Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 11: 37-54 => Yesus mengecam orang-orang Farisi dan ahli Taurat.
Ibadah pelayanan orang Farisi dan ahli Taurat hanya mengutamakan perkara jasmani sehingga tidak mengutamakan firman pengajaran yang benar--tidak ada penyucian dan pembaharuan, tetapi hanya mempertahankan manusia darah daging yang berdosa.
Sehingga Yesus mengecam mereka dengan enam celaka. Artinya: ditegor dengan keras dan dinasihati oleh Yesus.
Lukas 11: 53-5411:53.Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nyadengan rupa-rupa soal.
11:54.Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nyaberdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
SIKAPorang Farisi dan ahli Taurat setelah dikecam dengan keras adalah marah, menolak tegoran dan nasihat, menolak penyucian, sehingga mereka terus menerus berusaha untuk menangkap Yesus.
Menangkap Yesus artinya
memisahkan tubuh dengan kepala.
Kalau tubuh dengan kepala terpisah, berarti
mati rohani.
Praktik kematian rohani:
- Hidup atau enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa; tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat.
- Tidak setia bahkan tinggalkan ibadah pelayanan, sampai satu waktu tidak mau beribadah melayani Tuhan.
- Hubungan kepala dengan tubuh yang paling erat adalah leher. Leher menunjuk pada penyembahan. Kalau tidak ada hubungan kepala dengan tubuh, artinya tidak mau atau terpaksa menyembah, sampai tidak bisa atau tidak gemar menyembah, dan akan dipaksa menyembah antikris.
Akibatnya: tidak mengalami keubahan hidup ke arah manusia rohani seperti Yesus; tetap mempertahankan manusia darah daging dengan segala hawa nafsu dan tabiat daging--terutama tidak taat--, sehingga menjadi sama dengan antikris (dicap 666), yang akan dibinasakan selamanya.
Ini kisah hidup ahli Taurat dan orang Farisi, yaitu beribadah melayani tetapi tidak mau mengalami penyucian. Ini yang bahaya, hanya mengutamakan perkara jasmani, sehingga dikecam; ditegor dengan keras oleh Tuhan. Tuhan mau menolong tetapi mereka menolak, sehingga mengalami kematian rohani.
Oleh sebab itu, dalam ibadah pelayanan kita
harus mengutamakan firman Tuhan, dan rela menerima tegoran yang keras dan nasihat lewat firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Hasilnya, kita akan mengalami
penyucian hati--sumbernya dosa--,
perbuatan, sampai
perkataan.
Kita seringkali tidak mau menerima tegoran orang tua, sehingga mulai renggang dengan orang tua. Dulu hubungan baik-baik, jadi mulai renggang. Begitu juga dengan ahli Taurat yang tidak mau ditegor karena ibadahnya tidak mau disucikan. Kalau ibadah kita tidak mengutamakan firman, saat ditegor firman akan benar-benar marah--mati rohani; putus hubungan dengan Tuhan.
Kalau kita mau menerima tegoran firman, kita akan mengalami penyucian, mulai dari penyucian hati, kemudian perbuatan, dan perkataan.
Matius 15: 1915:19.Karena dari hatitimbul segala pikiran jahat(1), pembunuhan(2), perzinahan(3), percabulan(4), pencurian(5), sumpah palsu(6)dan hujat(7).
'
pembunuhan'= termasuk kebencian.
'
sumpah palsu'= dusta.
'
hujat'= menghujat Tuhan; menyalahkan pengajaran yang benar, tetapi membenarkan ajaran palsu karena hanya mengikuti keinginan daging dan dosa. Kita harus hati-hati!
Kalau
hati disucikan dari tujuh dosa, perbuatan serta perkataan juga akan disucikan sampai sempurna.
Matius 5: 85:8.Berbahagialah orang yang sucihatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Kalau hati disucikan dari tujuh dosa, maka
kita bisa melihat Tuhan; bisa dan gemar menyembah Tuhan= menempatkan Yesus sebagai Kepala.
Surat Efesus menunjukkan tiga kali Yesus tampil sebagai Kepala:
- Efesus 1: 22-23
1:22.Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristusdan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
1:23.Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Yang pertama: Yesus tampil sebagai Raja di atas segala raja, yaitu mengalahkan musuh sampai musuh yang terakhir, itulah maut/dosa.
Jadi, raja itu menang atas dosa.
1 Korintus 15: 25-26
15:25.Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26.Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Kita menempatkan Yesus sebagai Kepala sama dengan menyembah Yesus sebagai Raja di atas segala raja; kita diangkat menjadi raja-aja.
Buktinya: kita juga harus menang atas dosa sampai puncaknya dosayaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Kalau sudah terlanjur berbuat dosa, kita bisa menang atas dosa lewat berdamai--saling mengaku dan mengampuni. Kita mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Ini bukti orang yang menyembah Tuhan, tidak sulit untuk mengaku dosa. Kita juga mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
Kalau berdamai, darah Yesus akan menyelesaikan dosa-dosa kita sehingga kita bisa bertobat, hidup dalam kebenaran, dan berpegang pada pengajaran yang benar.
Malam ini buktikan kita menempatkan Yesus sebagai Kepala; menyembah Dia sebagai Raja segala raja yaitu kita menang atas dosa lewat berdamai.
Efesus 1: 23
1:23.Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kita diselamatkan--tidak dihukum--, dan Dia. Sang Raja sanggup memenuhi semua kebutuhan kita secara jasmani dan rohani. Tidak ada yang mustahil.
Buktikan sungguh-sungguh!
- Efesus 4: 15-16
4:15.tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:16.Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanansemua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Yang kedua: Yesus tampil sebagai Imam Besar, kepala dari imam-imam dan raja-raja (hamba/pelayan Tuhan).
Kita menempatkan Yesus sebagai Kepala sama dengan kita menyembah Dia sebagai Imam Besar, sehingga kita diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja--hamba/pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan sesuai dengan kepercayaan Tuhan kepada kita masing-masing.
Syaratmenjadi imam dan raja: harus berada di ruangan suci; harus berada di kandang penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Imamat 21: 12
21:12.Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya, termasuk ibadah kaum muda; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-Nya; kita diberi minum supaya segar--tidak kering--dan terus berkobar-kobar.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus; kita diberi makan supaya kuat--tidak tersandung dan jatuh dalam dosa.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; kita bernafas.
Mengapakita harus berada dalam ruangan suci/kandang penggembalaan?
Karena di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal, dan kita mengalami penyucian secara intensif, sehingga bisa meningkat--bukan melanggar--dalam kesucian dan urapan Roh Kudus. Inilah yang membedakan kita dengan aktifitas di dunia.
"Contohnya: main musik di dunia itu hanya ketrampilan/skill, tetapi di dalam rumah Tuhan bukan skill, melainkan suci dan urapan. Biar sederhana, kalau suci dan urapan akan terasa suasana sorga. Tapi biar skill hebat--tanpa kesucian dan urapan--, justru bersuasana dunia, tidak lagi menarik suasana sorga. Mau les untuk menambah skill, silakan. Tapi yang penting adalah suci dan urapan."
Kalau keluar dari penggembalaan, berarti keluar dari kesucian juga.
Jadi, yang penting dalam pelayanan adalah suci dan urapan. Itu yang menarik suasana sorga dan hadirat Imam Besardi tengah kita sehingga seluruh jemaat mengalami pelayanan imam Besar. Ayo sungguh-sungguh! Kalau sudah merasakan hadirat Imam Besar dan suasana sorga, lambat laun kita tidak mau lagi mendengar musik dunia; mulai jauh/menyingkir dari dunia, dan makin dekat dengan sorga. Kalau semakin senang musik dunia, bahaya, berarti mulai jauh dari Tuhan.
Karena itu berkhotbah dan main musik bukan sembarangan. Apakah bisa menarik hadirat Imam Besar?Kalau tidak bisa, sama seperti di alun-alun, hanya daging yang senang.
Harus pilih salah satu: sorga atau dunia, tidak bisa keduanya! Ayo, masing-masing kita bertanggung jawab!
Kalau sudah suci dan diurapi, maka Tuhan akan percayakan jabatan pelayanan dan karunia; kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus, kemampuan dan karunia lebih dari dunia.
Efesus 4: 11-12
4:11.Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12.untuk memperlengkapi orang-orang kudusbagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
Kita dikhususkan oleh Tuhan; diberi jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus yang khusus.
Gembala, karunianya menimbang roh. Pemain musik karunianya main musik. Semua dikhususkan.
1 Petrus 2: 5
2:5.Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidupuntuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
'rumah rohani'= tubuh Kristus.
Imam-imam adalah batu hidup. Sebenarnya bangsa kafir adalah batu keras--berdosa, tenggelam/berkubang di dalam lumpur dosa--, tetapi kita dipanggil oleh Tuhan, digembalakan, disucikan, diurapi, dan dikhususkan sehingga kita bisa menjadi batu hidup.
Batu hidup= batu indah yang dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus.
Hasilnya: kita hidup dari kemurahan Tuhan. Yang menentukan keberhasilan kita adalah kemurahan Tuhan. Toko besar/kecil, gereja besar/kecil, punya/tidak punya modal semuanya dari kemurahan Tuhan. Di mana saja, kapan saja, situasi apa saja, kita bisa hidup. Dan hidup kita menjadi berhasil dan indah sampai hidup kekal selamanya.
Inilah imam dan raja, bukan disiksa, tetapi dijadikan batu indah.
"Saya dulu diterjunkan belum ada jemaat, bisa hidup. Kemudian jemaat yang sedikit, bisa hidup, tidak pernah minta atau hutang. Sekarang juga bisa hidup. Semua dari kemurahan Tuhan. Percayalah! Kita tidak disiksa. Hidup kita diperindah; tertata rapi. Dulu saya juga sekolah seperti saudara dan tinggal di gereja, banyak melayani. Setelah lulus mau jadi apa? Tapi Tuhan beri. Saya tidak pernah melamar kerja, malah dilamar pekerjaan dari beberapa tempat. Saya pilih, akhirnya saya jadi guru. Setelah itu masuk lempinel--yang rohani. Bingung juga. Ayah saya tidak punya gereja, keluarga bukan pendeta, mau kemana saya? Tahu-tahu Om Pong panggil: "Sini, kamu bantu Om saja disini!" Diatur semua, sekarang sudah ada disini. Tertata rapi. Ada programnya dari Tuhan. Indah."
Tetapi kalau setelah dipanggil Tuhan kemudian tidak setia--tinggalkan ibadah pelayanan--, maka batu indah akan kembali jadi batu keras, bahkan jadi batu kilangan yang hanya dibuang ke laut seperti Babel--dipakai dalam pembangunan Babel; tidak indah, tetapi menderita, hancur sampai binasa.
Wahyu 18: 21
18:21.Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Sangat salah kalau kita meninggalkan ibadah supaya terangkat. Sangat salah! Justru malah turun/tenggelam ke bawah sampai tidak muncul lagi, semuanya hancur--rohani, jasmani, masa depan--dan binasa.
- Efesus 5: 22-27
5:22.Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23.karena suami adalah kepala isterisama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24.Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25.Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26.untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannyadengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27.supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Yang ketiga: Yesus tampil sebagai Mempelai Pria Sorga.
Kepala adalah suami--Yesus Mempelai Pria--, tubuh adalah isteri--kita mempelai wanita.
Kita menempatkan Yesus sebagai Kepala sama dengan menyembah Dia sebagai Mempelai Pria Sorga.
Praktiknya: kita dimandikan dengan air--baptisan air--dan air hujan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Kita dimandikan secara dobel.
Kita disucikan dan diubahkandari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari taatdengar-dengaran sampai daging tidak bersuara/tunduk; hanya berseru: Ya Abba, ya Bapa; kita dikuasai Roh Kudus.
Roma 8: 15
8:15.Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Taat sampai daging tidak bersuara = kayu disalut emas murni, tidak kelihatan kayunya. Kita memang kayu yang susah untuk taat, tetapi kalau disalut kita bisa taat sampai daging tidak bersuara.
Kegunaan Roh Kudus:
- Yesaya 35: 3-4
35:3.Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.
35:4.Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"
Yang pertama: Roh Kudus memberikan kekuatan ekstrakepada kita untuk menjadi kuat teguh hati.
Kuat teguh hati artinya:
- Tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan.
- Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Kuatkan lutut yang goyah. Lutut yang goyah artinya tidak bisa berdiri di atas kurban Kristus, banyak tergelincir dalam dosa. Mari, kuatkan, kita tetap hidup benar.
- Tetap percaya berharap Tuhan.
- Tetap menyembah Tuhan apapun yang terjadi.
- Zakharia 4: 6-7
4:6.Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
4:7. Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Yang kedua: kekuatan untuk menghadapi gunung yang besar; masalah yang mustahil akan diselesaikan pada waktunya.
- Yang ketiga: kalau Tuhan datang kembali, mujizat terakhir terjadi, kita menjadi sempurnaseperti Dia. Tidak terpisah lagi selamanya. Kita duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga selamanya.
Inilah akhir dari Lukas 11.
Terima tegoran hari-hari ini! Kita menempatkan Yesus sebagai kepala; kita bisa menyembah sampai Roh Kudus menguasai kita. Daging yang tidak taat, takut, tidak damai, tidak kelihatan lagi--daging disalut. Serahkan pada Tuhan.
Tetap setia, hidup benar, dan menyembah Tuhan. Roh Kudus akan mengadakan mujizat jasmani sampai kesempurnaan.
Tuhan memberkati.