Bersamaan dengan peneguhan dan pemberkatan nikahSalam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 13: 31-35 => Yesus harus mati di Yerusalem; keluhan terhadap Yerusalem.
Ini menunjuk pada perjalanan Yesus ke Yerusalem untuk mati di atas kayu salib di Yerusalem.
Mengapa Ia harus mati di Yerusalem?Supaya manusia berdosa bisa berjalan dan masuk ke Yerusalem baru, kerajaan sorga kekal selamanya--dikaitkan dengan pernikahan: supaya nikah kita bisa berjalan dan masuk Yerusalem baru. Jadi nikah kristiani tidak berhenti di dunia ini.
Wahyu 19: 919:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
'
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba'= nikah jasmani bukan hanya sampai di liang kubur di dunia, tetapi sampai perjamuan kawin Anak Domba--nikah rohani; nikah sempurna antara Kristus dengan sidang jemaat di awan-awan yang permai pada saat kedatangan Yesus kedua kali.
Kristus adalah Mempelai Pria Sorga, dan sidang jemaat mempelai wanita sorga.
Sesudah itu masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang); dulu nikah Adam dan Hawa di Firdaus, tetapi karena berbuat dosa, dibuang ke dalam dunia, dan sekarang mau dikembalikan lagi ke Firdaus lewat nikah rohani sampai masuk Yerusalem baru (Wahyu 21-22).
Itulah perjalanan nikah yang sama seperti perjalanan Yesus ke Yerusalem. Dia mati, supaya kita hidup, dan nikah kita bisa sampai Yerusalem baru.
Lukas 13: 31-3513:31. Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisidan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodeshendak membunuh Engkau."
13:32. Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigalaitu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
13:33. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
13:34. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
13:35. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Perjalanan Yesus ke Yerusalem menghadapi banyak tantangan dan rintangan: bertemu dengan orang Farisi, Herodes, dan orang yang mau melempari Dia.
Begitu juga dengan perjalanan hidup pribadi dan nikah kita menuju Yerusalem baru,
kita menghadapi tiga tantangan dan rintangan--tidak mudah mencapai Yerusalem baru--:
- Tantangan pertama: orang Farisi= manusia daging yang egois; hanya mementingkan/mengasihi diri sendiri--Lukas 13 terkena pada pintu tirai (perobekan daging).
Orang Farisi egois karena Yesus tidak boleh ke Yerusalem. Bayangkan kalau Yesus tidak jadi ke Yerusalem, maka semua manusia berdosa akan binasa--manusia daging hanya mementingkan diri sendiri, yang penting dirinya enak.
Egois; mengasihi diri sendiri= tidak mengasihi Tuhan dan sesama; TANPA KASIH.
Praktik tanpa kasih: tidak mau berkorban untuk Tuhan dan sesama--isteri tidak mau berkorban untuk suami, suami tidak mau berkorban untuk isteri, anak tidak mau berkorban untuk orang tua. Hati-hati, kalau tidak mau berkorban, pasti mengorbankan Tuhan: pengajaran benar, keselamatan, dan ibadah pelayanan, dan sesama--isteri mengorbankan suami, suami mengorbankan isteri, anak mengorbankan orang tua, orang tua mengorbankan anak. Yang penting enak/menguntungkan daging/diri sendiri.
Manusia egois= manusia munafik; pura-pura; dibuat-buat seperti orang Farisi. Hanya kelihatan baik, yang penting menguntungkan daging, tidak sampai di hati.
Tanpa kasih semua sia-sia, tidak berguna, dan binasa selamanya; tidak mencapai Yerusalem baru.
Hati-hati dengan keegoisan--tidak mau berkorban untuk Tuhan, tetapi hanya mementingkan diri sendiri. Masa pacaran, hati-hati, banyak yang terkecoh. Saat pacaran baik sekali, setelah menikah, kelihatan aslinya.
- Tantangan kedua: raja Herodes, si serigala.
Ini adalah manusia daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya--jahat, najis, dan pahit.
Jahat= cinta akan uang; terikat akan uang yang membuat kikir dan serakah. Hati-hati, banyak suami isteri yang diterkam masalah uang, bahkan sampai masuk pengadilan.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= mencuri, merampas milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus. Kita harus hati-hati! Kalau masalah uang tidak saling percaya, lebih baik tidak usah menikah, karena uang adalah perkara terkecil.
Kejahatan juga termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
Najis= percabulan. Hati-hati! Jangan lengah, supaya jangan diterkam serigala! Tuhan tolong kita semua.
Kepahitan hati= kebencian tanpa alasan, dendam dan sebagainya, sampai pada kekerasan dan pembunuhan.
Itulah kebuasan daging; hawa nafsu yang tidak bisa dikontrol lagi.
Tadi, manusia egois dan munafik--tanpa kasih--, sekarang manusia dengan keinginan jahat dan najis, dan kepahitan sama dengan TANPA ROH KUDUS; bagaikan binatang buas; serigala menerkam, yang mengarah pada pembangunan Babel, mempelai wanita setan.
Wahyu 18: 2
18:2. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahatdan tempat bersembunyi semua roh najisdan tempat bersembunyi segala burung yang najisdan yang dibenci,
Di dalam Yakobus, kejahatan juga bisa memakai lidah. Perhatikan! Mungkin tidak melawan, tapi sekali bicara langsung menusuk di hati. Jangan! Semua perkataan sia-sia akan dipertanggungjawabkan.
Jaga perbuatan dan perkataan, jangan ikuti hawa nafsu daging, tetapi tuntunan Roh Kudus.
- Tantangan ketiga: Yerusalem= hamba/pelayan Tuhan yang sudah menerima firman pengajaran tetapi keras hati bahkan melawan.
Yesaya 2: 3
2:3. dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Dua macam pemberitaan firman:
- Susu/firman penginjilan untuk jiwa baru/bayi supaya percaya Yesus, bertobat, dan diberkati.
Penginjilan penting, tetapi harus ditingkatkan.
- Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk mendewasakan; menyucikan dan mengubahkan--misalnya tangan mencuri dipotong, lalu dibaharui sehingga bisa memberi.
Penginjilan harus ditingkatkan pada pengajaran. Kalau tidak, tidak akan bisa sempurna.
Yerusalem adalah gambaran dari hamba/pelayan Tuhan yang sudah menerima firman pengajaran tetapi keras hati--'melempar batu'--sehingga tidak taatpada firman pengajaran, malah melawan pengajaran yang benar, dan hanya berbuat dosa--telanjang seperti Adam dan Hawa. Selama Adam dan Hawa taat, mereka benar dan suci, tetapi begitu tidak taat, mereka telanjang--hanya berbuat dosa--, dan malu--masih rindu untuk bertobat.
Tetapi setelah manusia dibuang ke dalam dunia, manusia berbuat dosa mulai dari berdusta sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, nikah yang salah: kawin lari--tidak ada restu orang tua--, kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan). Manusia telanjang dan tidak tahu malu--seperti anjing dan babi. Mulai dari gembala diperiksa. Tidak mau bertobat lagi, malah menyalahkan orang lain.
Hati-hati, kalau mulai melawan firman pengajaran, akan mulai keras--melempar batu--dan menyalahkan: suami akan menyalahkan isteri terus dan sebaliknya. Begitu juga di dalam penggembalaan.
Inilah halangan-halangan untuk menuju Yerusalem baru. Justru halangan dari dalam, ini yang bahaya. Kalau hamba Tuhan salah dalam memberkati nikah seseorang, berarti hatinya sudah keras. Kalau suami sudah salah dalam nikah, keras hati, begitu juga isteri. Bahaya!
Ini sama dengan TANPA FIRMAN PENGAJARAN YANG BENAR; tanpa penyucian--upah dosa adalah maut, kebinasaan selamanya; tidak mencapai Yerusalem baru.
Inilah halangan secara pribadi dan dalam nikah: tanpa kasih, Roh Kudus, dan firman, sehingga binasa selamanya. Itu yang dihadapi.
Jalan keluarnya: kita harus
berkumpul di bawah naungan sayap Tuhan, seperti anak ayam.
Lukas 13: 3413:34. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Naungan sayap Tuhan sama dengan
penggembalaan atau persekutuan tubuh Kristus yang benar.
Kita semua harus masuk dalam penggembalaan yang dibina oleh pengajaran yang benar.
Siapayang bisa masuk dalam penggembalaan dan persekutuan tubuh Kristus yang benar? Kehidupan hamba/pelayan/anak Tuhan yang
merasa tidak berdaya, dan membutuhkan naungan sayap Tuhan. Kalau merasa hebat, pandai, susah untuk digembalakan dan dinasihati.
Banyak kali kita lupa diri bahwa kita hanya anak ayam. Akibatnya: habis. Jangan lupa diri sekalipun diberkati! Anak ayam tetap butuh induknya. Biarkan sayap itu yang bekerja untuk kita, dan kita akan sampai ke Yerusalem baru.
Kita harus selalu berada di kandang--ruangan suci--supaya bisa tergembala.
Tabernakel terdiri dari tiga ruangan:
- Halaman= keselamatan.
- Ruangan suci.
- Ruangan maha suci= kesempurnaan; takhta Tuhan.
Kita sudah selamat, tetapi belum sempurna. Karena itu kita harus berada di ruangan suci--kandang penggembalaan--, supaya kita tidak kembali ke luar, tetapi masuk ruangan maha suci.
Di dalam ruangan suci ada tiga macam alat, sekarang menunjuk pada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus--kita selalu diisi firman. Tadi kehidupan tanpa firman hanya dusta, berbuat dosa terus. Setelah diisi firman, kita bisa HIDUP DALAM KESUCIAN.
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
Tadi tanpa Roh Kudus hanya seperti serigala--buas--, hanya ikuti daging. Tetapi kalau tekun, kita akan dikuasai Roh Kudus sehingga kita HIDUP OLEH ROH KUDUS, tidak buas lagi; bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua, mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi orang yang memusuhi/merugikan kita.
Musuh kita hanya roh jahat dan najis, bukan manusia. Kita harus saling mengasihi.
Kalau suami seperti serigala, isteri tetap menjadi domba yang digembalakan; isteri diam, tetap mendoakan suami. Rumah tangga akan aman.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
KASIH ITU YANG MENYATUKAN DAN MENYEMPURNAKAN KITA.
Kita semua menghadapi tiga tantangan dari manusia daging yang buas. Mari masuk penggembalaan supaya kita diisi firman, Roh, dan kasih-Nya sampai sempurna.
Hasilnya: kita mengalami naungan sayap Tuhan.
Mazmur 17: 7-817:7. Tunjukkanlah kasih setia-Muyang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
17:8. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
Dalam kandang penggembalaan kita mengalami
naungan sayap kasih setia Tuhanuntuk:
- Melindungi dan memelihara kita seperti biji mata-Nya sendiri.
Kita yang tidak berdaya dipelihara dan dilindungi di tengah kesulitan dunia, celaka marabahaya, sampai zaman antikris berkuasa di bumi tiga setengah tahun--nanti dua sayap burung nasar akan menerbangkan kita ke padang gurun.
Tuhan izinkan dunia semakin sulit, supaya kita tidak bergantung pada gaji--gaji hanya sarana--, tetapi hanya bergantung pada kasih setia Tuhan.
Gaji, ijazah dan semuanya akan diblokir oleh antikris kecuali menyembah dia. Kita hanya bergantung pada pelukan tangan kasih setia Tuhan sampai hidup kekal.
- Kejadian 39: 20-21, 23
39:20. Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
39:21. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nyakepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Kerja yang baik, punya gaji besar, toko besar, itu hanya sarana, tetapi naungan sayap kasih setia Tuhan yang menentukan semuanya bagi kita.
Yang kedua: naungan sayap kasih setia Tuhan memberikan masa depan yang berhasil dan indahdi tengah kemustahilan--sudah di penjara (liang tutupan) bisa berhasil dan indah.
Andalkan kasih setia Tuhan! Jangan andalkan ijazah, gaji sekalipun punya!
- Yesaya 54: 10
54:10. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamudan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
Mazmur 27: 14
27:14. Nantikanlah TUHAN!Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
Yang ketiga: kasih setia Tuhan membuat kita kuat teguh hatisampai menantikan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Kuat teguh artinya:
- Tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan.
- Tetap pegang teguh pengajaran yang benar.
- Tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Tetap menyembah Tuhan.
Contoh: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tetap menyembah sekalipun Tuhan tidak menolong.
Yang mustahil jadi tidak mustahil, lebih dari itu kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus untuk layak menantikan dan menyambut kedatangan-Nya kedua kali. Kita masuk Firdaus dan Yerusalem baru. Kita bersama Dia selamanya.
Semuanya--pribadi, nikah-- harus mengarah ke Yerusalem baru. Tetapi hati-hati ada tiga halangan. Harus dilawan dengan penggembalaan supaya kita mengalami naungan sayap Tuhan; pelukan tangan kasih setia Tuhan yang besar dan ajaib, sampai berada di Yerusalem baru. Di dunia berhasil dan ditolong sampai kita masuk Yerusalem baru.
Tuhan memberkati.