Markus 14:17-20adalah cerita Yesus makan Paskah bersama murid-muridnya.
Makan Paskah = makan firman pengajaran dan Perjamuan Suci.
Ibrani 5:11-14,ada 2 macam makanan rohani:- Susu = firman penginjilan/ injil keselamatan (Efesus 1:13).
Injil keselamatan adalah injil yang memberitakan kedatangan Yesus pertama kali untuk menyelamatkan manusia berdosa.
Tanda keselamatan adalah percaya pada Yesus, bertobat, baptisan air, dan baptisan Roh Kudus.
Sebelum diselamatkan, kita membutuhkan firman penginjilan ini. Kalau hanya minum susu, maka tingkat rohaninya hanya seperti anak kecil. Perlu jenis makanan kedua.
- Makanan keras = firman pengajaran/ cahaya injil kemuliaan Kristus (2 Korintus 4:3-4).
Yaitu injil yang memberitakan kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Sorga untuk menyucikan dan mengubahkan kita sampai sempurna seperti Dia.
Ibrani 4:12,firman pengajaran adalah firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Ada 3 macam sikap terhadap firman pengajaran:- Sikap negatif, yaitu menolak firman pengajaran yang menusuk dosa.
Kisah Rasul 5:31-33,firman pengajaran yang menusuk dosanya akan ditolak, sehingga sakit hati dan timbul kebencian.
1 Yohanes 3:15.
- Matius 26:25,23-25,selalu mengelak dari tajamnya pedang firman.
Firman yang bagaikan makanan keras memang tidak akan pernah memuji orang, tetapi justru menunjuk kesalahan.
Firman Tuhan sudah jelas menunjuk dosa Yudas, tetapi dia selalu mengelak 'bukan aku' = tidak pernah disentuh oleh firman sehingga dosa-dosanya tertimbun dalam perut hatinya. Maka suatu waktu perut hatinya akan pecah, artinya dosa-dosanya terbeber ke luar tetapi sudah tidak ada pengampunan lagi, binasa untuk selama-lamanya.
Lebih sekarang jika dosa ditunjukkan, kita akui kepada Tuhan dan sesama. Sekalipun harus malu/ gengsi, tetapi kita akan selamat.
- Markus 14:19,menerima firman pengajaran sampai sedih hati/ terharu.
Prosesnya adalah:
- Harus mendengar firman dengan sungguh-sungguh, dan dengan suatu kebutuhan, sehingga kita tidak bosan akan firman tetapi selalu bergairah dalam mendengar firman.
- Mengerti firman.
- Percaya, yakin pada firman = firman menjadi iman di dalam hati, mengena di dalam hati.
Kalau hati percaya, maka mulut akan mengaku = hati terharu.
Roma 10:10, kalau firman sampai di hati, dan mengena keadaan kita sehingga kita mengaku dosa dengan jujur, itulah hati yang terharu.
- Praktek firman, taat dengar-dengaran pada firman.
Saat-saat makan Paskah, saat-saat makan firman pengajaran, adalah sangat menentukan nasib masa depan kita. Apakah akan seperti Yudas yang akan binasa? Apakah akan selamat sampai sempurna seperti Tuhan?
Sikap terhadap firman pengajaran ini tergantung hati nurani.Kalau hati nurani tidak baik (cenderung jahat dan najis, tidak taat dengar-dengaran), maka akan selalu mengelak dan menolak firman pengajaran, sehingga binasa seperti Yudas.
Dalam Perjanjian Lama ini seperti pada zaman Nuh, kehidupan yang hati nuraninya cenderung jahat akan binasa semuanya (
Kejadian 6:5-8). Hanya Nuh dan keluarganya yang selamat masuk bahtera.
Bahtera ini sekarang menunjuk pada baptisan air. Sekarang kita mendapat kasih karunia Tuhan untuk masuk baptisan air (
1 Petrus 3:20-21).
Dalam baptisan air terjadi pembaharuan dari hati nurani yang cenderung jahat menjadi hati nurani yang baik, yang taat dengar-dengaran. Kalau hati nurani baik, maka apapun keadaan kita, kita pasti akan bisa menerima firman pengajaran sekeras apapun juga.
Yohanes 21:3-7, Petrus dalam keadaan gagal ditambah telanjang, dipermalukan. Dia meninggalkan pelayanan dan jatuh dalam dosa. Pada waktu itu Yesus datang dan menyampaikan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang menunjukkan keadaan dan dosa-dosa mereka.
Kalau hati nurani tidak baik, maka dia akan menolak dan marah. Tetapi kalau hati nurani baik, maka akan bisa menerima firman ('adakah lauk-pauk?') dan lanjut mulut akan bisa mengaku keadaan dan dosa-dosa. Hati nurani yang baik juga akan bisa menerima firman yang tidak sesuai logika ('tebarkan jala' di siang hari) dan bisa mempraktekkan firman, taat dengar-dengaran pada firman apapun resiko yang dihadapi.
Kalau mulut mengaku dan tangan praktek firman, ini bagaikan dua tangan yang diulurkan kepada Tuhan. Maka Tuhan akan mengulurkan tangan kasihNya kepada kita, sehingga terjadi mujizat. Mujizat secara jasmani adalah dari tidak ada ikan menjadi ada ikan, yang mustahil menjadi tidak mustahil, yang gagal menjadi berhasil.
Mujizat secara rohani adalah kita bisa berpakaian kebenaran, bisa hidup benar. Inilah mujizat yang besar, yang tidak bisa ditiru setan. Lanjut berpakaian kesucian, bisa melayani menjadi imam dan raja. Sampai mujizat terakhir berpakaian putih berkilau-kilau, pakaian mempelai untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali (
Wahyu 19:8-9).
Tuhan memberkati.