Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 5:12-13
5:12 Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Pengertian kusta secara rohani:
- Dosa kenajisan.
Imamat 13:45-46
13:45 Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!
13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.
Dosa kenajisan mengarah pada dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan. Jika pakaian dicabik-cabik (mempertontonkan daging), ini juga termasuk kusta atau dosa kenajisan.
- Tidak tahu mengucap syukur kepada Tuhan.
Lukas 17:16-18
17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
17:17 Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”
Tidak mengucap syukur akan membuat kita banyak bersungut-sungut, tidak puas. Akibatnya, kita berubah dari bintang menjadi binatang.
Tidak mengucap syukur juga berarti tidak tahu berterima kasih kepada sesama, terutama kepada orang tua.
II Timotius 3:1-2
3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
- Kebenaran diri sendiri.
Kebenaran diri sendiri adalah menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan, menyalahkan firman pengajaran. Kebenaran diri sendiri juga bisa berarti menutupi dosa dengan pura-pura berbuat baik.
Kebenaran diri sendiri juga terjadi dalam nikah dan dalam ibadah pelayanan: anak menghakimi orang tua, sesama pelayan Tuhan saling menghakimi, atau menghakimi hamba Tuhan.
Akibat kusta:- Terasing.
Orang najis berada di luar perkemahan, terasing, terpisah dari Tuhan dan sesama (keluarga, masyarakat), cerai-berai, ada penderitaan lahir dan batin.
- Cacat cela.
Kusta adalah penyakit yang melekat pada tubuh, menjadi cacat cela pada Tubuh Kristus, sehingga tidak bisa sempurna, ketinggalan saat Yesus datang kedua kali, binasa selama-lamanya.
Jalan keluar menghadapi kusta adalah dengan datang pada salib Yesus.
Lukas 5:12-13
5:12Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
5:13Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.Yesus mau mentahirkan kita artinya Yesus mau mati di kayu salib, sehingga dapat mengulurkan tangan untuk:
- Menolong dan menyelamatkan manusia berdosa.
Jika Yesus tidak mati di kayu salib, manusia berdosa akan tetap terpisah dari Yesus, tidak tertolong dan binasa selamanya.
Yesus sudah mau menolong kehidupan kita. Sifat kita (si kusta) adalah tersungkur di hadapan Tuhan, artinya kita mengaku segala dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan kita. Saat itu, Yesus mengulurkan tangan, menjamah kita untuk mengulurkan tangan belas kasihnya untuk membasuh dosa kita dengan darahNya.
I Yohanes 1:7, 9
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Jika kita mengaku dosa kita, darah Yesus aktif untuk:
- membasuh dosa kita, mengampuni kita sampai tidak ada bekasnya,
- mencabut akar dosa sehingga kita tidak mengulang dosa lagi, kita bertobat.
Jika kita bertobat, setan tidak bisa menuduh kita (sehingga kita tenang), dan Tuhan tidak menghukum kita (kita selamat).
- Memandikan kita dengan air dan firman.
Efesus 5:25-27
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Yesus memandikan sidang jemaat sebanyak dua kali. Air adalah baptisan air. Firman artinya air hujan firman pengajaran yang benar.
Imamat 14:8-9
14:8 Orang yang akan ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari lamanya.
14:9 Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur seluruh rambutnya: rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur, pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi tahir.
Seperti pada zaman taurat, orang yang sakit kusta dimandikan sebanyak dua kali, demikian pula sekarang kita dimandikan dua kali dengan air dan firman. Sebab, jika hanya dimandikan sekali, kita tahir tetapi tetap terpisah, tidak ada gunanya.
Setelah dimandikan dengan air, kita harus dimandikan dalam firman, terutama dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
Kita dimandikan dua kali sampai kita layak untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.
- Menghapuskan segala yang mustahil dalam hidup kita.
II Raja-raja 5:7
5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: “Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku.”
Menyembuhkan penyakit kusta adalah mustahil, sama dengan membangkitkan orang mati. Tetapi ketika kita mengalami uluran tangan Tuhan, tidak ada yang mustahil. Tuhan dapat menghapuskan segala kemustahilan dalam hidup kita, mati hidup kita ada dalam tangan belas kasih Tuhan. Sampai saat Yesus datang kedua kali, kita terangkat bersama-sama dengan Tuhan.
Tuhan memberkati.