Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 13: 6=> perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah
13:6.Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon arayang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Ada dua posisi dari pohon ara:
- Matius 21: 18-19
21:18.Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.
21:19. Dekat jalanIa melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
Yang pertama: pohon ara ditanam di pinggir jalandan tidak berbuah. Sudah berdaun lebat tetapi tidak berbuah.
- Lukas 13: 6-9
13:6.Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buahpada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7.Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8.Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9.mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Yang kedua: pohon ara ditanam di kebun anggur(dirawat) tetapi tidak berbuahjuga.
Ini yang harus kita waspadai.
AD. 1. Pohon ara ditanam dipinggir jalan;sudahberdaun lebat tetapi tidak berbuah sehingga Yesus lapar.
Di pinggir jalan= tidak tergembala; beredar-edar, sehingga tidak berbuah.
Berdaun berarti sudah ada aktivitas, hidup.
Artinya: ada
aktivitas ibadah pelayanan tetapi tidak berkenan kepada Tuhan--tidak berbuah--; tidak memuaskan Tuhan karena:
- Beredar-edar untuk mengejar kepentingan diri sendiri--daun-daun untuk menyejukkan dirinya sendiri, tidak peduli orang lain.
Ini sama seperti Esau yang berburu. Ia dapat hasil buruan, tetapi akhirnya lelah dan kehilangan semua.
Sekarang sistem kaum muda beribadah juga sama, yaitu tidak mau di dalam penggembalaan, karena mengejar kepentingan daging: berkat secara jasmani, hiburan jasmani, kesukaan jasmani, dan jodoh.
Akibatnya: tidak mengutamakan Tuhan/firman pengajaran yang benar lagi; kalau perlu tidak ada firman. Ia tidak lagi mencari firman yang menyucikan; sama dengan tanpa penyucian, sehingga tidak pernah bertemu Tuhan.
Kapan kita bertemu dengan Tuhan?Saat menyanyi bersukacita, belum tentu ketemu Tuhan, tetapi yang pasti ketemu Tuhanadalah saat kita terkena firman yang menunjukkan keadaan kita secara jasmani, dan dosa-dosa yang tersembunyidalam hati.
Itulah gunanya kita beribadah yaitu ada firman yang menunjuk keadaan kita.
Jangan hanya mencari kepentingan sendiri! Ibadah di sorga dibuat seperti dunia, bukan ketemu Tuhan, tetapi kepentingan sendiri/daging. Tuhan tolong kita semua.
- Yang kedua: tidak memuaskan Tuhan karena menggunakan kebenaran sendiri--daun juga menunjuk pada kebenaran sendiri.
Yesaya 64: 6
64:6.Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
(terjemahan lama)
64:6. Tetapi kami sekalian seperti seorang najis jua dan segala kebenaran kami seperti sehelai kain yang larah, sebab itu kami sekalianpun luruh seperti daun dan kami dibawa oleh kejahatan kami seperti diterbangkan oleh angin.
'kain yang larah'= kain yang sudah rapuh.
Saat Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka membuat cawat dari daun ara. bisa, bagus, tetapi kena panas, telanjang lagi, ditutupi lagi.
Kebenaran diri sendiri artinya:
- Manusia berdosa tidak mau mengaku dosa, tetapi menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain.
Misalnya: di sekolah tidak belajar, sehingga dapat nilai jelek, lalu menyalahkan guru, padahal saat dijelaskan, tidak mau mendengarkan. Orang semacam ini tidak akan bisa maju.
- Menyalahkan Tuhan.
Orang semacam ini akan tetap mempertahankan dosa dan tidak bisa bertobat--tidak bisa maju; berteman tidak bisa cocok.
Kebenaran Tuhan/firman adalah saling mengakudan mengampuni. Darah Yesus akan membasuh dosa-dosa.
Kalau ada aktivitas ibadah pelayanan tetapi hanya mengejar kepentingan sendiri dan mengandalkan kebenaran sendiri,
akibatnya: pohon ara menjadi kering, artinya:
- Kering rohani, tidak mengalami kepuasan sorga, sehingga bisa mencari kepuasan-kepuasan di dunia dan jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara pria dan wanita yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, dan nikah yang salah: kawin cerai, kawin campur, dan kawin mengawinkan).
Orang yang kering rohani bisa dideteksi dari mulut yang kering: berdusta, bergosip, memfitnah.
- Letih lesu, berbeban berat, susah payah, dan air mata, kalau dibiarkan sampai kebinasaan selamanya.
Hati-hati! Dua posisi pohon ara,
sama-sama tidak berbuah. Tetapi
pohon ara di dalam kebun anggurmasih ada penjaganya--gembala--, masih ada kesempatan, tidak langsung ditebang. Yang di pinggir jalan tidak ada gembalanya.
Oleh sebab itu
kita harus berusaha untuk menghasilkan buah-buah rohaniyang mengenyangkan Tuhan--menyenangkan hati Tuhan; memuaskan Tuhan--, supaya tidak dikutuk tetapi diberkati.
Pohon ara memiliki keistimewaan; ada tiga tingkatan buah ara:
- Buah pendahuluan--buah pakhim.
Kalau sudah berdaun lebat, seharusnya sudah ada buah pendahuluan. Mungkin Tuhan mencari buah pendahuluan satu saja, yaitu buah pendahuluan. Tuhan tidak menuntut banyak dari kita untuk bisa memuaskan Tuhan.
Buah pendahuluan artinya: buah pertobatan.
Matius 3: 8
3:8.Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Bertobat= berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan. Ini sudah buah di hadapan Tuhan; memuaskan hati Tuhan.
1 Korintus 5: 7-8, 11
5:7.Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
5:8.Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
5:11.Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul(1), kikir(2), penyembah berhala(3), pemfitnah(4), pemabuk(5)atau penipu(6); dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Kita bertobat dari enam dosa yang mendarah daging dalam hidup kita--menguasai tubuh, jiwa, dan roh kita; gambar setan tritunggal dalam hidup kita--:
- Cabul= dosa kawin mengawinkan lewat pandangan.
- Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan baik waktu, tenaga, pikiran, keuangan, dan lain-lain, dan malah serakah--mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
- Penyembahan berhala= segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengasihi Tuhan.
Pekerjaan dan sekolah bisa jadi berhala kalau membuat kita tidak bisa beribadah. Yang di dunia jangan jadi berhala. Kita selalu sibuk--sampai matipun sibuk--, tetapi berusaha dan berdoa kepada Tuhan, supaya bisa beribadah.
"Waktu om dipanggil komandan Koramil yang akan menutup gereja saya di desa, saya katakan: Pak, ibadah ini hubungan dengan Tuhan, mau di mana saja bisa, bapak mau halangi bagaimana? Kita bisa ibadah di pasar. Kedua, ini rumah ibadah, bukan minta bantuan dari pemerintah, tetapi meringankan. Malah pengawasannya enak, kalau ajarannya bertentangan, tinggal tangkap, beres. Akhirnya dia berkata: 'Saya melindungi gereja adik. Teruskan!' Tuhan yang membelakalau soal ibadah. Jangan kita sengaja memilih waktu kuliah yang bertepatan dengan jam ibadah. Bahaya, itu melawan Tuhan.
Dulu om juga tinggal di kampungdi Surabaya, ada kerja bakti, saya datang ke RTnya: 'Pak saya ada ibadahjam 08.30, silakan bapak atur, saya boleh diberi tugas jam 06.00pagi atau jam 13.00 setelah ibadah.' Semuanya bisa diatur.Kenapa kita yang sungkan? Kita yang ibadah.Itu pengalaman-pengalaman saya, supaya tahu, jangan gampang menyerah. Hobi juga. Sayadulu terpilih mewakili kabupaten untuk pertandingan sepak bola. Latihan dijaga Letkol. Ibadah mulai 17.30 kalau tidak salah. Jam 16.30 saya izin mau ibadah, bisa, malah dipuji. Jangan menyembah berhala! Tuhan lebih kuat dari segalanyadan mampu membuka semua jalan. Firaun maumenghalangi Israel, ia malah mati. Janganmudah menyerah, apalagi hari minggu."
- Pemfitnah.
- Pemabuk= termasuk merokok, narkoba.
- Penipu.
Enam dosa yang mendarah daging ini membuat kita tidak bisa menyatu dalam tubuh Kristus, tetapi mengarah pada Babel--pelacur besar--yang akan dibinasakan.
Dusta adalah penutup dosa, kalau ada dusta, berarti lima dosa yang lain juga ada. Kalau kita tidak berdusta lagi, Tuhan sudah makan satu buah pendahuluan, sudah kenyang, dan kita tidak dikutuk, tetapi diberkati.
Ayat 7-8= batas pergaulan kitadi manapun adalah kebenaran dan kemurnian, sehingga kita selalu bersuasana pesta. Suasana pesta= suasana firdaus; apa yg kita butuhkan ada semua dengan berlimpah sampai kita mengucap syukur (surplus terus), semuanya terjamin. Jaga batas kebenaran dan kemurnian!
- Buah pertengahan--bequra.
Efesus 5: 8-10
5:8.Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
5:9.karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
5:10.dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
Buah pertengahan adalah buah-buah terang/kesucian, yaitu:
- Buah kebenaran= semua harus benar--tidak boleh mempertahankan yang salah.
"Dulu om pernah ditawari saat masihada biaya fiskal kalau ke luar negeri. Saya ditawari di suatu daerah untuk buat KTP sana supaya bisa ke Singapura tanpabayar fiskal. Saya katakan: 'Kau mau jual keselamatan dengan satu juta atau berjuta-juta? Keselamatanku tidak bisa dibayar.'"
- Buah keadilan= tidak memihak siapapun, tetapi hanya memihak Tuhan/firman pengajaran benar.
Adil juga termasuk jujur.
- Buah kebaikan= kita tidak jemu-jemu berbuat baik, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan.
Roma 12: 17-21
12:17.Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baikbagi semua orang!
12:18.Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19.Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20.Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21.Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Hidup dalam perdamaian dengan semua orang= saling mengaku dan mengampuni, sehingga kita mengalami damai sejahtera.
Hasilnya: Tuhan sanggup menjadikan semua baik pada waktunya; yang hancur menjadi baik pada waktunya.
Kalau berbuat jahat--membalas kejahatan dengan kejahatan saja tidak boleh apalagi membalas kebaikan dengan kejahatan--, yang baik dan hebat akan hancur.
Malam ini kembali menghasilkan buah pertobatan. Pagari dengan kebenaran dan kemurnian supaya berpesta; selalu mengucap syukur.
Kemudian berbuah terang, mulai dari kebenaran, keadilan, dan kebaikan, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan. Tuhan akan menjadikan semua baik.
- Buah akhir--tekena--; buah termanis= buah-buah Roh.
Galatia 5: 22-23
5:22.Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23.kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Sembilan buah roh dibagi menjadi tiga:
- Tabiat Allah Bapa= kasih, sukacita, damai sejahtera.
- Tabiat Anak Allah=kesabaran, kemurahan, kebaikan.
- Tabiat Allah Roh Kudus= kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Jadi, pada buah akhir kita kembali pada gambar Allah; ciptaan semula mulai dengan penguasaan diri.
Penguasaan diri terutama saat menghadapi:
- Keinginan dan hawa nafsu daging yang membuat kita berbuat dosa lewat pandangan, pendengaran, perbuatan. Kuasai diri dengan kekuatan Roh Kudus sehingga kita tetap taat dengar-dengaransekalipun sakit bagi daging--kita tetap hidup benar dan suci.
Begitu tidak taat, akan benar-benar hancur. Tuhan tolong.
- Emosi. Tahan, supaya jangan marah tanpa sebab sampai meledak-ledak, sampai timbul kebencian atau pertengkaran.
Yang boleh adalah marah dengan kasih untuk menolong orang yang kita marahi.
- Angin dan gelombang--pencobaan di segala bidang: ekonomi, celaka marabahaya, rohani (ajaran palsu). Jangan kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan! Jangan bimbang, ragu, dan kuatir, tetapi tetap diam dan tenang.
Diam= mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Kalau banyak masalah, dengar firman sampai ditunjuk salahnya. Kalau ditemukan dosa, kita mengaku kepada Tuhan dan sesama, jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau tidak ditemukan dosa, diam, itu adalah percikan darah.
Kalau dosa diselesaikan, masalah juga selesai--angin ribut juga diam.
Kalau kita ke sana ke mari, angin ribut juga semakin hebat.
Tenang= menguasai diri supaya bisa berdoa; hanya percaya dan berharap Tuhan; mata memandang Dia, mulut berseru kepada Dia, dan tangan diangkat kepada Dia.
Diam dan tenang= bertobat dan berdoa--dua tangan diulurkan--, dan Tuhan akan mengulurkan tangan kepada kita untuk mengangkat kita dari ketenggelaman.
Matius 14: 29-32
14:29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
14:32. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Kalau sudah terlanjur hampir tenggelam, ulurkan tangan kepada Tuhan, dan Dia juga akan mengulurkan dua tangan untuk mengangkat kita dari ketenggelaman.
Penenggelaman artinya: kegagalan, kejatuhan dalam dosa. Diangkat, pulih kembali, hidup benar dan suci. Kegagalan secara jasmani menjadi berhasil dan indah pada waktunya; kemustahilan menjadi tidak mustahil; kita dipakai oleh Tuhan untuk memuliakan nama-Nya, mulai di rumah tangga, penggembalaan, antar penggembalaan.
"Dulu Pdt.In Juwono mengadakan KKR tahun 1980, ada Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), waktu itu adik saya ikut, minggu depannya tes, dari Surabaya kaum muda datang bawa buku untuk belajar. Beliau berkhotbah: Saya tahu banyak yangbawa bukuberjuang untuk masa depan. Tuhan akan tolong. Jangan menyerah! Bukan tidak usah belajar, tetapi bawa buku, nanti om bantu. Yang dihilangkan bukan angin dan gelombangnya, karena angin gelombang selalu ada, tetapi kebimbanganyang harus dihilangkan menjadi percaya."
Tuhan mau memakai kita. Kita disucikan dan diubahkan sampai berbuah lebat sampai buah kesempurnaanseperti Yesus jika Dia datang kembali dan kita terangkat bersama Dia selamanya.
Daniel dilarang untuk menyembah Tuhan, tetapi dia justru lari ke kamar untuk menyembah dan Tuhan turun tangan.
Masalah apa saja, hasilkan satu buah saja yaitu buah pertobatan. Mudah kecewa, stop. Satu buah saja, kita bisa berdoa kepada Tuhan, dan mujizat pasti terjadi. Ada yang sudah tenggelampun, Tuhan tolong.
Tuhan memberkati.