Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Bersamaan dengan peneguhan dan pemberkatan nikah

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Lukas 14: 1-2=> perikop: Lagi penyembuhan pada hari Sabat
14:1.Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2.Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung airberdiri di hadapan-Nya.

Ayat 1= Yesus sedang makan di rumah seorang pemimpin dari orang Farisi. Tiba-tiba datanglah orang yang sakit busung air.
Dulu dalam arti makan makanan secara jasmani.

Bagi kita sekarang artinya adalah makan makanan rohani yaitu firman Allah.
Ada dua macam pemberitaan firman Allah:

  1. Susu= firman penginjilan/kabar baik untuk membawa orang berdosa percaya kepada Yesus dan diselamatkan.
  2. Makanan keras= pengajaran/kabar mempelai untuk membawa orang yang sudah selamat supaya disempurnakan seperti Yesus.

Jadi makan makanan di sini adalah terutama makan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua--makanan keras.

Apa yang didengar--dimakan--dan sikap dalam mendengar firman--makan firman Allah--sangat menentukan nasib kehidupan, rumah tangga, dan ibadah pelayanan kita.
Karena itu rumah tangga dibangun mulai dari firman.
Bagi kami seorang gembala, kalau yang didengar dan dimakan salah, pelayanannya akan merosot.

Contoh:

  • Hawa mendengar suara ular--ajaran lain--hanya satu kali setelah sekian lama dia mendengar suara Tuhan; apa yang didengar sudah salah.
    Tuhan berkata: 'Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,' tetapi ular berkata: 'Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?'

    Akibatnya: rumah tangga hancur lebur--hancur tidaknya rumah tangga ditentukan dari apa yang dimakan secara rohani, kalau hamba Tuhan hancurlah ibadah pelayanan yang sekian lama diperjuangkan.

    Pengajaran yang benar adalah alkitab. Kalau berbeda dengan alkitab berarti ajaran lain.

  • Herodes. Yang didengar sudah benar, tetapi sikapnya salah. Dia mendengar firman pengajaran yang benar, yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis: 'Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!' Tetapi Herodes marah, sehingga nikahnya hancur--dia mengambil isteri orang lain, kemudian anak tidak sahnya dipakai untuk membunuh Yohanes Pembaptis, artinya tidak ada pembaharuan sampai binasa.

  • Petrus. Ia mau menangkap ikan kembali dan semalam-malaman gagal.
    Lalu siang hari Tuhan datang dan bertanya: 'Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?'
    Ini merupakan firman yang keras; sudah gagal, masih ditanya apakah ada lauk-pauk--firman yang menusuk perasaan hati.

    Kemudian Tuhan berkata: 'Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh,' padahal siang hari--firman yang menusuk pikiran.

    Inilah firman pengajaran yang benar, yang seringkali menusuk, bukan membuat tertawa.
    Kalau kita menerimanya dengan benar, tidak marah tetapi jujur dan taat, kita akan menangkap banyak ikan.

Hidup di dunia bergantung dari makanan rohani. Apa yang kita makan dan sikap kita saat makan sangat menentukan keberhasilan atau kehancuran hidup, nikah, dan pelayanan kita.

Ada tiga sikap negatifdalam hal makan firman pengajaran yang benar:

  1. Sikap pertama: 'mengamat-amati'.
    Artinya: hanya mencari kesalahan-kesalahan di tengah pengajaran yang benar.
    Tadi makan bersama Yesus, tetapi masih mengamat-amati padahal Yesus tidak mungkin salah; sama dengan mencari kesalahan di tengah kebenaran.

  2. Lukas 14: 3
    14:3.Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
    14:4.
    Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.

    'Mereka itu diam semuanya'= seharusnya mereka sudah tahu jawabannya, orang sakit tidak mungkin dibiarkan. Lembu saja dibawa ke tempat minuman, masakan orang sakit tidak boleh disembuhkan? Sebenarnya mereka tahu jawabannya tetapi tidak mau menjawab.

    Sikap kedua: tidak mau mengakui kebenaran; tidak mau mengakui pengajaran yang benar.

    Dua sikap ini sama dengan kebenaran sendiri: mencari kesalahan di tengah kebenaran.

    "Satu waktu seorang datang diajak pacarnya. Dia berkata dalam hatinya: 'Awas, salah sedikit firmannya, aku tidak mau datang lagi.' Tetapi bersyukur sampai meninggal dia bisa sungguh-sungguh tergembala dan melayani Tuhan."

    Inilah sikap-sikap negatif dalam mendengar dan makan firman pengajaran: mencari kesalahan di tengah firman pengajaran yang benar dan tidak mau mengakui firman pengajaran yang benar.
    Hati-hati, kebenaran sendiri inilah yang menghancurkan nikah.

    Kebenaran sendiri artinya:

    • Kebenaran di luar alkitab. Kalau di luar alkitab tetapi dipaksakan, itu yang merasa benar sendiri. Tetapi kalau berpegang pada alkitab, itu yang sungguh-sungguh benar.

    • Menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan.
      Ini yang membuat rumah tangga, fellowship, dan tubuh Kristus hancur.

    Dalam Tabernakel Lukas 14 terkena pada pintu tirai. Hati-hati dengan perasaan daging yang merasa benar, padahal tidak sesuai dengan alkitab.
    Ini adalah tirai yang harus dirobek. Penyakit 'merasa' ini sangat berbahaya. Tuhan tolong kita semua.

  3. Lukas 14: 2
    14:2.Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung airberdiri di hadapan-Nya.

    Sikap ketiga: busung air, yaitu terjadi penimbunan cairan yang berlebih pada perut, sehingga perutnya bengkak.
    Artinya: perut hati bengkak, sama dengan sombong.

    Dulu hati sombong terjadi pada bangsa Israel.
    Bilangan 21: 4-6
    21:4.Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hatidi tengah jalan.
    21:5.Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
    21:6.Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

    'tidak dapat lagi menahan hati'= perut hatinya bengkak.
    'melawan Allah dan Musa'= melawan firman dan hamba Tuhan yang dipakai Tuhan, dan justru menyanjung yang tidak benar--sombong.
    'akan makanan hambar ini kami telah muak'= penyakit busung air ini mual terus, ingin muntah; di sini disebutkan 'muak', tidak bisa makan.

    Jadi hati yang sombong artinya muak terhadap manna.
    Di dalam kitab Mazmur 78 manna menunjuk pada roti malaikat (firman penggembalaan)--malaikat menunjuk pada gembala ('tuliskanlah kepada malaikat jemaat di....').

    Firman penggembalaan adalah firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia, berkesinambungan, teratur, dan diulang-ulang untuk menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat.
    Inilah tugas gembala.

    Hati yang sombong justru muak terhadap firman pengajaran yang benar, tetapi membela pengajaran yang benar--sudah sakit busung air. Bahaya! Ini banyak melanda kaum muda.
    Karena itu nikah harus hati-hati, jangan sampai muak terhadap firman penggembalaan yang benar!

    Kalau muak terhadap firman, sudah tidak tertolong lagi, akibatnya: dipagut ular seperti dulu Hawa diperdaya dan disesatkan oleh ular.
    Kalau dipagut ular, pasti ada kebenaran sendiri.

    Saat Tuhan bertanya pada Adam, seharusnya ia minta ampun, tetapi karena dipagut ular, ia tidak mau mengaku malah menyalahkan Tuhan dan Hawa.
    Suami-suami, kalau ada salah, mengaku.

    Saat Tuhan bertanya pada Hawa, ia menyalahkan ular/setan.
    Kalau sudah menyalahkan setan dan Tuhan, berarti tidak bisa bertobat lagi. Sangat berbahaya! Jangan sampai sombong!

    Dipagut ular artinya mendengar ajaran-ajaran palsu.
    Praktiknya:

    • Kisah Rasul 28: 3, 6
      28:3.Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludakkarena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
      28:6.Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkakatau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.

      Praktik pertama dipagut ular: bengkak.
      Artinya: marah jika ditegor/dinasihati oleh firman pengajaran yang diulang-ulang, padahal kalau firman diulang, itu merupakan panjang sabar Tuhan, supaya kita bertobat.
      Ini sama dengan menolak firman pengajaran.

      Saat firman diulang seharusnya kita berkata: Ampuni, Tuhan, saya sadar, tetapi belum mampu, tolong Tuhan.Masih bisa ditolong. Firman diulang dua kali, tiga kali, akhirnya bisa terlepas.
      Kalau marah seumur hidup tidak akan bisa terlepas dari dosa.

      "Tahun 1995 saya dikirim ke Malang. Saya berkhotbah tentang merokok, diulang-ulang, lalu ada seorang jemaat yang pergi. Dia tidak mau datang lagi. Setelah tahun 2000an, saya bertemu dia naik motor, dia memberi salam kepada saya, tetapi lupa kalau di tangannya ada rokok--tetap digigit ular. Menolak pengajaran yang benar sama dengan digigit ular; digigit yang salah. Awalnya dia alergi pada yang salah, tetapi lama kelamaan membela yang salah dan membuang yang benar. kalau mendengar ajaran benar dan tidak benar, pasti yang benar yang ditinggalkan. Karena itu jangan coba-coba! Pasti angkuh, dan itu yang membuat hancur!"

      Begitu juga dalam hubungan suami isteri, kita bisa saling menasihati. Saat Hawa memberikan buah terlarang kepada Adam, seharusnya ia menasihati Hawa, bukan menerima begitu saja. Seringkali kita seperti Adam, anak salah tetapi kita memilih tutup mata dari pada ramai, malah diajar berdusta: Nanti kalau papa datang, jangan cerita-cerita ya.' Akibatnya anak menjadi monster, tidak bisa disalahkan orang lain.

      Kalau sudah marah saat ditegor--hati bengkak--, ia akan hidup menurut kata hatinya sendiri--menurut kehendak sendiri, bukan kehendak Tuhan--merasa hebat.

      Matius 7: 21-23
      7:21.Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
      7:22.Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
      7:23.Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

      Kalau tidak taat pada Tuhan tetapi hanya menuruti perkataan sendiri, perkataan orang, bahkan perkataan setan, sekalipun ia hebat, ia pasti menghadapi kegagalan total, kehancuran, dan dalam kutukan--pintu akan tertutup sampai pintu sorga juga tertutup.

      Wahyu 3: 8
      3:8.Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Kudan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

      'menuruti firman-Ku'= taatpada kehendak Tuhan.
      'kekuatanmu tidak seberapa'= sekalipun kekuatan kita tidak seberapa, tidak apa-apa, yang penting kita berada di rel kehendak Tuhan. Mungkin kereta api masih melihat batu-batu, tetapi satu waktu tiba di stasiun, kita akan mendapatkan semuanya. Pelan tapi pasti. Ikuti kata Tuhan, dan pintu akan terbuka bagi kita: pintu pemeliharaan secara ajaib dari Tuhan (lima roti dua ikan untuk lima ribu orang), sampai pintu sorga terbuka.

      "Satu hari saat saya di ruang komputer Pdt Pong masuk dan berkata: 'Pak Wi dulu kamu kerja dan menerima gaji, sekarang kamu tidak kerja, tetapi lima ribu yang kamu terima sekarang berbeda ya, karena di dalamnya ada kemurahan Tuhan.' Dulu saya tidak mengerti, saya hanya menjawab: 'Iya, om.' Tetapi setelah menjadi hamba Tuhan saya mengerti. Saya tidak bergantung uangnya, tetapi kemurahan Tuhan. Pintu akan terbuka bagi kita."

      Tidak ada yang mampu menghadapi keadaan akhir zaman. Ingat pelajaran di kitab keluaran saat bangsa Israel diperbudak Mesir: awalnya jerami disediakan oleh Firaun, tetapi setelah mereka mau beribadah, jerami tidak lagi disediakan. Mereka harus mencari jerami sendiri, dan jumlah batu bata yang dicetak tidak boleh berkurang. Itulah keadaan dunia yang bertambah sulit. Mau hidup dari mana? Gaji berapapun tidak akan cukup, tetapi kalau ada kemurahan Tuhan, di situ ada pembukaan pintu pemeliharaan dan keberhasilanbagi kita. Sungguh-sungguh!

      "Dulu saya pertama kali selesai sekolah alkitab, saya diberi tugas untuk menerima telepon. Lalu ada yang tahu, dan marah: Kamu pulang, ada gereja kosong, kamu langsung jadi gembala. Saya tidak mau, saya mau mengikuti kata Tuhan lewat seorang gembala."

      Jangan bengkak, tetapi rendahkan diri.

    • Kisah Rasul 28: 8
      28:8.Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.

      Praktik kedua dipagut ular: disentri rohani--penyakit perut.
      Artinya: bertuhankan perutyaitu hidup menurut (maaf) seenak perutnya sendiri; sama dengan egois; selalu mencari yang enak bagi daging sehingga menolak salib.

      Filipi 3: 18-19
      3:18.Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
      3:19. Kesudahan mereka ialah kebinasaan,
      Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

      Tadi kalau menurut kata hati akan menolak firman. Sekarang hidup seenak perutnya sendiri akan menolak salib--mengorbankan yang rohani untuk dapat yang jasmani.

      Menolak salib yaitu:

      1. Beribadah melayani Tuhan hanya untuk mencari perkara daging.
        Melayani Tuhan dijadikan pekerjaan/profesi.

        "Dulu saat saya masih di Malang--belum buka di Surabaya--, kalau minggu membantu di Surabaya. Lalu ada yang menawari saya untuk berkhotbah dari jam 7 pagi sampai 7 malam, tujuh kali khotbah. Sekarang, melayani Tuhan sudah dijadikan profesi, seenaknya sendiri, tidak tahu tahbisannya bagaimana. Yang penting uang masuk. Tidak menutup kemungkinan menikah juga untuk mencari perkara jasmani."

      2. Mempertahankan dosa/aib--tanpa penyucian dan keubahan hidup--; malah jadi kebanggaan.
        Sekarang berdusta jadi kebanggaan.

        "Waktu saya menjadi guru di sini, kalau ada yang ditipu, tertawa semuanya. Aib dijadikan kebanggaan."

      3. Fellowshipdengan imam-imam kepala untuk mendapat uang.
        Imam-imam kepala jelas menentang Yesus, tetapi Yudas datang ke sana dengan sembunyi-sembunyi. Sekarang juga begitu, ibadah pelayanan, menikah, dan persekutuan hanya untuk tujuan daging.

      Akibatnya: menggantung kecapi di tepi sungai Babel (Mazmur 137), artinya tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan, akhirnya menggantung diri dan perutnya pecah.

      Ingat! Kalau hidup seenak perutnya sendiri, perutnya akan pecah, jatuh tertelungkup seperti ular--memeluk bumi--; tidak peduli dengan perkara rohani (dosa dan sebagainya), yang penting perkara jasmani. Kehidupan itu akan hancur, dan tidak ada pengampunan lagi.

      Rasul Paulus berbeda, ia ditelentangkan, bukan tertelungkup seperti Yudas.

      Mari ikuti kata Tuhan, bukan kata hati. Dia yang membukakan pintu.
      Kemudian, jangan seenak perutnya sendiri--seperti ular memeluk bumi.
      Mari, kita telentang satu kali waktu. Biarpun mengalami sengsara, tetapi lihat Tuhan, bukan bumi.
      Buang perkara dunia untuk mendapat perkara Tuhan!Jangan dibalik!

      Kisah Rasul 22: 25
      22:25.Tetapi ketika Paulus ditelentangkanuntuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?"

      Telentang artinya apapun yang kita hadapi: penderitaan, sengsara, jangan pandang dunia, orang tua atau siapapun, tetapi Tuhan. Ingat kemurahan dan kebaikan-Nya! Kita akan selalu bersyukur dan menyembah Dia. Kita tidak akan menyangkal Yesus.

      Kemurahan dan kebajikan Tuhan mampu mengadakan mujizatbagi kita.
      Mazmur 136: 1, 4
      136:1.Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      136:4.Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar!Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

      Kalau sudah tidak kuat dalam hidup, tarik nafas, hembuskan, masih ada kemurahan Tuhan.
      Keajaiban besar mampu menyelesaikan semuanya.

      Kita akan menghadapi banyak tantangan dan rintangan, bahkan penderitaan, tetapi kalau kita memandang kemurahan Tuhan kita tidak akan mengomel atau menyangkal Tuhan, tetapi kita tetap bersyukur, dan kita akan mengalami keajaiban besar yang menyelesaikan segala masalah.

      Inilah akibat dipagut ular--kena ajaran lain--: yang pertama: tidak bisa ditegor atau dinasihati--hanya mengikuti kata hati, kata orang--, sehingga marah, bertengkar terus dalam rumah tangga. Akibatnya: pintu tertutup.

      "Kalau mengikuti kata orang, bahaya. Seorang suami datang kepada temannya karena isterinya selingkuh, temannya berkata: Gampang, kau bunuh isterimu, nanti kau masuk penjara, anakmu aku kuliahkan sampai lulus, kau kujamin. Itu kata orang, bukan kata Tuhan. Untung dia datang kepada saya, dia mengaku sambil menangis. Dia sudah mengintip untuk membunuh isterinya. Saya doakan dia: 'Berdiam ya, Pak.' Ngeri kalau mengikuti kata orang. Bahkan hamba Tuhanpun juga banyak yang menjerumuskan kita. Hati-hati. Tuhan tolong kita semua."

      Yang kedua: jangan seenak perut sendiri. Mari, salibkan daging, jangan telungkup, tetapi telentang. Keajaiban besar akan kita alami.

    • Kisah Rasul 28: 8
      28:8.Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demamdan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.

      Praktik ketiga dipagut ular: demam, artinya:

      1. Tidak dingin tidak panas; suam-suam rohani.
        Mulai dari seorang gembala, kalau sudah kena ajaran palsu, ia akan malas karena tidak ada pembukaan firman lagi. Doakan kami gembala-gembala!

        Matius 8: 14-15
        8:14.Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrusterbaring karena sakit demam.
        8:15.Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.

        Mertua Petrus berarti ibu dari mempelai wanita Petrus.
        Namanya mertua tentu sudah tua; ia yang mempersiapkan isteri Petrus.
        Bagi kita sekarang artinya hamba/pelayan Tuhan yang sudah lama dalam kabar mempelai, tetapi seringkali suam/demam dalam kabar mempelai dan tahbisan. Bahaya!

        Hati-hati! Kami hamba Tuhan mulai merosot hari-hari ini. Tuhan tolong kita semua.
        Jangan merosot tetapi meningkat hari-hari ini! Jangan demam!
        Kalau demam tidak akan bisa melayani diri sendiri apalagi suami/isteri, sesama, dan Tuhan.
        Kalau gembala suam, bagaimana mau melayani jemaat? Mati semua, sudah tidak diurus lagi!

      2. Ada infeksi= ada sesuatu yang tidak beres.
        Infeksi ini berbahaya, kalau dibiarkan, orang bisa kolaps.
        Ada infeksi keuangan, nikah, dosa yang belum beres sampai hari ini?

        Jangan masuk nikah dengan hutang terutama hutang dosa. Tetapi jangan hutang uang juga karena nanti kita kerepotan.

      Cara Tuhan menolong: 'dengan sepatah kata' dan 'dipegang-Nya'--mengulurkan tangan. Apa itu? Kayu salib.
      Matius 8: 15-17
      8:15.Maka dipegang-Nyatangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.
      8:16. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan
      dengan sepatah kataYesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.
      8:17. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."


      Di kayu salib Yesus berseru: 'Sudah selesai!'
      Sebenarnya manusia berdosa tidak ada kaitan dengan Tuhan. Dia harus minum anggur asam--dosa-dosa kita--dan berseru dulu di kayu salib: 'Sudah selesai!', setelah itu barulah Dia bisa mengulurkan tangan untuk menolong kita.
      Itulah cara Tuhan, tidak ada cara lain.

      Dari pihak kita, kita harus diam dan tenang.
      Diam= berdiam diri; banyak mengoreksi diri, kalau ditemukan dosa, akui kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi; sama dengan bertobat, dan hidup kita akan selalu surplus.

      Tenang= tergembala--jangan beredar-edar seperti Esau--, dan menguasai diri supaya dapat berdoa. Kita hanya berharap Tuhan, bukan orang tua atau siapa saja.

      Bertobat dan berdoa sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan.
      Hasilnya: gelombang laut menjadi teduh.
      Waktu kapal murid-murid ditimbus gelombang, Tuhan berseru: Diam, tenang!
      Masuk dalam nikah sama dengan masuk dalam angin dan gelombang--pencobaan. Nikah dan pelayanan kita di akhir zaman juga menghadapi angin dan gelombang.
      Semua ini hanya bisa dihadapi dengan diam dan tenang.

      Kalau sudah diam dan tenang berarti hidup, nikah, dan pelayanan kita sudah mantap. Angin gelombang akan teduh, kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan, semua masalah selesai, dan kapal bisa berlayar ke depan untuk menggapai masa depan yang berhasil dan indah.

      Terakhir, kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna, kita masuk nikah rohani; perjamuan kawin Anak Domba sampai Yerusalem baru--pelabuhan damai sejahtera.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 05 April 2011 (Selasa Sore)
    ... busuk memulihkan buli-buli tanah liat yang sudah hancur dalam dosa. Mencurahkan Roh Kudus supaya buli-buli tidak hancur kembali. Yohanes . Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi Penghibur itu tidak akan datang kepadamu tetapi jikalau Aku pergi Aku akan ...
  • Ibadah Persekutuan Ciawi I, 26 Februari 2013 (Selasa Sore)
    ... melihat langit yang baru dan bumi yang baru sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu dan lautpun tidak ada lagi. Langit yang lama dan bumi yang lama akan binasa oleh sebab itu kita harus mengalami pembaharuan supaya bisa berpindah dari langit lama dan bumi lama kepada langit baru ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 09 November 2019 (Sabtu Sore)
    ... harus bersuasana pesta supaya bisa mencapai perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai pada saat Yesus datang kembali kedua kali sampai masuk Yerusalem baru kerajaan sorga kekal selama-lamanya. Syarat tahbisan yang berpesta tahbisan dalam kesucian. Ini yang harus diperhatikan baik-baik. Sekarang banyak pelayan Tuhan disuruh untuk mengejar gelar supaya pelayanannya meningkat. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 08 September 2011 (Kamis Sore)
    ... harus dengan kerinduan untuk mengasihi Tuhan lebih dari semua dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Keluaran Dengan roti tidak beragi. Roti firman Allah tidak beragi murni. Jadi roti tidak beragi adalah firman Allah yang murni yang tidak enak bagi daging. Ini sama dengan firman pengajaran yang benar dan keras firman ...
  • Ibadah Doa Malam Session I Malang, 23 Oktober 2012 (Selasa Malam)
    ... kamu pergunakan menurut keinginan manusia tetapi menurut kehendak Allah. Pengalaman kematian adalah sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup sesuai kehendak Allah. Wahyu Tetapi orang-orang penakut orang-orang yang tidak percaya orang-orang keji orang-orang pembunuh orang-orang sundal tukang-tukang sihir penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta mereka akan mendapat bagian mereka di dalam ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 25 September 2014 (Kamis Sore)
    ... mendengar dan menuruti kata-kata nubuat. Wahyu Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya sebab waktunya sudah dekat. Firman nubuat adalah Firman yang dibukakan rahasianya diilhamkan diwahyukan oleh Tuhan yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab. Firman ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 19 November 2008 (Rabu Sore)
    ... dalam menanti kedatangan Tuhan yaitu masuk dalam doa penyembahan. Dan anak Tuhan harus meningkat dalam kerohanian seperti naik gunung sampai pada puncak kerohanian itulah menyembah pada Tuhan. 'burung nazar membuat sarang' suatu kebutuhan. Artinya doa penyembahan hari-hari ini harus sudah menjadi kebutuhan anak-anak Tuhan. Kalau tidak menyembah akan kering rohani ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 22 Januari 2014 (Rabu Sore)
    ... dalam menanggung dera dalam penjara dan kerusuhan dalam berjerih payah dalam berjaga-jaga dan berpuasa Kegunaan pertama adalah supaya pelayanan kita berkenan kepada Tuhan tidak ditolak oleh Tuhan supaya kita sabar dalam penderitaan berjaga-jaga dalam penderitaan. Dengan demikian kita tetap bisa melayani Tuhan sampai garis akhir sampai Tuhan datang kedua kali ...
  • Ibadah Raya Malang, 01 Desember 2019 (Minggu Pagi)
    ... Mengungkapkan segala sesuatu yang belum terjadi tetapi pasti akan terjadi terutama tentang kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga di awan-awan yang permai. Sekaligus akan terjadi penghukuman di dunia yaitu lewat tiga kali hukuman oleh Allah Tritunggal. Mengungkapkan dosa-dosa sampai puncaknya dosa yang ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II, 19 Januari 2010 (Selasa Tengah Malam)
    ... besar. Pemberontakan ini termasuk tidak taat. Wahyu - - bukti peperangan yang besar adalah korbannya sampai sepertiga dari manusia di bumi. Dilihat dari pasukannya juga . laksa tentara laksa . . laksa juta tentara . Keluaran - perang besar ini meningkat sampai perang seluruh dunia. Perang seluruh dunia menunjuk pada perang dunia ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.