Bersamaan dengan Ibadah Raya SurabayaSalam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam injil Lukas 12, ada
lima tabiat daging yang harus disalibkan/dirobek:
- Ayat 1-3= kemunafikan (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 16 Desember 2017sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 06 Januari 2018).
- Ayat 4-12= ketakutan (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 13 Januari 2018sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 10 Maret 2018).
- Ayat 13-21= keinginan/ketamakan (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 17 Maret 2018sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 21 April 2018).
- Ayat 22-34= kekuatiran (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 28 April 2018sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 09 Juni 2018).
- Ayat 35-48= kelengahan; tidak berjaga-jaga; tidak waspada; lalai (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 23 Juni 2018).
AD. 5. KELENGAHAN
Tabiat lengah harus dirobek, supaya kita menjadi kehidupan yang
selalu waspada; selalu berjaga-jaga,
terutamauntuk
menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita bisa bersama Dia selamanya.
Kita berjaga-jaga dalam pekerjaan, studi, kesehatan supaya tidak merosot, silakan, tetapi tidak ada faedahnya kalau tidak dilanjutkan pada berjaga-jaga untuk bisa menantikan dan menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
Dalam Injil Lukas 12: 35-48, ada
tiga macam berjaga-jagayang dikaitkan dengan kedatangan Yesus kedua kali:
- Ayat 35-37= berjaga-jaga dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan(diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 23 Juni 2018sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 30 Juni 2018).
- Ayat 38-40= berjaga-jaga dikaitkan dengan waktu kedatangan Yesus kedua kali--yang seperti pencuri di malam hari--(diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 07 Juli 2018sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 21 Juli 2018). Bukan Yesus seperti pencuri, tetapi waktu kedatangan-Nya: bisa malam, tengah malam, larut malam, atau fajar menyingsing.
- Ayat 41-48= berjaga-jaga dalam penggembalaan(diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 28 Juli 2018).
AD. 3Lukas 12: 41-4412:41.Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?"
12:42.Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksanayang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
12:43.Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
12:44.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.'
rumah'= penggembalaan.
'
pengurus rumah'= seorang gembala.
Ada dua hal yang harus dijaga di dalam penggembalaan:
- Gembala dan domba-domba harus selalu berada di dalam kandang penggembalaan.
Tempatnya harus sama. Di luar kandang, akan diterkam oleh serigala; binatang buas.
- Gembala harus setia dan bijaksana untuk memberi makandomba-domba dengan firman penggembalaan pada waktunya.
Lukas 12: 42
12:42. Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksanayang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
Firman penggembalaan= firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada domba-domba dengan setia, berkesinambungan, berurutan, dan diulang-ulang, supaya bisa menjadi makanan.
Ini adalah karunia khusus dari Tuhan kepada seorang gembala, yaitu karunia menimbang roh, untuk bisa membedakan antara pengajaran benar dan tidak benar; makanan benar dan asing. Kalau bukan gembala, dianggap sama saja.
Makanan asing sama dengan racun. Seperti waktu nabi-nabi berkumpul, ada sulur-suluran liar, dan ada maut di dalamnya. Kalau makan racun, jemaat akan mati. Makanan harus dijaga. Hanya gembala yang tahu karena karunianya dari Tuhan. Karena itu penginjil harus tergembala, kita semua harus tergembala.
Hanya gembala jahat, yang mencari keuntungan jasmani, kalau tidak memperhatikan makanan domba, dan dia akan dibinasakan. Harus tanggung jawab.
"Secara manusia, saya bisa minta untuk digantikan karena tadi di Jakarta, tetapi bukan seperti itu gembala. Harus sungguh-sungguh!"
Domba-domba juga harus setia dan bijaksana untuk makan firman penggembalaan dan menolak dengan tegas suara asing/makanan asing--lari dari suara asing.
Bagaimanabisa terjadi gembala memberikan makanan yang benar dan domba-domba bisa makan makanan yang benar?
Bergantung pada hati nurani. Kalau gembala dan domba-domba memiliki hati nurani yang baik, akan bisa menghargai firman penggembalaan; sama-sama menikmati firman penggembalaan yang benar.
Yudas Iskariot, gembalanya adalah Yesus, sempurna, luar biasa, tetapi ia lebih mendengar suara ahli-ahli Taurat karena hati nuraninya tidak baik. Domba-domba juga, kalau tidak mau makan yang benar, berarti hati nuraninya tidak baik.
Dari manakita mendapatkan hati nurani yang baik? Baptisan air.
1 Petrus 3: 20-21
3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--langit terbuka--yaitu hati nurani yang baik, yang taat dengar-dengaran.
Gembala dan domba harus memiliki hati nurani yang baik, sehingga bisa sama-sama menikmati firman penggembalaan; setia dan bijaksana; mendengar dan taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang.
Hasilnya: mengalami penyucian oleh firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Ada firman penginjilan, setelah itu ada firman pengajaran. Kalau kita menikmati, kita akan mengalami penyucian:
- Mulai hati dan pikiran disucikan--penyucian batin--dari:
- Keinginan jahat--keinginan akan uang yang membuat kikir dan serakah.
Kikir= tidak bisa memberi.
Serakah= mencuri milik orang lain, terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Kalau kikir pasti serakah.
- Keinginan najis yang mengarah pada dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Berhenti malam ini! Nikmati firman, dengar dan lakukan firman!
- Kepahitan: iri hati, benci. Tidak boleh ada lagi.
- Kalau hati dan pikiran disucikan, perbuatanjuga akan disucikan menjadi perbuatan benar, suci, dan baik; memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
- Perkataandisucikan--dari hati muncul ke mulut--menjadi perkataan yang benar, suci, dan baik; memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama.
Perkataan disucikan sampai jujur--ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar.
Inilah hasil dari makanan. Kalau makanannya salah, pelan-pelan, tidak sadar kita sudah tidak bisa apa-apa.
Sungguh-sungguh setia dan bijaksana--hati nurani yang baik--soal makanan, supaya kita disucikan luar dan dalam.
Kalau kita--gembala dan domba--sama-sama mengalami penyucian, hasilnya:
- Ada kebahagiaan sorga.
Kalau suci, pasti bahagia. Kalau taat, pasti bahagia. Sekalipun hebat, kalau tidak taat dan suci, pasti tidak bahagia; ada air mata dan kesedihan.
- Lukas 12: 42, 44
12:42. Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
12:44. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Hasil kedua: diangkat menjadi pengawas milik Tuhan.
Ada tiga milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat:
- Persepuluhan dan persembahan khusus.
Mulai dari saya, gembala. Justru banyak hamba Tuhan yang mencuri, seperti Yudas Iskariot.
Gembala mengawasi di rumah Tuhan dan sidang jemaat mengawasi di rumah masing-masing.
Persepuluhan bukanlah soal jumlahnya, tetapi kebenarannya, yaitu pengakuan bahwa kita sudah diberkati Tuhan (sudah diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 04 Agustus 2018).
- Rumah Tuhan/doa penyembahan.
- Mempelai wanita Tuhan yang sempurna.
AD. 2: Rumah Tuhan/ibadah pelayanan dan doa penyembahanKepada orang tua kita hanya hormat dan taat, bukan menyembah. Penyembahan hanya milik Tuhan.
Matius 21: 1321:13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
Ada
dua kemungkinanyang terjadi dalam hidup kita masing-masing:
- Menjadi rumah doa; tempat hadirat dan berkat Tuhan.
Buktinya: gemar beribadah melayani Tuhan, bukan terpaksa; gemar menyembah Tuhan--berbicara dengan Tuhan.
- Kalau tidak berjaga-jaga, akan menjadi sarang penyamun; tempat hadirat setan dengan kutukan (susah payah dan air mata) dan kebinasaan.
Buktinya: gemar berdusta, bergosip, dan memfitnah orang.
Dari kata-kata kita bisa diketahui kita adalah rumah doa atau sarang penyamun.
Kalau mulut hanya untuk menyembah Tuhan, Tuhan akan hadir untuk memberkati. Kalau tidak--banyak bergosip, berdusta--, setan yang datang untuk menghancurkan.
Proses menjadi rumah doa:
- Harus memperhatikan rumah tangga/nikah.
Efesus 5: 31
5:31. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunyadan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
'meninggalkan ayahnya dan ibunya'= restu dari orang tua.
Kalau tidak direstui orang tua, saya tidak mau. Orang tua, kalau anak tidak benar, jangan direstui/dukung. Kalau kita mendukung anak yang tidak benar untuk menikah, itu sama dengan anak masuk sumur, dan orang tua juga ikut masuk sumur. Siapa yang menolong?
Kalau anak nekad untuk kawin lari, menikah tanpa restu orang tua--dia masuk sumur--, tetapi orang tua tetap dalam kebenaran, maka orang tua yang ada di atas masih bisa menolong anaknya. Jangan merestui kalau anak tidak benar!
Harus restu yang benar, sesuai dengan firman.
'keduanya itu menjadi satu daging'= tujuan menikahadalah menjadi SATU DAGING.
Ini pelajaran juga bagi kaum muda, tujuan pacaran adalah untuk menikah, bukan tren, dan tujuan menikah adalah untuk menjadi satu daging. Karena itu cari yang satu iman, kalau tidak satu, tidak mungkin menjadi satu daging.
Syaratsupaya nikah menjadi satu:
- Berdamai.
Berdamai= saling mengaku dan mengampuni.
Yang membuat nikah terpisah adalah dosa. Kalau bersalah, mari mengaku kepada Tuhan dan sesama, jangan gengsi. Lari ke kayu salib! Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Yang tidak bersalah, mari mengampuni dan melupakannya. Kalau diungkit-ungkit, tidak akan bisa jadi satu.
Coba kalau dosa kita tidak dilupakan oleh Tuhan, habislah kita.
Kalau berdamai, darah Yesus akan menyelesaikan dosa-dosa sehingga kita hidup benar, dan bisa mengasihi. Kalau tidak benar, akan mencari gara-gara. Tidak ada kebenaran, berarti tidak ada kasih.
Kalau berdamai, ada kasih, memenuhi rumus nikah, yaitu 1 laki-laki ditambah 1 isteri sama dengan 1 (1 + 1 = 1). Inilah kesatuan nikah.
Satu suami benar--ada kasih--ditambah satu isteri benar--ada kasih--sama dengan satu kesatuan nikah.
Karena itu dari awal cari yang benar. Kalau tidak benar, untuk apa? Tidak benar (-1) ditambah benar (1) sama dengan nol. Cari benar dengan benar, maka nikah itu satu. Pertahankan kesatuan nikah!
Banyak masalah dalam nikah--suami sakit, isteri sakit--, tetapi masalah terbesardalam nikah adalah kalau suami isteri tidak menjadi satu, apalagi terjadi perceraian.
Mengapaterjadi perceraian? Lihat rumus nikah: 1 + 1= 1!
Tanda + menunjuk pada salib (kasih), tetapi diganti pihak ketiga--uang, kedudukan, orang tua, anak, pekerjaan, mertua, apalagi pria atau wanita lain, sehingga terjadi perceraian. Jangan!
Kembali pada salib, pasti nikah itu tetap dalam satu kesatuan. Apapun masalahnya, pasti ada penyelesaian di dalam salib.
"Hari ini juga ada yang usia pernikahannya mencapai lima puluh tahun. Selama dua puluh enam tahun saya jadi gembala, ini adalah yang keenam saya mendoakan ulang tahun nikah yang kelimapuluh. Kesatuan nikah itu langka."
- Syarat kedua nikah menjadi satu: melakukan kewajiban, tanpa hak:
- Efesus 5: 22-24
5:22. Hai isteri, tunduklah kepada suamimuseperti kepada Tuhan,
5:23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Isteri:
- Tunduk pada suami; banyak berdiam diri/mengoreksi diri, jangan terus menyalahkan suami.
Sekalipun suami yang bersalah, tetap berdiam diri; jangan membela diri.
- Tidak suka bertengkar.
- Tidak mengajar dan memerintah laki-laki.
Bukan berarti tidak boleh minta tolong pada suami--isteri menggendong anak, membawa tas sendiri, suami jalan enak-enak. Bukan begitu!
Kalau isteri seperti demikian--pintar/tidak pintar kerja--, ia membawa madu--kemanisan--di dalam rumah tangga.
- Suami: mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar.
Efesus 5: 25-26
5:25. Hai suami, kasihilah isterimusebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Kalau suami kasar pada isteri, berarti suami seperti memukul diri sendiri dengan batu, artinya membawa suasana kuburan dalam rumah tangga.
Kalau suami mengasihi isteri, suami tampil sebagai singayang meneladan pada Yesus; bisa melindungi dan memelihara rumah tangga secara jasmani oleh kekuatan Tuhan, dan secara rohani bisa menghangatkan rumah tangga.
- Anak: hormat dan taat pada orang tua sehingga hidupnya indah.
Efesus 6: 2-3
6:2. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3. supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Biarpun pintar, hebat, kalau tidak hormat dan taat pada orang tua, hidupnya tidak akan pernah indah.
1 Korintus 7: 3-4
7:3. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
7:4. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
Kalau kita melakukan kewajiban dalam nikah, maka suami dan isteri akan masuk dalam kesatuan nikah--nikah menjadi satu daging; suami menjadi hak penuh isteri dan sebaliknya.
Hasilnya: ada kemanisan (madu) dan kekuatan (singa), berarti teka-teki Simson terjawab sehingga mendapat pakaian kemuliaan.
Artinya nikah mendapatkan pakaian kemuliaan yang putih berkilau-kilauan, dan layak menyambut kedatangan Tuhan.
Jaga kesatuan nikah lewat berdamai dan melakukan kewajiban, supaya tidak telanjang. Kalau telanjang, akan dipermalukan.
- Proses kedua menjadi rumah doa: harus memperhatikan rumah Tuhan.
1 Korintus 3: 16
3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allahdan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Setiap tubuh kita adalah rumah Tuhan yang menjadi tempatnya Roh Kudus--Roh Kudus mengurapi, memenuhi, dan meluap-luap dalam hidup kita.
Syaratnya: harus berada di ruangan suci--kandang penggembalaan.
Imamat 21: 12
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Kita harus berjaga-jaga dalam kandang penggembalaan.
Dulu Musa melihat sorga dan Tuhan perintahkan ia membuat sorga di bumi, itulah Tabernakel.
Tabernakel terdiri dari tiga ruangan:
- Halaman= selamat.
- Ruangan suci= kesucian.
- Ruangan maha suci= kesempurnaan.
Kita sudah selamat tetapi belum sempurna, jadi kita harus berada di dalam ruangan suci/penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya termasuk ibadah kaum muda; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; kita diberi minum.
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus; kita diberi makan.
- Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; kita bernapas dengan kasih Allah sampai hidup kekal karena kasih adalah kekal.
Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga setan tritunggal tidak bisa menjamah kita; pribadi dan nikah tidak bisa diterkam.
Hasilnya:
- Pengkhotbah 4: 12
4:12. Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Tiga macam ibadah sama seperti tali tiga lembar.
Hasil pertama: kesatuan nikah semakin mantap; tubuh, jiwa, dan roh kita diikat dengan tali tiga lembar oleh Tuhan. Luar biasa! Nikah tidak bisa diceraikan oleh apapun dan siapapun juga. Tidak ada anak yang tidak diakui orang tua atau sebaliknya.
Mari tergembala, supaya menjadi satu kesatuan!
Kakak adik jangan terpecah hanya karena dunia--warisan.
- Imamat 21: 12
21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan keluar dari ruangan suci! Begitu keluar, akan kena lumpur.
Hasil kedua: kita hidup dalam urapan Roh Kudus sehingga kita menjadi imam dan raja--pelayan Tuhan--yang suci dan setia berkobar-kobar--bagaikan nyala api. Mata Tuhan bagaikan nyala api.
Berarti pelayan Tuhan yang suci dan berkobar sama dengan menjadi biji mata Tuhan.
Hasilnya: 'takkan kekurangan aku'= dipelihara sampai berkelimpahan; sampai mengucap syukur, bahkan sampai hidup kekal selamanya.
Tadi, dalam nikah kita berdamai dan melakukan kewajiban--menjadi satu daging.
Sekarang menjadi rumah Tuhan artinya SATU PENGGEMBALAANdan SATU PELAYANAN--satu bahtera seperti Nuh bersama isteri dan anak-anaknya. Kalau tidak satu bahtera, habis. Jangan kita berkata: 'Pokoknya melayani.....', tetapi layani yang sungguh-sungguh, yang benar sesuai dengan alkitab.
Kesimpulan: memperhatikan rumah tangga, kita menjadi satu daging; memperhatikan rumah Tuhan, kita menjadi satu penggembalaan dan satu pelayanan.
Setelah itu barulah
MENJADI RUMAH DOA.
Matius 18: 1918:19. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orangdari padamu di dunia ini sepakatmeminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Kuyang di sorga.
'
Dua orang'= dimulai dari Adam dan Hawa di Taman Eden.
'
Sepakat'= satu hati.
Syaratmenjadi rumah doa adalah suami dan isteri SATU HATI.
Supaya satu hati harus diisi dengan satu Injil.
Satu Injil membawa kita pada satu iman/percaya Yesus, satu pertobatan, dan satu baptisan.
Masih ada kelanjutannya yaitu diisi dengan
SATU PENGAJARAN--meja roti sajian.
Pada meja roti sajian ada dua belas roti yang disusun menjadi dua susun, masing-masing enam roti sesusun:
- Enam susun pertama: suami, manusia daging, kalau diisi firman akan jadi roti.
- Enam susun kedua: isteri, manusia daging, kalau diisi firman akan jadi roti.
Dan di atasnya ada dupa--satu doa penyembahan;
SATU SUARAdengan kata:
Haleluya.
Roma 15: 5-615:5. Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
15:6. sehingga dengan satu hatidan satu suarakamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Satu hati, satu pengajaran, dan satu suara, kita akan menjadi rumah doa, benar-benar terjadi
home sweet home.
1 Samuel 1: 191:19. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembahdi hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
Bersetubuh (maaf)--dalam arti rohani--= nikah yang menjadi satu daging--satu hati, satu pengajaran, dan satu suara penyembahan.
Hasilnya:
Tuhan ingat, sehingga Samuel lahir.
Apa yang Tuhan ingat dari kita lebih dulu?
Tuhan ingat supaya kita mengalami kelahiran baru; pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani yaitu seperti bayi Samuel.
Rumah doa adalah menjadi sama seperti bayi. Satu daging dulu, satu penggembalaan dan satu pelayanan, kemudian satu hati, satu pengajaran, satu suara, baru terjadi kelahiran bayi. Bayi hanya menangis, berserah dan berseru kepada Tuhan. Kalau bayi menangis, Tuhan akan selalu mengingat.
Yesaya 49: 15-1649:15. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
49:16. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Ada ibu kandung yang melupakan bayinya, padahal kasih ibu gambaran dari kasih Allah, tetapi Tuhan selalu ingat kita. Apalagi kalau suami, isteri, ditambah anak-anak, kemudian penggembalaan dan antar penggembalaan menangis kepada Tuhan, Dia akan mengingat kita semua. Dia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita.
Ada apa-apa, periksa nikah, apakah sudah menjadi satu daging dan satu penggembalaan?
Yesaya 46: 3-446:3. "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukungsejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
46:4. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamudan menyelamatkan kamu.
Kalau Tuhan menggendong kita,
hasilnya:
- 'Aku mau menanggung kamu terus'= mati hidup kita dalam tangan Tuhan; Dia memelihara dan melindungihidup kita di tengah kesulitan dunia sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
Tuhan juga memberi kesehatan, kesembuhan, dan panjang umur.
- 'Aku mau memikul kamu'= Tuhan mengambil alih segala letih lesu, beban berat, dan susah payah kita sampai kita menjadi enak dan ringan, berhasil dan indah.
Masa depan kita dipikul Tuhan. Yang gagal sudah ditanggung di kayu salib, dan Dia berikan yang berhasil dan indah.
- 'Aku mau menyelamatkan kamu'= Tuhan menyucikan dan mengubahkankita.
Kita tidak mampu menyelesaikan dosa, biar tangan Tuhan yang membersihkan. Mungkin mata, mulut kita tidak bisa benar, serahkan pada Tuhan. Biar Tuhan yang menghapuskan semua.
Dia menyucikan dan mengubahkan sedikit demi sedikit sampai sempurna, tidak salah dalam perkataan.
Mujizat jasmani juga terjadi: mustahil jadi tidak mustahil. Sampai kita sempurna, tidak salah dalam perkataan, kita menyambut kedatangan-Nya di awan-awan.
Kaum muda, jangan putus asa dengan masa depan, Tuhan akan menolong.
Tuhan memberkati.