Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 12: 54-56; perikop: Menilai zaman
12:54.Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi.
12:55.Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi.
12:56.Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
'
Banyak orang'= banyak orang kristen termasuk hamba/pelayan Tuhan, yang hanya mengutamakan--mengejar--tanda-tanda jasmani atau perkara duniawi, sehingga tidak mengenal bahkan mengabaikan tanda-tanda rohani; sama dengan tidak mengetahui tentang akhir zaman, terutama tentang kedatangan Yesus kedua kali. Akibatnya: ketinggalan saat Yesus datang kedua kali, berarti kehilangan semuanya--semua sia-sia--, dan binasa untuk selamanya.
Praktikkehidupan yang hanya tahu yang jasmani tetapi mengabaikan yang rohani: (ayat 56)
menjadi orang munafik; pura-pura.
Kita sudah belajar tentang ibadah yang munafik seperti orang Farisi (diterangkan pada
Ibadah Kaum Muda Remaja, 17 November 2018).
Malam ini kita belajar tentang
tabiat munafik.
Matius 7: 1-57:1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4. Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Salah satu tabiat munafik adalah
suka menghakimi orang lain--termasuk memperbincangkan orang lain atau bergosip, menuduh, memfitnah--; menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan sendiri.
Menghakimi adalah pekerjaan yang mengasyikkan bagi daging, tetapi membuat rugi rohani; membuat kering rohani sampai mati rohani, dan mengalami penghukuman sampai kematian kedua di neraka.
Semakin kita bergosip, rohani kita akan semakin kering.
Tanda kematian rohaniadalah non aktif dalam perkara rohani; kalau kita bicara yang rohani, dia marah. Bahaya! Dia akan mengalami penghukuman Tuhan sampai kematian kedua di neraka.
Mengapa kita tidak boleh menghakimi orang lain?
- Karena orang yang suka menghakimi orang lain, akan dihakimi oleh Tuhan.
Matius 7: 1-2
7:1."Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2.Karena dengan penghakiman yang kamu pakaiuntuk menghakimi, kamu akan dihakimidan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
- Matius 7: 3-4
7:3.Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4.Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Yang kedua: karena kita tidak layak untuk menghakimi; kita punya balok kesalahan (kesalahan besar) lalu menghakimi orang yang punya selumbar kesalahan (kesalahan kecil).
- 1 Korintus 4: 5
4:5.Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
1 Korintus 6: 2
6:2.Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?
'sebelum waktunya'= sebelum Tuhan datang.
Yang ketiga: karena sekarang belum waktunya untuk menghakimi. Pada saat kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, itulah saat bagi kita untuk menghakimi dunia bersama dengan Yesus.
Jadi kalau sekarang kita sudah menghakimi orang lain, waktu Yesus datang kita tidak boleh menghakimi lagi, malah kita yang akan dihakimi Tuhan bersama dunia ini untuk dihukum bersama dunia. Ini yang bahaya!
Sikap terhadap orang berdosa:
- Kita tidak boleh menghakimi orang berdosa (menuduh), tetapi juga tidak boleh menyetujui atau ikut-ikutan orang berdosa, dan tidak boleh membiarkan orang berdosa, apalagi itu masih ada hubungan keluarga dengan kita--kakak-adik, orang tua-anak, suami-isteri.
- Kita harus mendoakan orang berdosa. Di dalam rumah Tuhan juga kita doakan. Kita membawa orang berdosa kepada Yesus lewat beribadah kepada Tuhan; mendengarkan firman Tuhan, supaya dia bisa sadar akan dosa, diampuni, dan diubahkan.
- Menasihati sesuai dengan firman Tuhan dan dengan kesabaran.
Ada
dua hal yang boleh bahkan harus dihakimi, supaya kita tidak menjadi kristen munafik:
- Matius 7: 6
7:6."Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjingdan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injak nya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
Yang pertama: dalam hal pembagian makanan rohani.
'Barang yang kudus'= firman pengajaran yang benar--'kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firman-Mu adalah kebenaran'.
'Mutiara'= barang berharga.
Kalau digabung: barang yang kudus dan mutiara adalah firman pengajaran yang benar dan sangat berharga, tidak boleh diberikan kepada anjing dan babi--anjing menjilat muntah, babi dimandikan kembali lagi ke kubangan; mengulang-ulang dan enjoydalam dosa.
Artinya:
- Firman pengajaran yang benar dan berharga--nasihat, tegoran--tidak bisa diterima oleh orang yang mempertahankan dosa sampai puncaknya dosayaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan (percabulan).
"Saya sebagai gembala dua puluh enam tahun, pengalaman saya, orang merokok paling sulit. Kalau sudah kena firman tentang merokok, dosa makan minum, dia pergi. Ada, tahun 1995, orangnya setia beribadah, tetapi saat firman mulai keras soal makan minum, merokok, dia mulai tidak datang. Kemudian bertemu lagi setelah beberapa tahun, dia masih tetap merokok. Saya sedih melihatnya. Inilah istilah jangan berikan barang yang kudus dan mutiara kepada anjing dan babi."
Orang yang mempertahankan dan enjoydalam dosa--dosa dusta dan sebagainya-- tidak bisa ditegor, tetapi pasti menolak, menghina, dan memperdebatkan firman.
Seperti bisul kalau kena pegang, pasti langsung teriak. Inilah orang yang mempertahankan bisul dosa, seharusnya dipencet supaya sembuh, tetapi dia mempertahankannya.
Jangan pertahankan bisul dosa!
- Yang kedua: anjing dan babi dikaitkan dengan guru palsu; artinya: kita harus tegas untuk menolak ajaran-ajaran palsu, yang tidak sesuai dengan alkitab.
2 Petrus 2: 1, 22
2:1.Sebagaimana nabi-nabi palsudahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
2:22.Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Harus tegas untuk menolak ajaran palsu, apalagi ajaran agama lain, termasuk adat istiadat yang melanggar firman!
Inilah yang boleh dihakimi, yaitu dalam hal pembagian makanan. Kita sendiri jangan jadi anjing dan babi, tetapi kita juga jangan berdebat dengan orang yang mempertahankan dosa, dan kita tegas untuk menolak ajaran palsu.
"Sudah beberapa kali, saya kurang peka, isteri saya yang peka. Begini begitu saya jelaskan, rasanya selesai, ternyata masih ada buntutnya. Akhirnya jadi masalah besar. Soal pelayanan juga. Itu akibatnya kalau berdebat; kita terpancing. Tidak usah."
- Yang kedua: menghakimi diri sendiri.
Ini adalah pekerjaan yang paling tidak enak bagi daging, tetapi sangat menguntungkan kerohanian kita.
Dengan apakita menghakimi diri sendiri?
- Yohanes 12: 47-48
12:47.Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
12:48.Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firmanyang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnyapada akhir zaman.
Yang pertama: kita menghakimi diri sendiri dengan firman Allahyang dikatakan oleh Yesus, itulah firman Allah yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab--firman pengajaran yang benar; pedang firman. Ini yang bisa menyucikan kita.
Yohanes 15: 3
15:3.Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
'bersih'= suci.
Pedang firman sanggup menyucikan kita dari dosa-dosa sampai dosa yang tersembunyi dalam hati dan pikiran, kemudian perbuatan dan perkataan disucikan, sampai seluruh hidup kita disucikan.
Dengar firman yang keras, yang bisa menunjuk dosa!
Setiap mau ibadah mohon pada Tuhan supaya Ia membukakan firman yang menunjukkan dosa-dosa kita. Kalau dosa dibuang, kerohanian kita akan maju; hidup kita menjadi positif. Kalau dengar firman hanya tertawa-tawa, pulang tidak ada artinya.
Selama kita mempertahankan dosa, dalam segala hal tidak akan bisa maju. Harus disucikan! Dosa yang sudah dilakukan adalah beban. Untuk berjalan saja susah, mana bisa maju? Buang dosa! Hidup kita akan semakin enak, ringan, berhasil, dan indah. Percayalah!
"Kami melayani hamba Tuhan juga, kalau menyimpan dosa, bagaimana bisa enak? Kita semua, kalau menyimpan dosa, tidak akan bisa, malah om yang kasihan, bebannya terlalu berat. Karena itu perlu pedang firman. Mulai dari usia dua belas tahun Yesus sudah di Bait Allah, Yusuf usia tujuh belas tahun sudah menggembalakan. Usia dua belas sampai tujuh belas adalah masa-masa indah kalau mau disucikan. Kalau tidak disucikan, akan layu sebelum berkembang."
Kita sering tidak sadar karena masih ditopang orang tua--uang ada, semua ada. Kalau orang tua tidak ada, baru terasa, susah hidup itu. Karena itu hati-hati dengan hidup ini!
- 1 Korintus 11: 28
11:28.Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinyasendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Yang kedua: kita menghakimi diri sendiri lewat perjamuan suci.
Firman pengajaran dan perjamuan suci tidak bisa dipisahkan. Dalam Tabernakel ditunjukkan dengan alat meja roti sajian; ada dua belas roti yang disusun menjadi dua susun, enam buah sesusun--66; menunjuk pada alkitab.
Firman pengajaran tidak bisa dipisahkan dengan perjamuan suci. Ini yang kita kenal dengan ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
Firman pengajaran menunjukkan dosa kita, sehingga kita sadar, mengaku dosa dan diampuni, jangan berbuat dosa lagi, kemudian kita layak untuk makan dan minum perjamuan suci, sehingga firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam hidup kita, dan kita bisa hidup dalam kesucian; kita mengalami kekuatan ekstra dari Tuhan--tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan apapun yang kita hadapi--; dan kita mengalami berkat-berkat Tuhan.
Dalam ibadah pendalaman alkitab kita justru mengalami kekuatan baru.
- Yang ketiga: kita menghakimi diri sendiri lewat ujian habis-habisan.
Contoh: Ayub.
Mengapa demikian? Karena ada satu dosa yang tidak disadari oleh Ayub, yaitu kebenaran diri sendiri.
Ayub 32: 1-2
32:1.Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2.Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Kebenaran diri sendiri artinya: menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan Tuhan.
Seringkali sungguh-sungguh memalukan. Sudah jelas hidupnya tidak benar, tetapi menyalahkan orang yang benar. Tidak tahu malu! Ini sering terjadi.
Mungkin kita dilahirkan di keluarga kurang mampu atau mampu, jangan salahkan Tuhan, tetapi syukuri.
Ada juga yang berkata: Mengapa aku dilahirkan?Ini perkataan paling jahat dan sangat menyakiti orang tua. Kalau pernah terucap, harus dicabut. Jangan! Suami isteri juga jangan ada kata-kata: Ceraikan aku!
Yang bagus adalah menghakimi diri sendiri.
Ayub diizinkan mengalami ujian habis-habisan sampai ia sadar dan mengaku hanya debu tanah liat--banyak kekurangan dan kelemahan.
Ayub 42: 5-6
42:5.Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6.Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Sekalipun semua habis, Ayub bisa menghakimi diri sendiri; mengaku tanah liat--mengaku tidak mampu, tidak layak tetapi hanya diinjak-injak; tidak berharga.
Kita tidak perlu mengalami ujian habis-habisan seperti Ayub. Ada kejadian yang tidak enak, kita harus langsung mengoreksi diri.
Yang bekerja mungkin penghasilan turun sedikit, itu tegoran, yang kuliah nilai turun, koreksi diri. Kalau menyalahkan orang lain, mudah, tetapi kita tidak akan pernah tertolong.
Kita menghakimi diri sampai mengaku tanah liat.
Menghakimi diri sendiri= mengaku hanya tanah liat.
Tanah liat ada di kaki Tuhan; tempat terendah tetapi terindah. Di situlah kita mengalami kuasa Tuhan.
Malam ini biar semua jadi tanah liat. Jangan tunggu habis-habisan, gagal total! Kalau sudah mengalami gagal total, mari, tidak bisa tawar-menawar lagi, harus datang di bawah kaki Tuhan. Yang masih ditegor sedikit, cepat datang di bawah kaki Tuhan!
Hasilnya:
- 1 Korintus 15: 25-26
15:25.Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26.Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Hasil pertama: kuasa kemenangan atas maut--dosa-dosa dan puncaknya dosa.
Mungkin ada dosa, datang di bawah kaki Tuhan!
Kita menang atas dosa sehingga:
- Kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan; lega.
- Kita hidup dalam kebenaran dan kesucian.
- 1 Korintus 15: 56-58
15:56.Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57.Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58.Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selaludalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Yang ketiga: kita setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai Yesus datang kembali--'jerih payahmu tidak sia-sia'; sampai ke sorga.
Kita aktif bersekolah, kuliah dan bekerja, baik, tetapi ingat, semua hanya jerih payah yang sia-sia, paling maksimal sampai liang kubur. Jangan sombong!
- Matius 15: 30
15:30.Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
Hasil kedua: kuasa kesembuhan atas segala penyakit.
Malam ini, mungkin ada penyakit, Tuhan tolong, termasuk juga sakit hati--kecewa, putus asa. Biar kita semua bisa kembali damai, dan mengucap syukur pada Tuhan, bisa bahagia. Serahkan semua kepada Tuhan! Jangan ada kepahitan hati!
- Yohanes 11: 32, 39-40
11:32.Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
11:39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Maria tersungkur di kaki Tuhan= mengaku tanah liat, tidak bisa apa-apa menghadapi Lazarus yang mati empat hari; kebusukan.
Ada yang busuk dalam dosa, tidak ada masa depan? Menghadapi kemustahilan? Datang di bawah kaki Tuhan!
'Angkat batu itu!'= buka hati, jujur--akui kebusukan, kesalahan, kegagalan kita--, percaya, dan taat.
Hasil ketiga: kuasa kemuliaan Tuhan bekerja; kuasa keubahan.
Dan mujizat jasmani juga terjadi: mustahil jadi tidak mustahil, busuk jadi baik, masa depan gagal jadi berhasil dan indah.
Malam ini, datang di bawah kaki Tuhan, ada kuasa di sana.
Sampai kalau Dia datang kita benar-benar jadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai.
Tuhan memberkati.