhta sorga dan memegang daun palem di sana.
Sekarang kita membaca ayatnya, nanti kita akan mengalaminya. Yang penting mulai sekarang kita memegang daun palem.
Jangan bilang: Urusan sorga nanti saja. Yang penting sekarang.Itu ajaran yang salah!
Sama seperti guru mengajarkan: Tidak usah belajar, naik kelas urusan nanti, tenang-tenang saja.Nilainya dua, tiga, pasti tidak naik.
Sekarang pegang daun palem, lebih jelas, dan satu waktu kita akan berdiri di hadapan takhta sorga bersama Yesus. Di dalam nikah pelayanan lebih jelas, di dalam penggembalaan lebih permanen, antar penggembalaan lebih permanen lagi bukan berguguran.
Tim doa lebih permanen, dulu hanya ambil satu jam satu hari, sekarang lebih suka berdoa, mau dua jam, tiga jam sehari. Lebih maju, lebih permanen dalam pelayanan, sampai tubuh Kristus terbentuk, siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali; kumpulan orang banyak berdiri di hadapan takhta sorga, kita bahagia selamanya bersama Tuhan.
Inilah persiapan kita yaitu persiapkan tubuh Kristus; masuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Bangsa kafir yang menjadi sasaran utama, kita yang mau dipakai.
Matius 21: 1-521:1. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalemdan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
21:2. dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
21:3. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
21:4. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
21:5. "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Dari pembacaan ini dapat dipetik
dua pelajaran utama:
- Ayat 1= 'telah dekatYerusalem'= sebenarnya tidak perlu naik keledai, tetapi jalan kaki sudah sampai. Tetapi kalau Ia mau naik keledai, itu adalah kesempatan dan kemurahan Tuhan bagi bangsa kafir.
Jangan sombong! Jangan jual mahal! Kita dipakai saja sudah bersyukur, masih diberi kesempatan dan kemurahan Tuhan untuk bisa dilibatkan dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna dan dibawa sampai ke takhta sorga.
Dipakai berarti dibawa sampai ke takhta, semuanya menguntungkan. Tambah hari hidup itu tambah enak; kalau keluar dari takhta, tambah tidak jelas, sampai ke api neraka. Karena itu sekali kita dipanggil dan dipilih--diberi kesempatan dan kemurahan--, jaga kepercayaan Tuhan; jaga jabatan pelayanan sampai garis akhir. Jangan gampang berhenti di tengah jalan!
Jangan keluar dari takhta! Jangan tinggalkan takhta! Yang sudah melayani, ambil formulir untuk pemutihan, yang penting ada kerinduan untuk kembali dan memenuhi syarat. Yang belum, harus ikut penataran.
- 'Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanyakepada-Ku'= di dalam kegerakan Roh Kudus dibutuhkan pengorbanan-pengorbanan--induk dan anak keledai dibawa kedua-duanya untuk Tuhan.
Bagi kita sekarang dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna dibutuhkan pengorbanan-pengorbanan.
Sebelum berkorban, kembalikan dulu milik Tuhanyaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
"jangan seperti pencopet di depan toko saya. Ia mencuri untuk memberi. Jangan! Ia ditegor temannya: Pak, sudah tua, sudah bau tanah, berhentilah mencopet: Tenang dulu, kalau saya mencuri sepuluh tikar, yang delapan saya kasih rumah ibadah, saya ambil dua. Baik tidak? Temannya diam.
Banyak hamba Tuhan seperti itu, kami mencuri milik Tuhan tetapi berkata: berkorban. Salah!"
Kembalikan dulu milik Tuhan baru bisa berkorban: waktu, tenaga, pikiran, perasaan, untuk Tuhan (vertikal) dan sesama yang membutuhkan (horizontal)--pengorbanan itu harus sistem salib.
Jangan takut! Semua yang kita korbankan untuk Tuhan, asalkan sesuai dengan gerakan Tuhan/dorongan firman, tidak akan pernah hilang, Dia selalu mengembalikannya kepada kita--'Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya'.
"Jangan berkorban karena ambisi kita, tetapi sesuai dengan gerakan Tuhan. Jangan mau kalau hamba Tuhan langsung datang dan berkata: Ini toko kayu, saya kok mimpinya mirip: pintunya orange, dari sini keluar kayu untuk gereja. Hamba Tuhan paling hebat soal begitu. Kalau tidak, dicocokkan dengan ayat firman. Kalau seperti itu, bilang saja: Saya belum mimpi juga, om. Jangan mau! Semua harus sesuai dengan gerakan firman
Karena itu untuk menjadi imam, tidak ada disuruh-suruh. Tidak boleh, itu gerakan manusia. Semua pengorbanan harus sesuai dengan gerakan firman."
Abraham mempersembahkan Ishak, tidak hilang, malah Tuhan mengadakan yang tidak ada menjadi ada--JelajahJerihJangan takut berkorban! Tetapi jangan konyol, besok ujian, sekarang tidak belajar karena ada kebaktian; tidak belajar, yang penting kebaktian. Konyol! Belajar, tetapi jangan tidur siang--berkorban waktu untuk Tuhan. Tuhan yang bertanggung jawab. Tidak usah takut! Dia sanggup mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada.
Langkah-langkah keledai ditunggangi Yesus menuju Yerusalem baru:
- Langkah kesucian (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 29 April 2018).
Pekerjaan sorga ditandai dengan kesucian, bukan kepandaian. Petrus tidak terpelajar tetapi bisa dipakai. Rasul Paulus sarjana juga bisa dipakai. Berarti sekolah tinggi atau tidak, tidak ada kaitan dengan pekerjaan Tuhan.
- Langkah penyerahan diri (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 09 Mei 2018). Sudah suci, baru bisa menyerahkan diri kepada Tuhan. Selama belum suci, tidak akan bisa menyerah.
Inilah merayakan kenaikan Tuhan. Dia sudah menyediakan tempat dan siap untuk datang kembali dan membawa kita ke tempat-Nya di takhta sorga. Sekarang kita siap di bumi untuk menyambut kedatangan-Nya yaitu membangun tempat untuk Dia, itulah pembangunan tubuh Kristus, bukan untuk kepentingan pribadi atau gereja.
AD. 2: LANGKAH PENYERAHAN DIRIMatius 21: 6-821:6. Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
21:7. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.
21:8. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
Kita sudah belajar tentang proses penyerahan diri yaitu menyerahkan kekuatiran, baru menyerahkan diri pada Tuhan (diterangkan pada
Ibadah Doa Surabaya, 09 Mei 2018).
Sekarang, kita belajar tentang
tiga macam penyerahan diri:
- Penyerahan ranting--'memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan'
Ranting= kayu; menunjuk pada manusia daging.
Penyerahan ranting artinya penyerahan diri kepada Tuhan tetapi masih menggunakan kekuatan atau pikiran daging.
Musa menggunakan kekuatan daging, ia anak raja, ia melayani sekalipun belum dipanggil Tuhan, tetapi melayani dua orang, malah jadi pembunuh. Mau melayani, bagus, tetapi sayang, ia memakai daging.
Seringkali begitu, seperti minta nasi karena lapar tetapi dikasih laptop karena menggunakan pikiran daging. Kelihatan hebat, tetapi malah menjadi sandungan.
Matius 16: 21-23
16:21. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22. Tetapi Petrus menarik Yesus ke sampingdan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Petrus, hamba Tuhan yang hebat, tetapi menggunakan pikiran daging.
'Petrus menarik Yesus ke samping'= kelihatan bagus, tetapi tidak ada artinya, malah bahaya. Kalau Yesus tidak mati disalib, satu dunia yang mati. Ia bukan membela Tuhan, tetapi membela dirinya sendiri. Itulah pikiran daging yaitu egois.
Petrus menyerahkan diri pada Tuhan tetapi tetap menggunakan pikiran daging (egois; kepentingan diri sendiri), artinya: tidak mau berkorban; menolak salib.
Praktiknya:
- Tidak mau tergembala--Petrus menarik Yesus ke samping. Penggembalaan yang benar adalah Yesus Gembala Agung berjalan di depan, dan domba-domba mengikuti dari belakang--mengikuti jejaknya Gembala dari belakang. Inilah jalan salib; jalannya Gembala adalah jalan salib--Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya. Ini yang tidak disukai oleh gembala, dari pada berkhotbah terus, lebih baik Yesus ditarik ke samping, malah ke belakang (Yesus mengikuti dia). Jangan begitu!
Kita hanya mengikuti Dia dari belakang, itulah jalan salib, artinya: jalan dengan tanda darah, sehingga kita tidak akan pernah tersandung, terjatuh, dan tersesat, tetapi bersama Yesus selamanya, karena setan paling takut pada darah Yesus.
Pikiran daging tidak mau tergembala, sehingga menjadi sandungan; mau mengikuti jalannya sendiri/jalannya daging; mengikuti bebasnya daging. Kalau penggembalaan tidak boleh ini itu, tetapi daging mau yang bebas, sampai gembala juga: Kalau aku jadi gembala sungguhan, tidak bebas aku, tiap hari baca firman. Lebih baik jadi gembala gadungan--setan menyamar menjadi malaikat terang; malaikat menunjuk pada gembala. Tuhan tolong kita semua Sekarang daging mau melayani yang enak bagi daging, tidak mau jalan salib, padahal di jalan salib kita tidak bisa tersandung, terjatuh, dan tersesat.
Kalau memakai pikiran daging, pasti jadi sandungan dan tersandung/terjatuh--akhirnya Petrus menjadi penyangkal Tuhan, bukan hamba Tuhan lagi.
Untunglah ada kokok ayam--menunjuk pada firman penggembalaan--, dan ia masih bisa ditolong.
Karena itu di dalam penggembalaan, apa saja keadaan kita, masih bisa ditolong lewat firman penggembalaan. Itu keuntungan. Pohon ara sudah tiga tahun tidak berbuah, masih diberi kesempatan. Tuhan tolong.
- Tidak berubah; tetap mempertahankan manusia darah daging yang berdosa, bahkan sampai puncaknya dosa; menjadi sama seperti setan--Petrus berdusta saat Ia menyangkal Tuhan, sehingga ia menjadi sama seperti setan (melayani setan).
Penggembalaan adalah tempat kita mengalami penyucian dan pembaharuansehingga kita menjadi sama mulia dengan Yesus.
Tadi kita mengikuti jejak Yesus sehingga kita tidak tersandung, terjatuh, dan tersesat, tetapi bersama Dia selamanya. Lalu di dalam penggembalaan kita mengalami penyucian dan pembaharuan sampai jadi sama mulia dengan Dia.
Di dalam kandang penggembalaan kita dirawat; tubuh, jiwa, dan roh kita dirawat kita disucikan dan diubahkan, sampai sempurna seperti Yesus.
- Matius 21: 8
21:8. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
Penyerahan yang kedua: penyerahan diri setengah-setengah; tidak sungguh-sungguh--menghamparkan pakaian di jalan, setelah keledai lewat, diambil lagi pakaiannya.
Artinya: penyerahan diri kepada Tuhan/beribadah melayani Tuhan tetapi hanya untuk mencari kepentingan dagingyaitu kemakmuran dan hiburan jasmani--tanpa pengajaran yang benar; tanpa penyucian, bukan mencari firman/pribadi Tuhan apalagi firman yang menunjuk dosa. 'di jalan' = di bumi; di tanah = perkara bumi.
Akibatnya: menjadi pengkhianat; antikris yang menguasai bumi dengan segala perkara jasmani di bumi--keuangan, politik, semuanya--selama tiga setengah tahun. Antikris (anti Kristus) ini berasal dari dalam tetapi tidak sungguh-sungguh (tanpa penyucian).
1 Yohanes 2: 18-19
2:18. Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
2:19. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
'mereka berasal dari antara kita' = dari antara murid Yesus saja ada yang menjadi antikris, apalagi kita. Kita harus hati-hati!
'tetapi mereka tidak sungguh-sungguh' = di mana tidak sungguh-sungguhnya? Mereka beribadah melayani, tetapi untuk yang jasmani.
Seringkali kita diuji: doa untuk hal jasmani tetapi tidak dapat. Kalau penyerahan setengah-setengah, akan mundur dan cari di mana yang ada berkatnya.
Ayub hebat, tetapi saat habis semuanya, ia tetap memandang Tuhan. Inilah yang bersungguh-sungguh; yang akan jadi mempelai Tuhan, bukan pengkhianat.
- Matius 21: 6-7
21:6. Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
21:7. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian merekadan Yesuspun naik ke atasnya.
'murid-murid' = dua murid.
'lalu mengalasinya dengan pakaian mereka' = Ini berbeda. Tadi pakaiannya diletakkan di jalan, setelah keledainya lewat, pakaiannya diambil lagi. Sekarang pakaiannya diletakkan di keledai, lalu ditunggangi Yesus sampai masuk Yerusalem---pakaiannya tidak pernah diambil lagi.
Penyerahan yang ketiga: penyerahan diri sepenuh--pakaian untuk alas keledai yang ditunggangi Yesus sampai masuk Yerusalem.
Ini sama dengan penyerahan diri sepenuh dari dua murid.
Dua murid--secara rohani--= firman Allah dan Roh Kudus; firman Allah dalam urapan Roh Kudus; firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Murid menunjuk pengajaran.
Jadi penyerahan diri sepenuh hanya bisa terjadi kalau didorong oleh firman Allah dalam urapan Roh Kudus(firman penyucian); didorong oleh hati yang suci--pedang itu mulai menusuk hati--: tanpa pamrih, kejahatan--keinginan akan uang--, kenajisan, dan kepahitan--iri, benci.
"Karena itu kalau ada seorang hamba Tuhan: Saya mau dipakai, tetapi pesawatnya begini. Namanya dipakai, pasti disediakan oleh Tuhan. Bukan sombong. Saya seringkali disuruh Om Pong, dididik dulu, jadi pembicara, tetapi tidak pernah dikasih ongkos. Satu waktu beliau panggil saya: 'Kamu sudah ke sana?': 'Sudah, Om.': 'Dari mana uangnya?' Belum saya jawab, beliau jawab sendiri: 'Dari iman?': 'Iya.': 'Bagus.' Lalu Beliau kasih saya uang, dan saat itu bertepatan saya butuh uang untuk adik saya yang wisuda. Setelah itu saya bisa pulang dan menghadiri wisuda adik saya di Bali."
Mari, kita bersungguh-sungguh hari-hari ini, Tuhan tolong kita semua. Kita di uji, supaya kita hanya bergantung pada Tuhan, jangan pada yang lainnya!
"Satu waktu di Palangkaraya, saya jadi pembicara yang terakhir di ibadah kaum muda. Karena tidurnya ramai-ramai (di barak), ada yang kasihan, lalu saya diberi tempat yang lebih baik. Ada bapak yang datang isterinya tidak ikut, saya dititipkan di kamar bapak itu (di hotel). Karena besoknya jadi pembicara, kalau di tempat yang ramai bagaimana bisa berdoa, lampunya di barak juga lima watt, akhirnya saya di titipkan di hotel. Tidak apa-apa. Begitulah melayani Tuhan, tanpa pamrih. Sebelum kita diberkati, bersyukur, setelah diberkati juga biasa saja."
Roma 12: 1-312:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmusebagai persembahan yang hidup, yang kudusdan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
12:3. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkanhal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Ayat 1= penyerahan tubuh.
Ayat 2-3= penyerahan jiwa dan roh (batin; hati dan pikiran, akal budi).
Penyerahan diri sepenuh sama dengan penyerahan tubuh, jiwa dan roh.
PENYERAHAN TUBUHPersembahan tubuh yang hidup, kudus dan berkenan,
praktiknya:
- Persembahan tubuh yang hidup = dikuasai Roh Kudus--'daging sama sekali tidak berguna, Rohlah yang memberi hidup' (Yohanes 6: 63). Bisa terjadi lewat ketekunan dalam ibadah raya(pelita emas); persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam urapan dan karunia-Nya.
Buktinya: menjadi hamba/pelayan Tuhan yang setia--bergerak--, dan benar. Tidak benar sama dengan tidak mati. Benar= Roh; hidup. Tidak benar= daging; mati.
Hati-hati! Jangan sampai sudah dimulai dengan Roh tetapi diakhiri dengan daging. Kita punya anak kecil yang lucu (anak Sekolah Minggu), nanti besar bisa diakhiri dengan daging. Kapan itu? Perjodohan. Sudah menyanyi di gereja (melayani di Kaum Muda), tahu-tahu soal jodoh jadi daging. Jangan!
- Tubuh yang kudus= dikuasai firman pengajaran yang benar; lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus--penyucian dobel; penyucian terus menerus. Seperti Ayat dalam alkitab: 'Dengan apa kaum muda mempertahankan kelakuannya bersih... dengan menjaganya sesuai firman' Kalau firman dibatasi di dalam ibadah, tidak akan ada kesucian. Jangan batasi firman, supaya kita semakin suci.
- Tubuh yang berkenan pada Tuhan= tubuh yang dikuasai kasih Allah--'inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan'--; lewat ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Buktinya: taat dengar-dengaran; mengasihi Tuhan lebih dari semua.
Jadi tubuh yang hidup--setia dan benar--dikuasai Roh Kudus. Tubuh yang kudus--hidup suci--dikuasai firman. Tubuh yang berkenan--taat dengar-dengaran dan mengasihi Tuhan lebih dari semuanya--dikuasai kasih.
Di dalam penggembalaan kita bisa mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah--tidak bercacat cela. Kalau dulu cari binatang korban di pasar, sulit. Tetapi di dalam penggembalaan, mudah. Kalau tidak tergembala mana bisa mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan berkenan?
Kita berjuang di dalam penggembalaan untuk mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Tuhan.
PENYERAHAN JIWA DAN ROHRoma 12: 2-312:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
12:3. Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
'
budimu' = hati.
Dalam kandang penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--, kita bisa mempersembahkan jiwa dan roh--hati dan pikiran--yang selalu dibaharui oleh Tuhan. Bukan hati dan pikiran lama yang dipersembahkan.
Praktikjiwa dan roh yang baru--hati yang baru--:
- Ayat 2 = Bisa membedakan yang benar dan yang tidak benar.
Kalau orang dunia, benar jadi tidak benar, asal menguntungkan--hati yang lama.
Mari kita persembahkan hati yang baru--roh yang baru--, yaitu bisa membedakan yang benar dan yang tidak benar mulai dari pengajaran, ibadah, penyembahan, nikah, sampai semua yang benar dan tidak benar--pekerjaan, kuliah, bicara.
Jangan jadi manusia netral!Itu manusia lama; jiwa lama, roh yang lama--hati yang lama--, tidak ada kekuatan untuk mencari yang benar. Kalau roh dibaharui oleh Tuhan, maka ada kekuatan untuk mencari yang benar apapun resikonya--sekalipun seperti menjadi buronan. Harus ada roh yang baru! Jangan netral! Kalau netral tidak akan sampai Yerusalem baru.
Jangan bebal!Kalau salah, akui. Kalau bebal, itu rohnya dunia, tidak bisa membedakan salah dan benar; salah mengaku benar.
- Ayat 3= pikiran sederhana, yaitu pikiran yang diurapi Roh Kudus, dan pikiran yang sesuai dengan iman/kebenaran firman.
Pikiran sederhana yaitu:
- Rendah hati; merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan. Artinya: jangan merasa lebih pandai/hebat dari orang lain!
Roma 12: 16
12:16. Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Jangan meremehkan orang lain! Jangan merasa lebih pandai/hebat, tetapi justru merasa banyak kekurangan/kelemahan.
- Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kebaikan.
Roma 12: 17
12:17. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
Membalas kejahatan dengan kejahatan sama dengan hukum rimba; rumah tangga jadi hutan, seenaknya semua. Jangan! Kalau membalas kejahatan dengan kebaikan, itu adalah hukum kasih. Kalau kebaikan dibalas kejahatan, itu hukum setan.
Hati dan pikiran yang baru; bisa membedakan yang benar dan tidak. Kejar yang benar apapun yang dikorbankan! Kalau tidak benar, sampai mau diapakan jangan mau. Itu hati dan pikiran yang baru--pikiran sederhana.
Kemudian jangan merasa diri lebih pandai/hebat dari pada orang lain, tetapi merasa banyak kekurangan dan kelemahan, dan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kebaikan.
- Suka berdamai. Kalau salah, minta ampun (suami-istri, anak-orang tua, kakak-adik).
"Dulu baru menikah saya memakai pikiran sombong. Saya mengalami dengan isteri saya: Kali ini saya benar, saya tidak mungkin minta ampun. Tetapi isteri saya berkata: Aku juga. Saya tidak bisa sembahyang, mau minta maaf, gengsi, tetapi Tuhan bicara (dalam doa penyembahan Tuhan bicara): Bagaimana nasib jemaat kalau hamba Tuhan seperti ini? Saya datang, minta maaf, dan dia juga minta maaf. Ini pikiran sederhana"
Roma 12: 18
12:18. Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Jika saling mengaku dan mengampuni, maka darah Yesus menghapus dosa-dosa kita.
Jadi di dalam kandang penggembalaan, kita bisa mempersembahkan tubuh, jiwa, dan roh kita kepada Tuhan; menyerahkan diri sepenuh kepada Tuhan, sehingga kita menjadi keledai yang ditunggangi Tuhan; bangsa kafir yang dipakai Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Ditunggangi memang ada beban dari Tuhan, ada pengorbanan, tetapi kalau diduduki Tuhan
kita akan menjadi takhta sorga di bumi--tuhan duduk di kursi, seperti menunggangi keledai.
Daniel 7: 97:9. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala apidengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
'
Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba' = Yesus dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, Raja, Mempelai Pria Sorga.
Kita menjadi takhta Tuhan di bumi, di mana ada api yang berkobar-kobar--
shekinah glory/Roh kemuliaan.
Memang ada percikan darah/salib/pengorbanan--ditunggangi itu ada beban--, tetapi di balik itu ada Roh kemuliaan.
Ini janji Tuhan. Dia naik ke sorga untuk menyediakan tempat, mari kita sediakan tempat bagi Dia. Kita sudah menyediakan tempat--ikut kegerakan Roh Kudus hujan akhir--, Tuhan tahu kalau kita lemah--bangsa kafir; keledai bodoh--, karena itu Ia mengirimkan Roh kemuliaan, seperti yang terjadi di loteng Yerusalem. Ada lidah nyala api yang bertebaran; sama dengan kursi Tuhan (takhta Tuhan) bagaikan nyala api yang berkobar-kobar.
Kisah Rasul 2: 1, 32:1. Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:3. dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebarandan hinggap pada mereka masing-masing.
Kita memang keledai yang bodoh, tetapi ada nyala api Roh Kudus yang bertebaran untuk menolong kita semua. Kesempatan hari ini kita mau ditunggangi Tuhan. Mari serahkan diri sungguh-sungguh; tubuh, jiwa, roh digembalakan; tubuh, jiwa, dan roh serahkan kepada Tuhan, maka
ada Roh Kemuliaan(ada takhta Tuhan).
Setiap hamba Tuhan akan menampilkan takhta Tuhan di bumi. Kita menjadi takhta Tuhan, di situ ada pemeliharaan Tuhan dan semuanya ada.
Kalau ada Roh kemuliaan,
hasilnya:
- Roma 12: 4-7
12:4. Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
12:5. demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
Ayat 4 = ada tangan, mata, kaki, semua tugasnya tidak sama. Ini karunia. Kalau ada nyala api Roh Kudus, karunia akan diberikan--jadi mata, tangan, kaki.
Ayat 5 = memang berbeda-beda, tetapi bisa bekerjasama. Inilah karunia.
Hasil pertama--tentang pelayanan--: kita bisa beribadah melayani Tuhan dengan karunia-karunia Roh Kudus--kemampuan ajaib dari Roh Kudus untuk bisa melayani pekerjaan Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Karunia berbeda-beda tetapi bisa bekerjasama, yang dikontrol oleh satu kepala; satu firman pengajaran yang benar.
Harus satu perintah, satu komando, baru bisa bekerjasama.
Suami isteri harus satu kepala; satu pengajaran, kalau tidak, susah.
Berbeda karunia tetapi satu pengajaran (satu kepala) baru bisa bekerjasama.
Kemudian, kita bisa melayani dengan iman (ayat 6); bergantung pada Tuhan, bukan yang lain.
"Saya terangkan di Melaka, kesalahan keledai yaitu keledai sudah ditunggangi Yesus tetap tidak berharap Tuhan, malah berharap jemaat yang kaya-kaya. Tambah berat, bukan jalan, tetapi tiarap. Seringkali bukan dengan iman, tetapi dengan pandangan mata. Itulah kalau ibadah pakai sponsor-sponsor. Biar Tuhan saja yang menunggangi; gerakan iman; kegerakan memberi untuk Tuhan."
Roma 12: 8
12:8. jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
'ia melakukannya dengan hati yang ikhlas' = pelayanan dengan tulus, ikhlas, tanpa pamrih.
'ia melakukannya dengan rajin' = pelayanan dengan setia.
'ia melakukannya dengan sukacita' = pelayanan dengan sukacita; tidak mengomel atau bersungut-sungut.
Kalau ini ada berarti kita melayani dengan Roh Kudus; ada takhta sorga--kita menjadi kursinya Tuhan dengan nyala api bertebaran (Roh kemuliaan).
- 2 Raja-raja 6: 15-17
6:15. Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"
6:16. Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."
6:17. Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
Hasil kedua: Roh kemuliaan bagaikan kuda dan kereta berapi yang mengelilingi Elisa; pagar api--nyala api Roh Kudus bertebaran bagaikan pagar--yang mengelilingi kitauntuk: menyucikan kita bangsa kafir.
Roma 15: 16
15:16. yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
Kita disucikan dari bau busuk--anjing dan babi (perkataan busuk dan perbuatan busuk)--sampai suci dan berbau harum di hadapan Tuhan.
Kalau sudah suci dan berbau harum kita akan setia berkobar-kobar.
Roma 12: 11
12:11. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyaladan layanilah Tuhan.
Suci, setia dan berkobar-kobar= pelayan bagaikan nyala api. Mata Tuhan bagaikan nyala api, berarti kita menjadi biji mata Tuhan sendiri. Artinya:
- Kita mengalami kuasa pemeliharaan dan perlindungan dari Tuhan.
Kita dipelihara di tengah dunia yang sulit, banyak celaka dan marabahaya, pencobaan-pencobaan di bidang jasmani--ekonomi, kesehatan--, bidang rohani--dosa-dosa dan puncaknya dosa, ajaran palsu, kehancuran nikah dan buah nikah. Roh Kudus memagari kita sehingga kita tetap mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan.
- Kita mengalami kuasa pertolongan; Roh Kudus juga menyelesaikan semua pencobaan yang kita alami; sampai yang mustahil sekalipun.
Pencobaan dan kesulitan memang seperti pasir yang bertebaran, tetapi tidak boleh sebutir pasirpun masuk ke biji mata. Karena itu Roh Kudus tampil sebagai nyala api yang bertebaran untuk menghadapi pasir yang bertebaran. Kita menang, semua selesai tepat pada waktunya, dan kita dilindungi.
Kita dipelihara-dilindungi, sehingga mengalami damai sejahtera, enak ringan dan semua masalah-masalah diselesaikan oleh Tuhan.
Tadi pertama, kita disucikan oleh Roh Kudus; membuat kita berbau harum. Selanjutnya kalau suci, setia berkobar, kita menjadi menjadi biji mata Tuhan, sehingga ada kuasa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan--semua terpelihara sampai berkelimpahan, damai sejahtera--dan menyelesaikan semua masalah yang mustahil--kuasa pertolongan.
- 2 Raja-raja 2: 11
2:9. Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkatdari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu."
2:10. Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
2:11. Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
'dua bagian'= Roh Kudus dibutuhkan dobel di akhir zaman. Elia gambaran hujan awal dan Elisa hujan akhir.
Hasil ketiga: kita mengalami kuasa pengangkatanoleh nyala api Roh Kudus. Nyala api Roh Kudus sanggup mengangkat kita ke awan-awan yang permai, artinya:
- Mengangkat kita dari kejatuhan-kejatuhan untuk dipulihkan. Saat ini memperingati hari pengangkatan Tuhan ke sorga, masih ada kuasa pengangkatan. Minta Roh Kudus! Kita tidak kuat berjuang sendiri.
Tuhan tahu, Dia mau memberikan tempat yang kekal, tetapi Dia tahu kelemahan kita, karena itu Dia mencurahkan Roh Kudus kepada kita.
Kesempatan ini, yang sudah jatuh sengaja atau tidak sengaja--seperti Daud jatuh dengan Batsyeba--, berhenti, bisa dipulihkan. Ada api main-main mata dan perasaan, janganlah! Tuhan tolong semuanya. Yang sudah menikah juga jangan main-main lewat SMS dan lain-lain! Berhenti!
Kapan lagi kita mau dipagari, mau tenteram, mau enak semuanya? Kalau masih tetap daging, tidak bisa. Harus dipagari Roh Kudus.
Berhenti semuanya, kita hidup benar dan suci.
- Kita diangkat dari kegagalan-kegagalan, semua jadi berhasil dan indah.
- Kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus. Saat Dia datang kembali kita diangkat di awan-awan yang permai, masuk ke takhta sorga bersama dengan Dia selamanya--'di mana Aku berada, kamupun berada.'
Kita memang manusia daging, tetapi Roh Kudus yang menolong kita semua.
Serahkan hidup kepada Tuhan, biar tangan Roh Kudus menolong kita semua! Kita memang tidak bisa berjuang sendiri, tetapi ada tangan Roh Kudus menolong kita. Percayalah! Kita yang sudah jatuh dan gagal, ada kesempatan pada siang ini. Yang sudah berhasil jangan sombong, tetapi tetap diangkat oleh Tuhan. Jangan main-main dengan nyala api dunia, nyala api dosa--main mata dan sebagainya--! Tuhan tolong kita semuanya.
Periksa! Tuhan tahu semua kelemahan dan kekurangan manusia daging secara jasmani dan rohani: kejatuhan-kejatuhan, kegagalan, kejahatan, kenajisan, kepahitan. Oleh sebab itu Dia mencurahkan Roh Kudus kepada kita. Nyala api Roh Kudus yang mampu mengadakan mujizat.
Elia tidak mungkin naik ke sorga, tetapi ada kuda dan kereta berapi; Roh Kudus yang mampu. Kita mungkin tidak mampu mencapai masa depan, tidak mampu sembuh, tidak ada kemampuan soal ekonomi, kepandaian atau kemampuan. Ada kuda dan kereta berapi; kekuatan Tuhan; kekuatan Roh Kudus, bukan hanya menolong di dunia, tetapi sampai di sorga. Percayalah! Menyerah sepenuh pada Tuhan!
Elia manusia biasa, secara fisik mau loncat bagaimanapun tidak bisa. Tetapi ada kuda dan kereta berapi, sehingga ia bisa sampai di sorga. Itu yang saya garis bawahi di hati. Mungkin secara ekonomi tidak bisa, kepandaian tidak bisa, tetapi kalau ada kuda dan kereta api, Roh Kudus yang memungkinkan. Untuk kesembuhan mungkin tidak kuat membayar, ada Roh Kudus. Kaum muda, mungkin tidak ada masa depan, bagus, tetap mengandalkan kuda dan kereta berapi. Mari, yang mustahil secara jasmani dan rohani; tidak mungkin terlepas dari dosa dan tabiat apapun. Itu kalau daging, tetapi Roh Kudus bisa.
Perjamuan suci adalah sumbernya Roh Kudus; sumbernya sorga. Karena Yesus mati, Dia bisa naik ke sorga dan menyediakan tempat. Kalau Dia tidak mati, tidak bisa. Kalau Dia tidak mati, Dia tidak bisa mencurahkan Roh Kudus.
Dia sudah menyerahkan semua untuk kita. Kita juga menyerahkan semua untuk Dia; yang jahat, najis, gagal, mustahil, keras, serahkan kepada Dia. Biar kita mau melembut; tubuh, jiwa, dan roh dibaharui. Jangan mau bertahan pada apa yang salah! Kembali pada tangan Roh kudus yang memagari dan memeluk kita semua.
Hargai setetes darah Yesus, yang merupakan sumbernya Roh Kudus/Roh kemuliaan; lidah nyala api yang bertebaran untuk menandingi pasir yang bertebaran hari-hari ini. Perjamuan suci adalah tangan Roh kudus/Roh kemuliaan, bukan hanya menyembuhkan, tetapi melakukan apa saja, sampai menyempurnakan kita. Yakin, kita mau naik kuda dan kereta berapi.
Sudah diangkat di dunia--yang gagal, yang jatuh diangkat, yang sedih jadi bahagia--, tetapi tidak ada artinya jika kita tidak terangkat di awan-awan saat Dia datang kembali. Mari berjuang sampai terangkat di awan-awan dan takhta sorga. Berjuang juga untuk pribadi dan keluarga kita. Jangan berkata: Mustahil! Elia mustahil bisa naik ke sorga, biarpun dia hebat, tetapi ada kuda dan kereta api. Ini harapan kita. Apa yang mata tidak mungkin melihat, bisa kita lihat; apa yang telinga tidak mungkin mendengar; bisa kita dengar.
Kaum muda, jangan pagari dirimu dengan kuda dan kereta biasa. Tidak akan bisa, malah tenggelam di laut Kolsom. Tetapi pagari dengan kuda dan kereta berapi. Tuhan tolong kita semua. Biar tangan Roh Kudus memegang kita semua sampai di takhta sorga. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, apalagi hanya perkara di dunia.
Tuhan memberkati.