Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 14: 25-35 => segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus; sama dengan pengikutan kepada Yesus.
Kita sudah belajar langkah-langkah pengikutan kepada Yesus: menyangkal diri, memikul salib, baru bisa mengikut Yesus (ayat 25-27) (diterangkan mulai dari
Ibadah Kaum Muda Remaja, 04 Januari 2020sampai
Ibadah Kaum Muda Remaja, 18 Januari 2020).
Malam ini kita belajar
praktik pengikutan kepada Yesus(diterangkan mulai dari
Ibadah Kaum Muda Remaja, 25 Januari 2020):
- Lukas 14: 28-30
14:28. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menaratidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29. Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30. sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Praktik pengikutan kepada Yesus yang pertama: kita mendirikan menara(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 25 Januari 2020sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 08 Februari 2020).
Artinya: berjaga-jaga, masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, dan menjadi mercusuar--kehidupan yang menjadi teladan.
Untuk membangun, anggarannya adalah kurban Kristus, demikian juga untuk menjadi mercusuar.
- Lukas 14: 31-33
14:31. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32. Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
'tidak dapat menjadi murid-Ku'= tidak bisa mengikut Tuhan.
Praktik pengikutan kepada Yesus yang kedua: menjadi pemenang seperti seorang raja(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 15 Februari 2020).
Yang dibutuhkan adalah kekuatan dari Tuhan karena musuh kita adalah Iblis.
- Lukas 14: 34-35
14:34. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
14:35. Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Praktik pengikutan kepada Yesus yang ketiga: menjadi garam yang asin(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 29 Februari 2020). Jangan menjadi garam yang tawar!
AD. 3Untuk mempertahankan rasa asin, dibutuhkan
tekad yang kuat.
Jadi, dalam pengikutan kepada Yesus kita harus memiliki tekad yang kuat untuk:
- Tetap menjadi garam yang asin, artinya kehidupan yang selalu diurapi Roh Kudus, sampai satu waktu kita menjadi garam dunia; sempurna seperti Yesus (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 29 Februari 2020).
- Tidak menjadi garam yang tawar--tanpa urapan Roh Kudus.
Garam yang tawar sama dengan tiang garam, seperti istri Lot.
Ad. 2Sorga tidak ada kaitan dengan kekayaan dan kepandaian, tetapi kurban Kristus, kekuatan sorga, dan tekad yang kuat.
Kejadian 19: 2619:26.Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Istri Lot sudah keluar dari Sodom Gomora--tidak kena hukuman--tetapi ia menoleh ke belakang.
Inilah praktik sehari-hari garam yang tawar yaitu
menoleh ke belakang seperti istri Lot.
Artinya:
- Yang pertama: waktu itu Tuhan perintahkan kepada Lot, istri, dan anak-anaknya untuk lari dari Sodom Gomora, dan salah satu perintah-Nya adalah 'jangan menoleh ke belakang!' Istri Lot menoleh ke belakang berarti ia tidak taat dengar-dengaranpada firman Allah--orang tua sorgawi, dan seringkali diikuti dengan tidak taat pada orang tua rohani yang benar (gembala) dan orang tua jasmani yang benar. Itulah tiang garam; kehilangan urapan Roh Kudus.
"Seringkali kalau kaum muda mau taat, telepon saya terus. Tetapi kalau tidak mau taat, seperti tidak kenal saya. Ini kelemahan kita, tidak sadar sudah menoleh ke belakang seperti isteri Lot."
- Lukas 9: 62
9:62. Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Yang kedua: tidak setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Mengapaanak Tuhan menoleh ke belakang--tidak taat dan setia--?
- Dulu isteri Lot menoleh ke belakang berarti menoleh ke Sodom Gomora, padahal ia disuruh lari ke pegunungan.
Artinya: terikat pada kekayaan Sodom Gomora; kekayaan dunia--sama dengan dosa kejahatan.
Kaum muda, hati-hati kalau tidak taat dan setia dalam pekerjaan dan ibadah pelayanan!
Dosa kejahatan adalah
- Mencari uang dengan cara tidak halal; tidak benar, tidak sesuai dengan firman: menipu, korupsi.
Ini sama dengan melawan Tuhan.
- Mencari uang sampai meninggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Kikir dan serakah, seperti Yudas Iskariot.
Ada wanita yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu dia marah, padahal ia adalah pencuri.
Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan.
Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
- Yang kedua: menoleh ke belakang karena terikat dosa Sodom Gomorayaitu dosa kenajisan, dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba), dan kawin mengawinkan (percabulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis, nikah yang salah: kawin lari, kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan).
Kalau belajar surat Yudas, sekarang gereja Tuhan seperti Sodom Gomora. Berkhotbah tetapi mencuri milik Tuhan; pemain musiknya najis, tidak apa-apa, yang penting pintar. Hati-hati! Itu sama dengan gereja Setan.
Jangan terikat, itu yang membuat kita tidak bisa maju.
- Yehezkiel 16: 49
16:49. Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin.
Yang ketiga: menoleh ke belakang karena congkak; memiliki sesuatu/ perkara jasmani dan membanggakan/mengandalkannya.
Kalau diberkati Tuhan, puji Tuhan, tetapi jangan sombong. Jangan membanggakan sesuatu, itu yang membuat tidak taat dan setia; meremehkan/menganggap rendah Tuhan. Bahaya besar, karena bisa membuat lupa Tuhan dan sesama; dia sedang menoleh ke belakang, menjadi garam yang tawar--pudar!
Yang belum diberkati, puji Tuhan juga, tidak apa-apa, banyak berdoa, jangan putus asa. Putus asa sama juga menoleh ke belakang.
"Pada saat biasa-biasa, suami istri baik-baik. Tetapi ketika diberkati, mulai sombong, suami lupa istri atau istri lupa suami."
Inilah yang biasanya ada pada kaum muda yaitu
kejahatan, kenajisan, dan kesombongan. Ini semua yang membuat tidak taat.
Akibatnya: tidak berguna; sia-sia; busuk, dan diinjak-injak oleh antikris selama 3,5 tahun.
Matius 5: 135:13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Wahyu 11: 211:2. Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suciempat puluh dua bulan lamanya."
Garam tawar akan diinjak-injak selama 3,5 tahun (42 bulan). Ini merupakan kasih Tuhan untuk menolong kehidupan kita yang seharusnya binasa.
Apa yang harus dilakukan pada zaman antikris? Ia harus membuktikan bahwa ia menyembah Tuhan. Sekarang menyangkal terus, diajak setia, tidak mau, nanti pada zaman antikris ia harus membuktikan bahwa ia tetap setia menyembah Tuhan sekalipun disiksa dengan pedang antikris, sampai dipancung kepalanya. Tetapi pada saat kedatangan Yesus kedua kali dia akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan--sempurna--; menjadi garam dunia untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Ini sama dengan menjadi garam asin lewat siksaan antikris.
Tinggal pilih! Kalau sekarang tidak mau taat dan setia, ia harus masuk antikris. Hati-hati! Jangan sampai menjadi garam tawar!
Kalau tidak taat dan setia, pasti ada unsur jahat, najis, atau sombong.
Kalau tidak tahan terhadap siksaan antikris, ia akan menjadi garam tawar selama-lamanya; jadi sama dengan antikris yang busuk dan harus dibinasakan selamanya.
Hati-hati dengan ikatan akan uang, kenajisan, dan kesombongan!
Jalan keluarnya: mulai sekarang kita harus
banyak menyembah Tuhan--tahun ini adalah tahun penyembahan.
Sebelum melayani, mari menyembah. Kalau tidak, berarti mengandalkan daging.
Menyembah Tuhan sama dengan mengalami perobekan daging sehingga kita bisa mengalami urapan Roh Kudus--menjadi garam asin. Kalau mempertahankan daging, Roh Kudus tidak akan ada, sehingga kita menjadi tawar.
Pertahankan sekarang lewat doa penyembahan oleh dorongan pedang firman penyucian!
Apa yang harus dirobek?- Kesombongan menjadi rendah hati--meninggikan Tuhan.
Rendah hati adalah
- Kemampuan untuk mengaku dosa/kelemahan kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- Kemampuan untuk menganggap orang lain lebih utama dari kita, terutama menganggap Tuhan yang utama. Ada apa-apa kita hanya menyeru nama Tuhan.
Hasilnya: hati kita damai.
Kalau hati damai kita mulai menjadi garam yang asin, dan ada urapan Roh Kudus.
- Ketakutan; takut pada sesuatu sampai melawan Tuhan.
Ketakutan dirobek menjadi takut akan Tuhan.
Buktinya: taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, dan setia.
Itu bukti ada urapan Roh Kudus, yaitu mendorong kita untuk bisa setia.
Pengkhotbah 12: 13
12:13. Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allahdan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
Takut akan Tuhan sama dengan taat dan setia.
Yosua 24: 14
24:14. Oleh sebab itu, takutlah akan TUHANdan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Mari kita beribadah dengan tulus ikhlas dan setia, bukan terpaksa. Yang belum diberkati, tunjukkan bahwa kita setia bukan karena berkat.
Kita banyak menyembah Tuhan supaya menjadi garam yang asin--
rendah hati, taat, dan setia--
sama dengan tiang iman, bukan tiang garam.
Wahyu 3: 7-83:7. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
3:8. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Kudan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Rendah hati, taat, dan setia; dalam urapan Roh Kudus, dia mendapat kunci Daud, itulah kemurahan dan kebajikan Tuhan.
'
menuruti firman-Ku'= taat.
'
tidak menyangkal nama-Ku'= setia.
Kegunaan kunci Daud:
- Kunci Daud untuk menutup pintu-pintuantikris, sehingga ia tidak bisa melihat kita.
Artinya: kemurahan dan kebajikan Tuhan mampu melindungi dan memelihara kita yang kecil tak berdaya, tidak dianggap di tengah kesulitan dunia, sampai zaman antikris berkuasa 3,5 tahun di bumi.
Usaha sungguh-sungguh--sekolah, kerja--tetapi sertai dengan taat, setia, dan rendah hati; garam yang asin, maka ada kunci Daud yang melindungi dan memelihara.
Kita juga dilindungi dari celaka marabahaya di dunia, sehingga kita mengalami damai sejahtera, semua enak dan ringan.
- Kunci Daud membuka pintu-pintubagi kita, yaitu:
- Pintu kemenangan atas musuh yang lebih kuat--Daud menang atas Goliat--, artinya menyelesaikan semua masalah yang mustahil.
- Pintu masa depan yang berhasil dan indah, yang tidak pernah kita lihat dan pikirkan, tidak mungkin--Daud menjadi raja.
Setiap detak jantung kita adalah kemurahan dan kebajikan Tuhan, jangan bergantung yang lain. Jangan batasi urapan Roh Kudus; kemurahan dan kebajikan Tuhan!
Kalau mungkin terjadi kejatuhan, mengaku, ada pintu pengangkatan dari Tuhan untuk memulihkan kita.
- Dan terakhir kunci Daud membuka pintu sorga; kita menjadi tiang penopang di kerajaan sorga, artinya kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti Yesus.
Wahyu 3: 12
3:12. Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokogurudi dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.
Kita menjadi garam yang asin, yang tidak pernah tawar selama-lamanya.
Apa keadaan kaum muda? Kalau masih sulit, jangan putus asa. Berusaha yang keras, yang bagus, tetapi lebih dari itu, kita berusaha menjadi garam yang asin: rendah hati, taat, dan setia, banyak menyembah. Biar kunci Daud Tuhan berikan kepada kita.
Satu lagi, kalau memang ada kejatuhan seperti Daud--bukan saya setuju--, tetapi masih ada pintu pengangkatan, dipulihkan.
Tuhan memberkati.