Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 9:46-48
9:46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.9:47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya,9:48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."Ada dua sistem kehidupan:- Sistem kehidupan dunia, yaitu mau menjadi yang terbesar dari yang lain, sehingga menimbulkan pertengkaran.
Akibatnya adalah binasa bersama dengan dunia.
- Sistem kehidupan surgawi, yaitu mau mengikuti proses besar menjadi kecil.
Artinya kita menjadi anak kecil, merendahkan diri serendah-rendahnya. Hasilnya adalah ditinggikan setinggi-tingginya sampai di tahta Tuhan.
Proses besar menjadi kecil, kita harus belajar pada Yesus di kayu salib (sudah diterangkan pada
Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 April 2016).
Tempat mengalami proses besar menjadi kecil, kita belajar pada Musa.
Keluaran 3:1-3
3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"Musa mengalami proses besar menjadi kecil, yaitu Musa mau meninggalkan istana untuk menjadi gembala kambing domba.
Jadi, tempat untuk mengalami proses dari besar menjadi kecil adalah di dalam
penggembalaan.
Di dalam penggembalaan, Musa melihat penglihatan yang hebat, yaitu nyala api keluar dari semak duri sehingga semak duri itu menyala, tetapi tidak hangus terbakar.
Semak duri, yang berasal dari dunia, menunjuk pada manusia daging. Api, yang berasal dari Tuhan, menunjuk api dari Surga. Nyala api dari Tuhan adalah kekuatan Tuhan untuk memproses manusia daging dari besar menjadi kecil. Nyala api dari Tuhan adalah nyala api firman Allah, Roh Kudus, dan kasih Allah, yang berasal dari kandang penggembalaan, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita Emas, yaitu ketekunan dalam Ibadah Raya, termasuk Ibadah Kaum Muda Remaja, persekutuan dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karuniaNya.
- Meja Roti Sajian, yaitu ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan Perjamuan Suci.
- Mezbah Dupa Emas, yaitu ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih. Kita merasakan nyala api kasih Allah.
Nyala api dalam penggembalaan tidak membakar kita, tetapi membuat kita menjadi kecil. Di luar penggembalaan, kita bertemu dengan nyala api daging yang akan membakar habis kita sampai binasa di neraka.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.Tujuan penglihatan yang hebat adalah sampai kita tampil sebagai Mempelai Wanita Surga dengan terang matahari, bulan, dan bintang, tanpa cacat cela.
Keluaran 3:4-5
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."Musa mengalami penyucian lewat kandang penggembalaan sampai melepaskan sepasang kasut. Artinya Musa mengalami penyucian lahir batin sampai tampil seperti
bayi yang baru lahir.
Bayi hanya bisa menangis, artinya hanya menyembah Tuhan, berharap pada belas kasihan Tuhan yang besar lewat korban Kristus di kayu salib.
Keluaran 2:62:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."Tuhan mengingatkan Musa, bahwa ia berada di tangan putri Firaun saat bayi. Artinya, Musa seharusnya sudah mati. Tuhan mengingatkan Musa untuk tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri, sebab sehebat apapun kita, hanya seperti bayi.
Hasilnya:
- Musa diangkat dari air. Artinya, kita diangkat dari kejatuhan-kejatuhan, dosa-dosa, dan lain sebagainya. Jika kita menangis, mengaku kepada Tuhan, kita akan dipulihkan. Kita bisa hidup benar dan selamat. Secara jasmani, tangan belas kasih Tuhan sanggup menolong kita dari segala masalah yang mustahil tepat pada waktuNya.
- Tuhan mengangkat kita menjadi anak Raja, yaitu menjadi imam dan raja, pelayan Tuhan. Secara jasmani, Tuhan menjadikan semua berhasil dan indah. Tuhan menjamin hidup kita.
- Tuhan mengangkat Musa ke Surga.
Yudas 1:9
1:9Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"
Artinya kita disucikan dan diubahkan terus-menerus sampai sempurna seperti Tuhan, sama mulia, tidak bersalah dalam perkataan. Kita ditinggikan sampai di tahta Surga selama-lamanya.
Yakobus 3:2
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Tuhan memberkati.