Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Lukas 14: 1-6=> Perikop: Lagi penyembuhan pada hari Sabat
14:1.Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2.Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.
14:3.Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
14:4.Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.
14:5.Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"
14:6.Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

Istilah 'lagi' pada perikop artinya kalau firman diulang, berarti pertolongan dan penyucian diulang-ulang oleh Tuhan sampai kesempurnaan di dalam Dia.
Pada hari Sabat seorang pemimpin dari orang Farisi mengundang Yesus untuk makan secara jasmani.

Apa yang ditulis dalam alkitab mengandung nubuat--pembukaan firman--dan pengertian rohani bagi kita semua.
Sekarang Yesus mengundang kita dalam ibadah pelayanan untuk makan makanan rohani, yaitu firman Allah.

Lukas 5: 1
5:1.Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Diahendak mendengarkan firman Allah.

'mengerumuni Dia'= beribadah.
Untuk apa mengerumuni Yesus? Untuk mendengar firman.
Kita memenuhi undangan Yesus--beribadah melayani--, tujuan utamanya adalah mendengarkan firman Allah, bukan bertemu teman. Jangan salah!

Jika tujuan utama kita dalam ibadah benar, maka kita sedang mengerumuni Yesus; kita sedang bertemu Yesus, sehingga kita mengalami Sabat--perhentian/kepuasan rohani di dalam Tuhan.
Coba kita pikirkan, kita datang ibadah untuk apa? Kalau hanya untuk bertemu teman, rugi, kita tidak bertemu dengan Yesus.

Kalau ibadah kita benar, kita tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia: bioskop, diskotik dan lain-lain. Ini yang banyak terjadi yaitu biarpun ibadah tetapi tidak puas karena bukan mencari Tuhan, sehingga masih mencari kepuasan lain di dunia. Bahaya!
Mari, kita beribadah sampai bertemu Yesus, yaitu kita sungguh-sungguh mendengarkan firman.

Waspada, ada ibadah yang lain yaitu mengerumuni Harun.
Keluaran 32: 1, 18-19
32:1.Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harundan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
32:18.Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
32:19.Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Jika tujuan ibadah pelayanan kepada Tuhan bukan mendengarkan firman Allah, kita akan mengerumuni Harun, berarti kita tidak bertemu Tuhan tetapi idola kita: pendeta, artis, teman baik dan lain-lain, dan kesenangan daging.

Akibatnya:

  • 'Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan'= tidak menang, tidak kalah; tidak panas, tidak dingin; tidak mati tidak bangkit, artinya: keadaan rohaninya suam-suam kukuseperti jemaat Laodikia, sehingga hanya menonjolkan perkara jasmani, yaitu: kemakmuran dan hiburan jasmani--mengabaikan firman--, sehingga rohaninya pingsan: mulai tidak setia dalam ibadah pelayanan, mengabaikan perkara rohani. Kalau dibiarkan akan mati rohani--mencari kepuasan di dunia sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan).

  • Mengalami murka Allah, dan binasa untuk selamanya.
    Kalau tidak mengalami kepuasan rohani, kita akan gampang marah, kecewa, digoda, diperdaya, sehingga mencari kepuasan di dunia sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa, dan mengalami murka Allah, binasa selamanya.

Di kitab Maleakhi orang beribadah dibedakan dari orang yang tidak beribadah. Tetapi belajar dari Kain dan Habel, sudah sama-sama beribadah melayani, tetapi masih dipisahkan karena ada yang tujuannya benar dan tidak benar. Begitu juga Yudas Iskariot dengan sebelas murid lainnya.
Tujuan Yudas beribadah melayani berbeda, sehingga perutnya pecah, binasa selamanya.
Sebelas murid lain tujuannya benar yaitu untuk mendengarkan firman Tuhan, sehingga sekalipun masih ada kelemahan dan kekurangan, mereka masih ditolong Tuhan.

Selama ini apa tujuan kita beribadah? Kalau hanya untuk bertemu manusia, bahaya, kalau dibiarkan, nasibnya akan sama seperti Yudas, yaitu busuk sampai perutnya pecah, dan mati dengan tidak wajar, bahkan binasa.
Hati-hati! Sudah datang beribadah, sudah bagus, tetapi tujuannya harus benar. Kalau tidak--hanya senang menyanyi, musiknya, tetapi malas mendengar firman--, bahaya, sangat berbahaya karena yang busuk tetap tersembunyi.

Tujuan kita harus benar yaitu terutama harus bisa makan firman.
Oleh sebab itu kita harus beribadah melayani dengan sungguh-sungguh, sehingga kita mengalami perhentian/kepuasan sorga yang tidak bisa dipengaruhi lagi oleh dunia--mengalami Sabat; kita selalu mengucap syukur, bersaksi, dan menyembah kepada Tuhan. Kita kenyang secara rohani, tidak pingsan.

Ibrani 5: 11-14
5:11.Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
5:12.Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
5:13.Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14.Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancainderayang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

'pancaindera'= hati.
Ada dua macam makanan:

  1. Susu= firman penginjilan, yaitu firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dalam dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa tetapi harus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.

    Sasarannya: orang-orang di luar Tuhan dan jiwa-jiwa yang masih baru. Mari bersaksi! Kalau bergosip tidak akan bisa bersaksi.

    Sikap kita:

    • Mengamat-amati.
      Lukas 14: 1
      14:1.Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Diadengan saksama.

      "Dulu kesaksian dari seorang yang bukan dari kita, kemudian diajak temannya datang. Dia langsung dalam hati berkata: Kalau ada yang salah, awas, aku tidak mau datang lagi. Tegas, tetapi dia jujur, begitu dia dengar sepanjang khotbah, benar semua, dia terus datang sampai meninggal dunia."

    • Mendengar dengan sungguh-sungguh, mengerti, percaya--mulai kenyang (puas)--, dan mempraktikkannya, sehingga kita diselamatkan.

    Tanda keselamatan:

    • Percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
    • Bertobat--kalau sudah ada iman, akan ada rem--; berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan; mati terhadap dosa, terutama tidak boleh ada dusta--berkata yang tidak benar.

    • Baptisan air.
      1 Petrus 3: 20-21
      3:20.yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuhsedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
      3:21.Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

      Masuk baptisan air yang benar sama dengan masuk bahtera Nuh. Pada zaman Nuh tentu banyak bahtera, tetapi bahtera yang benar hanya satu--baptisan air yang benar juga hanya ada satu.

      Roma 6: 4
      6:4.Dengan demikian kita telah dikuburkanbersama-sama dengan Dia oleh baptisandalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkandari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      'dikuburkan'= seluruh tubuh dimasukkan dalam air, seperti dulu seluruh tubuh Nuh masuk bahtera.

      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--langit terbuka--yaitu memiliki hati nurani yang baik. Kita mengalami baptisan/urapan Roh Kudus sehingga kita bisa taat dengar-dengaran; kita bisa berseru: "Ya Abba, ya Bapa".

      Kejadian 6: 9
      6:9.Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benardan tidak berceladi antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

      Praktikhati nurani yang baik:

      1. Hidup dalam kebenaran.
        Semua aspek hidup kita harus benar. Jangan banyak pertimbangan! Kalau masih ada pertimbangan daging--melanggar firman--berarti hati nurani belum baik.

      2. Tidak bercela= tulus; tidak munafik.
        Kaum muda banyak yang munafik: di rumah baik, tetapi di luar berbeda.
        Tidak boleh!

        "Kami hamba Tuhan juga hebat, pemain sandiwara paling ulung karena kemunafikan."

        Hanya orang yang tidak tulus yang bisa ditipu oleh setan lewat orang munafik--tidak tulus sama seperti jalannya ular.
        Kalau hati kita lurus, ular tidak bisa lewat.

      3. Bergaul dengan Allah= menjadi senjata kebenaran; menjadi hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani Dia dengan setia dan benar.
        Jangan sampai kosong! Sudah hidup benar kalau tidak melayani, setan bisa kembali.

      Inilah kehidupan yang selamat dan diberkati Tuhan.

    Kalau kita sudah lama ikut Yesus tetapi masih butuh susu--penginjilan--, berarti tetap anak kecil secara rohani; tidak dewasa secara rohani. Kalau tidak dewasa berarti tidak bisa sempurna seperti Yesus, dan tidak bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali; tidak bisa menjadi mempelai wanita sorga tetapi binasa.
    Karena itu ada makanan kedua.

  2. Makanan keras= firman pengajaranyang lebih tajam dari pedang bermata dua, yaitu firman Allah yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga untuk menyucikan orang-orang yang sudah selamat sampai sempurna seperti Dia--dewasa rohani seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang)--Sabat besar--, dan Yerusalem baru (Wahyu 21-22)--Sabat kekal.

    Ibrani 4: 9-12
    4:9.Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
    4:10.Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
    4:11.Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentianitu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatanitu juga.
    4:12.Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

    'perhentian'= Sabat.
    'contoh ketidaktaatan'= dari 603.550 orang Israel laki-laki berumur di atas dua puluh tahun yang keluar dari Mesir, yang masuk Kanaan hanya dua orang.

    Firman pengajaran inilah yang membuat kita puas dan mengalami perhentian.
    Jika kita makan--mendengar dan dengar-dengaran--pada firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, firman akan menyucikan hati dan pikiran kita sehingga kita mengalami perhentian--Sabat--di tengah padang gurun dunia yang tandus.

    Karena itu dalam ibadah kita harus mendengar firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

    Ada tiga macam Sabat:

    • Sabat kecil= hati damai sejahtera.
    • Sabat besar= Firdaus; kerajaan Seribu Tahun damai.
    • Sabat kekal= Yerusalem baru.

    Kalau Sabat kecil tidak kita alami, tidak mungkin mengalami Sabat kekal.
    Tadi, hati nurani yang baik merupakan landasan untuk selamat dan diberkati Tuhan.

    Sekarang hati kita mengalami Sabat kecil.
    Prosesmengalami Sabat: firman Allah menyucikan hati dan pikiran.

    Matius 15: 19
    15:19.Karena dari hatitimbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).

    'pikiran jahat'= prasangka buruk, termasuk pikiran najis.
    'pembunuhan'= kebencian.
    'perzinahan'= jatuh dalam dosa.
    'percabulan'= sengaja berbuat dosa.
    'pencurian'= mencuri milik Tuhan dan sesama.
    'sumpah palsu'= dusta.

    Hati dan pikiran manusia berisi tujuh keinginan jahat dan najis, dan kepahitan, sampai menghujat Tuhan--pengajaran benar dibilang salah, yang salah dibilang benar.

    Kalau hati dan pikiran disucikan oleh pedang firman, hati dan pikiran akan diisi dengan Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya, sehingga hati mengalami damai sejahtera. Inilah Sabat kecil.
    Yesaya 11: 1-3
    11:1.Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
    11:2.Roh TUHAN(1)akan ada padanya, roh hikmat(2)dan pengertian(3), roh nasihat(4)dan keperkasaan(5), roh pengenalan(6)dan takut akan TUHAN(7);
    11:3.ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

    Tadi, hati taat adalah landasan untuk selamat dan diberkati Tuhan.
    Sekarang hati damai adalah landasan untuk kita bisa naik ke takhta Tuhan. Kita bisa berdoa dengan hati damai; kita berani menghampiri takhta-Nya.

    Ibrani 4: 14-16
    4:14.Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
    4:15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
    4:16. Sebab itu marilah kita
    dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

    Kita naik ke takhta kasih karunia, memandang Tuhan, bicara dengan Dia, serahkan semua, dan menyerah sepenuh--mengulurkan tangan--kepada Dia.

    Malam ini, di mana ada hati damai sejahtera di situ ada takhta kasih karunia--belas kasih-- Imam Besar.
    Pandang Tuhan, bukan yang lain! Ulurkan tangan kepada Dia!

    Hasilnya: Yesus sebagai Imam Besar mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk:

    • Menjadikan semua enak dan ringan di tengah kesulitan dunia.
      Yang penting ada landasan hati damai.

    • Menolong kita tepat pada waktunya.
      Kita tinggal menunggu waktu Tuhan.
      Kalau belum ditolong berarti hati kita belum damai.

      Jadi hidup di dunia bukan bergantung otak, tetapi hati. Kalau hati tidak damai--landasan tidak kuat--, hidup itu akan semakin susah baik jasmani maupun rohani.

      Kuatkan hati! Biar tangan Tuhan yang bekerja. Kita tidak akan mampu melawan dunia, apalagi saat antikris berkuasa.

    • Menyelesaikan semua masalah yang mustahil.
      Kekayaan dan kepandaian tidak bisa menyelesaikan masalah yang mustahil. Tambah semuanya dengan hati damai, biar tangan Imam Besar yang bekerja.

    • Menjadikan semua indah pada waktunya.
      Pengkhotbah 3: 11

      3:11.Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

      Jangan ada keinginan jahat, najis, dan kepahitan, tetapi hati damai. Imam besar ada di sana.

    • Mendamaikan dosa; menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia.
      Ibrani 2: 17
      2:17.Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosaseluruh bangsa.

      Kita bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang)--Sabat besar--, sampai Yerusalem baru--Sabat kekal. Kita bersama Tuhan selamanya.

Inilah hubungan firman dengan Sabat. Kalau sudah senang mendengar firman sampai mempraktikkannya, dan kita akan mengalami Sabat--hati damai. Imam Besar akan mengadakan mujizat-mujizat: semua enak dan ringan, semua indah, sampai sempurna.

Serahkan hidup kepada Tuhan! Orang tua terbatas, semua terbatas, tinggal bergantung hati kita, perbaiki. Tunggu waktu Tuhan!

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 04 Desember 2019 (Rabu Sore)
    ... menjadi manusia baru sama dengan tidak berbuat dosa lagi. Kolose . dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya 'gambar Khaliknya' gambar Allah Sang Pencipta. Lahir dan batin harus disucikan kedua-duanya jangan hanya setengah-setengah. Yohanes . Karena itu setiap orang yang tetap berada di ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 08 April 2010 (Kamis Sore)
    ... dari hamba Tuhan jangan sampai mencari berkat-berkat jasmani. Menjual binatang korban tidak menghargai korban Kristus sehingga tetap mempertahankan dosa bahkan sampai puncaknya dosa dosa seks dan makan minum. Jangan melayani dengan mempertahankan dosa. Jika jatuh dalam dosa harus diakui setelah diampuni jangan berbuat dosa lagi. Jangan pelayanannya yang dibuang tetapi ...
  • Ibadah Doa Malang, 02 Juli 2013 (Selasa Sore)
    ... Hiram dari Tirus. Dia adalah anak seorang janda dari suku Naftali sedang ayahnya orang Tirus tukang tembaga ia penuh dengan keahlian pengertian dan pengetahuan untuk melakukan segala pekerjaan tembaga ia datang kepada raja Salomo lalu melakukan segala pekerjaan itu bagi raja. Ia membentuk dua tiang tembaga tinggi tiang yang satu ...
  • Ibadah Raya Malang, 02 Juni 2019 (Minggu Pagi)
    ... itu. Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata Ah bangsa ini telah berbuat dosa besar sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa Siapa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 26 Januari 2023 (Kamis Sore)
    ... untuk membunuh Yesus. Setan selalu berusaha untuk menghalangi dan menghancurkan pelayanan pembangunan tubuh Kristus. Bagi kita sekarang setan berusaha membunuh imam-imam sehingga mereka tidak bisa lagi melayani pembangunan tubuh Kristus tidak setia bahkan meninggalkan pelayanan . Sekalipun di dunia seorang imam terlihat hebat secara jasmani namun kalau ia non-aktif secara ...
  • Ibadah Natal Persekutuan di Square Ballroom Surabaya, 23 Desember 2016 (Jumat Sore)
    ... pasti menceraikan Maria. Lalu apa akibatnya Berarti Maria mengandung tanpa suami. Ini yang gawat. Artinya Maria berzinah dan diancam hukuman dirajam batu sampai mati. Berarti bayi Yesus juga mati dan tidak ada keselamatan. Ini kalau pakai logika. Klaau tidak cocok dengan firman jangan tidak selamat--membunuh bayi Yesus. Jangan pakai logika tetapi iman Kalau ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 24 Mei 2009 (Minggu Sore)
    ... penderitaan didunia ini sampai pada sangkakala terakhir kita betul-betul terangkat dari dunia ini bahkan sampai kerajaan Surga yang kekal. Kenaikan ke Surga sudah terjadi sejak permulaan jaman sampai jaman yang terakhir sekarang ini yaitu Henokh Kejadian . Henokh hidup bergaul dengan Tuhan tahun. ' ' keliling tabernakel x hasta . ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 Februari 2015 (Minggu Sore)
    ... Raya Surabaya Juli sampai Ibadah Raya Surabaya September . Sidang jemaat Efesus harus kembali pada kasih mula-mula supaya bisa kembali ke Firdaus. sidang jemaat di SMIRNA Wahyu - yang mengalami penderitaan tetapi Tuhan katakan untuk tidak takut dalam penderitaan dan setia sampai mati sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya ...
  • Ibadah Persekutuan I di Square Ballroom Surabaya, 29 Mei 2018 (Selasa Sore)
    ... HARUS MENGALAMI PENYALIBAN DAGING--angka empat puluh-- untuk menerima keselamatan lewat korban Kristus. Dia yang sudah mati disalib kita sekarang hanya menerima. Kami sekeluarga bukan dari keluarga hamba Tuhan bukan dari keluarga orang Kristen. Dulu kami mencari keselamatan di kuburan minum air bunga setelah menerima penginjilan Injil keselamatan kami bisa percaya ...
  • Ibadah Doa Malang, 11 September 2012 (Selasa Sore)
    ... mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu mengisinya ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.