Bersamaan dengan Ibadah Pemberkatan Nikah.Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 2:25-31
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
Simeon bisa melihat Yesus sebagai Mesias yang diurapi, artinya bisa menerima kedatangan Yesus pertama kali sebagai Juru Selamat.
Pelajaran bagi kita adalah kita juga harus bisa melihat Yesus sebagai Mesias atau Yang Diurapi, artinya:
- Kita harus bisa menerima kedatangan Yesus pertama kali sebagai Juru Selamat.
Buktinya adalah percaya/ iman kepada Yesus, bertobat, dan masuk baptisan air dan baptisan Roh Kudus.
- Kita harus bisa menerima kedatangan Yesus kedua kali sebagai Raja segala raja (dulu yang diurapi adalah raja) dan Mempelai Pria Sorga.
Wahyu 19:6-7,9
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kita menyambut kedatangan Yesus kedua kali untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, yaitu pertemuan antara Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan kita semua sidang jemaat yang sempurna sebagai mempelai wanitaNya di awan-awan yang permai.
Nikah Kristiani bukan hanya sampai dunia, tetapi sampai nikah rohani di awan-awan yang permai.
Alkitab dibuka dengan kitab Kejadian yang memuat nikah yang jasmani antara Adam dan Hawa. Nikah ini dihancurkan oleh setan.
Tetapi Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang memuat perjamuan kawin Anak Domba, nikah yang sempurna.
Oleh sebab itu, kita harus berjuang supaya nikah jasmani yang hancur bisa masuk dalam nikah rohani yang sempurna saat kedatangan Yesus kedua kali.
Perjuangan kita menghadapi rintangan. Paling sedikit ada 2 rintangan:
- Perceraian.
Matius 19:5-8
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
19:7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
19:8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Perceraian terjadi karena kekerasan hati.
Praktek keras hati adalah memakai kebenaran diri sendiri, yaitu sudah berdosa tetapi menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain.
Jika saling menyalahkan di dalam nikah, maka akan terjadi perceraian. Mulai dari perceraian secara diam-diam, hati sudah tidak menjadi satu. Kalau diteruskan, akan menjadi perceraian secara surat. Kalau perceraian diteruskan, akan terjadi perzinahan dan kawin-cerai. Bagi kaum muda, gejala kawin-cerai ini dimulai dari suka berganti pacar.
Supaya tidak bercerai, kita harus berjuang untuk menjaga kesatuan nikah.
Prosesnya:
- Harus mempunyai tali 3 lembar.
Pengkhotbah 4:12
4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Tali 3 lembar ini menunjuk pada permulaan/ pelaksanaan nikah harus benar, yaitu harus ada kaitan dengan Tuhan, orang tua, dan pemerintah.
- Nikah harus diteguhkan dan diberkati oleh Tuhan lewat seorang gembala. Syaratnya adalah kesucian.
- Nikah harus direstui oleh orang tua.
- Nikah harus dicatatkan di catatan sipil.
Perjalanan nikah juga harus ditali dengan tali 3 lembar, yaitu harus tergembala pada pengajaran yang benar.
Syarat tergembala adalah harus masuk kandang penggembalaan. Dalam Tabernakel, ini menunjuk pada Ruangan Suci. Di dalamnya terdapat 3 macam alat, yaitu:
- Pelita Emas, yaitu ketekunan dalam Ibadah Raya.
- Meja Roti Sajian, yaitu ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
- Medzbah Dupa Emas, yaitu ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kalau tidak tergembala, daging akan menjadi kuda liar.
Laki-laki yang tidak tergembala akan kasar perkataannya dan memukul istri, juga terjadi perselingkuhan.
Perempuan yang tidak tergembala akan melawan suami, menundukkan suami, juga terjadi perselingkuhan.
Mazmur 23:1
23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Hasil tergembala adalah 'takkan kekurangan aku', artinya Tuhan yang memelihara nikah sampai berkelimpahan, sampai bisa mengucap syukur kepada Tuhan. Secara rohani, sampai kita sempurna tak bercacat cela seperti Tuhan.
- Harus mempunyai dasar nikah yang benar, yaitu kasih.
Kasih itu kekal. Kalau nikah berdasarkan kasih, maka nikah itu akan kekal.
Manusia daging tidak punya kasih, hanya ada emosi, ambisi, keinginan, dll.
Kasih itu kita terima dari kayu salib. Prakteknya adalah saling mengaku dan saling mengampuni. Kasih Allah akan menghapus dosa, dan menyatukan sampai menyempurnakan nikah.
Rumus nikah: 1+1=1.
Di antara satu suami dan satu istri hanya boleh ada tanda salib (tidak boleh ada orang tua, mertua, anak, dll.), yaitu saling mengaku dan saling mengampuni.
- Kekurangan sampai kehabisan air anggur.
Yohanes 2:2-3
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
Nikah di dunia dimulai dengan anggur yang baik, setelah itu tawar dan pahit.
Tetapi nikah di dalam Yesus dimulai dengan anggur yang baik, sesudah itu lebih baik, lebih baik lagi, sampai yang terbaik dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Proses untuk mendapatkan anggur yang baik adalah mengisi tempayan dengan air firman Allah, firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Yohanes 2:6-10
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Enam tempayan terdiri dari tiga tempayan suami (tubuh, jiwa, roh) dan tiga tempayan istri (tubuh, jiwa, roh). Semua harus diisi dengan air firman pengajaran yang sama (satu sumber). Maka nikah itu bisa menjadi satu.
Proses diisi firman adalah mendengar, mengerti, percaya dan yakin, sampai praktek firman apapun resikonya.
Kalau taat dengar-dengaran apapun resikonya, maka air akan menjadi anggur, mujizat terjadi. Secara rohani, terjadi pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani. Mulai dari mulut yang mencicipi, yaitu perkataan menjadi manis. Perkataan manis artinya tidak ada dusta, mengaku apa adanya, hanya menyeru nama Tuhan. Perkataan juga menjadi berkat bagi suami/ istri, menjadi berkat bagi orang lain.
Kidung Agung 7:9
7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Perkataan manis kepada Tuhan dan sesama akan membangunkan orang tidur. Saat perahu ditimbus gelombang, Yesus tidur. Tetapi saat ada perkataan manis, Yesus akan bangun dan meredakan angin dan gelombang. Dan Tuhan akan memberikan masa depan yang indah. Sampai kita terangkat di awan-awan yang permai dan masuk perjamuan kawin Anak Domba.
Tuhan memberkati.