Pembicara: Bpk. AntanusaLukas 2:1-7 menunjukkan situasi menjelang kelahiran Yesus. Dalam ayat 1-3, ada perintah untuk sensus semua orang di seluruh dunia, sehingga semua orang harus kembali ke daerahnya masing-masing. Juga termasuk Yusuf dan Maria kembali ke daerah asalnya. Maria dalam keadaan hamil tua dan saat-saat mau melahirkan. Karena tidak ada penginapan, maka Maria melahirkan di kandang.
Jadi, situasi menjelang Yesus lahir adalah:
- Orang-orang hilir mudik dan sangat kacau.
- Orang-orang menjadi egois, terutama orang Betlehem.
Orang Betlehem tidak memberikan tempat bagi Yesus yang akan dilahirkan. Artinya sekarang adalah tidak mengasihi sesama (horizontal) yang membutuhkan, juga tidak mengasihi Tuhan/ menolak Tuhan (vertikal). Jadi orang Betlehem ini tanpa kasih, tanpa dua loh batu.
Jadi, menjelang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia ditandai dengan keadaan manusia yang kacau dan egois/ tanpa kasih.
Matius 24:1224:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.Demikian juga menjelang kedatangan Yesus kedua kali di akhir jaman, akan ditandai dengan keadaan manusia yang mementingkan diri sendiri (egois) dan kasih menjadi dingin. Ini disebabkan karena kedurhakaan.
Kedurhakaan ini terjadi dalam:
- Nikah, sehingga nikah menjadi kacau-balau.
- Ibadah pelayanan, sehingga tidak setia melayani Tuhan bahkan meninggalkan Tuhan.
- Pribadi sendiri, sehingga menyangkal Tuhan lewat perbuatan, perkataan, bahkan angan-angan pikiran.
Apa yang harus kita perbuat supaya tidak ada lagi kedurhakaan?
Kita harus memelihara dan mempertahankan kasih, supaya kasih itu tidak menjadi semakin dingin.
Bagaimana cara mempertahankan kasih?
- Membenci kejahatan/ dosa.
Mazmur 97:10a
97:10 Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan!
Amsal 6:16-19
6:16 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
6:17 (1) mata sombong, (2) lidah dusta, (3) tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
6:18 (4) hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, (5) kaki yang segera lari menuju kejahatan,
6:19 (6) seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan (7) yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Ada tujuh perkara kejahatan/ dosa yang dibenci Tuhan:
- Mata sombong, yaitu mata yang hanya tertuju pada perkara jasmani.
- Lidah dusta, yaitu perkataan yang berubah-ubah, tidak bisa dipertanggungjawabkan.
- Perbuatan yang selalu merugikan orang lain, menyakiti orang lain, bahkan menyalahkan orang lain.
- Hati yang membuat rencana jahat.
- Kaki yang segera lari menuju pada kejahatan, perjalanan hidupnya senantiasa ditandai dengan hal-hal yang tidak benar.
- Saksi dusta, yaitu bersaksi tentang hal-hal yang tidak benar, yang sesungguhnya tidak terjadi, hanya untuk menutupi kelemahan.
- Menyebabkan pertengkaran/ perselisihan.
- Menurut segala perintah Tuhan, yaitu taat dengar-dengaran pada kehendak Tuhan/ firman Tuhan.
Yohanes 14:15
14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Seringkali kita tidak mau melakukan kehendak Tuhan karena keras hati.
Roma 10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Proses mempraktekkan firman Tuhan dalam hidup kita:
- Mulai dari mendengar firman Kristus, yaitu firman dalam urapan Roh Kudus. Kalau kita bisa mempraktekkan firman, maka firman itu akan berkuasa dan bekerja untuk mengubahkan hidup kita.
Kita harus mendengar firman dengan suatu kebutuhan, sehingga kita bisa menghargai firman dan mendengar firman dengan sungguh-sungguh.
- Menanggapi firman secara positif, sehingga kita bisa mengerti firman, percaya dan yakin pada firman.
- Mempraktekkan firman dalam setiap langkah hidup kita, yaitu menuruti firman dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan apapun resikonya.
Di mana kita bisa memelihara dan mempertahankan kasih?
- Di dalam rumah.
Keluaran 9:18-19
9:18 Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini.
9:19 Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga mati."
Rumah ini menunjuk pada nikah rumah tangga.
Artinya kita harus memperhatikan nikah rumah tangga kita, apakah didasarkan atas kasih Allah?
Tanda nikah yang didasarkan oleh kasih Kristus:
- Istri tunduk kepada suami dalam segala hal, tidak ada pengecualian. Sekalipun istri punya kedudukan lebih tinggi dari suami, istri punya gaji lebih tinggi dari suami, di dalam nikah istri harus tunduk pada suami.
Efesus 5:22-24
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Kalau istri tunduk pada suami, itu sama dengan menempatkan suami sebagai kepala, dan Tuhan yang akan menjadi Kepala atas rumah tangga.
- Suami mengasihi istri seperti diri sendiri. Maka suami akan menjadi sumber aliran kesucian dalam rumah tangga, sampai nikah bisa masuk Pesta Nikah Anak Domba saat kedatangan Tuhan kedua kali.
Efesus 5:25-27
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
- Anak-anak taat dan hormat pada orang tua jasmani, orang tua rohani, sampai orang tua Sorgawi.
Efesus 6:1-3
6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
- Di tanah Gosyen.
Keluaran 9:25-26
9:25 Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang ditumbangkannya.
9:26 Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada turun hujan es.
Tanah Gosyen = kandang penggembalaan.
Artinya kalau kita mau memelihara dan mempertahankan kasih, maka kita harus menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar.
Kehidupan yang tergembala dengan benar:
- Berada dalam kandang penggembalaan, setia dan tekun dalam 3 macam ibadah pokok.
- Mendengar dan dengar-dengaran hanya kepada suara Gembala, bisa makan dan menikmati firman penggembalaan yang benar, tidak mendengar suara asing.
- Di dalam hati kita.
Roma 5:5
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Hati yang bisa memelihara dan mempertahankan kasih adalah:
- Hati yang lemah lembut, yaitu hati yang bisa menerima firman pengajaran sekeras apapun, hati yang bisa menerima kekurangan orang lain.
- Hati yang rendah, yaitu hati yang bisa mengaku dosa apapun juga kepada Tuhan dan sesama, hati yang bisa menganggap orang lain lebih tinggi.
Pada 3 tempat ini, Tuhan menunjukkan bahwa di situ kita bisa memelihara dan mempertahankan kasih supaya kasih tidak menjadi dingin.
Hati lembut dan rendah akan menjadi tempat aliran roh dan kasih Allah. Kalau ada roh dan kasih Allah dalam hati kita, maka kita akan merasakan perhentian dan damai sejahtera, sehingga segala sesuatu menjadi enak dan ringan.
Saat hati tidak damai, kita harus periksa 3 tempat tadi. Kita harus memeriksa nikah, penggembalaan, dan hati kita sendiri.
Kalau hati damai sejahtera, maka kita tidak akan putus asa, tidak kecewa, tidak bersungut-sungut, melainkan hanya mengucap syukur kepada Tuhan, hanya percaya dan berharap Tuhan. Ini sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan, maka Tuhan juga akan mengulurkan tangan kepada kita.
Wahyu 7:17
7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Tuntunan tangan Tuhan akan kita rasakan sejak kita berada di bumi, sampai kita masuk Yerusalem Baru di mana tidak ada lagi air mata.
Tuhan memberkati.