Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 14: 12-14=> siapa yang harus diundang
14:12.Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
14:13.Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
14:14.Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."Ini adalah perjamuan siang dan perjamuan malam--pesta siang dan pesta malam; korban pagi dan korban petang (diterangkan mulai dari
Ibadah Kaum Muda Remaja, 19 Oktober 2019).
Keluaran 29: 38-3929:38."Inilah yang harus kauolah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari.
29:39. Domba yang satu haruslah kauolah pada waktu pagidan domba yang lain kauolah pada waktu senja.
Dulu bangsa Israel harus mempersembahkan korban pagi dan korban petang berupa dua ekor anak domba setiap hari. Ini kita bandingkan dengan
Keluaran 29: 129:1."Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imambagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantanyang tidak bercela,
Perikop: pentahbisan Harun dan anak-anaknya.
Harun dan anak-anaknya harus mempersembahkan korban tahbisan yaitu dua ekor anak domba, tetapi hanya satu hari saja.
Tadi, korban pagi dan korban petang mempersembahkan dua ekor domba setiap hari.
Jadi,
korban pagi dan korban petang/korban siang dan korban malam merupakan pelipatgandaan dari korban tahbisan. Kalau tiap hari menyembelih binatang berarti bersuasana pesta siang dan malam; sama dengan
TAHBISAN YANG BERPESTA.
Karena itu beribadah melayani Tuhan tidak boleh terpaksa, dipaksa, cemberut, kesedihan dan lain-lain tetapi harus bersuasana pesta; kebahagiaan sorga. Tuhan yang tahu setiap hati dan keadaan kita saat datang ibadah. Kalau bersuasana pesta, akan diterima Tuhan, tetapi kalau terpaksa, malas, percuma, tidak akan diterima oleh Tuhan.
Suasana pesta dalam ibadah pelayanan justru harus dilipat gandakan; semakin bertambah-tambah, sampai mencapai puncaknya yaitu perjamuan kawin Anak Domba di awan-awan yang permai pada saat Yesus datang kembali kedua kali.
Yang lalu kita sudah belajar
nikah yang berpesta(diterangkan dalam
Ibadah Kaum Muda Remaja 28 September 2019sampai
Ibadah Kaum Muda Remaja 12 Oktober 2019).
Sekarang ditambah dengan
tahbisan yang berpesta. Kita tambah semangat dan sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan sampai mencapai
perjamuan kawin Anak Domba. Kita kembali ke Firdaus, dan masuk kerajaan sorga, kebahagiaan yang kekal selamanya.
Kalau ada yang sudah bosan, terpaksa, dipaksa dalam ibadah, mari, tingkatkan lagi, minta kepada Tuhan, supaya bahagia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Syarattahbisan yang berpesta:
tahbisan dalam kesucian. Kita harus hidup dalam kesucian.
Lukas 14: 1214:12.Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Dengan apa kita disucikan?Firman Allah yang dikatakan oleh Yesus sendiri--dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab--; sama dengan firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Ini yang sanggup menyucikan kita semua.
Yohanes 15: 315:3.Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Penginjilan, penting, setelah itu lanjutkan dengan pedang firman.
Di mana kita disucikan?Ruangan suci.
Dulu, Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Musa, lalu Ia perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel, supaya di bumi sama seperti di sorga.
Tabernakel terdiri dari tiga ruangan:
- Halaman= selamat.
- Ruangan suci.
- Ruangan maha suci= sempurna.
Kita sudah selamat tetapi belum sempurna, jadi kita harus berada di ruangan suci.
Ruangan suci menunjuk pada kandang penggembalaan; dulu ada tiga macam alat, sekarang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, sehingga tidak bisa dijamah oleh setan tritunggal--tidak bisa dijatuhkan dalam dosa dan disesatkan oleh ajaran palsu. Kita mengalami penyucian secara terus menerus lewat pedang firman yang diulang-ulang, yang kita terima dalam penggembalaan, sampai suci seperti Yesus suci, dan kita diurapi oleh Roh Kudus.
Urapan Roh Kudus adalah kemampuan ajaib dari Tuhan bagi seorang hamba/pelayan Tuhan untuk bisa tahan beribadah melayani sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
Semakin suci, urapan akan semakin bertambah dan tetap kuat melayani Tuhan sampai garis akhir, sekalipun usia bertambah.
Jadi kalau mau bahagia dalam pelayanan, yang penting adalah kesucian--
tahbisan yang berpesta sama dengan TAHBISAN DALAM KESUCIAN.
Karena itu harus ada pedang firman penyucian. Kita disucikan di dalam kandang penggembalaan.
Apa yang disucikan?Tabiat daging.
Lukas 14: 1214:12.Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tabiat daging yaitu:
- 'engkau mendapat balasnya'= suka menuntut balas= pamrih.
Banyak hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan untuk mendapatkan balasan yang lebih banyak.
Akibatnya: tidak berbahagia; tidak mengalami suasana pesta sorga.
Oleh sebab itu hamba/pelayan Tuhan harus mengalami penyucian oleh pedang firman yang menyambar-nyambar dalam kandang penggembalaan, sehingga kita bisa beribadah melayani tanpa pamrih--tidak menuntut balasan dari Tuhan dan siapapun, malah berkorban. Di sinilah kita mengalami kebahagiaan sorga--pelayanan kita berpesta.
- Tabiat daging yang kedua: menuntut hak.
Banyak hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani dengan menuntut hak untuk dunia terutama upah dan kedudukan jasmani, pujian, kehormatan dan lain-lain.
Akibatnya: tidak pernah mengalami kepuasan; tidak bahagia.
Hamba/pelayan Tuhan bisa mendapat hak secara jasmani, tetapi kehilangan upah rohani--kehilangan suasana pesta sorga--; tidak bahagia, sampai kehilangan kerajaan sorga--kehilangan upah hidup kekal.
"Dulu saya begitu, buktinya saat saya tidak makan dan minum, saya marah, berarti saya cenderung cari upah jasmani. Seharusnya diam. Bersyukur Tuhan masih menolong, sampai terakhir keluar kata-kata: Biarpun aku digaji seratus kali lipat, saya tetap pilih Tuhan sekalipun tidak dikasih uang. Dan saya bahagia karena tidak menuntut hak."
Mari, belajar, jangan menuntut hak secara jasmani.
Oleh sebab itu, hamba/pelayan Tuhan harus mengalami penyucian oleh pedang firman yang menyambar-nyambar, supaya tidak menuntut hak, tetapi hanya melakukan kewajiban.
- Tabiat daging yang ketiga: merasa hebat--hanya mengundang orang-orang kaya--; sama dengan sombong.
Seringkali daging ini merasa hebat, merasa berguna--'Kalau tidak ada saya, habislah gereja ini.'
Di dunia memang bisa, tetapi di sorga, tidak bisa. Bintang timur--Lucifer--jatuh, diganti dengan bintang timur yang gilang gemilang--Yesus--; diganti dengan yang lebih hebat.
Jangan sekali-kali mogok melayani di tengah jalan, apalagi disertai dengan ancaman!
Oleh sebab itu hamba/pelayan Tuhan harus disucikan dengan pedang yang menyambar-nyambar sehingga merasa tidak berguna; merasa kecil. Ini yang mendorong kita untuk menyembah Tuhan, ditambah berpuasa, dan kita akan ditinggikan oleh Tuhan.
Kalau penyucian ini kita alami, berarti kita menjadi
doulos, sama seperti Yesus.
Kita tidak akan pernah undur dari pelayanan, tetapi selalu mengalami suasana pesta.
Praktik sehari-hari hamba/pelayan Tuhan seperti Yesus--
doulos--:
- Lukas 17: 7-10
17:7."Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8.Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9.Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10.Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
(terjemahan lama)
17:10. Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang yang wajibatas kami."
Praktik pertama: beribadah melayani Tuhan dengan berikat pinggang; sama dengan beribadah melayani dengan setia dan benar.
Yesaya 11: 5
11:5.Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.
Setia dan benar tidak bisa dipisahkan.
Beribadah melayani dengan setia dan benar sama dengan memberi makan minum Yesus; memuaskan dan menyenangkan hati-Nya. Ini yang dicari Tuhan, bukan hebat atau tidak hebat.
Kalau setia dan benar, kita justru merasa tidak hebat. Karena itu kita melayani, bukan untuk menonjol.
Kalau memuaskan hati Tuhan, hasilnya:
- 'engkau boleh makan dan minum'= kita mengalami pesta sorgasehingga tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia yang menjatuhkan kita dalam dosa dan puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan), tetapi kita hanya mengucap syukur, bersaksi, dan menyembah Tuhan--bersaksi adalah gambaran dari kepuasan.
- Secara jasmani kita dipeliharadengan berkelimpahan sampai zaman antikris berkuasa di bumi.
Tuhan akan memelihara kita di tengah dunia yang sudah sulit: sekolah ditolong, semua ditolong.
- Yeremia 2: 32
2:32.Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuanmelupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.
Hasil ketiga: kita selalu ingat Tuhan, dan Dia selalu ingat kita.
Mungkin sudah tidak bisa berkata-kata lagi, tetapi hanya bahasa air mata, Tuhan tahu. Dia tidak pernah melupakan kita. Tuhan memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita.
- Filipi 2: 8-9
2:8.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9.Itulah sebabnya Allah sangat meninggikanDia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Praktik kedua: taat sampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat sampai mati di kayu salib; tidak ada hak untuk hidup.
Kalau taat, kita akan ditinggikan--Yesus ditinggikan sampai ke takhta sorga.
Saat taat, mungkin kita seperti gagal--Yesus taat, dan Ia mati (kelihatan gagal)--, tetapi masih ada janji Tuhan untuk meninggikan kita--Tuhan mati, tetapi Ia bangkit dan ditinggikan selama-lamanya.
Kalau tidak taat, kelihatan berhasil, tetapi hancur selama-lamanya.
Mari, taat sampai daging tidak bersuara; kita mengulurkan tangan kepada Tuhan.
1 Petrus 5: 5-6
5:5.Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6.Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Dulu Petrus susah untuk mengulurkan tangan kepada Tuhan, padahal sudah punya pengalaman tenggelam. Saat Yesus perjalanan ke Yerusalem, ia menarik Yesus, kemudian saat di Getsemani, ia menggunakan tangan untuk menghunus pedang.
Setelah itu, terakhir di injil Yohanes 21, barulah ia mengulurkan tangan kepada Tuhan. Pengalaman inilah yang dia tulis di sini.
Kalau kita taat sampai daging tidak bersuara, Tuhan Gembala Agung dan Imam Besar akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk meninggikan kita pada waktunya.
Kuliah, kerja yang baik, tetapi usaha kita hanya sehasta. Usaha terakhir adalah Tuhan tunggu kita mengulurkan tangan. Dia akan meninggikan kita pada waktunya.
Artinya: membuka pintu sorga. Kalau pintu sorga terbuka, berarti pintu di dunia juga terbuka, ada jalan keluar dari segala masalah yang mustahil. Yang penting taat dan sungguh-sungguh.
Yang gagal jadi berhasil dan indah pada waktunya, kita dipakai oleh Tuhan untuk kemuliaan nama-Nya, sampai kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna, kita ditinggikan di awan-awan, duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga.
Inilah
doulos: tanpa hak, tanpa pamrih, dan tidak merasa hebat, tetapi hanya merasa tidak berguna.
Praktiknya: setia dan benar, dan taat. Tuhan bisa meninggikan pada waktunya. Kita tinggal menunggu waktu Tuhan, semua akan dijadikan indah.
Pencobaan dan lain-lain tidak masalah, yang penting kita menjadi
doulos.
Tuhan memberkati.