Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita masuk dalam Lukas 12.
Dalam susunan Tabernakel, Lukas 12-17 terkena pada
pintu tirai.
Apa itu Tabernakel/Kemah Suci? Dulu, Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Musa di atas gunung Sinai, kemudian Tuhan perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, yaitu Tabernakel (kitab Keluaran 25-40), supaya di bumi sama seperti di sorga. Kita hidup di bumi tetapi bersuasana sorga; kita beradaptasi supaya nanti bisa hidup di sorga.
Ada tiga macam pintu pada Tabernakel:
- Pintu gerbang.
Keluaran 27: 16
27:16.tetapi untuk pintu gerbangpelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya--tenunan yang berwarna-warna--dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.
Ini adalah pintu masukke halaman/pelataran Tabernakel.
Praktikmasuk halaman Tabernakel secara rohani:
- Iman/percaya kepada Yesus, lewat mendengar firman Kristus; firman yang diurapi Roh Kudus.
Roma 10: 17
10:17.Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Manusia daging tidak bisa menerima dan mengerti firman, bahkan menolak.
Roh Kuduslah yang menolong kita untuk mendengar firman dengan sungguh-sungguh, dan dengan suatu kebutuhan; memusatkan perhatian.
"Kalau dengar firman sambil sms atau lihat facebook, foto, atau ngomong-ngomong, itu berarti tidak ada Roh Kudus."
Kalau kita mendengar firman dengan sungguh-sungguh, maka Roh Kudus juga menolong kita untuk bisa mengerti, percaya/yakin pada firman sehingga firman menjadi iman di dalam hati (kita beriman/percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita manusia berdosa).
Saat-saat mendengar firman adalah saat yang menentukan kita masuk sorga atau tidak. Jangan main-main! Banyak kali saat menyanyi semangat, tetapi begitu dengar firman, malas. Padahal menyanyi itu tidak menentukan kita masuk sorga atau tidak, tapi nyanyian yang bersuasana sorga mampu menggairahkan kita untuk mendengar firman. Sebab itu orang yang tidak mau mendengar firman tidak boleh melayani, karena nanti hanya perkara duniawi yang ditampilkan.
"Lempin-El perhatikan! Kalau tidak dengar firman tetapi bersaksi, apa yang disaksikan? Hal kerajaan sorga dimulai dari mendengar firman, baru bisa bersaksi, main musik, berkhotbah dan sebagainya. Itu yang benar. Kalau tidak mau dengar firman tapi melayani, bersaksi, berkhotbah, itu bukan pintu gerbang sorga, tetapi dunia. Pintu gerbang sorga tertutup."
- Bertobat--mezbah korban bakaran. Dulu binatang korban disembelih dan dibakar untuk pengampunan dosa. Sekarang tidak usah lagi karena semua korban binatang sudah digenapkan oleh kurban Kristus di kayu salib.
Bagi kita sekarang, artinya: bertobat; berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan/mati terhadap dosa.
Bertobat dimulai dari terlepas dari dosa dusta dan kebencian. Kalau masih berdusta, percuma, masih tidak selamat. Kalau lepas dari dosa dusta dan kebencian, berarti kita bebas dari setan karena setan adalah bapa pendusta dan pembunuh. Kita lepas dari tangan setan dan kembali dalam tangan Tuhan.
Kalau ada kebencian, bahkan membenci tanpa alasan--seperti Kain terhadap Habel--, sampai membalas kebaikan dengan kejahatan, berarti ia ada di dalam tangan setan--belum bertobat. Dusta dan benci itu satu kesatuan. Mari sungguh-sungguh!
- Baptisan air--kolam pembasuhan.
Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya dan bertobat harus dikuburkan dalam air bersama Yesus, sehingga bangkit--keluar dari kuburan air--bersama Yesus untuk mendapatkan hidup baru; hidup sorga, yaitu membenci dosa; hidup dalam kebenaran; benar dalam segala aspek hidup kita--perbuatan, perkataan, pekerjaan, langkah hidup, pergaulan.
Kalau hidup benar, itulah hidup sorga.
Kalau mempertahankan yang salah, berarti kita masih di luar pintu gerbang sorga. Harus benar semua!
Kalau sudah hidup benar, barulah kita bisa dipakai oleh Tuhan menjadi senjata kebenaran; kita bisa beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar.
"Namanya senjata, berarti ada pelurunya. Pelurunya adalah kebenaran. Kalau om yg khotbah dan pemain musik hidupnya tidak benar--hidup pribadi dan semuanya tidak benar--, saudara datang ditembak dengan peluru yang tidak benar. Kalau saudara datang benar, karena ditembak yang tidak benar, pulangnya jadi tidak benar. Kalau datangnya tidak benar, pulang semakin tidak benar. Rugi! Makanya jangan sembarang melayani.
Sebaliknya, kalau menjadi senjata kebenaran--ini yang dituntut, bukan pintar berkhotbah/main musik--, ada kaum muda yang nakal, kacau, tidak benar hidupnya, ditembak dengan kebenaran, lama-lama dia benar; yang sudah benar, terus bertambah benar sampai nanti benar seperti Yesus. Ini tanggung jawab kita. Kita dipakai Tuhan untuk menolong orang lain yang berdosa dan binasa."
Kalau melayani dalam ketidakbenaran, kita justru dipakai setan untuk menghancurkan tubuh Kristus.
"Karena itu om ada formulir, kalau sudah menikah, dilihat, supaya tahu nikahnya benar atau tidak, keuangannya benar atau tidak, yang pacaran bagaimana. Kalau tidak benar, harus mengaku, bertobat, baptisan air, dan hidup benar. Beres."
Kalau sudah hidup benar dan menjadi senjata kebenaran, kita akan selamat dan diberkati Tuhan. Yang belum bertobat dan baptisan air, berdoa. Stop dosa mulai dusta. Kalau dusta sudah jadi kebiasaan, tidak bisa lagi ditolong. Tetapi kalau tidak berdusta, biar dia najis, ia masih bisa ditolong. Sungguh-sungguh!
Permulaan masuk sorga adalah mendengar firman; hidup benar dulu. Karena itu jangan main-main saat mendengar firman--jangan mau diganggu/diajak ngomong oleh teman--karena ini masalah masuk sorga atau tidak.
Kalau tidak bisa masuk universitas negeri, masih bisa diulangi tahun depan. Bisa berhasil. Tapi kalau tidak bisa masuk sorga, tidak bisa diulangi.
- Pintu kemah.
Keluaran 26: 36
26:36.Juga haruslah kaubuat tirai untuk pintu kemahitu dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: tenunan yang berwarna-warna.
Kita belajar pintu, semoga pintu-pintu di dunia juga terbuka. Kalau pintu sorga terbuka, pastipintu di dunia juga terbuka.
Pintu kemah adalah pintu masuk ke ruangan suci. Artinya: kepenuhan atau baptisan Roh Kudus.
Tadi, pintu gerbang terbuka kita bisa hidup benar dan menjadi senjata kebenaran. Kalau kita mempertahankan hidup benar dan menjadi senjata kebenaran, kita akan mengalami baptisan Roh Kudus, yaitu:
- Roh Kudus sebagai Roh kebenaran. Artinya: memantapkan hidup benar dan menjadi senjata kebenaran--seperti kita dimasukkan ke dalam kapsul; tidak bisa keluar lagi dari kapsul/selubung kebenaran--, sampai kita benar seperti Yesus benar; tidak bisa berbuat dosa, tidak bisa salah.
- Roh Kudus sebagai Roh suci, untuk mendorong dan menuntun kita masuk ruangan suci.
Kalau daging, tidak akan mau masuk ruangan suci.
Ruangan suci= kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Kalau daging, baru ibadah hari sabtu saja, susah, apalagi ditambah hari minggu.
Termasuk pendeta, kalau tidak ada Roh Kudus, tidak akan mampu dan tidak mau berkhotbah tiga kali.
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya/umum, termasuk ibadah kaum muda; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya.
Seringkali kesaksian tidak digunakan, padahal kesaksian itu merupakan karunia danmerupakan tangga untuk bisa naik ke tangga berikutnya sampai kesempurnaan. Kalau tidak bersaksi, akan berhenti di tangga pertama. Sudah mengalami pertolongan Tuhan, tetapi tidak bersaksi, sudah cukup sekian dan terimakasih--pertolongan Tuhan tidak akan meningkat, bahkan bisa hilang.
Jangan remehkan pertolongan Tuhan!
Untuk bersaksi tidak perlu menunggu sampai yang hebat-hebat atau sampai sakit parah! Kalau tidak mau bersaksi; tidak ada pertolongan lagi, dan satu waktu akan menyangkal Tuhan, karena sudah ditolong tetapi tidak mau mengakui pertolongan Tuhan, dengan alasan malu, padahal sebenarnya ia merasa dirinya yang mampu tanpa Tuhan.
Kalau dibandingkan dengan perjanjian lama, ini sama dengan pesta Pentakosta/pesta hari kelima puluh; pesta buah bungaran--buah-buah sulung (yang terbaik) dipersembahkan pada Tuhan.
Kalau kita tekun dalam ibadah raya, kita akan diurapi dan ada karunia Roh Kudus, sehingga kita bisa menyulungkan/mengutamakan ibadah pelayanan kepada Tuhan; kita sungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik bagi Tuhan.
Hasilnya: kita mengalami suasana pesta sorga; kebahagiaan sekalipun hidup di dunia.
"Seringkali kalau untuk yang jasmani--sekolah, olahragawan--kita berikan yang terbaik. Tidur dulu biar bisa belajar. Tetapi kalau untuk ibadah, tunggu sampai loyo dulu, terus ibadah. Jadi saat ibadah adalah 'time to sleep'.Seringkali itu terjadi. Jangan begitu! Kalau ada waktu--kecuali memang yang terpaksa pulang kantor, bergumul--atur waktu untuk berdoa dulu, apalagi pemain musik atau singer; kita memberikan yang terbaik untuk Tuhan, supaya mengalami pesta buah bungaran. Hidup itu terpelihara seperti makan buah yang manis."
- Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.
Dulu ini sama dengan pesta Paskah.
Syarat pesta Paskah adalah tidak boleh ada ragi.
Kalau kita tekun dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita akan bebas dari ragi; disucikan dan ditahan dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa. Dosa tidak mengganggu kita, termasuk ajaran palsu, gosip-gosip yang menyesatkan dan melemahkan. Kita selalu kuat teguh hati; bersuasana pesta sorga sampai di tengah penderitaanpun kita bisa berpesta.
- Mezbah dupa emas= ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Dulu, ini adalah pesta pondok daun-daunan (kitab Imamat 23).
Dulu, kalau ada pesta pondok daun, mereka harus membuat pondok dari daun. Daun--menunjuk pada daging--itu rapuh. Jangan pertahankan daging!
Lewat ibadah doa penyembahan:
- Kita sadar bahwa sehebat apapun kita, kita hanya daun yang rapuh, yang sebentar lagi kering, hancur, dan binasa.
- Proses perobekan daging; kita tidak dikuasai lagi oleh daging.
Tidak dikuasai oleh daging= kita bebas dari keinginan--apalagi soal jodoh, kalau tidak menyembah, keinginan daging akan menguasai. Kalau menyembah, keinginan daging akan dimatikan--, hawa nafsu, kepentingan (egois), dan kebenaran daging (kebenaran diri sendiri).
Daun juga menunjuk pada kebenaran sendiri--'kebenaran manusia itu seperti kain larah'.
Keinginan/kehendak, kepentingan, dan kebenaran daging ini bahaya. Orang tua seringkali diatur oleh anak kecil--mengikuti saja keinginan anak--, dari pada anak mennangis gulung-gulung/ ramai. Tidak sadar, kalau orang tua terus menuruti keinginan anaknya, setelah besar anak akan jadi monster. Anak akan merasa benar sendiri; semua salah, termasuk orang tua dan gembala. Lebih baik didik anak sekarang, ramai sekarang, dari pada nanti.
Saat sudah dikuasai oleh keinginan, kepentingan, dan kebenaran daging, itulah daun yang rapuh, hancur, dan binasa untuk selamanya.
Yesaya 64: 6
64:6.Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daundan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.
(terjemahan lama)
64:6. Tetapi kami sekalian seperti seorang najis jua dan segala kebenarankami seperti sehelai kain yang larah, sebab itu kami sekalianpun luruh seperti daun dan kami dibawa oleh kejahatan kami seperti diterbangkan oleh angin.
Mari menyembah Tuhan! Kita nomorsatukan kepentingan Tuhan, dan kita memiliki kebenaran Tuhan, sehingga kita berbahagia. Kita bebas dari kebenaran sendiri sehingga kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua, dan mengasihi sesama seperti diri sendiri bahkan mengasihi musuh.
Jangan sampai dikuasai keinginan, kepentingan, dan kebenaran daging! Kita akan bahagia di dalam nikah sampai perjamuan kawin Anak Domba--pesta pondok daun dikaitkan juga dengan pernikahan.
- Pintu tirai.
Keluaran 26: 31
26:31.Haruslah kaubuat tabirdari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun.
Ini adalah pintu masuk ruangan maha suci.
Kalau mau masuk ruangan maha suci, pintu tirai harus terobek.
Ini merupakan puncak dari doa penyembahan. Tadi, kita menyembah dan daging tidak berkuasa. Tetapi puncak doa penyembahan adalah pintu tirai terobek, artinya: perobekan daging sampai daging tidak bersuara lagi--bukan hanya tidak berkuasa, tapi sampai berhenti.
Kapan pintu tirai terobek? Saat Yesus taat sampai mati di kayu salib.
Matius 27: 50-51
27:50.Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
27:51.Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah duadari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Ini adalah puncak doa penyembahan. Di taman Getsemani, Yesus berdoa: "Lalukanlah cawan ini dari pada-Ku, tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu."
Filipi 2: 8-10
2:8.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9.Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10.supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit(setan)dan yang ada di atas bumi(nabi palsu)dan yang ada di bawah bumi(antikris),
Karena Yesus taat sampai mati di kayu salib, maka Dia menerima dua hal:
- Nama di atas segala nama yang mengalahkan setan tritunggal: sumbernya dosa, maut, dan kebinasaan.
- Pintu tirai terbelah dua sehingga tabut perjanjian kelihatan (mempelai--tutupnya: Yesus sebagai Mempelai Pria dan petinya: kita sebagai mempelai wanita--).
Bagi kita sekarang, pintu tirai terobek kalau kita taat sampai daging tidak bersuara.
Contoh: Abraham taat untuk mempersembahkan anak satu-satunya. Janda Sarfat taat membuat roti untuk Elia dulu, sekalipun hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak.
Ayo menyembah Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi! Kalau kita taat sampai daging tidak bersuara, kita juga bisa menyeru nama Yesus; kita mendapatkan kuasa nama Yesus.
Mulai pintu gerbang terbuka, mari hidup benar; buang dusta dan kebencian!
Kalau sudah benar, diurapi dan dipenuhi Roh Kudus, kita bisa masuk ruangan suci (pintu kemah terbuka), bisa tergembala dengan benar dan baik; ada suasana pesta, bukan disiksa.
Dan terakhir pintu tirai terbuka, kita taat sampai sampai daging tidak bersuara lagi, sekalipun merugikan daging kita, dan kita akan menerima kuasa nama Yesus.
Hasilnya:
- Filpi 2: 10
2:10.supaya dalam nama Yesus bertekuk lututsegala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Hasil pertama: ada kuasa kemenanganatas setan tritunggal.
Setan tritunggal sumber masalah. Kalau taat, maka segala masalah yang mustahil diselesaikan oleh kuasa nama Yesus.
Setan tritunggal adalah sumber kegagalan. Kalau taat, akan menjadi berhasil dan indah.
Setan tritunggal adalah sumber kejatuhan. Kalau taat, kita akan dipulihkan, bisa hidup benar dan suci. Kita diangkat dari ketenggelaman, kemerosotan sehingga bisa meningkat lagi. Serukan nama Yesus!
- Yesaya 4: 1
4:1.Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!"
'tujuh orang perempuan'= tujuh sidang jemaat bangsa kafir.
'satu laki-laki'= Yesus.
Bangsa kafir biasanya kuatir akan hidup sehari-hari--makan minum--sampai tidak benar (menipu), tetapi di sini kebutuhannya adalah mohon agar nama Yesus dilekatkan pada bangsa kafir. Itu adalah nama baru/nama mempelai.
Hasil kedua: kita mengalami kuasa pembaharuan--mujizat rohani terjadi. Mulai dari tidak ada kekuatiran--kuatir menjadi percaya--dan lidah/perkataan menjadi jujur.
Filipi 2: 11
2:11.dan segala lidahmengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Lidah adalah kemudi--kapal besar ditentukan oleh kemudi yang kecil. Kehidupan kita ditentukan oleh lidah, mau ke neraka atau sorga.
Lidah harus diubahkan, yaitu tidak boleh dusta. Kita harus jujur, ya katakan: ya, tidak katakan: tidak. Juga berani mengaku dosa.
Kita berkata benar dan baik, menjadi berkat. Mujizat besar kalau lidah bisa diubahkan. Kalau tidak jujur, setan yang berkuasa di sana, dan hancur. Kalau jujur, Tuhan yang bekerja di sana.
Salah satu contoh orang jujur: penjahat yang disalib bersama Yesus. Ini gambaran manusia yang paling berdosa, jahat, najis, gagal, susah dan sebagainya yang paling negatif, memalukan. Tetapi kalau mau jujur, bisa bersama Tuhan di Firdaus; semua bisa dibuka oleh Tuhan.
Jangankan pintu dunia, pintu Firdaus pun bisa terbuka, artinya: dari suasana kutukan bisa jadi suasana Firdaus.
Lukas 23: 40-43
23:40.Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41. Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
23:43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Kalau menyalahkan orang yang benar, itu justru menutup pintu masa depan sampai pintu sorga. Celaka, hancur.
Tetapi kalau mulut mengaku segala dosa, dan rela disalahkan sekalipun tidak salah, kita tinggal menyeru/menyebut nama Yesus: "Yesus, ingat aku," maka pintu Firdaus akan terbuka.
Jujur dan percaya--angkat tangan dan serukan nama Yesus--, pintu Firdaus akan terbuka dan semua pintu di dunia akan terbuka. Sudah tidak ada masa depan, kacau, gagal, mari berseru: Yesus, tolong!Semua pintu akan terbuka, sampai kalau Tuhan datang kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia--tidak salah dalam perkataan--, kita menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai, sungguh-sungguh pintu Firdaus terbuka--kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai--, sampai pintu sorga terbuka--kita masuk kerajaan sorga.
Sekarang pintu Firdaus terbuka dalam bentuk kita bersuasana Firdaus dan pintu di dunia terbuka--semua ada dan tersedia bagi kita.
Tuhan memberkati.