Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 13: 22-30 => siapa yang diselamatkan.
Jalan ke sorga adalah perobekan daging--tirai terobek.
Praktik masuk pintu sempit:
- Berjuang untuk bisa beribadah melayani Tuhan(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 18 Mei 2019).
- Berjuang untuk bisa menerima firman pengajaran yang benar (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 25 Mei 2019sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 15 Juni 2019).
- Berjuang untuk berada di jalan salib (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 22 Juni 2019).
Lukas 13: 30, 2813:30. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhiryang akan menjadi orang yang terdahuludan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."
13:28. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.
Orang yang terdahulu sama dengan bangsa Israel, umat pilihan Tuhan, tetapi menjadi terkemudian.
Orang yang terkemudian adalah bangsa kafir, bukan umat pilihan Tuhan, tetapi bisa menjadi yang terdahulu.
Roma 11: 25-2611:25. Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegarsampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
11:26. Dengan jalan demikian seluruh Israelakan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
'
bangsa-bangsa lain'= bangsa kafir.
Sebenarnya, yang menerima keselamatan dari Tuhan adalah bangsa Israel--terdahulu--, sedangkan bangsa kafir tidak ada keselamatan--terakhir.
Tetapi karena sebagian dari bangsa Israel menjadi keras hati dan menolak Yesus, maka
terbuka kesempatan dan kemurahan Tuhan bagi bangsa kafir untuk menerima keselamatan, sehingga seluruh Israel; Israel rohani--bangsa Israel dan bangsa kafir--bisa diselamatkan.
Jadi, jika bangsa kafir bisa menerima keselamatan dan masuk kerajaan sorga, itu adalah semata-mata kemurahan Tuhan yang seharga kurban Kristus, bukan kehebatan kita--setelah Yesus mati, Ia masih ditikam dengan tombak untuk menebus bangsa kafir.
Oleh sebab itu
bangsa kafir harus memperhatikankemurahan Tuhan, dan hidupdalam kemurahan Tuhan. Kalau tidak, ia juga akan dibuang oleh Tuhan.
Praktiknya:
- Roma 2: 4
2:4. Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nyadan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
Praktik pertama memperhatikan kemurahan Tuhan, dan hidup di dalamnya: bangsa kafir harus bertobat--berhenti berbuat dosa.
Tuhan menyediakan tiga sarana untuk bertobat:
- Kesabaran-Nya--panjang sabar Tuhan--yaitu Ia belum datang kembali, dan kita masih diberi panjang umur.
Jangan diejek kalau Dia belum datang kembali! Ini adalah kesempatan bagi kita untuk bertobat.
Perpanjangan umur yang Tuhan berikan bukan untuk bekerja lebih dulu, tetapi bertobat. Sesudah bertobat, baru aktivitas yang lainnya. Kalau tidak bertobat, semua akan menjadi sia-sia.
Gunakan panjang umur untuk bertobat!
- Kelapangan hati-Nya, yaitu mau mengampuni dan melupakan segala jenis dosa, asalkan kita mau mengaku dosa.
Manusia terbatas, kalau masalah apa bisa mengampuni, tetapi kalau masalah yang sensitif, merasa tersinggung, tidak bisa mengampuni--terlalu sempit hatinya.
Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk mempertahankan dosa.
- Kemurahan-Nya, yaitu Dia memberikan tubuh, jiwa, dan roh kepada manusia sehingga bisa bertobat, dan harus bertobat karena Dia menebus dosa manusia dalam bentuk manusia darah daging.
Kita harus bertobat karena roh kembali kepada Tuhan--harus mempertanggungjawabkan semua kepada Tuhan.
Binatang memiliki tubuh dan jiwa, tetapi tidak punya roh. Bisa bertobat karena memiliki tubuh, tetapi tidak perlu karena tidak ada roh yang kembali kepada Tuhan. Setelah mati digoreng/dibakar, selesai.
Itu sebabnya Tuhan tidak dibakar, tetapi dikubur. Hati-hati, karena sekarang ada ajaran: "kalau meninggal, boleh dibakar." Yesus adalah Kepala, Dia dikubur, kita harus mengikuti Dia.
Malaikat hanya punya roh, sehingga tidak bisa bertobat, karena itu begitu Lucifer melawan Tuhan, ia langsung menjadi setan.
Cara manusia bertobatyaitu lewat mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi--berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan; kita hidup dalam kebenarankarena Tuhan adalah benar, dan kita menjadi senjata/hamba kebenaran.
Kalau kita sendiri tidak benar--seperti mobil mogok--, tidak akan bisa melayani. Semakin hebat, pintar, kaya--mobil semakin bagus--semakin malu kalau tidak benar. Karena itu hati-hati kalau sudah diberkati Tuhan. Yang penting adalah hidup dalam kebenaran.
Apapun kelebihan dan kekurangan kita, harus ditambah dengan kebenaran karenaTuhan melihat kebenaran.
Kita adalah senjata kebenaran, kalau kita tidak bena tetapi melayani--berkhotbah, menyanyi, main musik--orang datang kita tembak dengan peluru ketidakbenaran--senjata kita tidak benar--, akibatnya orang yang benar jadi tidak benar, yang tidak benar jadi semakin tidak benar. Tanggung jawab semuanya! Hidup benar dulu baru menjadi senjata kebenaran.
Kalau sudah hidup benar, hasilnya: kita selamat dari maut, dan Tuhan memberkati sampai ke anak cucu, bahkan kekal selamanya.
Amsal 10: 2-3
10:2. Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.
10:3. TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.
Orang tua berusaha memberikan warisan pada anak-anak, tetapi warisan yang terpenting adalah kebenaran. Kalau tidak, semua akan habis.
Ini nasihat bagi kaum muda, jangan masuk nikah kalau belum bisa mengaku dan mengampuni dosa, nanti warisannya tidak benar terus, kasihan anak cucu--maut bekerja di sana.
Kalau kaum muda masih melawan orang tua, jangan menikah dulu--meskipun hebat, sukses--karena nanti yang diwariskan kepada anak cucu adalah ketidakbenaran.
Wariskan kebenaran kepada anak cucu, kita akan selamat dan diberkati sampai ke anak cucu.
Mari, hidup dalam kemurahan, yaitu bertobat dan hidup dalam kebenaran! Banyak aktivitas kita, tetapi mari jadi hamba kebenaran.
- 2 Korintus 4: 1
4:1. Oleh kemurahan Allahkami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Praktik kedua memperhatikan kemurahan Tuhan, dan hidup di dalamnya: tidak tawar hati dalam ibadah pelayanan; sama dengan:
- Tidak bersungut-sungut, saling menghakimi, dan saling membenci, tetapi selalu mengucap syukur.
- Tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan ibadah pelayanan apapun tantangan, rintangan yang kita hadapi, dan apapun resikonya, tetapi tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan sampai garis akhir--sampai meninggal atau Tuhan datang.
Tadi, kita menjadi hamba Tuhan yang benar, sekarang hamba Tuhan yang setia.
Jadi, oleh kemurahan Tuhan kita bisa menjadi hamba/pelayan Tuhan yang setia dan benar. Ini yang dicari oleh Tuhan.
Hasilnya:
- Dipakaidalam kegerakan kuda putih--kegerakan Roh Kudus hujan akhir; kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita tidak masuk dalam pembangunan Babel--pelacur besar--, dan tidak akan binasa.
Wahyu 19: 11
19:11. Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Hidup benar, kita sudah selamat dan diberkati, ditambah dengan setia, kita akan dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--tidak akan dipakai dalam pembangunan Babel.
Mulai dari nikah, kalau setia dan benar, tidak sulit melayani. Kemudian melayani dalam penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Tuhan tolong kita semua.
- Hasil kedua: setia dan benar sama dengan memakai ikat pinggang, artinya: hidup kita menjadi rapi, teratur, dan indah.
Yesaya 11: 5
11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.
Setelah masuk dalam kegerakan kuda putih, hidup kita akan mulai rapi, teratur, dan indah. Kalau ada yang belum rapi, mari jadi hamba Tuhan yang setia dan benar, bertobat dan kembali setia!
Apapun yang kita usahakan kalau tidak setia dan benar, hidup ini tidak akan bisa rapi. Kembali pada kebenaran--bertobat--, menjadi senjata kebenaran, dan setia, maka hidup kita akan mulai rapi, teratur, dan indah.
- Titus 3: 4-5
3:4. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,
3:5. pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembalidan oleh pembaharuanyang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Praktik ketiga memperhatikan kemurahan Tuhan dan hidup di dalamnya: kita mengalami pembaharuan secara dobellewat baptisan air yang benar dan baptisan Roh Kudus. Ini adalah mujizat terbesar; kita dibaharui dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Apa yang dibaharui? Hati menjadi taat dengar-dengaran--Yesus bisa berseru: "Ya Abba, ya Bapa."
Setia dan benar bagus, tapi harus ditambah dengan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Kalau hanya setia dan benar tetapi tanpa ketaatan, tidak berguna.
Setelah Yesus keluar dari baptisan, ada suara: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah aku berkenan."
Markus 3: 16-17
3:16. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbukadan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
3:17. lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Di sini Yesus mengalami baptisan air dan baptisan Roh Kudus--barangsiapa mengasihi Aku, ia menuruti perkataan-Ku.
Kalau pakai pikiran dan perasaan sendiri, saat Tuhan berkata: Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, itu sangat logis, karena memang Dia tidak bersalah/berdosa.
Tapi Dia taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
Kita juga taat dengar-dengaran; sama dengan mengulurkan tangan kepada Tuhan--terserah Tuhan--, dan Dia akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya sehingga terjadi mujizat.
Hasilnya:
- Matius 8: 14-15
8:14. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrusterbaring karena sakit demam.
8:15. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.
Ini yang sering dialami oleh gereja Tuhan.
Ibu mertua Petrus= ibu dari mempelai wanita, menunjuk pada hamba Tuhan dalam kabar mempelai yang seringkali demam--tidak dingin dan tidak panas.
Hasil pertama: kita mengalami kuasa kesembuhan dari penyakit demam.
Secara jasmani, penyakit demam adalah penyakit tubuh dengan segala macam jenisnya. Kita ke dokter, silakan, tetapi banyak berdoa ditambah dengan setia, benar, dan taat.
Kita hanya berusaha, tetapi tangan Tuhan yang menentukan--yang menyembuhkan.
Juga termasuk penyakit ekonomi, studi dan sebagainya.
Penyakit demam berarti ada yang tidak beres. Kita harus berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan. Ada yang tidak beres secara jasmani, biar Tuhan yang bereskan.
Secara rohani, penyakit demam menunjuk pada suam-suam--tidak dingin dan tidak panas; tidak setia berkobar dalam ibadah pelayanan. Kalau sudah bosan dalam ibadah pelayanan, hati-hati, hidup itu akan mulai jadi muntah seperti jemaat Laodikia.
Menjadi muntah artinya tidak berguna--segala sesuatu di dunia ini kalau tanpa ibadah, tidak ada gunanya--, bahkan menjijikkan, sampai dibuang oleh Tuhan selamanya.
Mari kembali, sebelum dimuntahkan oleh Tuhan. Jangan bosan dan suam-suam! Malam ini Tuhan tolong kita semua.
Demam juga berarti hati nurani yang tidak beres; menuduh terus. Apa itu? Mari bereskan sampai tenang--tidak tertuduh dan tidak menuduh--; kita menjadi rumah doa. Kalau hati nurani tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan. Kalau tidak, akan seperti laut bergelora terus.
Selesaikan hati yang tidak beres! Kita menjadi rumah doa dan Tuhan bisa menjawab semua doa kita.
- Lukas 7: 11-14
7:11. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
7:12. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
7:13. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
7:14. Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Nain artinya padang rumput, tempat yang menyenangkan--penggembalaan.
Jadikanlah penggembalaan sebagai tempat menyenangkan. Kalau tidak, akan mengarah ke kuburan--tempat perpanjangan tangan maut: bioskop, diskotik, HP. Tinggal pilih penggembalaan atau kuburan menjadi tempat yang menyenangkan!
Ayat 13= di luar penggembalaan banyak tangisan.
Banyak kaum muda yang memilih kuburan dari pada Nain; mau keluar terus dari penggembalaan supaya bisa bebas. Bahaya! Ibadahnya bebas--tanpa firman--, tetapi menjadi perpanjangan tangan maut.
Hasil kedua: kita mengalami kuasa kebangkitanuntuk membangkitkan orang muda yang mati di Nain, terutama mati rohani.
Mati rohani artinya bosan dalam penggembalaan. Ini sudah dekat dengan kuburan, sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan), termasuk melawan orang tua yang benar; suka membuat orang tua menangis.
Hanya ini yang ada di kuburan. Mulai timbul banyak air mata, letih lesu, beban berat, dan susah payah, masa depan hancur, menghadapi kemustahilan, kegagalan. Kalau dibiarkan akan sampai pada kebinasaan.
Inilah yang dialami di luar penggembalaan. Dunia ini kuburan, karena itu Tuhan berikan tempat penggembalaan.
Untunglah Tuhan masih mengulurkan tangan-Nya dengan kuasa kebangkitan, sehingga kita bergemar dalam kandang penggembalaan--rohani menjadi hidup--, mulai dari gembala yang tergembala. Kita bisa hidup benar dan suci--di dalam kandang penggembalaan kita disucikan. Kita tidak jatuh dalam dosa. Kita bisa menghormati orang tua, melayani dengan baik, ada masa depan, mustahil jadi tidak mustahil--masalah selesai--, air mata dihapus.
Sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia, tidak ada setetespun air mata. Kita masuk Firdaus sampai Yerusalem baru.
Kita bangsa kafir yang terkemudian bisa jadi terdahulu oleh kemurahan Tuhan.
Hidup benar dan jadi senjata kebenaran. Ditambah dengan setia dan benar--hidup rapi, teratur dan indah. Ditambah lagi dengan taat, ada apa-apa hanya mengulurkan tangan kepada Tuhan. Sudah busukpun, ulurkan tangan, Tuhan masih bisa menolong kita bahkan menyempurnakan kita.
Tuhan memberkati.