Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas 15: 11-32=> perumpamaan tentang anak yang hilang.
Kita sudah belajar domba yang terhilang, dirham yang terhilang, dan sekarang anak yang terhilang. Kehilangan terjadi di ladang Tuhan, rumah Tuhan, dan penggembalaan, yang terutama menimpa imam-imam. Tetapi bersyukur, Tuhan menemukan kita di saat kita mendengar firman.
Lukas 15: 11-32 terbagi menjadi dua:
- Ayat 11-24= anak bungsu terhilang sampai di ladang babi (diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 13 Juni 2020sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 27 Juni 2020).
- Ayat 25-32= anak sulung yang berada di ladang bapa.
Malam ini kita pelajari yang kedua.
Lukas 15: 25-3215:25.Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
15:26. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
15:27. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
15:28. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambinguntuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."Si sulung menunjuk pada imam-imam/pelayan Tuhan yang beribadah melayani Tuhan tetapi '
belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing'.
Artinya: aktif beribadah melayani, sudah bagus, tetapi sayang
tanpa korban tahbisan/kurban Kristus.
Keluaran 29: 1-229:1."Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan mudadan dua ekor domba jantanyang tidak bercela,
29:2.roti yang tidak beragidan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
Perikop: mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya.
Korban tahbisan terdiri dari:
- Korban makanan:
- Roti tidak beragi= firman pengajaran yang benar--tertulis di alkitab, diwahyukan oleh Tuhan, ayat yang satu diterangkan oleh ayat yang lain, dan dipraktikkan.
Ini adalah dasar tahbisan.
Firman pengajaran berfungsi sebagai makanandan komandoapa yang harus kita lakukan.
Jadi untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, seorang imam harus makan firman pengajaran yang benar, sehingga menerima kekuatan ekstra untuk bisa bertahan dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.
Firman pengajaran juga merupakan komando/perintah yang benar, sehingga arah pelayanan kita benar yaitu menuju rumah Bapa, ke Yerusalem baru, kerajaan sorga yang kekal.
- Roti bundar yang tidak beragi= firman pengajaran yang dipraktikkan akan menjadi tabiat kasih--bundar menunjuk pada kasih.
Kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, bahkan mengasihi orang yang memusuhi kita--tidak ada kebencian atau tidak merugikan orang lain.
- Roti tipis yang tidak beragi= rendah hati.
Jadi tabiat pelayan Tuhan adalah kasih dan rendah hati.
Ini gunanya korban makanan.
- Korban binatang:
- Lembu jantan= korban pendamaian; korban penghapus dosa yang sudah digenapkan oleh kurban Kristus di kayu salib.
1 Yohanes 4: 9-10
4:9.Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
4:10.Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
- Domba jantan I= korban penyerahan diri sepenuh, yaitu Yesus taat dengar-dengaran sampai mati di kayu untuk menjadi persembahan yang berbau harum.
Filipi 2: 8
2:8.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
'taat sampai mati'= korban penyerahan diri sepenuh.
Efesus 5: 1-2
5:1.Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2.dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kitasebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Bagi kita sekarang, korban penyerahan diri sepenuh adalah taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara.
- Domba jantan II= korban tahbisan yang sudah digenapkan oleh Yesus.
Ibrani 9: 11-14
9:11.Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besaruntuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
9:12. dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
9:13. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
9:14. betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allahyang hidup.
Yesus taat sehingga Ia diangkat menjadi Imam Besar yang melayani kita: memperdamaikan kita, menolong, membawa shekinah glorydalam hidup kita dan sebagainya.
Kita juga, kalau ada korban pendamaian dan penyerahan diri, kita akan dipakai oleh Tuhan menjadi imam-imam dan raja-raja.
Tadi, anak sulung sudah berada di ladang Tuhan, sudah melayani Tuhan, tetapi tanpa korban tahbisan/kurban Kristus.
Periksa, apakah ibadah pelayanan kita sudah ada tanda kurban Kristus sehingga kita dipakai seperti Yesus dipakai, bukan mau-mau kita sendiri!
Praktik ibadah pelayanan tanpa korban tahbisan:
- Tanpa korban pendamaian, artinya:
- Tidak mau berdamai.
Lukas 15: 28, 30
15:28.Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:30.Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Di sini, tidak mau berdamai artinya tidak mau mengampuni dosa orang lain, berarti merasa paling benar sehingga tidak mau mengakui dosanya sendiri tetapi menyalahkan orang lain dan Tuhan/pengajaran yang benar.
Ini yang sering terjadi di dalam nikah dan gereja. Dia lupa kalau dia tidak mau mengampuni, dosanya juga tidak akan diampuni.
Menghakimi dosa orang lain saja tidak boleh apalagi menghakimi orang benar.
- Selalu salah paham, karena tidak mengerti dan salah bertanya terutama soal tahbisan dan nikah.
Lukas 15: 26
15:26.Lalu ia memanggil salah seorang hambadan bertanya kepadanyaapa arti semuanya itu.
Kalau tidak mengerti seharusnya langsung bertanya pada bapanya.
Kalau salah bertanya, yaitu bertanya kepada orang lain yang tidak mengerti firman pengajaran yang benar, kita akan salah dalam mengambil keputusan.
"Seorang suami datang kepada temannya: Istri saya selingkuh, bagaimana?: Gampang--orang kaya--, saya siapkan untuk anak-anakmu kuliah sampai selesai, makannya. Bunuh istrimu, kamu masuk penjara. Beres. Semua saya tanggung. Ini salah tanya, yaitu bertanya pada orang yang tidak mengerti. Jangan! Bertanyalah kepada orang tua atau gembala yang mengerti firman pengajaran yang benar. Sebelum itu, selalu dengar firman! Jangan bertanya pada diri sendiri--suara/kemauan daging--, pasti salah."
Kalau salah bertanya, akibatnya: keputusannya tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar.
"Dulu waktu om dipanggil untuk menyerahkan diri sepenuh juga begitu. Saya bertanya pada diri sendiri mau di mana masuk sekolah alkitab. Saya berpikir sekolah di luar negeri, biar hebat, supaya orang tua bangga. Saya sudah dikasih alamat orangnya yang kirim murid ke luar negeri, tetapi saya cari-cari tidak bertemu. Akhirnya ayah saya yang dipakai Tuhan, dia sendiri berkata: 'Kalau mau sekolah alkitab di dalam negeri saja.' Dan Tuhan kirim saya ke jalan Johor, dan tidak salah keputusan, sekalipun hanya tujuh sampai sebelas bulan."
Mau melayani di mana, tergembala di mana, menikah dengan siapa, dengar firman pengajaran yang benar, keputusan dari Tuhan adalah yang terbaik.
- Tanpa korban penyerahan, artinya tidak taat dengar-dengaran.
Lukas 15: 29
15:29.Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
'belum pernah aku melanggar perintah bapa'= seringkali kita pilih-pilih untuk taat. Kalau kena/merugikan daging kita untuk meningkatkan rohani kita, kita tidak taat; kalau menguntungkan daging, kita taat.
Cirinya:
- Marah jika dinasihati apalagi ditegor firman pengajaran yang benar, orang tua yang benar, atau gembala yang benar.
- Iri hati jika orang lain diberkati dan dipakai Tuhan.
Jangan suka membanding-bandingkan dengan orang lain, nanti kita bisa iri, tidak bersyukur atas berkat Tuhan.
Matius 7: 21-23
7:21.Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
7:22.Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23.Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ukuran keberhasilan dalam pelayanan dan segala hal adalah taat dengar-dengaran.
Taat sama dengan membuka pintu sorga, dan membawa kita kembali ke Firdaus.
Jadi, jika kita sekolah dengan ketaatan, maka kita akan bersuasana Firdaus.
Sebaliknya, sekalipun hebat kalau tidak taat, ia justru sama dengan pembuat kejahatan. Hidupnya gagal total sampai binasa selamanya.
- Tanpa korban tahbisan, yaitu merasa berjasa, sehingga menuntut hak, gampang tersandung/tersinggung.
Lukas 15: 29
15:29.Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapadan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Menuntut hak atau gampang tersandung berarti tidak melayani Tuhan tetapi melayani diri sendiri bahkan melayani Setan, terlebih lagi menghalangi orang lain untuk melayani Tuhan--menjadi sandungan.
Akibatnya: tidak ada sukacita sorga tetapi letih lesu, berbeban berat hidupnya, sampai mencari kepuasan di dunia dan jatuh dalam dosa, dan akhirnya tidak mau masuk rumah bapa, berarti binasa selamanya.
Sekarang kepuasan dunia masuk di dalam gereja karena tuntutan kaum muda. Bahaya!
Matius 11: 28-3011:28.Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29.Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembutdan rendah hatidan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30.Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Kehidupan yang letih lesu dan berbeban berat sama dengan berjalan ke rumah Setan.
Jalan keluarnya: kembali pada kurban Kristus/korban tahbisan/firman pengajaran yang benar; sama dengan belajar pada Yesus di kayu salib.
Artinya: rela sengsara daging untuk dibakar, diubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani yang berbau harum seperti Yesus.
Kita diubahkan menjadi:
- Lemah lembut=
- Kemampuan untuk menerima firman pengajaran yang benar sekeras dan setajam apapun, dan taat sampai daging tidak bersuara. Sungguh-sungguh!
- Kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya.
- Rendah hati= kemampuan untuk mengaku dosa.
Kalau kita lemah lembut dan rendah hati, darah Yesus akan mengampuni dosa kita, sehingga tidak ada bekasnya lagi; kita seperti belum pernah berbuat dosa dan hidup dalam kebenaran. Kita menjadi seperti bayi yang baru lahir. Ini kekuatan darah Yesus.
- Sabar=
- Sabar dalam penderitaan; tidak bersungut atau mengomel tetapi selalu mengucap syukur dan setia kepada Tuhan termasuk setia dalam nikah.
- Sabar menunggu waktu Tuhan. Jangan mencari jalan sendiri di luar firman! Tetap percaya Tuhan! Kita menjadi seperti bayi yang hanya menangis, mohon belas kasih Tuhan, sampai Dia mengulurkan tangan belas kasih-Nya.
Belas kasih Tuhan artinya Dia menggantikan tempat kita untuk melakukan pekerjaan yang tidak bisa kita lakukan dan pikirkan. Jangan menyerah kalah, tetapi tetap setia dan percaya. Biar Tuhan yang bertindak.
Hasilnya:
- Kita mengalami ketenangan/kelegaansehingga semua menjadi enak dan ringan. Semua masalah selesai.
Biarpun kemampuan kita kecil kalau lautnya teduh, pasti kita akan sampai. Biar hebat kalau lautnya tidak teduh, akan tenggelam di tengah jalan.
- Tuhan sanggup melakukan semua untuk kitasampai nanti kita bersorak-sorai di awan-awan yang permai dan masuk rumah Bapa kekal selamanya--sesuatu yang tidak pernah kita lihat, dengar, dan pikirkan.
1 Korintus 2: 9
2:9.Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Tuhan memberkati.