Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 8 menunjuk pada Pelita Emas. Dalam Lukas 8 terdapat 7 cerita yang menunjuk pada 7 lampu pada Pelita Emas:
- Perempuan-perempuan yang melayani Yesus (Lukas 8:1-3).
- Perumpamaan tentang seorang penabur (Lukas 8:4-15).
- Perumpamaan tentang pelita (Lukas 8:16-18).
- Yesus dan sanak saudara-Nya (Lukas 8:19-21).
- Angin ribut diredakan (Lukas 8:22-25).
- Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa (Lukas 8:26-39).
- Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan (Lukas 8:40-56).
Kita membahas cerita ketujuh:
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan.
Dalam Lukas 8:40-56, terdapat 3 cerita yang berhubungan sangat erat sehingga menjadi satu cerita. Tiga cerita ini juga menunjuk pada pribadi manusia, yaitu tubuh, jiwa, dan roh:
- Yairus menunjuk pada tubuhyang lemah, sebab menanggung masalah atau beban yang berat, yaitu menghadapi anaknya yang sakit dan hampir mati, tidak ada harapan.
- Perempuan dengan pendarahan 12 tahun menunjuk pada jiwayang letih lesu, merana, tidak ada perhentian dan damai sejahtera, bagaikan darah yang terus meleleh selama 12 tahun. Di dalam darah terdapat jiwa. Darah meleleh menunjuk pada jiwa yang letih lesu.
- Anak perempuan yang sakit sampai mati menunjuk pada rohyang mati, tidak ada hubungan dengan Tuhan.
Tiga pribadi ini juga menunjuk pada tiga ketekunan. Saat pembuatan Pelita Emas, emas ditempa sampai berbentuk Pelita Emas. Ini menunjuk pada ketekunan.
Kita mempelajari ketekunan Yairus, yaitu ketekunan iman.
Lukas 8:40-42
8:40 Ketika Yesus kembali, orang banyak menyambut Dia sebab mereka semua menanti-nantikan Dia.
8:41 Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya,
8:42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak.
Untuk mempelajari ketekunan iman, kita perlu terlebih dahulu tahu bagaimana ciri iman yang benar.
Roma 10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.Iman yang benar berasal dari firman Kristus, yaitu:
- Kita mendengarkan firman yang diurapi Roh Kudus, firman yang dibukakan rahasianya oleh Roh Kudus, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab.
- Kita harus berada dalam urapan Roh Kudus saat mendengarkan firman dan tidak bergantung pada kepandaian, kekuatan, dan lain sebagainya.
Saat kita mendengarkan firman dalam urapan Roh Kudus, firman bisa menjadi iman. Sebaliknya, jika mendengarkan firman tanpa urapan Roh Kudus, firman hanya akan menjadi pengetahuan dan akan diperdebatkan sehingga pada akhirnya tidak percaya.
Proses ketekunan iman dari Yairus:
- Iman dan penderitaan.
Lukas 8:41-42
8:41 Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya,
8:42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak.
Filipi 1:29
1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Iman yang disertai dengan penderitaan adalah iman yang teguh.
Yairus harus mengorbankan:
- Kedudukannya sebagai kepala rumah ibadat.
Ada kemungkinan Yairus dikucilkan karena datang kepada Yesus, tetapi ia mau mengorbankan kedudukannya. Artinya bagi kita sekarang adalah kita juga harus mengorbankan segala sesuatu untuk datang kepada Yesus (waktu, tenaga, pikiran, dan lain sebagainya) kecuali firman pengajaran yang benar, sebab itu merupakan pribadi Yesus sendiri.
- Harga diri, gengsi.
Setelah kita mengorbankan harga diri, kita bisa mengorbankan kepentingan diri, dan kehendak diri.
Jika kita sudah menyerahkan hal-hal ini, kita bisa menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
- Iman dan kesabaran.
Lukas 8:42
8:42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak.
Sementara dalam keadaan anaknya hampir mati, Yesus didesak-desak oleh orang banyak. Yairus harus sabar menunggu waktu Tuhan.
Kita juga harus sabar menunggu waktu Tuhan, jangan memaksa dan mendesak Tuhan. Jika kita belum ditolong oleh Tuhan, kita mendapatkan waktu untuk mengoreksi diri, tetap percaya, dan berharap pada Tuhan.
Iman dan kesabaran akan menghasilkan pengharapansepenuh kepada Tuhan, yaitu kesucian.
Yakobus 5:8-11
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungutdan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Saat kita belum ditolong, jangan bersungut dan berbantah, tetapi selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Saat Ayub menarik perkataannya, saat itulah pertolongan Tuhan datang.
- Iman dan keberanian percaya.
Lukas 8:49-50
8:49 Ketika Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!”
8:50 Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: “Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.”
Kehendak Tuhan lebih dari apa yang kita pikirkan dan usahakan. Yairus berharap kesembuhan, tetapi jika kita menunggu waktu Tuhan, justru ada kuasa kebangkitan.
Yairus memiliki iman dan keberanian percaya, sehingga menghasilkan kasih Allah.
1 Yohanes 4:17-18
4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percayapada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Kita harus memiliki keberanian percaya dalam menghadapi masalah, bahkan sampai memiliki keberanian percaya untuk menghadapi hari penghakiman, bahwa kita akan lolos penghakiman dan hidup bersama Yesus selamanya. Jangan menyerah dan berputus asa saat jatuh dalam dosa-dosa.
Lukas 8:51
8:51 Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikutmasuk dengan Dia, kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus dan ayah anak itu serta ibunya.
Tuhan hanya bekerja sama dengan orang yang memiliki iman, pengharapan, dan kasih, yaitu Yairus dan istrinya (nikah, dua menjadi satu), ditambah Yakobus (iman), Petrus (pengharapan), dan Yohanes (kasih). Orang yang tertawa, tidak percaya pada kuasa Yesus, tidak diizinkan masuk.
Tidak ada masalah yang sukar bagi Tuhan, hanya seperti membangunkan orang tidur.
Hasilnya:- Terjadi muzijat, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Tuhan mampu menyelesaikan semua masalah tepat pada waktunya, tidak ada yang terlambat, tidak ada yang mustahil.
- Tuhan membuka jalan baru bagi kita.
Tuhan memberikan masa depan yang baru, masa depan yang indah.
- Tuhan menyucikan dan mengubahkan kita sampai kita sempurna, terangkat di awan-awan yang permai, memandang Yesus muka dengan muka.
1 Korintus 13:12-13
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapandan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Tuhan memberkati.