Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 18 dalam susunan Tabernakel terkena pada pakaian Imam Besar dan imam-imam.
Lukas 18 terbagi menjadi 3 bagian:
- Ayat 1-14= pakaian anak-anak kecil atau sifat anak-anak kecil (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 14 Agustus 2021sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 18 September 2021):
- Ayat 1= tidak jemu-jemu dalam berdoa--tidak putus harapan--(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 14 Agustus 2021).
- Ayat 2-5= tekun dan sabar (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 21 Agustus 2021).
- Ayat 6-8= berseru/berdoa siang dan malam (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 28 Agustus 2021).
- Ayat 15-17= Yesus memberkati anak-anak kecil. Kalau ada sifat anak kecil, akan ada berkat (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Malang, 25 September 2021sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 23 Oktober 2021).
- Ayat 18-43= penyerahan diri (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 30 Oktober 2021).
AD. 3Lukas 18: 35-43
Perikop: Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho.
Lukas 18: 4118:41. "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!"
Kebutuhan orang butaadalah supaya dapat melihat; sama dengan melihat Yesus/menyembah Yesus.
Jadi, setiap kali kita beribadah melayani Tuhan, ibadah pelayanan kita harus meningkat sampai menyembah Yesus.
Kalau tidak memuncak, ibadah pelayanan kita akan menjadi buta; gelap gulita. Artinya: hidup dalam kegelapan dosa dan puncaknya dosa. Kemudian hidup dalam ketakutan--tidak ada damai--, dan akhirnya jatuh ke dalam lobang yang dalam--bergaul dengan roh jahat dan najis.
Ibadah pelayanan yang tidak memuncak akan kering, tidak pernah mengalami kepuasan; hanya bersungut, bergosip, memfitnah, dan menghujat Tuhan. Kalau dibiarkan akan mati rohani, berarti ibadah pelayanannya sia-sia dan binasa.
Oleh sebab itu kita harus memuncak dalam ibadah pelayanan untuk bisa menyembah Tuhan, terlebih menghadapi kegelapan dunia di akhir zaman.
Proses melihat Tuhan/menyembah Tuhan:
- Lukas 18: 36-38
18:36. Waktu orang itu mendengarorang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?"
18:37. Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat."
18:38. Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
Proses pertama: mendengar Yesus yang sedang lewat, artinya mendengar firman pengajaran yang benar, yang menunjukkan dosa-dosa dan keadaan kita secara tepat sampai kedalaman hati kita.
'Apa itu?'= suatu kesungguhan dan kebutuhan, sehingga bisa mengerti firman sampai percaya, dan firman menjadi imandi dalam hati kita masing-masing.
Iman di dalam hati mendorong kita untuk mengakui segala dosa dan ketidakberdayaan kita, sehingga kita mengalami pengampunan dosa dan tidak berbuat dosa lagi--bertobat.
Istilah lainnya adalah merendahkan diri serendah-rendahnya dan mohon belas kasih Tuhan.
Melihat Yesus dan mohon belas kasih-Nya, itulah kebutuhan orang buta.
- Lukas 18: 39
18:39. Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
Proses kedua: penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan saat menghadapi ujian iman.
Ujian iman di sini adalah
- Tuhan belum menolong.
- Dimarahi orang lain.
Tetapi orang buta ini semakin sungguh-sungguh berseru kepada Tuhan dan mohon belas kasih-Nya.
Menghadapi apapun, mohon belas kasih Tuhan!Belas kasih Tuhan lebih dari apapun, dan bisa menolong kita.
- Lukas 18: 40-41
18:40. Lalu Yesus berhentidan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya:
18:41. "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!"
'Yesus berhenti'= kalau ujian iman kita lulus, Tuhan akan berhenti.
Proses ketiga: Yesus berhenti, memanggil, dan bertanya kepada orang buta: 'Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?'.
Artinya: Yesus menawarkan pertolongan yang tidak terbatas lewat belas kasih-Nya. Tuhan akan selalu turun tangan bagi kita.
Sikap kita adalah menyatakan kerinduan kitauntuk melihat Tuhan. Segala kebutuhan kita di dunia sampai sorga hanya satu, yaitu melihat Tuhan/menyembah Dia untuk menerima belas kasih-Nya.
Iman yang sudah teruji ditambah belas kasih akan menghasilkan mujizat, yaitu buta menjadi melek, artinya bisa menyembah Yesus. Kita bisa menyerah sepenuh kepada Dia.
Hasilnya:
- Mazmur 16: 8
16:8. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Hasil pertama: menyembah Yesus sebagai Imam Besar yang berdiri, siap untuk berbelas kasih kepada kita untuk menolong apapun keadaan kita.
Ibrani 4: 14-16
4:14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Pengakuan iman kita adalah berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar, dan kita tetap percaya belas kasih Tuhan yang tidak terbatas.
Ayat 15= Yesus Imam Besar menanggung segala kelemahan dan beban berat, sehingga kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan.
Ayat 16= Yesus sebagai Imam Besar sanggup menolong kita untuk menyelesaikan semua masalah yang mustahil tepat pada waktunya.
- Lukas 18: 42-43
18:42. Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
18:43. Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Diasambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
Ini adalah menyembah Yesus sebagai Gembala untuk diikuti jejak-Nya.
Jejak Yesus adalah jalan salib--jalan kematian dan kebangkitan--, sehingga kita menjadi domba-domba yang tergembala dengan benar dan baik, yaitu: kita selalu berada di dalam kandang penggembalaan (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok), dan taat dengar-dengaran pada suara gembala (firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala).
Hasil kedua: 'takkan kekurangan aku', artinya: dipelihara dalam kelimpahandi tengah kesulitan dunia sampai Antikris berkuasa di bumi. Kita hanya mengucap syukur, dan menjadi berkat bagi orang lain.
1 Petrus 5: 5-6
5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Kalau kita taat di dalam penggembalaan, kita akan ditinggikan pada waktunya.
Artinya: kita diangkat dari kejatuhan. Sebenarnya di dalam kandang sudah tidak bisa jatuh lagi. Tetapi kalau sampai jatuh, berarti salahnya sendiri atau tidak setia dalam penggembalaan. Tetapi Tuhan masih mampu meninggikan untuk kembali hidup dalam kebenaran dan kesucian, dan kembali pada firman pengajaran yang benar.
Dari gagal dijadikan Tuhan berhasil dan indah.
- Yesaya 6: 5-8
6:5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6. Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
6:8. Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Ini adalah melihat Yesus sebagai Sang Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Hasil ketiga: kita mengalami penyucian sampai penyucian bibir, yaitu jujur. Kita menjadi rumah doa.
Kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita mengalami pembukaan pintu-pintu, sampai pintu Firdaus juga terbuka bagi kita.
Lukas 23: 39-43
23:39. Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
23:40. Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41. Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
23:43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Ayat 41= jujur.
Penjahat yang tidak jujur menghujat Yesus, dan binasa. Tetapi penjahat yang jujur--mulai dengan mengaku dosa--, sehingga pintu Firdaus terbuka.
Kita bisa mengalami suasana Firdaus sekalipun hidup di dunia. Semua yang kita butuhkan ada. Dan pintu di dunia juga akan terbuka. Tidak ada yang mustahil.
Pandang Yesus, dan kita akan mulai terangkat. Akui semua apa adanya! Dia akan membuka pintu-pintu bagi kita.
Jika Yesus datang kembali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Kita tidak salah dalam perkataan. Kita memandang Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga muka dengan muka. Kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang) dan Yerusalem baru. Tidak ada setetespun air mata.
Kita hanya butuh belas kasih Tuhan, tidak ada yang lain. Mujizat-mujizat pasti terjadi.
Tuhan memberkati.